Pengkajian
1. Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja
dan dewasa (Effendy, 1995).
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan
menurun.
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit
pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena
penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban
bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.
1. Sistem Pernapasan
2. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat
trjadi DSS
3. Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada
grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar
mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat
diukur.
4. Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa,
pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat
menelan, dapat hematemesis, melena.
5. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat
kencing, kencing berwarna merah.
6. Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji
tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Tujuan :
Intervensi :
Kaji suhu tubuh pasien. Rasional : mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan
intervensi
Beri kompres air hangat. Rasional : mengurangi panas dengan pemindahan panas secara
konduksi. Air hangat mengontrol pemindahan panas secara perlahan tanpa menyebabkan
hipotermi atau menggigil.
Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi).
Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat.
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan
tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.
Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 3 jam sekali atau
sesuai indikasi. Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan umum pasien.
Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program. Rasional :
Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat
khususnya untuk menurunkan panas tubuh pasien.
Tujuan :
Kriteria :
Intervensi :
Awasi vital sign tiap 3 jam/sesuai indikasi. Rasional : Vital sign membantu
mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
Observasi capillary Refill. Rasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer
Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi, BJ. Rasional : Penurunan
haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.
Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi ). Rasional : Untuk memenuhi
kebutuhan cairan tubuh peroral
Kolaborasi : Pemberian cairan intravena. Rasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan
tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic syok.
Tujuan :
Kriteria :
Intervensi :
Monitor keadaan umum pasien. Rasional ; Untuk memonitor kondisi pasien selama
perawatan terutama saat terdi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok
/syok.
Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih. Rasional : Perawat perlu terus mengobaservasi
vital sign untuk memastikan tidak terjadi presyok / syok.
Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi
perdarahan. Rasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda
perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera
diberikan.
Kolaborasi : Pemberian cairan intravena. Rasional : Cairan intravena diperlukan untuk
mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.
Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombosit. Rasional : Untuk mengetahui tingkat
kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan melakukan tindakan lebih
lanjut.
Tujuan :
Kriteria :
Intervensi :
Tujuan :
Kriteria :
Intervensi :
Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis. Rasional : Penurunan
trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu
dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.
Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest ). Rasional : Aktifitas pasien yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.
Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan
seperti : hematemesis, melena, epistaksis. Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga
dapat membantu untuk penaganan dini bila terjadi perdarahan.
Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut,
berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah. Rasional : Mencegah terjadinya
perdarahan lebih lanjut.
Kolaborasi, monitor trombosit setiap hari. Rasional : Dengan trombosit yang dipantau
setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan
perdarahan yang dialami pasien.
6. DP 6 : Kecemasan orangtua berhubungan dengan kondisi anak.
Tujuan :
Ansietas berkurang/terkontrol.
Kriteria :
Intervensi :
7. DP 7 : Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, prognosis, efek prosedur, dan perawatan
anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat informasi.
Tujuan :
Orang tua mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses
pengobatan.
Kriteria :
Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.
Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.
Intervensi :
Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. Rasional : mengetahui
seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya
akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.
Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya. Rasional : diet dan
pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan.
Anjurkan keluarga untuk memperhatikan perawatan diri dan lingkungan bagi anggota
keluarga yang sakit. Lakukan/demonstrasikan teknik perawatan diri dan lingkungan klien.
Rasional : perawatan diri (mandi, toileting, berpakaian/berdandan) dan kebersihan
lingkungan penting untuk menciptakan perasaan nyaman/rileks klien sakit.
Minta klien/keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan. Rasional :
mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari
tindakan yang dilakukan.
Evaluasi
Tempat :
Pukul : 10.00-10.45
A. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang Demam Berdarah Dengue
(DBD) diharapkan keluarga pasien mengetahui tentang cara pencegahan Demam
Berdarah Dengue.
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan keluarga pasien mampu :
1. Menjelaskan pengertian Demam Berdarah Dengue
2. Mengetahui penyebab Demam Berdarah Dengue
3. Menyebutkan tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue
4. Mengetahui cara pencegahan Demam Berdarah Dengue
B. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue
2. Penyebab Demam Berdarah Dengue
3. Ciri nyamuk Aedes Aegypty
4. Tanda dan gejala Demam Berdarah
5. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue
C. Media
LCD/Proyektor
Leaflet
D. Metode Penyuluhan
Ceramah
Tanya jawab
E. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta