Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

BIOMEKANIKA & BIOTRANSPORTASI


P2 – Gaya Tekan pada Segmen L5/S1

NAMA : LIBRIANI ADAMA OKTAFIA


NIM : 081611733006
KELOMPOK : K - 1

PRODI TEKNIK BIOMEDIS – DEPARTEMEN FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
A. TUJUAN
Mengukur parameter segmen tubuh manusia dan menentukan tekanan perut, gaya
otot pada spinal erector dan gaya tekan pada segmen L5/S1 dengan
menitikberatkan pada kasus pengangkatan beban statis.

B. DASAR TEORI
Gerak pada tubuh manusia dihasilkan oleh kolaborasi antara tulang,
jaringan penghubung (Connective tissue) dan otot.
Tulang adalah alat untuk meredam dan mendistribusikan gaya/tegangan
yang ada padanya. Tulang yang besar dan panjang berfungsi untuk memberikan
perbandingan terhadap beban yang terjadi pada tulang tersebut. Mungkin dalam
aplikasinya, biomekanika selalu berhubungan dengan kerangka manusia).

Jaringan penghubung (connective tissue) adalah jaringan yang


menghubungkan antara otot dengan tulang dan tulang dengna tulang. Jaringan
yang menghubungkan otot dengan tulang adalah tendon. Tendon terdiri dari
serabut-serabut kolagen yang letaknya paralel dengan panjang tendon. Tendon
bergerak dalam sekelompok jaringan serabut dalam satusatu area dimana adanya
gaya gesekan harus diminimalkan. Bagian dari jaringan ini memerlukan cairan
synovial sebagai pelumas. Sedangkan jarring yang menghubungkan antara tulang
dengan tulang adalah ligamen. Ligamen berfungsi untuk menyetabilkan
sambungan (joint stability) atau membentuk bagian sanbungan dan menempel
pada tulang.ligamen tersusun atas kolagen yang tidak paralel. Adanya tegangan
konstan akan memperpanjang ligamen dan menjadikannya kurang stabil dalam
menjaga sambungan. Selain tendon dan ligamen, juga terdapat sambungan
cartilagenous yang memiliki fungsi sebagia pergerakan yang relatif kecil, seperti
sambungan tulang iga dan pangkal tulang iga. Adanya gerakan yang relatif kecil
pada setiap joint-nya maka dapat mengakibatkan terjadinya fleksibilitas badan
manusia untuk membungkuk, menengadah dan memutar.
Otot adalah organ tubuh yang mampu berkontraksi untuk melakukan
sebuah gerakan dengan bantuan tulang atau rangka. Otot pada ubuh manusia ada
tiga macam, yaitu otot jantung, otot polos dan otot rangka. Otot rangka inilah yang
berperan dalam proses bergerak. Otot rangka merupakan bagian penyusun
terbesar tubuh kita.
Gabungan dari tulang, otot dan jaringan penghubung menghasilkan gaya
dan momen gaya yang dapat dihitung secara parsial untuk setiap segmen tubuh.
Berikut ini adalah gambar segmen tubuh beserta prosentase beratnya :

Pada bagian-bagian tertentu seperti telapak tangan, lengan atas, lengan


bawah, dan punggung, memiliki peran yang berarti pada proses pengangkatan.
Berikut ini adalah perhitungan momen gaya yang bekerja pada daerah tersebut :
a. Telapak tangan

b. Lengan bawah

c. Lengan atas

Gaya pada lengan atas dikali dua, momen dikali dua agar benda utuh satu.

d. Punggung
Gerakan seperti mengangkat beban tidak hanya dipengaruhi oleh lengan saja
tetapi juga oleh bagian tubuh lain seperti punggung, paha, betis dan lainnya.

Dengan menggunakan teknik perhitungan keseimbangan gaya pada tiap


segmen tubuh manusia, maka didapat moment resultan pada L5/S1. Kemudian
untuk mencapai keseimbangan tubuh pada aktivitas pengangkatan, moment pada
L5/S1 tersebut diimbangi gaya otot pada spinal erector (FM) yang cukup besar
dan juga gaya perut (FA) sebagai pengaruh tekanan perut (PA) atau Abdominal
Pressure yang berfungsi untuk membantu kestabilan badan karena pengaruh
momen dan gaya yang ada. Gaya otot pada spinal erector dirumuskan sebagia
berikut :
𝐹𝑀 𝐸 = 𝑀𝐿5/𝑆1 − 𝐹𝐴 𝐷

FM = gaya otot pada spinal erector (N)


