2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Kegunaan makalah ini bagi mahasiswa sendiri adalah sebagai sumber studi dalam
suatu pembelajaran bahasa Indonesia mengenai karakteristik bahasa indonesia keilmuan
dan contoh karakteristik bahasa indonesia keilmuan. Diharapkan mahasiswa akan lebih
memahami penjelasan tersebut dengan ruang lingkupnya.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Diksi Keilmuan
Diksi keilmuan terdiri dari kosakata yang diambil dari kosakata bahasa
Indonesia asli, penyerapan kosakata bahasa daerah, dan penyerapan kosakata bahasa
asing yang sesuai standar.
Diksi Keilmuan Diksi Nonkeilmuan
Pascasarjana pasca sarjana
pedayung pendayung
urin air seni (konotasi negatif)
oksigen zat asam (terjemahan terlalu panjang)
energy daya, gaya, tenaga, kekuatan (terjemahan lebih dari
satu)
analisis analisa
desain disain
dsb. dsb.
4. Kalimat keilmuan
Penggunaan kalimat dalam penulisan karya ilmiah perlu dilakukan secara
efektif. Keefektifan kalimat tersebut dapat diukur dari dua sisi, yaitu dari sisi
penulis dan pembaca. Dari sisi penulis, kalimat dikatakan efektif jika kalimat yang
digunakan dapat memahami gagasan keilmuan penulis secara tepat dan akurat. Dari
sisi pembaca, pesan kalimat ditafsirkan sama persis dengan yang dimaksudkan
penulisnya. Oleh sebab itu jika pembaca masih mengalami kebingungan, kesulitan
yang mengakibatkan salah menafsirkan pesan kalimat maka kalimat tersebut belum
dikatagorikan efektif. Kalimat dikatakan efektif jika memiliki ciri-ciri : gramatikal,
logis, lengkap, sejajar, hemat, dan ada penekanan.
a. Gramatikal
Kalimat memiliki ciri gramatikal jika kalimat tersebut disusun mengikuti
kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Untuk memperjelas pengertian tersebut,
perhatikan kalimat-kalimat berikut :
1) Pendapatmu tentang tafsiran karya sastra itu bersifat subjektif, tidak bisa
diterima olehku.
2) Mahasiwa Ekonomi akan ungkapkan perasaan mereka lewat unjuk karya
ilmiah.
Dua kalimat di atas tidak gramatikal. Contoh kalimat(a) tidak gramtikal
karena strukturnya tidak benar, kalimat(b) tidak gramtikal karena bentukan kata
transitifnya tidak benar.
b. Logis
Kalimat dikatakan logis jika jalan pikiran, atau gagasan keilmuan yang
dinyatakan dalam kalimat dapat diterima kebenarannya oleh akal sehat pembaca.
Perhatikan contoh kalimat berikut :
1) Masalah perencanaan karangan ini mau saya jelaskan pada pertemuan yang
akan datang.
2) Di pabrik rokok Gudang Garam banyak membutuhkan tenaga kerja wanita,
terutama yang belum menikah.
Kedua kalimat di atas tidak logis. Kalimat (a) tidak logis karena pilihan
katanya yang salah. Kata mau tidak tepat untuk konteks tersebut. Perencanaan
karangan tidak mungkin mempunyai kemauan yang mempunyai kemauan adalah
orangnya. Contoh kalimat (b) tidak logis karena di pabrik rokok Gudang Garam
tidak mungkin membutuhkan tenaga kerja wanita, yang membutuhkan itu
adalah pabrik rokok Gudang Garam. Penempatan kata depan (di) sebelum subjek
mengakibatkan kalimat itu tidak logis.
c. Lengkap
Dalam kalimat keilmuan diperlukan penggunaan unsur-unsur wajib, yakni
penggunaan subjek, predikat, objek, dan keterangan secara jelas. Perhatikan
contoh kalimat berikut ini :
1) Para guru SD sebenarnya sudah berusaha menerapkan, tetapi KTSP itu
memang rumit.
2) Bank-bang di Indonesia sudah mulai berani meminjami pengusaha kecil.
Dua contoh kalimat diatas tidak lengkap. Karena, contoh kalimat (a) dan (b)
tidak mempunyai objek.
d. Sejajar
Kesejajaran kalimat artinya kesamaan atau keserasian unsur kebahasaaan,
misalnya bentukan kata, atau pola struktur yang digunakan dalam suatu kalimat.
Gagasan atau informasi keilmuan yang sama hendaknya dinyatakan dalam
bentukan kata atau pola struktur kalimat yang sama, sepadan atau sejajar.
Perhatikan contoh kalimat berikut ini.
1) Sangat disayangkan bahwa sampai saat ini pimpinan lembaga peneliitian
belum merekomendasi usulan penelitian ini.
2) Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar keadaan menjadi sehat, di
antaranya adalah (i) berolahraga, (ii) istirahat secukupnya, dan (iii) minum
yang banyak.
