RKS (Pengolahan Hasil Kopi)
RKS (Pengolahan Hasil Kopi)
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL. 1
UMUM
Lingkup Pekerjaan.
Spesifikasi ini mencakup persyaratan-persyaratan dasar yang diperlukan dalam “Pembangunan
Bangunan Pengolahan Hasil Kopi Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2018 ’’ yang meliputi dan
tidak terbatas pada penyediaan bahan (material), tenaga kerja yang cukup dan semua peralatan
pembantu, serta mesin yang diperlukan.
Pemberi Tugas.
Bila dalam uraian dan terdapat istilah Pemberi Tugas, maka itu berarti Kuasa Penggunan Anggaran atau
wakilnya seperti ditentukan dalam syarat-syarat umum.
Konsultan Pengawas.
Bila dalam uraian syarat-syarat terdapat istilah Konsultan Pengawas, maka disebut itu adalah suatu
badan Hukum/Perusahaan atau wakilnya yang bertangung jawab seperti ditentukan dalam syarat-syarat
umum.
Kontraktor.
Bila dalam uraian syarat-syarat terdapat istilah Kontraktor, maka itu berarti badan Hukum/Perusahaan
atau wakilnya yang mengadakan perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan dan yang berhubungan
dengan satu atau lebih Paket Kegiatan / Proyek yang sesuai dengan dokumen kontrak.
Buku Harian.
Kontraktor harus menyediakan buku harian sebanyak 2 (dua) buku untuk mencatat semua petunjuk-
petunjuk, keputusan-keputusan dan detail-detail penting dari pekerjaan.
Ukuran.
Ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran skala pada gambar kerja jika terjadi
keraguan tentang ukuran-ukuran, harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
petunjuk yang lebih lanjut.
Perbedaan Antara Item Pekerjaan Dengan Gambar Rencana Kerja dan syarat-syarat / RKS.
Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan biaya tambahan atau menarik keuntungan apabila dalam hal ini
terdapat perbedaan antara item pekerjaan dengan gambar Rencana dan spesifikasi. Dalam hal ini
Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar rencana spesifikasi ini tanpa
biaya tambahan.
Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan untuk selalu ada di lokasi Proyek dalam setiap waktu.
Gambar tersebut harus dalam keadaan jelas dan dapat dibaca .
Kebersihan dan Kerapian.
Pemborong harus mengangkut semua kotoran secara teratur , jika sudah bertumpuk dan pada waktu
penyelesaian pekerjaan harus bersih dan rapi.
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pengukuran.
Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengadakan pengukuran guna mendapatkan ukuran yang
tepat dan sesuai dengan Gambar Rencana dan telah disetujui Konsultan Pengawas.
Pasangan Bowplank.
a. Material yang digunakan untuk bowplank menggunakan kayu Kelas IV, dimana sebelum pelaksanaan
dimulai kontraktor harus mengajukan Shop Drawing yang menyatakan jarak-jarak tiang, jarak ke
bangunan dan letak bowplank pembantu untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
b. Sisi atas dari papan harus diserut, sehingga didapatkan permukaan yang benar-benar rata
(waterpass), dengan ukuran kayu 2/30 yang dipasang minimal 1,5 m2 dari rencana bangunan terluar.
c. Paku dari as-as kolom dinding harus dipasang dan diberi nomor yang jelas sudut siku –siku harus
dicek dengan alat ukur Optis.
a. Elevasi dari bowplank harus dicek terhadap patok-patok tetap dan selanjutnya akan menjadi
ukuran untuk meletakan lantai bangunan.
Foto-foto Proyek.
Selama masa pelaksanaan pekerjaan tersebut Pemborong harus membuat foto Dokumentasi dari
pelaksanaan pekerjaan sebanyak 3 (Tiga) tahap yaitu :
a. Pada saat Pekerjaan akan dimulai 0% sebanyak 3 Set.
b. Pada saat Prestasi Mencapai 50% sebanyak 3 Set.
c. Pada saat Prestasi Mencapai 100% sebanyak 3 Set.
a. Ofname harus dimulai dari beberapa bagian yang sudah di laksanakan dan bagian-bagian
pekerjaan yang akan atau sedang dikerjakan.
b. Foto-foto tersebut harus disimpan dalam Album untuk setiap tahapan pekerjaan dan
diserahkan kepada Kuasa Penggunan Anggaran.
c. Foto-foto tersebut persyaratan bagi Pemborong dalam melakukan proses Penagihan /
Termyin pembayaran.
d. Ukuran Foto adalah Ukuran Postcard.
