Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN
Program ADIWIYATA bukanlah program khusus yang harus dilaksanakan oleh
pihak sekolah. Program ini menyatu dalam 8 Standar Nasional Pendidikan, sehingga pada
proses pelaksanaannya tetap menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Selain
itu, kepedulian terhadap lingkungan hidup yang menjadi inti dari program ADIWIYATA
tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada tiap jenjang pendidikan di
Indonesia.
Secara operasional, untuk menjadi sekolah ADIWIYATA diharapkan melalui proses
yang tersusun secara hirarki menjadi 5 (lima) langkah menjadi sekolah ADIWIYATA,
yaitu membetuk tim ADIWIYATA sekolah, menyusun kajian lingkungan sekolah, menyusun
rencana aksi lingkungan sekolah, melaksanakan kegiatan aksi lingkungan, dan terakhir
adalah evaluasi & monitoring.
Deputi VI Menteri Lingkungan Hidup Bidang Komunikasi Lingkungan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Ir. Ilyas Asad, MP menyebutkan bahwa program sekolah
Adiwiyata sebagai salah satu bentuk pendidikan lingkungan hidup melalui jalur sekolah
seyogyanya terus dikembangkan agar menjangkau sekolah-sekolah yang ada di pelosok.
Karena itu ke depan pola seleksi Adiwiyata sedapat mungkin secara berjenjang. Artinya,
perlu diadakan sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi, dan terakhir
tingkat Nasional.

II. KONSEP DASAR


Kata Adiwiyata berasal dari kata Sansekerta, ADI dan WIYATA. Adi mempunyai
makna: besar, agung, baik, ideal atau sempurna, sedangkan Wiyata bermakna: tempat
dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, etika dalam berkehidupan sosial.
Bila kedua kata tersebut digabung maka secara keseluruhan maknanya adalah tempat yang
baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta
etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan
menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.

a. “Green School”, Sekolah Peduli Lingkungan


Dalam sosialisasinya di lingkungan sekolah dikenal dengan istilah “green
school”. secara arti kata green school adalah sekolah hijau. Namun dalam makna luas,
diartikan sebagai sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis
mengembangkan program-program untuk mengintemali-sasikan nilai-nilai lingkungan
ke dalam seluruh aktivitas sekolah. Karenanya, tampilan fisik sekolah ditata secara
ekologis sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk
bersikap arif dan berperilaku ramah lingkungan (Sugeng Paryadi, 2O08).
Melihat kondisi lingkungan sekitar saat ini, konsep sekolah hijau sangat penting
untuk diimplementasikan secara lebih luas. Berbagai bencana alam yang terjadi seperti
banjir, tanah longsor, dan sebagainya, sebagian besar diakibatkan oleh perbuatan
manusia yang merusak ekosistem lingkungan. Selain berserah diri pada-Nya, tentu saja
perlu dilakukan upaya penyadaran agar manusia makin ramah pada lingkungan.
Di sinilah, konsep sekolah hijau dalam menumbuhkan sikap peduli lingkungan
melalui proses pembelajaran dan pembiasaan menjadi penting dan strategis. Di sekolah,
proses pembelajaran mengarah pada upaya pembentukan perilaku siswa yang peduli
lingkungan melalui model pembelajaran yang aplikatif dan menyentuh kehidupan
sehari-hari. Sementara itu, lingkungan sekolah dijadikan wahana pembiasaan perilaku
peduli lingkungan sehari-hari. Dengan demikian, kedua aspek tadi, menuju pada satu
1
tujuan yaitu internalisasi atau pembiasaan perilaku peduli lingkungan dalam kehidupan
sehari-hari.
Mengutip pendapat Sugeng Paryadi, penyusunan program sekolah hijau ini
dilakukan secara holistik dengan mengaitkan seluruh program yang ada di sekolah serta
mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat.
Potensi internal sekolah seperti ketersediaan lahan, sumber daya air, energi,
bentang alam, tradisi masyarakat sekitar, dan ekosistemnya merupakan objek
pengembangan dalam konsep sekolah hijau. Sementara dalam pandangan LSM
Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati), program sekolah hijau harus
mengembangkan kurikulum berbasis lingkungan; pendidikan berbasis komunitas;
peningkatan kualitas lingkungan sekolah dan sekitarnya; sistem pendukung yang ramah
lingkungan; dan manajemen sekolah berwawasan lingkungan.

b. Implementasi sekolah hijau


Implementasi sekolah hijau dilakukan dalam tiga langkah strategis yaitu:
1. Pertama, bidang kurikuler
Pembelajaran lingkungan hidup dilakukan secara terintegrasi dengan mata
pelajaran yang ada. Guru harus pandai mengemas pembelajaran dengan
pemahaman dan pengalaman belajar yang aplikatif.

2. Kedua, bidang ekstrakurikuler


Bidang ekstrakurikuler yaitu mengarah pada pembentukan kepedulian siswa
terhadap pelestarian lingkungan melalui kegiatan penyuluhan lingkungan dan
lomba karya lingkungan.

3. Ketiga, bidang pengelolaan lingkungan sekolah


Bidang pengelolaan lingkungan sekolah yaitu melalui yang pertama adalah
pemanfaatan dan penataan lahan sekolah menjadi laboratorium alam seperti
menjadi kebun dan tanaman obat-obatan, ajakan hemat energi dan air, daur ulang
sampah melalui proses reduce, reuse, dan recycle, yang kedua adalah pengelolaan
lingkungan sosial dalam bentuk pembiasaan perilaku-perilaku nyata yang positif di
antaranya kedisiplinan, kerja sama, kepedulian, kejujuran, dan menghargai kearifan
lokal.
Lingkungan sekolah adalah lingkungan kehidupan sehari-hari siswa. Jika lingkungan
sekolah dapat ditata dan dikelola dengan baik, maka akan menjadi wahana efektif
pembentukan perilaku peduli lingkungan.
“Green School” adalah konsep yang mengajak seluruh warga sekolah untuk
membentuk gaya hidup agar lebih peduli dan melestarikan lingkungan.

III. VISI, MISI dan MOTTO


a. VISI
Menjadi SMK yang mencetak lulusan unggul, berkarakter, berbasis teknologi,
berwawasan lingkungan, dan berjiwa entrepreneur.

b. MISI
“SKEMA JAYA”

2
1. Selalu melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan pengembangan diri
secara efektif dan efisien dalam rangka membentuk peserta didik yang berprestasi
secara akademis maupun non akademis
2. Konsisten menumbuh kembangkan kehidupan beragama yang toleran dan budaya 5 S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun).
3. Efektif dan Efisien dalam mengimplementasikan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi secara lokal maupun global.
4. Menciptakan suasana pendidikan yang ramah lingkungan dan kondisi kerja yang
kondusif.
5. Aktual dalam memberdayakan, mengembangkan, melengkapi sarana prasarana dan
meningkatkan profesionalisme pendidik, tenaga kependidikan.
6. Jalin kerjasama yang intensif dengan dunia usaha/ dunia industri, instansi terkait,
alumni dan masyarakat dalam rangka menumbuhkan jiwa wirausaha melalui
kegiatan-kegiatan usaha secara langsung
7. Yakin dalam menerapkan Sistem Penjaminan Mutu untuk mengelola sekolah dalam
mencapai 8 (delapan) Standar Pendidikan Nasional.

c. MOTTO
1. Menyelamatkan lingkungan hidup dimulai dari tindakan awalmu.
2. Ini adalah bumi kita, kita tahu yang mana yang berharga.
3. Karena menyelamatkan bumi ini adalah menyelamatkan diri kita sendiri.
4. Satu dunia, satu satu kehidupan, dan satu kesempatan untuk menjaganya.
5. Bersih dan hijau adalah mimpi indah kita bersama.
6. Jagalah kebersihan dan keindahan kota agar dapat dilihat oleh anak cucu kita.

IV. TUJUAN
Tujuan Program Adiwiyata ini adalah untuk menciptakan kondisi yang baik bagi
sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan
pekerja lainnya), sehingga upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan.
Program ini merupakan salah satu Program Kementerian Negara Lingkungan Hidup
dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup. Program ini digulirkan untuk mengajak warga sekolah
berpartisipasi melestarikan dan menjaga lingkungan hidup disekolah dan lingkungan
disekitarnya.
Kegiatan utamanya adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan
berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia.
Program dan kegiatan Sekolah adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma-norma
dasar dalam kehidupan yang meliputi antara lain :
 Kebersamaan
 Keterbukaan
 Kesetaraan
 Kejujuran
 Keadilan
 Kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumberdaya alam.
Dengan adiwiyata, maka pemerintah telah memberikan penghargaan bahwa sekolah-
sekolah telah berhasil mendidik siswa menjadi individu yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan hidup. Penghargaan adiwiyata bertujuan untuk meningkatkan kesadaran

3
lingkungan melalui lembaga pendidikan formal mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menengah Atas dan Kejuruan se Indonesia.
Proses seleksinya didasarkan pada 4 kriteria yang meliputi pengembangan kebijakan
sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis lingkungan,
pengembangan kegiatan berbasis partisipatif, dan pengelolaan dan atau pengembangan sarana
pendukung sekolah.
Lebih jauh, keberadaan program adiwiyata adalah untuk menciptakan kondisi
sekolah dalam peran sebagai tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah sehingga di
kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya
penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan. Kegiatan utama
diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan
bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Disamping pengembangan norma-norma
dasar antara lain; kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian
fungsi lingkungan hidup, dan sumber daya alam. Serta penerapan prinsip dasar yaitu
partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi
keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran,
serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus
menerus secara konperensif.

V. PROGRAM KERJA
Dalam menunjang keberhasilan program ini, sehingga sekolah dengan menyandang
sekolah Adiwiyata, kami sudah melaksanakan sebagian kegiatan dan yang lainnya segera
menyusul. Program kerja yang telah dan akan kami laksanakan sebagai dibawah ini.
A. TIM KEBIJAKAN SEKOLAH
I. MenyusunVisi,MisidanTujuan Sekolah yang memuat PPLH
1. Mengadakan study banding ketempat-tempat yang ada kaitannya dengan
program Sekolah Berwawasan Lingkungan
2. Penyusunan Program pelaksanaan hari-hari lingkungan
II. Internalisasi warga sekolah
1. Mengadakan sosialisasi tentang SBL kepada seluruh warga sekolah
2. Membentuk kelompok kerjayang melibatkan Pendidikdan Tenaga Kependidikan
3. Pembuatan poster, slogan, himbauan-himbauan
III. Menyusun Struktur Kurikulum memuat pelestarian fungsi lingkungan, pencegahan
pencemaran, dan lingkungan hidup
1. Mengadakan pengawasan dan pemeriksaaan penyelenggaraan sekolah
berwawasan lingkungan secara rutin
IV. Menentukan ketuntasan minimal belajar pada mapel wajib dan muatan lokal yang
terkait dengan LH
V. Membuat RKAS dan mengalokasikan untuk LH
VI. Mengalokasikan Anggaran secara proporsional untuk beberapa kegiatan

B. TIM KURIKULUM
Pendidik
I. Menerapkan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang melibatkan
peserta didik aktif
II. Mengangkat Isu lokal dan global
III. Mengembangkan indikator pembelajaran dan instrumen penilaian yang terkait PPLH
IV. Penyusunan RPP yang terkait PPLH
V. Mengikutsertakan orang tua dan masyarakat yang terkait PPLH
VI. Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran LH

4
VII. Mengkaitkan pengetahuan konseptual dan prosedural pemecahan LH serta
aplikasinya

PesertaDidik
I. Melibatkan Peserta didik untuk menghasilkan karya nyata yang terkait dengan PPLH
1. Mengadakan lomba-lomba yang ada kaitannya dengan SBL
2. Pemberian hadiah, reward kepada siswa
3. Pemberian nama-nama ilmiah pada tanaman sekitar sekolah
II. Pesertadidik mempunyai kemampuan memecahkan masalah LH
1. Pembuatan artikel dan kampanye lingkungan hidup
2. Melaksanakan kerja bakti di lingkungan sekolah dan sekitarnya
III. Peserta didik mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH melalui beberapa media
1. Mengikuti pameran hasil kreatifitas siswa yang ada hubungan dengan program
SBL
2. Menyebarkan selebaran, pamplet, poster, slogan kepada masyarakat

