Pembahasan PRD
Pembahasan PRD
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MAKALAH
a. Apa pengertian retribusi daerah?
b. Apakah pengertian retribusi penggantian biaya cetak KTP dan Akta Catatan Sipil?
c. Apa saja subjek dan objek retribusi penggantian biaya cetak KTP dan Akta
Catatan Sipil?
d. Bagaimana tarif dan perhitungan dari retribusi penggantian biaya cetak KTP dan
Akta Catatan Sipil?
e. Bagimana tata cara pemungutan dan tata cara pembayaran?
f. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan retribusi
tersebut?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Retribusi menurut UU No. 28 Tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran
atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Berbeda dengan pajak pusat seperti Pajak
Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai yang dikelola oleh Direktorat Jenderla Pajak, Retribusi
yang dapat disebut sebagai Pajak Daerah dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda).
Menurut Ahmad Yani (2002:55) “ Daerah provinsi, kabupaten/kota diberi peluang dalam
menggali potensi sumber-sumber keuangannya dengan menetapkan jenis retribusi selain yang
telah ditetapkan sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirai
masyarakat”
Menurut Marihot P. Siahaan (2005:6), “Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan
pemerintah daerah untuk kepentingan orang atau pribadi”.
Retribusi penggantian biaya cetak KTP & Akta Catatan Catatan Sipil merupakan salah satu dari
jenis pajak retribusi daerah yang tergolong kedalam objek retribusi jasa umum. Dimana objek
retribusi jasa umum menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 109 merupakan
pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau umum.
Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk dari di Kabupaten Tana Toraja pada setiap
tahunnya, merupakan suatu potensi yang cukup besar bagi pemerintah Kabupaten Tana Toraja
untuk menggali potensi retribusi daerah, salah satunya yaitu Retribusi Penggantian Biaya Cetak
Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil. Hal ini dikarenakan setiap penduduk harus
3
memiliki akta catatan sipil baik yang baru lahir maupun yang akan menikah serta kartu tanda
penduduk bagi yang sudah memenuhi persyaratan yaitu 17 tahun atau sudah menikah.
Pemerintah Kabupaten Tana Toraja telah mengeluarkan Peraturan Daerah No. 11 Tahun
2008 tentang retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil.
Tahapan setelah dikeluarkannya Peraturan Daerah ini adalah bagaimana pemerintah daerah
mengimplementasikan kebijakan tersebut. Implementasi kebijakan ini mengecu pada tindakan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan. Implementasi pada
hakikatnya juga upaya pemahaman apa yang seharusnya terjadi setelah sebuah program
dilaksanakan. Implemntasi kebijakan tidak hanya melibatkan instansi yang bertanggung-jawab
untuk pelaksanaan program tersebut, namum juga menyangkut jaringan kekuatan politik,
ekonomi, dan social.
2.3 Subjek dan Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil
Subjek Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil yaitu orang
pribadi atau badan yang memperoleh jasa pemberian KTP dan Akta Catatan Sipil.
Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil yaitu meliputi
KTP, kartu keterangan bertempat tinggal, kartu identitas kerja, kartu identitas penduduk
musiman, kartu keluarga, akta catatan sipil yang meliputi akta perkawinan, akta perceraian,
akta pengesahan, dan akta pengakuan anak, akta ganti nama bagi warga Negara asing dan
akta kematian (Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
2.4 Tarif dan Perhitungan dari Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan
Sipil
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jumlah Kartu Tanda Penduduk dan atau Akta
Catatan Sipil yang dicetak.
Prinsip dan sasaran penetapan tarif retribusi adalah untuk mengganti biaya cetak Kartu
Tanda Penduduk dan atau Akta Catatan Sipil. Biaya cetak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah biaya cetak persatuan Kartu Tanda Penduduk dan atau Akta Catatan Sipil yang
dibayarkan oleh Pemerintah Daerah kepada pihak percetakan. Struktur tarif digolongkan
berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan dan besarnya tarif adalah sebagai berikut :
4
(1) Biaya penerbitan Kartu Keluarga Rp. 2000,-
(2) Blanko Kartu Keluarga Rp. 1.500,-
(3) Biaya Penerbitan Kartu Tanda Penduduk WNI Rp. 5.000,-
(4) Biaya Penerbitan Kartu Tanda Penduduk WNA Rp. 15.000,-
(5) Blanko Kartu Tanda Penduduk Rp. 2.000,-
Biaya Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran Warga Negara Indonesia
adalah sebagai berikut :
Anak Kesatu dan Kedua sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah);
Anak Ketiga dan seterusnya sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).
Biaya Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran Warga Negara Asing
adalah sebagai berikut :
Anak Kesatu dan Kedua sebesar Rp.20.000,- (dua puluh ribu rupiah);
AnakKetiga dan seterusnya sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah).
Biaya Kutipan Akta Kelahiran Kedua dan seterusnya untuk Warga Negara Indonesia
sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah);
Biaya Kutipan Akta Kelahiran Kedua dan seterusnya untuk Warga Negara
Asing sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah).
Di dalam Kantor sebesar Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah);
Di luar Kantor sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah).
5
Disamping biaya tersebut ayat (1) bagi Warga Negara Indonesia dan ayat (2) bagi
Warga Negara Asing, yang bersangkutan diwajibkan membayar biaya Kutipan
Akta Perkawinan.
Dan biaya lain-lain seperti biaya perceraian, pembuatan akte anak dan
sebaginnya.
