B. DASAR TEORI
Gerak pada tubuh manusia dihasilkan oleh kolaborasi antara tulang,
jaringan penghubung (Connective tissue) dan otot.
Tulang adalah alat untuk meredam dan mendistribusikan gaya/tegangan
yang ada padanya. Tulang yang besar dan panjang berfungsi untuk memberikan
perbandingan terhadap beban yang terjadi pada tulang tersebut. Mungkin dalam
aplikasinya, biomekanika selalu berhubungan dengan kerangka manusia).
b. Lengan bawah
c. Lengan atas
Gaya pada lengan atas dikali dua, momen dikali dua agar benda utuh satu.
d. Punggung
Gerakan seperti mengangkat beban tidak hanya dipengaruhi oleh lengan saja
tetapi juga oleh bagian tubuh lain seperti punggung, paha, betis dan lainnya.
Keterangan :
PA = Tekanan Perut (N/cm2)
FA = gaya perut (N)
AA = Luas Diafragma (465 cm2)
Θv = Sudut inklinasi perut
ΘT = Sudut inklinasi kaki
C. METODOLOGI
a. Alat dan Bahan
1. Timbangan badan
2. Meteran + Busur
3. Beban
b. Teknik
1. Menimbang berat badan orang yang hendak diukur besar gaya tekannya
pada L5/S1.
2. Mengukur panjang telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan
punggung.
3. Atur posisi tubuh orang coba sesuai gambar.
4. Mengukur 𝜃1, 𝜃2, 𝜃3, 𝜃4, 𝜃𝐻, 𝜃𝑇.
5. Melakukan pengukuran sebanyak 3 peserta praktikum.
6. Menentukan gaya tekan pada L5/S1.
5 Inklinasi 2 50 60 65
perut 3 40 60 70
6 Inklinasi 2 60 65 50
kaki 3 60 60 60
2. Analisis Data
a. Orang coba : Lita
WB = 53 kg = 530 N
1. Beban : 2 kg = 20 N
a. Momen Gaya pada Telapak Tangan (MW )
WH = 0,6% × WB = 0,6% × 530 = 3,18 N
SL1 = 18 cm = 0,18 m
θ1 = 20o cos θ1 = cos 20o = 0,93
1,8
10−4 (43 − 0,36(𝜃𝐻 + 𝜃𝑇 ))(𝑀𝐿5⁄𝑆1 )
𝑃𝐴 =
75
10−4 (43 − 0,36(50 + 60))(91,86)1,8
=
75
= 0,015 𝑃𝑎
𝑀(𝐿5⁄𝑆1) − 𝐹𝐴 𝐷
𝐹𝑀 =
𝐸
91,86 − (6,975 × 10−4 × 0,11)
=
0,05
= 1837,19 𝑁
𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑀
= 339,06 × 0,64 − 6,975 × 10−4 + 1837,19
= 2054,18 𝑁
2. Beban : 3 kg = 30 N
a. Momen Gaya pada Telapak Tangan (MW )
WH = 0,6% × WB = 0,6% × 530 = 3,18 N
SL1 = 18 cm = 0,18 m
θ1 = 10o cos θ1 = cos 10o = 0,98
1,8
10−4 (43 − 0,36(𝜃𝐻 + 𝜃𝑇 ))(𝑀𝐿5⁄𝑆1 )
𝑃𝐴 =
75
10 (43 − 0,36(40 + 60))(104,243)1,8
−4
=
75
= 0,04 𝑃𝑎
𝐹𝐴 = 𝑃𝐴 × 𝐴𝐴
= 0,04 × 465 × 10−4
= 18,6 × 10−4 𝑁
𝑀(𝐿5⁄𝑆1) − 𝐹𝐴 𝐷
𝐹𝑀 =
𝐸
104,243 − (18,6 × 10−4 × 0,11)
=
0,05
= 2084,85 𝑁
𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑀
= 349,06 × 0,76 − 18,6 × 10−4 + 2084,85
= 2350,13 𝑁
1,8
10−4 (43 − 0,36(𝜃𝐻 + 𝜃𝑇 ))(𝑀𝐿5⁄𝑆1 )
𝑃𝐴 =
75
10−4 (43 − 0,36(60 + 65))(93,926)1,8
=
75
= −9,483 × 10−3 𝑃𝑎
𝐹𝐴 = 𝑃𝐴 × 𝐴𝐴
= −9,483 × 10−3 × 465 × 10−4
= −4409,595 × 10−7 𝑁
𝑀(𝐿5⁄𝑆1) − 𝐹𝐴 𝐷
𝐹𝑀 =
𝐸
93,926 − (−4409,595 × 10−7 × 0,11)
=
0,05
= 1878,52 𝑁
𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑀
= 447,42 × 0,5 − (−4409,595 × 10−7 ) + 1878,52
= 2102,23 𝑁
2. Beban : 3 kg = 30 N
a. Momen Gaya pada Telapak Tangan (MW )
WH = 0,6% × WB = 0,6% × 710 = 4,26 N
SL1 = 21 cm = 0,21 m
θ1 = 30o cos θ1 = cos 30o = 0,86
1,8
10−4 (43 − 0,36(𝜃𝐻 + 𝜃𝑇 ))(𝑀𝐿5⁄𝑆1 )
𝑃𝐴 =
75
10−4 (43 − 0,36(60 + 60))(102,202)1,8
=
75
−3
= −1,104 × 10 𝑃𝑎
f. Gaya Perut (𝐹𝐴 )
𝐴𝐴 = 465 𝑐𝑚2 = 465 × 10−4 𝑚2
𝐹𝐴 = 𝑃𝐴 × 𝐴𝐴