C. TIM PARTISIPASIF
I. Warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan gedung dan lingkungan Sekolah
1. Jumat bersih
2. R 2 M
3. Piket Kelas
4. Lomba kebersihan kelas
5. Pemeliharaan taman dan tanaman
6. Pemeliharaan kebersihan kamar mandi/WC guru dan siswa
7. Pembuatan pagar-pagar bambu pohon / tanaman
II. Warga sekolah memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah untuk PPLH
1. Pembuatan tempat-tempat menanam tanaman hias atau yang lainnya
2. Pembuatan Persemaian
3. Pembuatan Green House untuk pusat kegiatan praktek PLH
4. Penanaman tanaman buah-buahan, tanaman apotik hidup
III. Kegiatan ekstrakurikuler yang dimanfaatkan untuk pembelajaran yang terkait PPLH
1. Pembentukan organisasi Siswa Pecinta Lingkungan Hidup
2. Kegiatan ektrakurikuler Pecinta Alam
3. Kepramukaan
IV. Kegiatan kreatifitas dan inovasi warga sekolah dalm upaya PPLH
1. Mengadakan ceramah/kuliah umum yang ada hubungannya dengan SBL
2. Mengadakan observasi/kunjungan praktek/ latihannya
V. Mengikuti kegiatan aksi LH yang dilakukan pihak luar
1. Mengirim warga sekolah untuk ikutkerja bakti LH di lingkungan luar sekolah
2. Mengikuti kegiatan pelatihan,workshopdan kursus tentang sekolah Adiwiyata
VI. Menjalin mitra yang dimanfaatkan sebagi nara sumber untuk meningkatkan
pembelajaran LH
1. Mendatangkan pihak-pihak yang kompeten untuk meningkatkan kemampuan,
keterampilan team SBL, guru PLH, siswa dll
VII. Menjalin mitra yang mendukung dalam bentuk materi yang terkait PPLH
1. Menjalin kerja sama dengan pihak luar dalam hal peningkatan dan pengelolaan
lingkungan sekolah
2. Mengikuti kegiatan pertemuan dengan instansi terkait
VIII. Kemitraan yang difasilitasi komite sekolah terkait pembelajaran LH dan upaya
PPLH

5
IX. Menjadi nara sumber dalam pembelajaran LH
X. Dukungan yang diberikan dalam upaya PPLH
1. Mengadakan pelatihan-pelatihan praktis yang erat hubungannya dengan program
Sekolah Berwawasan Lingkungan (Daur ulang, Pemamfaatan kembali, dll)
2. Pendampingan bimbingan teknis yang terkait PPLH

D. TIM SARANA DAN PRASARANA


I. Menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan LH
1. Menyediakan alat-alat penunjang untuk kegiatan PPLH
2. Menyediakan tempat sampah terpisah di tiap kelas dan ruang praktek
3. Pembuatan tempat pembuangan sampah sementara
4. Penyediaan air bersih
5. Pengaturan saluran air hujan
6. Pembuatan lubang resapan (Biofori)
7. Ruang terbuka hijau
8. Pengelolaan/penanganan sampah organik
9. Daur ulang (Recycle)
10. Pemanfaatan kembali sampah anorganik (re use)
11. Pembuatan WC baru yang sesuai dengan jumlah siswa
II. Menyediakan sarana prasarana pendukung pembelajaran LH
1. Pembuatan tempat cuci tangan
2. Pembuatan taman dan kebun sekolah
3. Pembuatan kolam ikan
4. Pembuatan Green house
5. Pengkomposan
6. Pembuatan kebun apotik hidup sebagai bahan ajar para siswa
III. Pemeliharaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan
1. Pengaturan pohon peneduh dan penghijauan di lingkungan sekolah
2. Melengkapi sarana-prasarana kebersihan kelas
3. Penataan ruangan kelas bekerja sama dengan wali kelas X,XIdan XII
IV. Peningkatan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi
1. Pengawasan kegiatan kebersihan kelas oleh siswa sesuai dengan
jadwalnya,bekerjasama dengan guru yang mengajar
2. Pengadaan alat kebersihan,pembersih dan tempat sampah di tiap tiap WC
V. Efisiensi pemanfaatan listrik, air dan ATK
1. Pemanfaat kertas bekas untuk dipakai lagi
2. Penghematan penggunaan energi listrik
3. Penghematan penggunaan air bersih
4. Pengontrolan penggunaan air,listrik,bak penampungan, dll
5. Pengontrolan terhadap sarana listrik dan air yang sudah berfungsi
VI. Peningkatan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan
1. Pengaturan Para pedagang kantin dan asongan disekitar sekolah
2. Mengurangi barang-barang yang dapat menghasilkan sampah plastik

VI. TIM SUKSES


a. Struktural SMK Negeri 5 Kendal
b. Semua Siswa khususnya Kelas X, Kelas XI dan Kelas XII
c. OSIS dan Pecinta Alam
d. Kepala Sekolah, Pendidik dan Tenaga Kependidikan

6
VII. INDIKATOR DAN KRITERIA PROGRAM ADIWIYATA

a. Pengembangan Kebijakan Sekolah peduli dan Berbudaya Lingkungan


Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan
beberapa kebijakan sekolah yang mendukung terlaksananya kegiatan-kegiatan pendidikan
lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program
Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan.
Pengembangan kebijakan sekolah antara lain:

 Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.


 Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan
hidup.
 Kebijakan peningkatan kapasitas SDM (tenaga pendidik dan non-pendidik) di
bidang pendidikan lingkungan hidup.
 Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
 Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih
dan sehat.
 Kebijakan sekolah untuk mengalokasikan dana untuk kegiatan yang terkait
dengan lingkungan hidup.

b. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan


Penyampaian materi lingkungan hidup kepada siswa dapat dilakukan melalui
kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembanagn materi, model pembelajaran,
dan metode belajar yang bervariasi dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa
tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (issue
local).
Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan dengan cara:
 Pengembangan model pembelajaran lintas pelajaran.
 Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada
di masyarakat sekitar.
 Pengembangan metoda belajar berbasis lingkungan dan budaya.
 Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran siswa tentang lingkungan.

c. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif


Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah
perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah
juga diharapkan melibatkan masyarakat sekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang
memberikan manfaat baik warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Kegiatan-
kegiatan tersebut antara lain:
 Menciptakan kegiatan ekstrakulikuler/ kurikuler di bidang lingkungan hidup
berbasis partisipatif di sekolah.
 Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
 Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan
lingkungan hidup di sekolah.

d. Pengelolaan dan Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah

7
Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung
sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengeleloaan lingkungan hidup, antara lain
meliputi:
 Pengembangan fungsi saranapendukung untuk pendidikan lingkungan hidup.
 Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar sekolah.
 Penghematan sumber daya alam (listrik air, dan ATK).
 Peningkatan kualitas makanan sehat.
Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau
lomba. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai apresiasi kepada sekolah yang mampu
melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
Penghargaan diberikan pada tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang
dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun).
Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas dua kategori, yaitu:
 Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam
melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup.
 Calon sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam
pengembangan lingkungan hidup.

1. Tahapan Penghargaan Adiwiyata


Penghargaan Adiwiyata terbagi dalam 3 kategori yaitu Sekolah Adiwiyata Mandiri,
Sekolah Adiwiyata, dan Sekolah Calon Adiwiyata. Adiwiyata Mandiri diberikan kepada
sekolah-sekolah yang mampu mempertahankan program-program lingkungan hidup
mereka selama tiga tahun berturut-turut. Meski demikian pada dasarnya program
Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba. Penghargaan Adiwiyata
diberikan sebagai apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan
pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Sebagaimana disebutkan diatas, penghargaan adiwiyata tahapan pemberdayaan (selama
kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3
tahun). Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas dua kategori, yaitu

 Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam


melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup.
 Calon sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam
pengembangan lingkungan hidup.

2. Capaian Program Adiwiyata


Capaian akhir program adiwiyata adalah diharapkan terbentuk sekolah berwawasan
lingkungan. Sekolah berwawasan lingkungan hidup adalah sekolah yang menerapkan
nilai-nilai cinta dan peduli lingkungan pada sekolahnya. Pengajaran yang berbasisi
lingkungan dan kesadaran warga sekolah akan pentingnya lingkungan merupakan bagian
terpenting dari sekolah berwawasan lingkungan hidup.
Untuk menjadi sekolah yang berwawasan lingkungan hidup bukan hal yang sulit,
asalkan ada niat dari warga sekolah. Kita dapat melihat seperti apa sekolah berwawasan
lingkungan hidup dari contoh sekolah-sekolah yang sudah mulai menerapkan prinsip
peduli dan berbudaya lingkungan. Beberapa aspek sekolah yang berwawasan lingkungan:

a. Kondisi Sekolah
Tata letak sekolah yang rapi dan bersih dari sampah tentu akan dipandang baik
dan dapat meningkatkan semangat belajar mengajar. Hal itulah yang menjadi

8
pertimbangan untuk menjadi sekolah berwawasan lingkungan hidup

b. Kawasan Hijau
Kawasan hijau adalah tempat yang disediakan untuk menanam berbagai macam
tumbuhan yang biasa disebut taman. Taman sekolah biasanya sering
membentuk suatu ekosistem yang berisi berbagai macam tumbuhan. Tumbuhan
yang biasa ditanam adalah tumbuhan yang membuat udara sejuk, tanaman obat,
dan lain sebagainya. Hal terpenting adalah taman tersebut harus rapi, indah, dan
terawat.