Air Kerja.
Air kerja untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Pemborong dilokasi Proyek. Tidak
dibenarkan mengambil air di saluran-saluran yang berada di lokasi pekerjaan mengingat kebutuhan air
sangat terbatas.
Contoh Material.
Pemborong agar dengan secepatnya mengambil contoh-contoh material yang akan di pakai untuk
ditunjukan kepada Pengawas atau Direksi untuk dapat secepatnya disetujui, Sehingga Pemborong
dengan cepat dapat memesan material tersebut yang telah disetujui oleh Direksi. Kemudian ditempatkan
pada Direksi Keet. Contoh-contoh tersebut sebagai dasar penolakan bila ternyata Bahan-bahan atau tata
cara pengerjaan tidak sesuai dengan Contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
PASAL 3
PEKERJAAN LAPANGAN
2. Pelaksanaan.
a. Galian Tanah dan Pengupasan.
1. Sebelum melakukan pekerjaan galian dan urugan terlebih dahulu kontraktor harus melakukan
pengukuran kembali terhadap lokasi yang akan dilakukan penggalian atau urugan, hal ini
untuk mendapat titik duga dan ukuran yang tepat untuk pedoman melakukan pekerjaan
tersebut. Data hasil pengukuran harus dicatat oleh kontraktor dan diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan, kemudian Konsultan Pengawas akan melakukan
pengecekan hasil pengukuran kontrakror tersebut.
2. Semua galian harus dikerjakan sesuai gambar rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Material hasil galian yang baik dapat digunakan untuk bahan timbunan sesuai petunjuk
Konsultan.
4. Jumlah pekerjaan galian atau timbunan terbatas hanya pada batas-batas yang tercantum pada
gambar rencana. Galian diluar batasan adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak
dibenarkan mengajukan pekerjaan tambahan.
1. Kontraktor harus melihat sendiri ke tempat lokasi pekerjaan mengenai jenis tanah, lapisan
tanah, volume, lokasi pekerjaan dan lain-lain untuk persiapkan dalam penyusunan harga
penawaran dan tidak dibenarkan mengajukan Claim apabila Konsultan meminta Kontraktor
mengadakan/ mendatangkan peralatan tambahan lainnya demi kelancaran pekerjaan karena
belum mencapai hasil yang memuaskan sehingga pekerjaan tersebut belum dapat di terima
oleh Konsultan Pengawas.
2. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan kedudukan, elevasi, dimensi kemiringan dan bentuk
galian tersebut sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini serta petunjuk Konsultan
Pengawas.
3. Kontraktor harus melakukan pengukuran kembali terhadap lokasi yang akan digali untuk
pasangan pondasi dan untuk mandapatkan titik yang akurat. Hasil data pengukuran supaya
dicatat oleh kontraktor dan diajukan kepada konsultan pengawas untuk mendapat
persetujuan.
4. Material hasil galian dapat dipakai untuk timbunan dan yang tidak terpakai agar dikeluarkan
dari lokasi proyek.
5. Urugan Pasir.
a. Urugan pasir agar di berikan pada seluruh dasar galian untuk pondasi, di bawah lantai atau di
tempat lainnya dengan ketebalan urugan pasir sesuai dengan gambar rencana.
b. Pasir yang digunakan untuk bahan urugan harus pasir yang bergeradasi baik dan di setujui
pengawas lapangan.
c. Untuk pemadatan agar dilakukan dengan alat pemadat mekanis atau alat lain yang disetujui
oleh pengawas. Tebal lapisan maksimum pada kadar air optimum menurut standar AASTHO T-
99.
PASAL 4
PEKERJAAN BETON
2. Kolom praktis
Mutu beton bertulang yang digunakan adalah mutu K 175 dan mutu baja U-14 sesuai yang
dinyatakan dalam gambar.
Bahan bekisting atau acuan dapat dipergunakan papan kelas IV kecuali untuk plat beton
menggunakan multiplex tebal 9 mm, pemasangan acuan (bekisting) harus rapih dan kaku setelah
beton dibongkar membentuk bidang yang rata dan pada saat pengecoran diusakan air semen tidak
keluar. Tiang-tiang penyangga (perancah) dari kayu dolken, balok Terentang.
3. Pemasangan Besi.
a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang di pasang sesuai dengan yang tertera dalam
gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau terdapat kekeliruan/kekurangan perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka :
1. Kontraktor dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembebanan yang tertera
dalam gambar rencana.
2. Jika di usulkan perubahan pembesian, maka perubahan tersebut hanya dapat dijadikan
dengan persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.
c. Jika kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang di tetapkan
dalam gambar rencana, maka dapat penukaran diameter besi dengan yang terdekat dengan
catatan :
1. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar rencana.(dalam hal ini yang di maksud adalah jumlah luas
penampang).
2. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan di tempat tersebut atau daerah
over leving sambungan yang dapat menyulitkan alat penggetar (vibrator).
3. Biaya tambahan yang diakibatkan penukaran diameter besi adalah menjadi tanggung jawab
kontraktor.
4. Pengangkeran Dinding.
Pada saat sambungan pertikal dari kolom beton dengan dinding, kontraktor harus memberi batang ulang
dari lunak diameter 8 mm, panjang 50 cm dan dibengkokkan ujungnya dan yang satu dimasukkan
kedalam beton dan satunya lagi yang panjang 35 cm dibiarkan menjorok untuk dimasukan kedalam
dinding.
b. Pengangkutan.
Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara
sedemikian rupa yang diminta konsultan pengawas, sehingga tidak terjadi pemisahan, maupun
kehilangan bahan dan persyaratan lain yang ditentukan dalam PBI-1971 pasal 6.3.
c. Pengecoran.
1. Setiap langkah dari pengecoran harus diketahui konsultan pengawas.
2. Semua bekesting harus sudah di siapkan dalam kedudukan sesuai dengan ketentuan gambar
rencana.
3. Semua stek untuk kolom praktis maupun gantungan plafond harus sudah terpasang, juga
bagian lain yang tertanam dalam beton.
4. Tidak diperkenankan mengecor pada waktu hujan, kecuali kontraktor mengambil tindakan
pengamanan / pencegahan kerusakan atau perlindungan yang telah di setujui oleh pemberi
tugas atau konsultan pengawas.
5. Pengecoran kedalam cetakan harus sudah selesai sebelum adukan mulai mengental yang
dalam keadaan normal biasanya waktu 30 menit.
6. Selama pengecoran adukan harus dipindahkan dengan alat (vibrator) sebagai alat pemadat.
7. Untuk menjamin kelancaran / kecepatan dalam melakukan pengecoran, ditekankan harus
memakai Concerete Pump yang disetujui konsultan pengawas.
8. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan jangan berhenti, tidak
boleh terputus-putus tanpa persetujuan dari pengawas. Tempat pemberhentian pengecoran
siar-siar harus berpedoman pada PBI-1971 pasal 6.3
Pada waktu pengecoran pondasi dan sloof, lubang galian harus betul-betul bersih
sudah diberi lantai kerja dan bebas dari genangan air / lumpur.
Pada waktu pengecoran kolom, harus dilakukan tahap demi tahap dengan tinggi
pengecoran tidak boleh lebih dari 2 M hal ini untuk mempermudahkan memasukan
adukan dan melakukan pemadatan dan mencegah degragasi Dalam hal pengecoran
beton untuk kolom yang lebih tinggi 2 M harus menggunakan pipa tremie.
Pengecoran lantai dan balok harus sedemikian rupa sehingga didapat permukaan
lantai/peil lantai yang benar-benar rata. Harus diingat pada waktu akan melakukan
pemberhentian pengecoran, seizin dari konsultan pengawas.
6. Perlindungan Pengecoran.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin dan hujan sampai beton itu
mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat, harus diambil tindakan-
tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang akan di isi adukan beton 3 jam (setting time) harus dibasahi terus sampai
cetakan di bongkar.
b. Setelah pengecoran, beton harus dibasahi selama 14 hari berturut-turut.
c. Khusus yang harus diperhatikan bahwa pada permukaan lantai, pembasahan terus menerus itu
harus dilakukan dengan menutupinya dengan karung basah mencegah pengeringan dengan cara
lain. Sangat dilarang menaruh bahan-bahan di atas lantai yang menurut pendapat konsultan
pengawas belum cukup mengeras atau mempergunakan lantai tersebut sebagai jalan untuk
mengangkut barang-barang.
7. Pembongkaran Cetakan/Acuan.
Cetakan tidak boleh di bongkar sebelum beton mencapai kekuatan kubus yang cukup untuk memikul
beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian-bagian konstruksi akan bekerja
beban yang lebih tinggi dari beban rencana, maka cetakan tidak boleh di bongkar selama keadaan
beban tersebut berlangsung. Perlu di tekankan tanggung jawab keamanan konstruksi beton
seluruhnya terletak pada kontraktor dan perhatian kontraktor mengenai pembongkaran cetakan seperti
PBI-1971 pasal 5.8
Kontraktor harus memberitahu pengawas bilamana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada
bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuannya, tetapi dengan adanya persetujuan itu tidak
berarti kontraktor lepas dari tanggung jawabnya. Bagian-bagian konstruksi dimana terjadi sarang-
sarang kerikil harus diperbaiki dengan penuh keahlian.
c. Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang di rencanakan.
d. Konstruksi yang berisikan kayu atau benda lainnya.
9. Pengujian (Testing ).
Pada umumnya pengujian dilaksanakan sesuai dengan PBI-1971 Bab.4 termasuk juga pengujian susut
(slump) dan pengujian tekanan jika tidak memenuhi syarat itu, tidak boleh di pakai. Kontraktor harus
menyingkirkan dari tempat pekerjaan. Jika pengujian gagal, maka perbaikan harus di lakukan dengan
mengikuti prosedur-prosedur PBI-1971 untuk perbaikan.
Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN
2. Material.
1. S e m e n
Semen yang digunakan harus semen yang ditentukan untuk pekerjaan struktur beton (lihat pasal
4.2.1)
2. P a s i r
Pasir untuk pekerjaan tembok harus kualitas baik dan sesuai untuk pekerjaan tersebut.
3. A i r
Air yang dipakai untuk pekerjaan tembok harus memenuhi syarat-syarat dalam pekerjaan struktur
beton (lihat pasal 4.2.4).
Adukan yang di gunakan untuk pekerjaan pasangan terdiri dari :
Adukan 1 Pc : 2 Ps. Dipergunakan untuk pekerjaan pasangan, plasteran trasram setinggi 20
cm dari muka lantai sekeliling bangunan, pasangan yang berada dalam tanah, pasangan
keramik dan khusus untuk pasangan dinding trasram untuk Km/Wc agar disesuaikan gambar
rencana.
Adukan 1 Pc : 4 Ps. Dipergunakan untuk Pasangan dinding concret blok, Plasteran dinding
dan Pasangan dinding lainnya sesuai dengan gambar rencana.
4. Pasangan bata
Bata merah yang digunakan adalah bata merah yang dibuat dari tanah liat tanpa campuran bahan
lainnya. Yang dibakar pada suhu cukup tinggi, sehingga tidak hancur bila direndam dalam air dan
mempunyai luas penampang lubang kurang dari 15 % luas potongan datarnya.
3. Pelaksanaan.
1. Pasangan dinding bata.
a. Dinding harus dipasang masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan
seperti yang ditunjuk pada rencana . Sudut siku-siku baik dalam pertemuan vertikal maupun
horizontal harus betul-betul dijaga sehingga tidak menyulitkan pada pemasangan lantai
maupun plafond.
Pekerjaan dinding batu bata digunakan dengan adukan 1 Pc : 1Ps (untuk trasram) dan
pekerjaan dinding batu bata 1 Pc : 2 Ps dilaksanakan :
= Pasangan dinding yang dipasang di atas sloof sampai tinggi 30 cm di atas pile
lantai
= Bagian-bagian dinding yang di tetapkan dalam gambar kerja.
Pasangan dinding batu bata 1 PC : 2 Ps
Pasangan dinding batu bata 1 Pc : 2 Ps dilaksanakan pada seluruh dinding pembatas
ruangan, kecuali yang disebutkan pada point 1 di atas. Untuk semua sisi tegak yang
berhubungan dengan beton harus dipasang angker besi diameter 10 mm.
b. Sebelum pemasangan dimulai, bata merah yang akan digunakan /dipasang harus terlebih
dahulu direndam dalam air, sehingga permukaan jenuh air.
c. Semua permukaan yang akan dipasang bata merah harus dibersihkan dan di kasarkan agar
mendapatkan daya lekat yang baik.
d. Besi tulangan untuk kolom praktis harus sudah terpasang dan berdiri tegak dengan alat
penampang sebelum dilakukan pemasangan batu bata merah.
e. Pemasangan dinding dilakukan lapis demi lapis dengan tebal adukan pada tiap lapis 1 - 2 cm
dan tinggi pasangan maksimum 1 M dalam satu harinya. Setelah pemasangan bata itu
kuat/keras baru dilakukan pengecoran terhadap kolom praktis tersebut. Dan semua
permukaan harus dibersihkan dan disiram air terlebih dahulu. Pekerjaan tersebut diulang
terus mencapai ketinggian atau elevasi yang dikehendaki sesuai dengan gambar rencana dan
petunjuk pengawas lapangan.
f. Setelah pasangan bata memenuhi dengan ketinggian yang diharapkan dan sesuai dengan
gambar rencana selanjutnya pemasangan ring balok dilakukan menurut ketentuan yang
berlaku sesuai petunjuk pengawas.
g. Kontraktor harus menyediakan alat bantu agar dapat melakukan pengontrolan setiap saat
sehubungan dengan kelurusan, ketegakkan, dan keseragaman, dari siar-siar pada setiap
lapisan, sudut siku-siku pada setiap pertemuan dinding.
h. Semua sambungan atau siar-siar pada lapisan harus dikorek sedalam paling sedikit ½ cm
untuk memudahkan melakukan plasteran.
2. Pekerjaan plasteran
a. Untuk dapat melakukan plasteran yang kuat, maka setelah pemasangan dinding bata selesai
dan sebelum dilakukan pekerjaan plasteran, terlebih dahulu seluruh permukaan dinding
tersebut agar disemprot dengan air, semen, dan pasir.
b. Plasteran dilakukan pada seluruh permukaan dinding bata atau permukaan lainnya yang akan
diplaster sesuai dengan gambar rencana.
c. Pekerjaan plasteran boleh dilakukan pada pasangan dinding yang sudah keras/kuat. Dengan
terlebih dahulu harus membuat plasteran kepala yang mana macam dan ketebalan plasteran
sesuai dengan ketentuan dalam gambar rencana dan petunjuk konsultan pengawas.
d. Yang selanjutnya plasteran kepala akan digunakan untuk pedoman untuk mendapat
permukaan plasteran yang rata. Oleh sebab itu untuk membuat plasteran kepala harus diatur
dengan sedemikian rupa, sehingga di dapat plasteran kepala yang rata dan jarak antara
plasteran kepala tidak bolah terlalu jauh.
e. Plasteran yang telah selesai dikerjakan agar terus menerus dibasahi selama paling sedikit 7
(tujuh) hari, tidak mengalami retak-retak yang berarti sebelum dilakukan pengacian dengan
pasta semen.
f. Untuk bagian yang bentuk akhirnya akan dicat, maka permukaan dinding harus perhalus/diaci
dengan pasta semen yang diusahakan tipis-tipis lalu digosok dengan licin dan mengkilap.
g. Pekerjaan tersebut harus dilakukan oleh tukang yang ahli dan terbiasa melakukan pekerjaan
plasteran dan disetujui oleh konsultan pengawas. Konsultan pengawas berhak meminta
kontraktor untuk mengganti tukang yang di nilai tidak cakap.
Pasal 6
PEKERJAAN ATAP
2. Material.
1.Rangka Atap Baja Ringan
Baja Ringan yang dimaksud disini adalah untuk pekerjaan kuda-kuda gording dan pekerjaan
lainnya sesuai gambar rencana Rangka Atap dengan Bahan kualitas baik.
Kontraktor jauh sebelum pemasangan harus terlebih dahulu menyerahkan / mengajukan contoh
dari bahan tersebut diatas untuk mendapat persetujuan dari konsultan pengawas/pemberi tugas.
3. Pelaksanaan
1. Persiapan pelaksanaan
Jauh sebelum pemasangan, kontraktor harus membuat shop drawing terlebih dahulu mengenai
detail hubungan, sambungan, ukuran dan lainnya berdasarkan gambar rencana untuk disetujui
konsultan pengawas.
2. Tenaga ahli/terlatih
Kontaraktor harus menyediakan tenaga yang ahli dan terbiasa mengerjakan konstruksi atap dari
genteng metal zincalume yang disetujui oleh konsultan pengawas. Hal ini agar didapat konstruksi
atap yang benar-benar atap yang kuat dan rapih.
4. Pemasangan atap
Pemasangan atap dari genteng metal zincalume agar menuruti ketentuan/petunjuk dari pabrik
yang memproduksi bahan atap tersebut dan dikerjakan tenaga ahli dalam bidangnya, agar dapat
dijamin kebenarannya.
PASAL. 7
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, VENTILASI DAN JENDELA KACA
Kontraktor harus menyediakan material, tenaga, peralatan yang memadai untuk menjamin kelancaran
dan keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga hasil kerjanya akan sesuai dengan
dimensi, kedudukan, bentuk, elevasi, seperti yang tertera pada gambar rencana dan spesifikasi ini
menurut petunjuk pengawas.
2. Material.
1. Kayu
Kayu yang dimaksud disini adalah untuk pekerjaan kusen, rangka daun pintu, jendela, rangka
bovenlight dan pekerjaan lainnya yang kualitas baik memberi hasil yang baik.
3. Pelaksanaan.
Pekerjaan alumunium untuk kusen pintu, jendela dan beuvenlight, kontraktor harus membuat shop
drawing sebelum memulai pekerjaan tersebut yang menyatakan kedudukan, elevasi, dimensi yang
dipakai, detail sambungan dan lainnya.
Semua kaca harus dibersihkan dengan bahan yang disetujui oleh konsultan pengawas dan harus
dijaga hingga penyerahan pertama.
PASAL 8
PEKERJAAN PLAFOND / LANGIT-LANGIT
2. Material.
1. Rangka plafond menggunakan rangka kayu dengan ukuran dan jarak sesuai dengan yang tertera
dalam gambar rencana.
2. Papan gypsum 9 mm
Untuk plafond di pakai Gypsum tebal 9 mm. Kontraktor harus mengajukan merek dalam
menyusun penawaran sebagai penilaian terhadap tawaran kontraktor tersebut.
3. Pelaksanaan.
1. Persiapan pelaksanaan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk persetujuan pengawas lapangan yang dibuat
berdasarkan gambar rencana. Shop drawing menggambarkan detail hubungan-hubungan dan
sambungan-sambungan, pengangkeran konstruksi dan pemasangan komponen lengkap
ukurannya.
3. Penyelesaian plafond
a. Pemasangan plafond hanya dapat di lakukan bila mana rangka plafond telah selesai dan
sesuai gambar rencana serta telah disetujui oleh konsultan pengawas.
b. Lembaran gypsum yang digunakan untuk plafond adalah tebal 9 mm dengan modul di
sesuaikan dengan gambar rencana dan petunjuk konsultan pengawas.
c. Pemasangan harus rapi, sehingga akan lebih bagus dan dapat diterima oleh konsultan
pengawas.
d. Untuk plafond yang menggunakan list (lihat gambar rencana) agar pemasangan list tersebut
sedemikian, hingga lurus dan rapi.
e. Setelah pemasangan plafond keseluruhannya selesai dan diterima / disetujui konsultan
pengawas, selanjutnya dilakukan finishing dengan material yang di tentukan.
PASAL 9
PEKERJAAN LANTAI
2. Material.
Keramik lantai
Keramik lantai menggunakan keramik dengan ukuran 40/40 atau sesuai dengan gambar rencana.
Keramik tersebut dibuat dengan bahan baku tunggal, dibakar dengan suhu tinggi dengan tebal
minimum 7 mm, dengan bidang dasar berusuk dengan type black body. Permukaan keramik berglasir
(single firing) tidak boleh menampakan cacat-cacat seperti bergelombang, bengkok, retak-retak,
glasirnya lepas, lubang-lubang jarum pada permukaan glasir, roda-roda dari glasir, permukaan ubin
cembung atau cekung.
3. Pelaksanaan.
a. Persiapan
Dalam pemasangan keramik, kontraktor harus mengajukan shop drawing yang menunjukan
dimulainya pelaksanaan sesuai hasil pengukuran terakhir terhadap pelaksanaan kolom dan
dinding. Sebelum pemasangan lantai dimulai urugan pasir dibawah lantai harus sudah padat dan
disiram air terlebih dahulu
Kontraktor juga harus memperhatikan hubungan (keselarasan) nat-nat lantai dengan nat plint.
Konsultan pengawas berhak merubah usulan tersebut dengan mempertimbangkan keserasian
tersebut. Apabila dipasang ubin penyesuaian warna lain atau sama bahan lain seperti marmer
tanpa biaya tambahan ini dalam tawarannya. Sebelum pelaksanaan kontraktor harus
membersihkan semua tonjolan-tonjolan pada lantai yang dapat mengganggu pelaksanaan,
sedang bagian yang cekung harus diisi adukan yang digunakan untuk pemasangan ubin/keramik
tersebut. Untuk dinding harus diplaster dengan adukan sesuai dalam gambar rencana dan telah
cukup kering.
b. Pelaksanaan.
Bahan pengikat untuk pemasangan ubin keramik pada dinding adalah pasta semen portland,
sedangkan untuk lantai adalah campuran semen portland dicampur pasir halus (diayak / dicuci)
dengan perbandingan 1 : 4 atau sesuai petunjuk konsultan pengawas. Adukan di hampar
dengan tebal sedemikian rupa sehingga apabila ubin keramik dipasang, akan didapat
permukaan ubin yang rata pada semua bidang sesuai dengan elevasi rencana.
Sebelum ubin keramik di pasang, adukan tersebut harus digaru dengan alat khusus, sehingga
permukaan adukan terdapat alur yang selanjutnya akan memberikan pelekatan maupun kerataan
pengisian adukan dibawah ubin keramik dengan sempurna. Ubin keramik yang digunakan
harus di pilih untuk menghindari kemungkinan terpasangnya ubin yang cacat maupun warna yang
tidak sesuai.
Sebelum dipasang harus direndam terlebih dahulu minimum 2 jam agar jenuh air. Kurang
dari 2 jam sama sekali tidak diizinkan untuk selanjutnya di tempelkan pada dinding lantai.
Lebar nat maksimum 5 mm dan harus di isi dengan semen warna khusus yang stabil untuk
jangka waktu lama .
Kontraktor harus membersihkan permukaan lantai keramik dari segala kotoran dengan bahan-
bahan yang disetujui konsultan pengawas dan apabila perlu dengan asam clorida (HCL)
encer dan harus menjaganya hingga penyerahan pertama. Konsultan pengawas berhak menolak
hasil kerja yang dinilai tidak memenuhi gambar rencana dan spesifikasi ini maupun persyaratan
lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
d. Pada waktu pekerjaan beton tumbuk, permukaan harus betul-betul bersih sudah diberi lantai kerja
dan bebas dari genangan air / lumpur.
a. Sebelum dilakukan floor hardener lantai harus dilapisi terlebih dahulu dengan tanah urug dan
pasir urug.
b. Sangat dilarang menaruh bahan-bahan di atas lantai yang menurut pendapat konsultan
pengawas belum cukup mengeras atau mempergunakan lantai tersebut sebagai jalan untuk
mengangkut barang-barang.
PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN
2. Material.
Cat dinding yang digunakan adalah cat yang bebas timbal dan ramah lingkungan dengan kualitas
baik.
Finishing kayu menggunakan Cat Besi Kualitas Baik.