E = panjang lengan momen otot spinal erector dari L5/S1 (±0,05 m)
Dimana M(L5/S1) = MT = momen resultan pada L5/S1.
FA = gaya perut (N)
D = jarak dari gaya perut ke L5/S1 (±0,11 m)
Untuk mencari gaya perut FA, maka perlu mencari tekanan perut PA
dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
PA = Tekanan Perut (N/cm2)
FA = gaya perut (N)
AA = Luas Diafragma (465 cm2)
Θv = Sudut inklinasi perut
ΘT = Sudut inklinasi kaki

𝑊𝑡𝑜𝑡 = 𝑊𝑜 + 2𝑊𝐻 + 2𝑊𝐿𝐴 + 2𝑊𝑈𝐴 + 𝑊𝑡


Keterangan :
Wtot = total gaya yang terjadi (N)
Wo = berat badan (N)
WH = berat telapak tangan (N)
WLA = berat lengan bawah (N)
WUA = berat lengan atas (N)
Wt = berat punggung (N)

Kemudian gaya tekan/kompresi pada L5/S1 dirumuskan sebagai berikut :


𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . cos 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑚
Keterangan:
FC = gaya tekan pada segmen L5/S1 (N)
Wtot = berat total (N)
Θ4 = sudut inklinasi perut
FA = gaya perut (N)
Fm = gaya otot pada spinal erector

C. METODOLOGI
a. Alat dan Bahan
1. Timbangan badan
2. Meteran + Busur
3. Beban
b. Teknik
1. Menimbang berat badan orang yang hendak diukur besar gaya tekannya
pada L5/S1.
2. Mengukur panjang telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan
punggung.
3. Atur posisi tubuh orang coba sesuai gambar.
4. Mengukur 𝜃1, 𝜃2, 𝜃3, 𝜃4, 𝜃𝐻, 𝜃𝑇.
5. Melakukan pengukuran sebanyak 3 peserta praktikum.
6. Menentukan gaya tekan pada L5/S1.

D. DATA HASIL PENGAMATAN


1. Data Pengamatan
No. Segmen- Panjang (cm) Sudut
Beban
tasi Lita Arief Diana Lita Arief Diana
(kg)
Tubuh (53 kg) (71 kg) (50 kg) (53 kg) (71 kg) (50 kg)
1 Telapak 2 18 21 15 20 30 20
tangan 3 10 30 20
2 Lengan 2 32 32 27 20 30 20
bawah 3 20 40 25
3 Lengan 2 26 25 22 70 65 60
atas 3 80 60 80
4 Punggung 2 42 43 41 50 60 65
3 40 60 70

5 Inklinasi 2 50 60 65
perut 3 40 60 70
6 Inklinasi 2 60 65 50
kaki 3 60 60 60

2. Analisis Data
a. Orang coba : Lita
WB = 53 kg = 530 N
1. Beban : 2 kg = 20 N
a. Momen Gaya pada Telapak Tangan (MW )
WH = 0,6% × WB = 0,6% × 530 = 3,18 N
SL1 = 18 cm = 0,18 m
θ1 = 20o  cos θ1 = cos 20o = 0,93

MW = (WO ⁄2 + WH ) × SL1 × cos θ1


= (20⁄2 + 3,18) × 0,18 × 0,93
= 2,206 Nm

b. Momen Gaya pada Lengan Bawah (Me )


WLA = 1,7% × WB = 1,7% × 530 = 9,01 N
SL2 = 26 cm = 0,26 m
λ2 = 43% = 0,43
θ2 = 20o  cos θ2 = cos 20o = 0,93
Fyw = WO ⁄2 + WH = (20⁄2 + 3,18) = 13,18

Me = Mw + (WLA × λ2 × SL2 × cos θ2 ) + (Fyw × SL2 ×


cos θ2)
= 2,206 + (9,01 × 0,43 × 0,26 × 0,93) + (13,18
× 0,26 × 0,93)
= 8,996 Nm

c. Momen Gaya pada Lengan Atas (Ms )


WUA = 2,8% × WB = 2,8% × 530 = 14,84 N
SL3 = 32 cm = 0,32 m
λ3 = 43,6% = 0,436
θ3 = 70o  cos θ3 = cos 70o = 0,34
Fye = Fyw + WLA = (13,18 + 9,01) = 22,19

Ms = Me + (WUA × λ3 × SL3 × cos θ3 ) + (Fye × SL3 ×


cos θ3 )
= 8,996 + (14,84 × 0,436 × 0,32 × 0,34) + (22,19 ×
0,32 × 0,34)
= 12,114 Nm

d. Momen Gaya pada Punggung (MT )


WT = 50% × WB = 50% × 530 = 265 N
SL4 = 42 cm = 0,42 m
λ4 = 67% = 0,67
θ4 = 50o  cos θ4 = cos 50o = 0,64
Fys = Fye + WUA = (22,19 + 14,84) = 37,03

MT = 2Ms + (WT × λ4 × SL4 × cos θ4 ) + (2Fys × SL4


× cos θ4 )
= 2(12,114) + (265 × 0,67 × 0,42 × 0,64) + (2(37,03)
× 0,42 × 0,64)
= 91,86 Nm

e. Tekanan Perut (𝑃𝐴 )


𝑀𝐿5⁄𝑆1 = MT = 91,86 Nm

1,8
10−4 (43 − 0,36(𝜃𝐻 + 𝜃𝑇 ))(𝑀𝐿5⁄𝑆1 )
𝑃𝐴 =
75
10−4 (43 − 0,36(50 + 60))(91,86)1,8
=
75
= 0,015 𝑃𝑎

f. Gaya Perut (𝐹𝐴 )


𝐴𝐴 = 465 𝑐𝑚2 = 465 × 10−4 𝑚2
𝐹𝐴 = 𝑃𝐴 × 𝐴𝐴
= 0,015 × 465 × 10−4
= 6,975 × 10−4 𝑁

g. Gaya Otot pada Spinal erector (𝐹𝑀 )


𝐷 = 0,11 𝑚
𝐸 = 0,05 𝑚

𝑀(𝐿5⁄𝑆1) − 𝐹𝐴 𝐷
𝐹𝑀 =
𝐸
91,86 − (6,975 × 10−4 × 0,11)
=
0,05
= 1837,19 𝑁

h. Gaya Tekan pada Segmen L5/S1 (𝐹𝐶 )


𝑊𝑡𝑜𝑡 = 𝑊𝑂 + 2𝑊𝐻 + 2𝑊𝐿𝐴 + 2𝑊𝑈𝐴 + 𝑊𝑇
= 20 + 2(3,18) + 2(9,01) + 2(14,84) + 265
= 339,06 𝑁

𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑀
= 339,06 × 0,64 − 6,975 × 10−4 + 1837,19
= 2054,18 𝑁

2. Beban : 3 kg = 30 N
a. Momen Gaya pada Telapak Tangan (MW )
WH = 0,6% × WB = 0,6% × 530 = 3,18 N
SL1 = 18 cm = 0,18 m
θ1 = 10o  cos θ1 = cos 10o = 0,98

MW = (WO ⁄2 + WH ) × SL1 × cos θ1


= (30⁄2 + 3,18) × 0,18 × 0,98
= 3,206 Nm

b. Momen Gaya pada Lengan Bawah (Me )


WLA = 1,7% × WB = 1,7% × 530 = 9,01 N
SL2 = 26 cm = 0,26 m
λ2 = 43% = 0,43
θ2 = 20o  cos θ2 = cos 20o = 0,93
Fyw = WO ⁄2 + WH = (30⁄2 + 3,18) = 18,18

Me = Mw + (WLA × λ2 × SL2 × cos θ2 ) + (Fyw × SL2 ×


cos θ2)
= 3,206 + (9,01 × 0,43 × 0,26 × 0,93) + (18,18
× 0,26 × 0,93)
= 8,538 Nm

c. Momen Gaya pada Lengan Atas (Ms )


WUA = 2,8% × WB = 2,8% × 530 = 14,84 N
SL3 = 32 cm = 0,32 m
λ3 = 43,6% = 0,436
θ3 = 80o  cos θ3 = cos 80o = 0,17
Fye = Fyw + WLA = (18,18 + 9,01) = 27,19

Ms = Me + (WUA × λ3 × SL3 × cos θ3 ) + (Fye × SL3 ×


cos θ3 )
= 8,538 + (14,84 × 0,436 × 0,32 × 0,17) + (27,19 ×
0,32 × 0,17)
= 10,369 Nm

d. Momen Gaya pada Punggung (MT )


WT = 50% × WB = 50% × 530 = 265 N
SL4 = 42 cm = 0,42 m
λ4 = 67% = 0,67
θ4 = 40o  cos θ4 = cos 40o = 0,76
Fys = Fye + WUA = (27,19 + 14,84) = 42,03

MT = 2Ms + (WT × λ4 × SL4 × cos θ4 ) + (2Fys × SL4


× cos θ4 )
= 2(10,369) + (265 × 0,67 × 0,42 × 0,76) + (2(42,03)
× 0,42 × 0,76)
= 104,243 Nm
e. Tekanan Perut (𝑃𝐴 )
𝑀𝐿5⁄𝑆1 = MT = 104,243 Nm

1,8
10−4 (43 − 0,36(𝜃𝐻 + 𝜃𝑇 ))(𝑀𝐿5⁄𝑆1 )
𝑃𝐴 =
75
10 (43 − 0,36(40 + 60))(104,243)1,8
−4
=
75
= 0,04 𝑃𝑎

f. Gaya Perut (𝐹𝐴 )


𝐴𝐴 = 465 𝑐𝑚2 = 465 × 10−4 𝑚2

𝐹𝐴 = 𝑃𝐴 × 𝐴𝐴
= 0,04 × 465 × 10−4
= 18,6 × 10−4 𝑁

g. Gaya Otot pada Spinal erector (𝐹𝑀 )


𝐷 = 0,11 𝑚
𝐸 = 0,05 𝑚

𝑀(𝐿5⁄𝑆1) − 𝐹𝐴 𝐷
𝐹𝑀 =
𝐸
104,243 − (18,6 × 10−4 × 0,11)
=
0,05
= 2084,85 𝑁

h. Gaya Tekan pada Segmen L5/S1 (𝐹𝐶 )


𝑊𝑡𝑜𝑡 = 𝑊𝑂 + 2𝑊𝐻 + 2𝑊𝐿𝐴 + 2𝑊𝑈𝐴 + 𝑊𝑇
= 30 + 2(3,18) + 2(9,01) + 2(14,84) + 265
= 349,06 𝑁

𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑀
= 349,06 × 0,76 − 18,6 × 10−4 + 2084,85
= 2350,13 𝑁

b. Orang coba : Arief


Wb = 71 kg = 710 N
1. Beban : 2 kg = 20 N
a. Momen Gaya pada Telapak Tangan (MW )
WH = 0,6% × WB = 0,6% × 710 = 4,26 N
SL1 = 21 cm = 0,21 m
θ1 = 30o  cos θ1 = cos 30o = 0,86

MW = (WO ⁄2 + WH ) × SL1 × cos θ1


= (20⁄2 + 4,26) × 0,21 × 0,86
= 2,575 Nm

b. Momen Gaya pada Lengan Bawah (Me )


WLA = 1,7% × WB = 1,7% × 710 = 12,07 N
SL2 = 25 cm = 0,25 m
λ2 = 43% = 0,43
θ2 = 30o  cos θ2 = cos 30o = 0,86
Fyw = WO ⁄2 + WH = (20⁄2 + 4,26) = 14,26

Me = Mw + (WLA × λ2 × SL2 × cos θ2 ) + (Fyw × SL2 ×


cos θ2)
= 2,575 + (12,07 × 0,43 × 0,25 × 0,86) + (14,26
× 0,25 × 0,86)
= 6,756 Nm

c. Momen Gaya pada Lengan Atas (Ms )


WUA = 2,8% × WB = 2,8% × 710 = 19,88 N
SL3 = 32 cm = 0,32 m
λ3 = 43,6% = 0,436
θ3 = 65o  cos θ3 = cos 65o = 0,42
Fye = Fyw + WLA = (14,26 + 12,07) = 26,33

Ms = Me + (WUA × λ3 × SL3 × cos θ3 ) + (Fye × SL3 ×


cos θ3 )
= 6,756 + (19,88 × 0,436 × 0,32 × 0,42) + (26,33 ×
0,32 × 0,42)
= 11,459 Nm
d. Momen Gaya pada Punggung (MT )
WT = 50% × WB = 50% × 710 = 355 N
SL4 = 43 cm = 0,43 m
λ4 = 67% = 0,67
θ4 = 60o  cos θ4 = cos 60o = 0,5
Fys = Fye + WUA = (26,33 + 19,88) = 46,21

MT = 2Ms + (WT × λ4 × SL4 × cos θ4 ) + (2Fys × SL4


× cos θ4 )
= 2(11,459) + (355 × 0,67 × 0,43 × 0,5) + (2(46,21)
× 0,43 × 0,5)
= 93,926 Nm

e. Tekanan Perut (𝑃𝐴 )


𝑀𝐿5⁄𝑆1 = MT = 93,926 Nm

1,8
10−4 (43 − 0,36(𝜃𝐻 + 𝜃𝑇 ))(𝑀𝐿5⁄𝑆1 )
𝑃𝐴 =
75
10−4 (43 − 0,36(60 + 65))(93,926)1,8
=
75
= −9,483 × 10−3 𝑃𝑎

f. Gaya Perut (𝐹𝐴 )


𝐴𝐴 = 465 𝑐𝑚2 = 465 × 10−4 𝑚2

𝐹𝐴 = 𝑃𝐴 × 𝐴𝐴
= −9,483 × 10−3 × 465 × 10−4
= −4409,595 × 10−7 𝑁

g. Gaya Otot pada Spinal erector (𝐹𝑀 )


𝐷 = 0,11 𝑚
𝐸 = 0,05 𝑚

𝑀(𝐿5⁄𝑆1) − 𝐹𝐴 𝐷
𝐹𝑀 =
𝐸
93,926 − (−4409,595 × 10−7 × 0,11)
=
0,05
= 1878,52 𝑁

h. Gaya Tekan pada Segmen L5/S1 (𝐹𝐶 )


𝑊𝑡𝑜𝑡 = 𝑊𝑂 + 2𝑊𝐻 + 2𝑊𝐿𝐴 + 2𝑊𝑈𝐴 + 𝑊𝑇
= 20 + 2(4,26) + 2(12,07) + 2(19,88) + 355
= 447,42 𝑁

𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑀
= 447,42 × 0,5 − (−4409,595 × 10−7 ) + 1878,52
= 2102,23 𝑁

2. Beban : 3 kg = 30 N
a. Momen Gaya pada Telapak Tangan (MW )
WH = 0,6% × WB = 0,6% × 710 = 4,26 N
SL1 = 21 cm = 0,21 m
θ1 = 30o  cos θ1 = cos 30o = 0,86

MW = (WO ⁄2 + WH ) × SL1 × cos θ1


= (30⁄2 + 4,26) × 0,21 × 0,86
= 3,478 Nm

b. Momen Gaya pada Lengan Bawah (Me )


WLA = 1,7% × WB = 1,7% × 710 = 12,07 N
SL2 = 25 cm = 0,25 m
λ2 = 43% = 0,43
θ2 = 40o  cos θ2 = cos 40o = 0,76
Fyw = WO ⁄2 + WH = (30⁄2 + 4,26) = 19,26

Me = Mw + (WLA × λ2 × SL2 × cos θ2 ) + (Fyw × SL2 ×


cos θ2)
= 3,478 + (12,07 × 0,43 × 0,25 × 0,76) + (19,26
× 0,25 × 0,76)
= 8,123 Nm
c. Momen Gaya pada Lengan Atas (Ms )
WUA = 2,8% × WB = 2,8% × 710 = 19,88 N
SL3 = 32 cm = 0,32 m
λ3 = 43,6% = 0,436
θ3 = 60o  cos θ3 = cos 60o = 0,5
Fye = Fyw + WLA = (19,26 + 12,07) = 31,33

Ms = Me + (WUA × λ3 × SL3 × cos θ3 ) + (Fye × SL3 ×


cos θ3 )
= 8,123 + (19,88 × 0,436 × 0,32 × 0,5) + (31,33 ×
0,32 × 0,5)
= 14,522 Nm

d. Momen Gaya pada Punggung (MT )


WT = 50% × WB = 50% × 710 = 355 N
SL4 = 43 cm = 0,43 m
λ4 = 67% = 0,67
θ4 = 60o  cos θ4 = cos 60o = 0,5
Fys = Fye + WUA = (31,33 + 19,88) = 51,21

MT = 2Ms + (WT × λ4 × SL4 × cos θ4 ) + (2Fys × SL4


× cos θ4 )
= 2(14,522) + (355 × 0,67 × 0,43 × 0,5) + (2(51,21)
× 0,43 × 0,5)
= 102,202 Nm

e. Tekanan Perut (𝑃𝐴 )


𝑀𝐿5⁄𝑆1 = MT = 102,202 Nm

1,8
10−4 (43 − 0,36(𝜃𝐻 + 𝜃𝑇 ))(𝑀𝐿5⁄𝑆1 )
𝑃𝐴 =
75
10−4 (43 − 0,36(60 + 60))(102,202)1,8
=
75
−3
= −1,104 × 10 𝑃𝑎
f. Gaya Perut (𝐹𝐴 )
𝐴𝐴 = 465 𝑐𝑚2 = 465 × 10−4 𝑚2