c. Kesadaran Warga Sekolah


Kesadaran warga sekolah merupakan faktor terpenting untuk dapat menjadi
sekolah berwawasan lingkungan hidup. Karena dengan adanya kesadaran,
terciptanya sekolah yang berwawasan lingkungan akan lebih mudah. Semua itu
dari warga sekolah itu sendiri. Jika mereka peduli maka sekolah akan bersih
terawat sedangkan bila mereka tidak peduli maka sekolah pun akan kotor tak
terawat.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menjadi sekolah yang peduli dan berwawasan
lingkungan hidup, diantaranya:

1. Penguatan Kelompok Pecinta Lingkungan


Kelompok pecinta lingkungan adalah sekelompok siswa yang peduli terhadap
lingkungan khususnya lingkungan sekolah. Biasanya kelompok tersebut melakukan
kegiatan penggunaan kembali (reuse) dari sampah plastik menjadi produk-produk
siap pakai seperti tas, dompet, tempat pensil, kartu ucapan, kantong alat mandi, dan
sebagainya dengan membekali wawasan dengan mengikuti pelatihan dasar peduli
lingkungan. Selain itu, melaksanakan seminar lingkungan di sekolah, dan pameran
di dalam dan di luar sekolah guna mengajak warga sekolah untuk menjaga
lingkungan khususnya lingkungan sekolah.

2. Pengelolaan Sampah Sekolah


Sampah yang diproduksi oleh warga sekolah terdiri dari sampah kertas, sampah
plastik, kaleng minuman, daun-daun, dan sampah basah. Seperti yang kita ketahui
bahwa sampah anorganik sulit terurai maka sampah jenis ini dapat dimanfaatkan
kembali menjadi barang yang dapat digunakan kembali. Sampah kertas dapat didaur
ulang menjadi kertas surat, sampah organik diolah menjadi pupuk, sedangkan
sampah plastik diubah menjadi produk-produk yang bermanfaat.

3. Pembudidayaan Tanaman
Pembudidayaan tanaman dilakukan untuk pelestarian lingkungan, selain itu dapat
juga untuk media pembelajaran dan pemanfaatan tanaman.
 Tanaman Hias
 Tanaman Herbal
Tanaman obat yang dibudidayakan yaitu Toga (tanaman obat). Lahan yang
digunakan merupakan lahan di dalam kawasan sekolah yang, tepatnya di
samping kelas. Tujuannya agar siswa mengetahui bahwa banyak manfaat dari
tumbuhan yang dapat dengan mudah dikelola oleh siswa itu sendiri.
 Tanaman lain yang mendukung penghijauan.
4. Pengintegrasian Isu Lingkungan Ke dalam Mata Pelajaran
Untuk menanamkan kepedulian pada lingkungan kepada warga sekolah, akan efektif
jika melalui mata pelajaran atau kegiatan pembelajaran. Dengan berkembangnya

9
wacana mengenai lingkungan hidup, maka sekolah kemudian memutuskan untuk
menyusun sebuah muatan lokal yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa mengenai
pendidikan lingkungan hidup.

5. Kampanye Lingkungan
Sebagai kelompok yang peduli lingkungan, kelompok pecinta lingkungan
menganggap penting untuk mulai mengampanyekan isu-isu lingkungan. Kegiatan
kampanye ini bermaksud untuk menyebarkan benih kesadaran lingkungan kepada
berbagai khalayak.
Diantaranya adalah:
1. Komunitas Tanaman Hias.
2. BPLHD.
3. Dinas Lingkungan Hidup.
4. Pemuda dan Olah Raga.
5. Pemerintah Kab. Kendal.
6. Komunitas Hijau.
7. Komunitas Pecinta Alam.
8. Pramuka.
9. Pecinta Lingkungan Hidup.

VIII. PENUTUP
Lingkungan dan keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari entitas sekolah, semoga
tulisan ini menjadi semangat tersendiri bagi kita. Sebuah kepedulian bagi lingkungan yang
kita wariskan bagi anak cucu kita.

IX. LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. SK Tim Adiwiyata SMK Negeri 5 Kendal


2. Surat Tugas Kelompok Kerja
3. Form Aplikasi Pencapaian Adiwiyata

10

Anda mungkin juga menyukai