Tata cara pembayaran : Pembayaran retribusi daerah dilakukan di Kas Daerah atau
ditempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan SKRD,
SKRD secara jabatan dan SKRD Tambahan. Semua hasil penerima retribusi KTP dan
Akta Catatan Sipil sebesar 65% (enam puluh lima persen) disetor kepada Kas Daerah dan
35% (tiga puluh lima persen). Dlam hal pembayaran dilakukan ditempat lain yang
ditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi Daerah tersebut harus disetor ke Kas Daerah
selambat-lambatnya 1 x 24 Jam. Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai/lunas.
Bupati dapat memberikan izin kepada subjek Retribusi untuk mengangsur retribusi yang
terutang dalam kurun waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 peraturan Daerah ini
diberikan tanda bukti pembayaran setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.
Bentuk, isi, ukuran buku tanda bukti pembayaran dan buku penerimaan retribusi
sebagmana dimaksud pada ayat (1) dan (2) Pasal ini tetapkan oleh Bupati.
Dalam implementasi suatu kebijakan tertentu dipengaruhi oleh berbagai faktor, begitupun
dengan Perda No. 11 Tahun 2008 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda
6
Penduduk dan Catatan Sipil. Dalam Mengimplementasikan peraturan daerah ini, pastilah
implementator mengalami suatu kendala dan kendala tersebut bisaa juga disebut dengan faktor
penghambat dan adapun yang mendudukung lancarnya peraturan daerah ini diimplementasikan,
bisa juga disebut faktor pendukung.
Berikut adalah faktor-faktor yang peneliti identifikasi yang dapat memberikan pengaruh
terhadap implementasi kebijakan retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan
akta catatan sipil di Kabupaten Tana Toraja :
1) Faktor Pendukung
Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementator, seperti
komitmen, kejujuran dan sifat demokratis. Apabila implementator memiliki posisi yang
baik, maka dia akan menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh
pembuat kebijakan. Ketika implementator memiliki sikap atau perspektif yang berbeda
dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak
efektif. Sikap dan komitmen dari para pelaksana terhadap program khususnya dari para
pelaksanaan yang menjadi implementator dari program, dalam hal ini adalah aparatur.
2) Faktor Penghambat
Sumber Daya Manusia : Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor utama dalam
pengimplementasian suatu kebijakan. Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi
kebijakan salah satunya disebabkan oleh sumberdaya yang tidak mencukupi, memadai,
serta berkompeten di bidangnya. Kuantitas sumber daya manusia tidak akan ada artinya
bila tidak dibarengi dengan kompetensi yang dimiliki sesuai dengan tugas yang akan
dilaksanakan.
Dalam hal implementasi kebijakan retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda
penduduk dan akta catatan sipil, tentu saja diperlukan pelaksana guna mendudukung
terlaksananya program dengan baik. Tanpa adanya personil untuk melaksanakan suatu
program, maka kebijakan apapun tidak dapat berjalan dan hanya akan tinggal sebagai
dokumen tanpa realisasi. Oleh karena itu ketersediaan pelaksana yang cukup serta
berkompetensi dalam mendorong kebijakan sangat diperlukan. Sumber daya yang
dimakasud disini adalah aparatur dinas terkait dengan kesadaran masyarakat.
7
Komunikasi sangat menentukan keberhasilan suatu pencapaian tujuan dari implementasi
kebijakan publik. Keberhasilan implementasi kebijakan masyarakat agar implementator
mengetahui apa yang harus dilakukan, apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan
mensyaratkan agar implementator mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang
menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran (
target group ) sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan sasaran
suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok
sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran. Komunikasi
amatlah penting peranannya karena suatu program hanya dapat dilaksanakan dengan baik
apabila jelas bagi para pelaksananya. Hal ini menyangkut proses penyampaian informasi
atau transmisi kejelasan dari informasi tersebut.
Birokrasi sebagai pelaksana sebuah kebijakan yang telah diputuskan secara politik
dengan jalan melakukan koordinasi dengan baik, karena ketika struktur birokrasi tidak
kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan menyebabkan sumber-sumber
daya menjadi tidak efektif dan menghambat jalannya kebijakan. Implementasi kebijakan
publik merupakan salah satu tahapan penting dari keseluruhan proses kebijakan.
Keputusan kebijakan yang merupakan sebuah harapan ideal diwujudkan dalam kenyataan
melalui implementasi. Terdapat kesenjangan yang ditemukan dalam implementasi yaitu
suatu keadaan dimana dalam proses kebijakan akan terbuka kemungkinan terjadi
perbedaan antara apa yang diharapkan oleh pembuat kebijakan dengan yang seharusnya
tercapai. Secara umum, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah
sebelum pasti telah melakukan kajian mendalam sebelum merancang suatu kebijakan,
dalam hal ini dinas kependudukan dan catatan sipil yang bertanggungjawab atas
bagaimana inplementasi kebijakan ini.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan diatas maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa
dalam implementasi kebijakan pemerintah tentang retribusi pengantian biaya cetak kartu
tanda penduduk dan akta catatan sipil, secara umum belum sesuai dengan apa yang telah
diatur dalam peraturan daerah. Untuk lebih detailnya peneliti menjelaskan dalam be-
berapa pion, sebagai berikut :
9
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Sektor publik dan Akuntansi Keuangan Daerah.Yogyakarta:
YKPN.
Perda No.20 Tahun 2000 tentang Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil
www.google.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Retribusi
11