𝐹𝐴 = 𝑃𝐴 × 𝐴𝐴
= −1,104 × 10−3 × 465 × 10−4
= −513,36 × 10−7 𝑁

g. Gaya Otot pada Spinal erector (𝐹𝑀 )


𝐷 = 0,11 𝑚
𝐸 = 0,05 𝑚

𝑀(𝐿5⁄𝑆1) − 𝐹𝐴 𝐷
𝐹𝑀 =
𝐸
102,202 − (−513,36 × 10−7 × 0,11)
=
0,05
= 2044,04 𝑁

h. Gaya Tekan pada Segmen L5/S1 (𝐹𝐶 )


𝑊𝑡𝑜𝑡 = 𝑊𝑂 + 2𝑊𝐻 + 2𝑊𝐿𝐴 + 2𝑊𝑈𝐴 + 𝑊𝑇
= 30 + 2(4,26) + 2(12,07) + 2(19,88) + 355
= 457,42 𝑁

𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑀
= 457,42 × 0,5 − (−513,36 × 10−7 ) + 2044,04
= 2272,75 𝑁

c. Orang coba : Diana


Wb = 50 kg = 500 N
1. Beban : 2 kg = 20 N
a. Momen Gaya pada Telapak Tangan (MW )
WH = 0,6% × WB = 0,6% × 500 = 3 N
SL1 = 15 cm = 0,15 m
θ1 = 20o  cos θ1 = cos 20o = 0,93

MW = (WO ⁄2 + WH ) × SL1 × cos θ1


= (20⁄2 + 3) × 0,15 × 0,93
= 1,8135 Nm
b. Momen Gaya pada Lengan Bawah (Me )
WLA = 1,7% × WB = 1,7% × 500 = 8,5 N
SL2 = 27 cm = 0,27 m
λ2 = 43% = 0,43
θ2 = 20o  cos θ2 = cos 20o = 0,93
Fyw = WO ⁄2 + WH = (20⁄2 + 3) = 13

Me = Mw + (WLA × λ2 × SL2 × cos θ2 ) + (Fyw × SL2 ×


cos θ2)
= 1,8135 + (8,5 × 0,43 × 0,27 × 0,93) + (13
× 0,27 × 0,93)
= 5,995 Nm

c. Momen Gaya pada Lengan Atas (Ms )


WUA = 2,8% × WB = 2,8% × 500 = 14 N
SL3 = 22 cm = 0,22 m
λ3 = 43,6% = 0,436
θ3 = 60o  cos θ3 = cos 60o = 0,5
Fye = Fyw + WLA = (13 + 8,5) = 21,5

Ms = Me + (WUA × λ3 × SL3 × cos θ3 ) + (Fye × SL3 ×


cos θ3 )
= 5,995 + (14 × 0,436 × 0,22 × 0,5) + (21,5 ×
0,22 × 0,5)
= 9,031 Nm

d. Momen Gaya pada Punggung (MT )


WT = 50% × WB = 50% × 500 = 250 N
SL4 = 41 cm = 0,41 m
λ4 = 67% = 0,67
θ4 = 65o  cos θ4 = cos 65o = 0,42
Fys = Fye + WUA = (21,5 + 14) = 35,5

MT = 2Ms + (WT × λ4 × SL4 × cos θ4 ) + (2Fys × SL4


× cos θ4 )
= 2(9,031) + (250 × 0,67 × 0,41 × 0,42) + (2(35,5)
× 0,41 × 0,42)
= 59,1317 Nm

e. Tekanan Perut (𝑃𝐴 )


𝑀𝐿5⁄𝑆1 = MT = 59,1317 Nm

1,8
10−4 (43 − 0,36(𝜃𝐻 + 𝜃𝑇 ))(𝑀𝐿5⁄𝑆1 )
𝑃𝐴 =
75
10−4 (43 − 0,36(65 + 50))(59,1317)1,8
=
75
= 3,298 × 10−3 𝑃𝑎

f. Gaya Perut (𝐹𝐴 )


𝐴𝐴 = 465 𝑐𝑚2 = 465 × 10−4 𝑚2

𝐹𝐴 = 𝑃𝐴 × 𝐴𝐴
= 3,298 × 10−3 × 465 × 10−4
= 1533,57 × 10−7 𝑁

g. Gaya Otot pada Spinal erector (𝐹𝑀 )


