Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
M. RIDWAN BAIDHOWI
NIM J1B115407
I. LATAR BELAKANG
Kain khas tradisional Suku Banjar dari Provinsi Kalimantan Selatan.
Industri sasirangan di Kalimantan Selatan umumnya merupakan industri
rumah tangga yang pengolahannya masih bersifat tradisional. Melihat sifat
kegiatan industri tersebut, sebagian besar para pengrajin tersebut belum
melakukan upaya pengolahan terhadap limbah yang dihasilkan dan
langsung membuang ke badan perairan (Santoso dkk, 2014).
Fenol bersifat karsinogenik atau toksik yang dapat menyebabkan
kerusakan hati dan ginjal hingga kematian pada manusia meskipun dalam
konsentrasi yang rendah (Wardhani, 2008). Fenol dalam jumlah yang
besar dalam perairan dapat menyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut
sehingga fenol dipandang sebagai polutan. Berkurangnya kadar oksigen
terlarut dalam sistem perairan, akan menimbulkan dampak negatif yang
lebih luas, misalnya menganggu ekosistem hewan dan tumbuhan, juga
dapat mematikan secara langsung bakteri aerob (Sari, 2011). Oleh sebab
itu, sebelum dibuang ke lingkungan limbah yang mengandung fenol perlu
diproses terlebih dahulu untuk mengurangi toksisitasnya.
II. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Berapa konsentrasi optimum TiO2 yang efektif dalam proses
degradasi fotokatalitik fenol ?
2. Berapa konsentrasi optimum H2O2 yang harus ditambahkan agar
dapat meningkatkan efektifitas TiO2 dalam proses degradasi
fotokatalitik fenol ?
3. Berapa waktu kontak optimum yang diperlukan oleh TiO2/ H2O2
dalam proses degradasi fotokatalitik fenol ?
4. Berapa efisiensi degradasi fenol pada limbah sasirangan
menggunakan TiO2/ H2O2 secara aerasi maupun non aerasi?
III. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Mendapatkan konsentrasi optimum TiO2 yang efektif dalam proses
degradasi fotokatalitik fenol.
2. Mendapatkan konsentrasi optimum H2O2 yang harus ditambahkan
agar dapat meningkatkan efektifitas TiO2 dalam proses degradasi
fotokatalitik fenol.
3. Mendapatkan waktu kontak optimum yang diperlukan oleh
TiO2/H2O2 dalam proses degradasi fotokatalitik fenol.
4. Mendapatkan efisiensi degradasi fenol pada limbah sasirangan
menggunakan TiO2/ H2O2 secara aerasi maupun non aerasi
IV. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat diantaranya :
1. Memberikan informasi ilmiah mengenai pengolahan limbah fenol
yang lebih efektif dan efisien.
2. Memberikan informasi mengenai pengaruh penambahan H2O2 agar
dapat meningkatkan aktivitas TiO2 dalam proses degradasi
fotokatalitik fenol.
V. TINJAUAN PUSTAKA
5.1 Limbah Cair Sasirangan
Seiring perkembangan zaman, masyarakat semakin menyadari adanya
potensi ekonomi yang terkandung dalam kain Sasirangan. Hal ini dapat
dilihat dari semakin banyaknya penggunaan kain Sasirangan seperti baju
pesta, sandal, tas, dan dompet. semakin dihargainya hasil kerajinan lokal
memberikan nilai tambah ekonomis pada Sasirangan. Namun demikian,
harus juga diperhatikan bahwa ekonomisasi tanpa memahami spirit yang
terkandung dalam Sasirangan dapat menghilangkan “ruh” yang ada di
dalamnya. Penggunaan pewarna kimiawi misalnya, mungkin saja akan
lebih mengefektifkan pembuatan kain Sasirangan, tetapi juga harus
disadari bahwa penggunaan pewarna kimia dapat merusak nilai-nilai lokal
yang terkandung dalam kain Sasirangan.