3. Pelaksanaan
1. Mengecat dinding
Permukaan yang akan dicat terlebih dahulu harus dibersihkan dan digosok dengan ampelas
dinding atau kain yang basah kemudian dinding diplamur dengan menggunakan plamur tembok
yang berkualitas baik dan setelah kering baru digosok dan diampelas halus sehingga permukaan
menjadi licin dan rata, kemudian baru dilabur dengan cat dinding, paling sedikit 3 kali dengan rool
yang lebarnya minimal 25 cm. Begitupun untuk mengecat kolom-kolom beton dan plafond,
digunakan dengan cara tersebut diatas.
2. Mengecat besi
Permukaan kayu yang akan dicat terlebih dahulu harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang
melekat pada kayu.
Pada bagian kayu yang berlubang harus diberi dempul kayu dan setelah kering baru diampelas
hingga rata dan halus, selanjutnya dicat dasar dan difinishing cat lebih halus dan merata.
3. Warna cat untuk dindingdan besi harus dikonsultasikan dengan pemilik / pengguna bangunan
(bouwheer).
Pasal 11
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan
2. Material
o Saklar engkel atau double dan stop kontak semutu merk broco.
o Kabel-kabel instalasi didalam ruangan dipakai jenis kabel NYM 2,5x3 mm untuk stop kontak, saklar
sedangkan NYM 2,5x2 untuk titik lampu. Kabel yang digunakan kualitas semutu Eterna, sedangkan
untuk kabel Teovoer digunakan kabel 3x4 mm.
o Jenis, Jumlah dan daya lampu yang digunakan disesuaikan dengan kondisi dan gambar rencana
o Pipa untuk instalasi digunakan pipa Conduit PVC.
3. Pelaksanaan
o Tinggi saklar dan stop kontak ditentukan 1,50 m dari permukaan lantai setempat
atau sesuai gambar rencana. Tiap-tiap stop kontak harus diberi penghantar tanah.
o Pemasangan titik lampu/armatur dari jenis lampu yang telah ditentukan dan
dipasang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar.
Pasal 12
PENYERAHAN PEKERJAAN
Kontraktor harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak. Gambar-gambar dan
Syarat-syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ataupun perubahan yang terdapat dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh Konsultan
Pengawas dan Pihak Pengguna Anggaran.
Pada saat pekerjaan akan diserah-terimakan untuk pertama kalinya (Provisional Hand Over - PHO),
Kontraktor harus menyerahkan :
Bersama-sama dengan Konsultan Pengawas, kontraktor harus meneliti, mencatat dan menyetujui, bagian-
bagian pekerjaan yang belum sempurna, untuk dibuatkan daftar (Check List) pekerjaan-pekerjaan yasng akan
diperbaiki dalam masa pemeliharaan.
PASAL 13
PENUTUP
1. Guna mendapatkan hasil yang baik pada bagian-bagian nyata dan termasuk dalam pekerjaan ini tetapi
tidak disebutkan dalam RKS harus dikerjakan oleh pemborong dan diterima sebagai hal yang disebutkan.
2. Pemborong diwajibkan untuk menjaga dan membersihkan sisa bahan material yang ada dilokasi.
3. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, pemborong harus menjaga dan memelihara bangunan selama
masa pemeliharaan sampai berakhir.
4. Apabila yang dianggap perlu, tetapi belum tercatat dalam RKS ini pemborong diperbolehkan
mengusulkan kegiatan yang dapat menambah hasil yang terbaik dengan mendapat persetujuan dari
pihak-pihak yang terkait dalam proyek ini.
5. Apabila dalam RKS ini untuk Syarat-syarat bahan dan pekerjaan tidak disebutkan dalam pekerjaan yang
dikerjakan oleh pemborong, maka hal tersebut menjadi beban dan tanggung jawab pemborong. Apabila
didalam RKS dan RAB ini tidak terdapat atau tidak tercantum bunyi pekerjaan tetapi dalam gambar
tercantum, maka gambar yang mengikat, sebaliknya apabila didalam gambar tidak tercantum, maka RKS
dan RAB yang mengikat.
6. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada kenyataannya diperlukan akan di
cantumkan dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
Bandung,.....Maret 2018
Dibuat oleh
Mengetahui/Menyetujui Konsultan Perencana
PPK Dinas ........................................... PT./CV.............................
....................................................... ..............................................
Nip. ............................................ Direktur