𝐷 = 0,11 𝑚
𝐸 = 0,05 𝑚

𝑀(𝐿5⁄𝑆1) − 𝐹𝐴 𝐷
𝐹𝑀 =
𝐸
59,1317 − (1533,57 × 10−7 × 0,11)
=
0,05
= 1182,633 𝑁

h. Gaya Tekan pada Segmen L5/S1 (𝐹𝐶 )


𝑊𝑡𝑜𝑡 = 𝑊𝑂 + 2𝑊𝐻 + 2𝑊𝐿𝐴 + 2𝑊𝑈𝐴 + 𝑊𝑇
= 20 + 2(3) + 2(8,5) + 2(14) + 250
= 321 𝑁

𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑀
= 321 × 0,42 − 1533,57 × 10−7 + 1182,633
= 1317,452 𝑁

2. Beban : 3 kg = 30 N
a. Momen Gaya pada Telapak Tangan (MW )
WH = 0,6% × WB = 0,6% × 500 = 3 N
SL1 = 15 cm = 0,15 m
θ1 = 20o  cos θ1 = cos 20o = 0,93

MW = (WO ⁄2 + WH ) × SL1 × cos θ1


= (30⁄2 + 3) × 0,15 × 0,93
= 2,511 Nm

b. Momen Gaya pada Lengan Bawah (Me )


WLA = 1,7% × WB = 1,7% × 500 = 8,5 N
SL2 = 27 cm = 0,27 m
λ2 = 43% = 0,43
θ2 = 25o  cos θ2 = cos 25o = 0,9
Fyw = WO ⁄2 + WH = (30⁄2 + 3) = 18

Me = Mw + (WLA × λ2 × SL2 × cos θ2 ) + (Fyw × SL2 ×


cos θ2)
= 2,511 + (8,5 × 0,43 × 0,27 × 0,9) + (18
× 0,27 × 0,9)
= 7,773 Nm

c. Momen Gaya pada Lengan Atas (Ms )


WUA = 2,8% × WB = 2,8% × 500 = 14 N
SL3 = 22 cm = 0,22 m
λ3 = 43,6% = 0,436
θ3 = 80o  cos θ3 = cos 80o = 0,17
Fye = Fyw + WLA = (18 + 8,5) = 26,5

Ms = Me + (WUA × λ3 × SL3 × cos θ3 ) + (Fye × SL3 ×


cos θ3 )
= 7,773 + (14 × 0,436 × 0,22 × 0,17) + (26,5 ×
0,22 × 0,17)
= 8,992 Nm

d. Momen Gaya pada Punggung (MT )


WT = 50% × WB = 50% × 500 = 250 N
SL4 = 41 cm = 0,41 m
λ4 = 67% = 0,67
θ4 = 70o  cos θ4 = cos 70o = 0,34
Fys = Fye + WUA = (26,5 + 14) = 40,5

MT = 2Ms + (WT × λ4 × SL4 × cos θ4 ) + (2Fys × SL4


× cos θ4 )
= 2(8,992) + (250 × 0,67 × 0,41 × 0,34) + (2(40,5)
× 0,41 × 0,34)
= 52,6249 Nm

e. Tekanan Perut (𝑃𝐴 )


𝑀𝐿5⁄𝑆1 = MT = 52,6249 Nm

1,8
10−4 (43 − 0,36(𝜃𝐻 + 𝜃𝑇 ))(𝑀𝐿5⁄𝑆1 )
𝑃𝐴 =
75
10−4 (43 − 0,36(70 + 60))(52,6249)1,8
=
75
= 3,363 𝑃𝑎

f. Gaya Perut (𝐹𝐴 )


𝐴𝐴 = 465 𝑐𝑚2 = 465 × 10−4 𝑚2

𝐹𝐴 = 𝑃𝐴 × 𝐴𝐴
= 3,363 × 465 × 10−4
= 1563,795 × 10−4 𝑁

g. Gaya Otot pada Spinal erector (𝐹𝑀 )


𝐷 = 0,11 𝑚
𝐸 = 0,05 𝑚
𝑀(𝐿5⁄𝑆1) − 𝐹𝐴 𝐷
𝐹𝑀 =
𝐸
52,6249 − (1563,795 × 10−4 × 0,11)
=
0,05
= 1052,153 𝑁

h. Gaya Tekan pada Segmen L5/S1 (𝐹𝐶 )


𝑊𝑡𝑜𝑡 = 𝑊𝑂 + 2𝑊𝐻 + 2𝑊𝐿𝐴 + 2𝑊𝑈𝐴 + 𝑊𝑇
= 30 + 2(3) + 2(8,5) + 2(14) + 250
= 331 𝑁

𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑀
= 331 × 0,34 − 1563,795 × 10−4 + 1052,153
= 1164,536 𝑁