Kedua kalimat di atas tidak sejajar. Contoh kalimat (a)tidak sejajar karena
pola struktur klausa pertama terbentuk pasif dan pola struktur klausa kedua
berbentuk aktif. Contoh kalimat (b) tidak sejajar karena rincian (i) berbentuk kata
kerja (ii) berbentuk kata benda, dan (iii) berbentuk kata sambung.
e. Hemat
Kalimat dikatakan hemat jika seluruh unsur yang digunakan dalam kalimat
misalnya, kata, istilah, dan frasa benar-benar mendukung gagasan keilmuan
penulisnya. Oleh sebab itu penggunaan kata, istilah, dan frasa secara mubazir,
boros, atau berlebih-lebihan sebaiknya dihindari.Perhatikan conton berikut ini:
1) Pembelajaran tentang sain saat ini perlu penanganan khusus karena banyak
para siswa yang mengeluhkan kesulitan materi pembelajaran tersebut.
2) Maksud daripada dicantumkannya subtopik latihan pada setiap modul adalah
untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi.
Kedua kalimat di atas tidak hemat karena menggunakan kata ‘tentang’ dan
‘daripada’ yang tidak mendukung gagasan penulisnya. Kedua kata dalam dua
kalimat tersebut seharusnya dihilangkan.
f. Penekanan
Gagasan atau informasi yang dipentingkan oleh penulis perlu diberi
penekanan. Hal ini dilakukan oleh penulis agar informasi yang dinyatakan
memperoleh perhatian dari pembaca. Penekanan unsur kalimat dilakukan dengan
cara meletakkan unsur yang ditekankan di awal pernyataan, atau membubuhi
partikel pementing, yakni ‘lah’, ‘kah’, dan ‘pun’. Perhatikan contoh berikut ini:
1) Wanita karyawan sepatutnya mendapatkan perhatikan khusus dari perusahaan
tempat mereka bekerja.
Dalam contoh kalimat (a), yang ditekankan dalam kalimat tersebut adalah
“karyawan wanita”. Karena itu, unsur tersebut diletakkan di awal kalimat.
Demikian juga frasa karyawan wanita, kata karyawan menempati inti frasa. Kata
tersebut berkedudukan sebagai kata yang diterangkan dan ditempatkan di awal
frasa, sehingga susunannya bukanlah wanita karyawan, tetapi karyawan wanita.
5. Paragraf keilmuan
Paragraf dalam penulisan karya ilmiah memiliki ciri hampir sama dengan
paragraf pada umumnya. Yang membedakan adalah keketatan dalam pengembangan
gagasan dan penyusunan kalimatnya. Gagasan dalam paragraf keilmuan dituntut
pengembangannya secara utuh, dan lengkap. Kalimat-kalimat dalam paragraf
keilmuan dituntut penyusunannya secara runtut atau memiliki kohesi dan koherensi.
Berikut ini dicontohkan paragraf keilmuan, yakni: kesatuan gagasan,
keutuhan/kebertalian (koheren), dan kecukupan isi/kelengkapan gagasan.
a. Kesatuan Gagasan
Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan gagasan apabila seluruh uraian atau
detil pengembangannya, seluruh detil penunjang tidak boleh menyimpang dari
gagasan utama. Perhatikan contoh berikut :
Contoh:
(1) Sebuah Penelitian mengandung tiga unsure pokok, yakni apa yang diteliti,
bagaimana penelitian itu dilaksanakan, dan mengapa penelitian itu dilaksanakan.
(2) Pertanyaan pertama mengenai masalah penelitian, pertanyaan kedua mengenai
metodologi penelitian, dan pertanyaan ketiga mengenai pentingnya penelitian. (3)
Usaha untuk menjawab apa merupakan kegiatan pokok. (4) Oleh karena itu,
kegiatan tersebut merupakan inti dari pelakasanaan suatu penelitian.
Dalam contoh (1) di muka, kalimat (1) adalah kalimat utama, kalimat (2),
(3), dan (4) adalah kalimat penjelas. Kalimat penjelasannya sama-sama
mendukung gagasan utama (1) yakni masalah penelitian.
b. Kohesi / Koherensi
Paragraf dinyatakan memiliki kebertalian atau koherensi apabila hubungan
antar kalimat sebelum dan sesudahnya bersifat runtun atau tidak melompat-
lompat. Paragraf bukanlah kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing
berdiri sendiri. Paragraf dibentuk oleh beberapa kalimat yang mempunyai
hubungan timbale-balik secara fungsional.
Contoh:
(1) Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu dilakukan ialah
menentukan tujuan (2) Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan, materi yang
diberikan, metode yang digunakan, dan evaluasi yang dipilih, tidak akan
memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar
mengajar. (3) Dengan mengetahui tujuan, dapat ditentukan materi yang akan
diajarkan, metode yang digunakan, serta bentukevaluasinya.
c. Kecukupan Isi dan Gagasan
Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan isi dan gagasan apabila diuraikan
sejumlah rincian atau detil penunjang sebagaimana dituntut oleh gagasan utama
paragraf. Paragraf yang rincian atau detil penunjangnya tidak cukup disebut
paragraf mini.
Contoh:
(1) Ilmu dan teknologi memberikan sumbangannya kepada perbaikan produksi
pertanian denngan berbagai cara yang penting. (2) Pupuk yang diracik secara
alamiah membuat tanah pertanian lebih produktif.