Industri tekstil merupakan industri sasirangan yang menghasilkan
limbah cair. Hal ini dikarenakan proses penyempurnaan tekstil yang
memang selalu menggunakan air sebagai bahan pembantu utama dalam
setiap tahapan prosesnya. Pencemaran air dari industri sasirangan dapat
berasal dari buangan air proses produksi, buangan sisa-sisa pelumas dan
minyak, buangan bahan-bahan kimia sisa proses produksi, dan sampah
potongan kain.
Air buangan yang mengandung bahan kimia dan sisa-sisa pelumas
dapat mengubah warna, bahkan dapat mengakibatkan matinya makhluk-
makhluk air yang sangat penting artinya bagi ekosistem. Air buangan
industri kain sasirangan tergantung dari macam proses yang dilakukan,
kapasitas produksi, jenis bahan baku, bahan pewarna dan bahan tambahan
yang digunakan serta kondisi lingkungan tempat pembuangannya.
Parameter yang digunakan untuk menunjukkan karakter air buangan
industri kain sasirangan dapat disamakan dengan karakter buangan air
industri tekstil yang meliputi parameter fisika seperti zat padat, suhu,
warna, dan bau; parameter kimia seperti lemak, minyak pelemas zat aktif
permukaan, zat warna, fenol, sulfur, pH, krom, tembaga, senyawa racun,
dan sebagainya (Rubiyah, 2000).
Hasil penelitian Utami (2003) menunjukkan bahwa limbah cair
industri kain sasirangan mengandung bahan pencemar yang belum
memenuhi syarat untuk dibuang ke lingkungan berdasarkan baku mutu
limbah cair industri tekstil yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 036 Tahun 2008 (Tabel
1).
Tabel 1. Kadar limbah cair sasirangan dan baku mutu limbah tekstil
(Utami, 2003).
Parameter Air Limbah Industri Baku Mutu Limbah Industri
Sasirangan* Tekstil**
pH 10,16 6,0-9,0
BOD - 60 ppm
COD 456,96 ppm 150 ppm
TSS 550 ppm 50 ppm
Fenol total 0,078 ppm 0,5 ppm
Krom total 23,451 ppm 1,0 ppm
Pb total 13,57 ppm -
5.5 Adsorpsi
Adsorpsi merupakan salah satu sifat-sifat sistem koloid. Adsorpsi
adalah suatu proses penyerapan partikel suatu fluida (cairan maupun gas)
oleh suatu padatan hingga terbentuk suatu film (lapisan tipis) pada
permukaan adsorben. Padatan yang dapat menyerap partikel fluida disebut
bahan pengadsorpsi atau adsorben. Sedangkan zat yang terserap
disebut adsorbat. Secara umum Adsorpsi didefinisikan sebagai suatu
proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan,
oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan
kimia fisika antara substansi dengan penyerapnya. Penyerapan partikel
atau ion oleh permukaan koloid atau yang disebut peristiwa adsorpsi ini
dapat menyebabkan koloid menjadi bermuatan listrik.
Metode adsorpsi memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah
prosesnya relatif sederhana, efektifitas dan efesiensinya relatif tinggi serta
tidak memberikan efek samping berupa zat beracun. Saat ini telah
dikembangkan beberapa jenis adsorben untuk mengadsorpsi logam berat,
salah satunya adalah dengan memanfaatkan selulosa. SeIuIosa memiIiki
gugus fungsi yang dapat meIakukan pengikatan dengan ion Iogam. Gugus
fungsi tersebut adaIah gugus karboksiI dan hidroksiI. Selulosa banyak
terkandung di daIam kuIit cokeIat dan kuIit kopi. SeIain itu juga, terdapat
pada jerami padi dan serabut tempurung kelapa (Safriant dkk, 2012).
Keterangan:
Pengolahan data X X
Penyusunan skripsi X X
Wankasi, H., & Spiff, A. I.2. 2005. Desorption of Pb2+ and Cu2+ from
Nipa Palm (Nypa fruticans Wurmb) Biomass. African Journal of
Biotechnology. 4(9): 923-927.
Zargar, F.H. 2012. Separation of Hexavalent Chromium from Water Using
Nanofiltration. Journal International. 1: 134-138.