= −1,104 × 10−3 × 465 × 10−4
= −513,36 × 10−7 𝑁
𝑀(𝐿5⁄𝑆1) − 𝐹𝐴 𝐷
𝐹𝑀 =
𝐸
102,202 − (−513,36 × 10−7 × 0,11)
=
0,05
= 2044,04 𝑁
𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑀
= 457,42 × 0,5 − (−513,36 × 10−7 ) + 2044,04
= 2272,75 𝑁
1,8
10−4 (43 − 0,36(𝜃𝐻 + 𝜃𝑇 ))(𝑀𝐿5⁄𝑆1 )
𝑃𝐴 =
75
10−4 (43 − 0,36(65 + 50))(59,1317)1,8
=
75
= 3,298 × 10−3 𝑃𝑎
𝐹𝐴 = 𝑃𝐴 × 𝐴𝐴
= 3,298 × 10−3 × 465 × 10−4
= 1533,57 × 10−7 𝑁
𝑀(𝐿5⁄𝑆1) − 𝐹𝐴 𝐷
𝐹𝑀 =
𝐸
59,1317 − (1533,57 × 10−7 × 0,11)
=
0,05
= 1182,633 𝑁
𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑀
= 321 × 0,42 − 1533,57 × 10−7 + 1182,633
= 1317,452 𝑁
2. Beban : 3 kg = 30 N
a. Momen Gaya pada Telapak Tangan (MW )
WH = 0,6% × WB = 0,6% × 500 = 3 N
SL1 = 15 cm = 0,15 m
θ1 = 20o cos θ1 = cos 20o = 0,93
1,8
10−4 (43 − 0,36(𝜃𝐻 + 𝜃𝑇 ))(𝑀𝐿5⁄𝑆1 )
𝑃𝐴 =
75
10−4 (43 − 0,36(70 + 60))(52,6249)1,8
=
75
= 3,363 𝑃𝑎
𝐹𝐴 = 𝑃𝐴 × 𝐴𝐴
= 3,363 × 465 × 10−4
= 1563,795 × 10−4 𝑁
𝐹𝐶 = 𝑊𝑡𝑜𝑡 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃4 − 𝐹𝐴 + 𝐹𝑀
= 331 × 0,34 − 1563,795 × 10−4 + 1052,153
= 1164,536 𝑁
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengukuran parameter segmen tubuh
dan menentukan tekanan perut, gaya otot pada spinal erector dan gaya tekan
pada segmen L5/S1 dengan menitikberatkan pada kasus pengangkatan beban
statis. Hal ini perlu dilakukan karena sebagian besar gaya tekan yang dialami oleh
tubuh ketika menerima beban atau mengangkat beban adalah terletak pada
segmen lumbal 5 dan sacrum 1, dengan demikian dapat diketahui seberapa besar
gaya tekan yang terjadi pada bagian tersebut jika kita mengangkat beban dengan
berat tertentu.
Pengujian dilakukan pada tiga praktikan, yaitu Lita (P, 53 kg), Arief (L,
71 kg) dan Diana (P, 50 kg) dengan beban yang digunakan sama yaitu 2 kg dan 3
kg. Sebenarnya dibutuhkan praktikan yang berat tubuhnya mendekati sama lain,
sehingga akan lebih mudah untuk membandingkan. Tetapi yang ada, ketiga
praktikan ini memiliki berat tubuh yang terpaut perbedaan cukup jauh yakni
hingga 21 kg. Untuk itu, parameter lain akan dibuat seragam untuk mempersempit
faktor yang mempengaruhi gaya tekan tersebut.
Langkah pertama yang dilakukan adalah penimbangan berat badan
masing-masing praktikan, kemudian mengukur panjang telapak tangan, lengan
atas, lengan bawah, dan punggung. Setelah itu, mengukur sudut-sudut yang telah
ditentukan dengan posisi praktikum. Semua pengukuran dilakukan dengan cepat
untuk mendapatkan data yang akurat. Karena apabila tidak dilakukan dengan
cepat, maka sudut-sudut yang dihasilkan akan berubah karena praktikan mulai
lelah dengan posisi tersebut.
Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, dilakukan analisis data
dengan menggunakan rumus-rumus untuk menentukan gaya tekan tersebut. Ada
beberapa langkah rumus yang harus dikerjakan untuk menentukan gaya tekan
L5/S1, yaitu momen gaya pada telapak tangan, lengan atas, lengan bawah, dan
punggung, gaya perut, gaya otot spinal erector hingga berat total.
Dari perhitungan analisis tersebut diperoleh hasil sebagai berikut :
F. KESIMPULAN
H. LAMPIRAN