E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengukuran parameter segmen tubuh
dan menentukan tekanan perut, gaya otot pada spinal erector dan gaya tekan
pada segmen L5/S1 dengan menitikberatkan pada kasus pengangkatan beban
statis. Hal ini perlu dilakukan karena sebagian besar gaya tekan yang dialami oleh
tubuh ketika menerima beban atau mengangkat beban adalah terletak pada
segmen lumbal 5 dan sacrum 1, dengan demikian dapat diketahui seberapa besar
gaya tekan yang terjadi pada bagian tersebut jika kita mengangkat beban dengan
berat tertentu.
Pengujian dilakukan pada tiga praktikan, yaitu Lita (P, 53 kg), Arief (L,
71 kg) dan Diana (P, 50 kg) dengan beban yang digunakan sama yaitu 2 kg dan 3
kg. Sebenarnya dibutuhkan praktikan yang berat tubuhnya mendekati sama lain,
sehingga akan lebih mudah untuk membandingkan. Tetapi yang ada, ketiga
praktikan ini memiliki berat tubuh yang terpaut perbedaan cukup jauh yakni
hingga 21 kg. Untuk itu, parameter lain akan dibuat seragam untuk mempersempit
faktor yang mempengaruhi gaya tekan tersebut.
Langkah pertama yang dilakukan adalah penimbangan berat badan
masing-masing praktikan, kemudian mengukur panjang telapak tangan, lengan
atas, lengan bawah, dan punggung. Setelah itu, mengukur sudut-sudut yang telah
ditentukan dengan posisi praktikum. Semua pengukuran dilakukan dengan cepat
untuk mendapatkan data yang akurat. Karena apabila tidak dilakukan dengan
cepat, maka sudut-sudut yang dihasilkan akan berubah karena praktikan mulai
lelah dengan posisi tersebut.
Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, dilakukan analisis data
dengan menggunakan rumus-rumus untuk menentukan gaya tekan tersebut. Ada
beberapa langkah rumus yang harus dikerjakan untuk menentukan gaya tekan
L5/S1, yaitu momen gaya pada telapak tangan, lengan atas, lengan bawah, dan
punggung, gaya perut, gaya otot spinal erector hingga berat total.
Dari perhitungan analisis tersebut diperoleh hasil sebagai berikut :

No. Orang L/P WB (N) 𝑭𝑪 (N)


coba 𝑾𝑶 = 𝟐𝟎 𝑵 𝑾𝑶 = 𝟑𝟎 𝑵
1 Lita P 530 2054,18 2350,13
2 Arief L 710 2102,23 2272,75
3 Diana P 500 1317,452 1164,536

Berdasarkan literatur, nilai gaya tekan pada segmen L5/S1 yang


distandartkan oleh NIOSH(National Institute of Occupational Safety and Health)
pada tahun 1981 adalah 3500-6500 N. Sedangkan nilai yang didapatkan tidak
masuk dalam rentang tersebut, tetapi mendekati 3500 N, hal ini bisa dikarenakan
beberapa hal, antara lain:
a. Beban yang digunakan digunakan terlalu ringan sehingga kurang memberikan
tekanan pada segmen L5/S1.
b. Posisi pengambilan data tidak sesuai dengan gambar yang ada di literatur.

F. KESIMPULAN

No. Orang L/P WB (N) 𝑭𝑪 (N)


coba 𝑾𝑶 = 𝟐𝟎 𝑵 𝑾𝑶 = 𝟑𝟎 𝑵
1 Lita P 530 2054,18 2350,13
2 Arief L 710 2102,23 2272,75
3 Diana P 500 1317,452 1164,536
G. DAFTAR PUSTAKA

Ama, Fadli dkk. 2018. Pedoman Praktikum Biomekanika & Biotransport.


Surabaya : FSAINTEK UNAIR
Ganong, W. F. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20 alih bahasa dr. H.
M. Djauhari Widjajakusumah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Guyton, Arthur C. 2006. Textbook of Medical Physiology, 11th ed. Elsevier, Inc :
Pennsylvania
Muslimah, Etika dkk. 2009. Analisis Aktivitas Angkat Beban Ditinjau dari Aspek
Biomekanika dan fisiologi. Surakarta : Simposium Nasional RAPI VIII
2009.
Saladin, Ken. 2003. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function, 3rd
ed. McGraw-Hill Companies : Georgia

H. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai