Form Pengusulan Obat Baru
Form Pengusulan Obat Baru
BAB II
2.1 Teori
2.1.1 Rumah Sakit
2.1.1.1 Pengertian Rumah Sakit
Terdapat beberapa pengertian mengenai rumah sakit yaitu :
1. Menurut Wolper dan Pena (1987), rumah sakit adalah suatu wadah dimana
orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta wadah bagi
pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat, dan berbagai
tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. 5
Sehingga rumah sakit berarti wadah bagi organisasi tenaga medis spesialistik
profesional yang terorganisasi,yang didalamnya terdapat pelayanan kesehatan
perorangan dengan menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan dan gawat
darurat .
5
Adisasmito, Wiku, 2007, Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, Hal. 1.
6
Op cit
7
Permenkes RI No. 920/ MenKes/ Per/ XII/ 1986. Tentang Upaya Pelaksanaan Kesehatan di Bidang Medik.
8
Hendrawan Nadesul, Nama Saya Mata, 1983
9
Nurjaya A.A. Gde, 1996, Sari Pati Manajemen RS di Indonesia, ULEK FK UNUD
10
Keputusan Menteri No. 032/ birhub/ 1972
kondisi iklim yang tropis seperti, cahaya yang terang dan menyilaukan, panas,
kelembapan, debu, bakteri dan serangga. Buruknya kondisi perumahan, sanitasi
dan kebersihan pribadi semakin menambah sebab munculnya penyakit mata.
Beberapa penyakit mata tersebut diantaranya14 :
1. Katarak adalah jenis penyakit kekeruhan lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga
akibat dari kedua-duanya seperti melihat air terjun, yang biasanya mengenai
kedua mata dan berjalan progesif. Penyebab katarak antara lain
trauma,ketuaan,ataupun penyakit mata lain yang tidak mendapatkan
pengobatan intensif; Satu-satunya pengobatan yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan pembedahan.
2. Konjungtivitis adalah penyakit mata merah yang disebabkan oleh reaksi
hipersensitivitas terhadap setiap bahan yang dapat bersifat alergen (debu,
tepung sari, obat, dan lain-lain)
3. Xeroftalmia adalah suatu penyakit mata akibat defisiensi vitamin A dengan
kekeringan epitel biji mata dan kornea. Penyakit ini disebabkan oleh
konsumsi makanan yang tidak mengandung cukup vitamin A atau
provitamin A untuk jangka waktu yang lama.
4. Uveitis adalah inflamasi uvea ( iris,korpus siliaris, dan koroid)dengan
berbagai penyebab seperti Disebabkan oleh virus, bakteri, fungsi, ataupun
parasit yang spesifik.
5. Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada
kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh.
6. Kalazion merupakan peradangan granulamatosa kelenjar meibom yang
tersumbat. Kalazion terjadi akibat sumbatan pada kelenjar Meibom,
menyebabkan terbentuknya suatu nodus pada palpebra yang bersifat keras
dan tidak nyeri.
7. Iritis merupakan bentuk uveitis anterior akut. Uvetitis anterior (iritis) yang
merupakan peradangan pada iris dan badan siliar adalah tipe uveitis yang
paling sering ditemukan.
14
Sidarta Ilyas. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. FKUI
sesegera mungkin karena akan berakibat fatal bagi pasien jika tidak dirawat
secepatnya.
15
Sidarta Ilyas. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. FKUI
Untuk membuat diagnosis penyakit pada ilmu penyakit mata digunakan alat
tertentu untuk melakukan pemeriksaan mata,setiap alat bertujuan untuk menilai
suatu keadaan mata. Alat tersebut antara lain : loupe dengan sentolop (slitlamp),
tonometer, oftalmoskop, kampimeter, fluoresein, anel, eksoflatmometer hertel,
ishihara atau buta warna, kisi-kisi amsler, papan placido, gonioskopi,
ultrasonografi, elektroretinografi, dan visual evoked response.16
16
Sidarta Ilyas. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. FKUI
17
Sidarta Ilyas. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. FKUI
Tabel 2.1 Klasifikasi rumah sakit khusus mata dari segi pelayanan
No. Jenis pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C
K. Oftamologi Komunitas
3. Pelayanan Spesialis Anestesi + + -
4. Pelayanan Rawat Inap + + +
5. Pelayanan Rawat Jalan + + +
6. Pelayanan Gawat Darurat Mata + + +
7. Pelayanan Bedah/ Operasi + + +
8. Pelayanan Penunjang + + +
9. Pelayanan Farmasi + + +
10. Pelayanan Laboratorium + + +
Sederhana
11. Optik + + +
12. Gizi + + +
13. Sterilisasi + + +
14. Bank Mata + - -
15. Rekam Medik + + +
16. Laundry + + +
17. Pemulasaraan Jenazah + + -
18. Penanggulangan Bencana + - -
Sumber : Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 Tentang klasifikasi rumah sakit
2. Sumber Daya Manusia;
Sumber daya manusia yang harus dimiliki oleh rumah sakit mata juga dibedakan
menurut kelasnya. Sumber daya manusia yang dimiliki masing – masing kelas rumah
sakit mata diantaranya tampak pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Klasifikasi rumah sakit khusus mata dari segi sumber daya manusia
No. Jenis pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C
1. Dokter Spesialistik Mata : 5 2 1
A. Refraksi Spesialis Spesialis
B. Infeksi dan Imunologi mata ditambah ditambah
C. Glaukoma
D. Bedah Katarak
E. Medical retina
F. Oftalmologi Komunitas
3. Peralatan;
Klasifikasi kelas rumah sakit mata juga dapat dibedakan dari segi peralatan yang
harus dimiliki. Klasifikasi kelas rumah sakit mata dari segi peralatan tampak pada
tabel 2.3.
Tabel 2.3 Klasifikasi Rumah Sakit Khusus Mata Dari Segi Peralatan
No. Nama Peralatan Kelas A Kelas B Kelas C
1. Slit Lamp 20 12 6
2. Auto refraktermeter. 3 2 1
3. Oftalmoskop direk 20 12 6
4. Oftalmoskop indirek 10 3 1
5. Lens Meter 3 2 1
6. Trial Lens Set 10 4 2
7. Lup Binokuler 3-5 Dioptri 2 2 2
8. Streak retinoskopi 2 1 1
9. Buku Ishihara-Kanahera 2 2 1
10. Snellen test Projector 10 4 2
11. Basic ophtalmik instrumen 10 5 3
12. Flash light 10 5 3
13. Loup 10 5 3
14. TonometerSchiotz 10 5 3
15. Sterilizer table model 2 1 1
16. Obat diagnostic midriatikum + + +
17. Anastetic Topical + + +
18. Lensa Gonometri dengan 3 cermin 5 3 2
19. Set dilator punctum 5 3 2
Sumber : Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 Tentang klasifikasi rumah sakit
Tabel 2.4 Klasifikasi rumah sakit khusus mata dari segi Sarana dan
Prasarana
No. Nama Ruangan Kelas A Kelas B Kelas C
Bangunan Utama
1. Ruang administrasi + + +
2. Ruang Rawat Jalan
Ruang pemeriksaan
pelayanan mata spesialistik
+ + +
(general optalmologi)
Ruang Pemeriksaan
pelayanan mata sub + + -
spesialistik
Ruang Farmasi + + +
Ruang Laboratorium + + +
UGD Mata + + +
Ruang Rawat Inap + > 100 + 50 - 100 + 25 - 50
Ruang Tindakan + + +
Ruang Bedah + + +
Ruang Pulih + + +
Ruang Komite Medik + + +
Ruang Diagnostik Central + + -
Ruang Pemulasaraan Jenazah + + -
(UURS)
Dapur / Gizi + + +
Laundry + + +
Ruang Perpustakaan + + +
Ruang Diklat / R. Pertemuan + + +
Bangunan Penunjang
Ruang Generator + + +
IPAL + + +
Tempat Pembuangan Sampah + + +
sementara
Sumber : Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 Tentang klasifikasi rumah sakit
5. Administrasi
Dari segi administrasi,rumah sakit mata dari segala kelas,baik kelas A.Kelas
B,maupun Kelas C harus mempunyai kejelasan status dari beberapa segi yaitu18 :
a. Status Badan Hukum
b. Struktur Organisasi
c. Tatalaksana / Tata Kerja / Uraian Tugas
d. Peraturan Internal Rumah Sakit (HBL & MSBL)
e. Komite Medik
f. Komite Etik & Hukum
g. Satuan Pemeriksaan Internal
h. Surat Izin Praktik Dokter
i. Perjanjian Kerjasama Rumah Sakit & Dokter
j. Akreditasi Rumah Sakit
18
Permenkes Nomor 340/MENKES/PER/III/2010
A. Persyaratan Bangunan. 19
Persyaratan bangunan pada sebuah bangunan kesehatan antara lain:
1) Luas tanah untuk bangunan tidak bertingkat luas tanah minimal 1,5 kali luas
bangunan dan bangunan bertingkat luas tanah minimal 2 kali luas bangunan
lantai dasar.
2) Tanah di luar bangunan dipergunakan untuk lapangan parkir, taman dan jalan.
3) Seluruh bangunan berpedoman pada standarisasi bangunan rumah sakit
pemerintah yang sesuai dengan kelasnya.
4) Seluruh ruangan memenuhi persyaratan minimal untuk kebersihan, bebas
polusi, ventilasi, penerangan, tenaga dan system pemadaman kebakaran yang
akurat.
5) Diwajibkan mempunyai system keselamatan kerja, kebakaran dan
kewaspadaan bencana.
6) Tersedianya fasilitas listrik dan penyediaan air minum setiap hari selama 24
jam yang memenuhi persyaratan kesehatan.
7) Tersedianya pengelolaan air limbah dan pembuangan sampah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
B. Persyaratan Peralatan/Kelengkapan.
Persyaratan peralatan/perlengkapan pada sebuah bangunan kesehatan
antara lain:
1) Peralatan / kelengkapan medis dan penunjang medis disesuaikan dengan kelas
rumah sakit dan pelayanan yang diselenggarakan dan berpedoman pada
standar pelayanan medis / penunjang medis yang berlaku.
19
Departemen Kesehatan RI, Standar Penyelenggaraan Rumah Sakit Klas B, C dan D, (Jakarta : Departemen
Kesehatan RI, 2007)
a. Lingkungan
lingkungan rumah sakit harus memiliki batas yang jelas dilengkapi dengan
pagar yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau binatang keluar
masuk dengan bebas
lingkungan rumah sakit harus dilengkapi dengan penerangan yang
memiliki intensitas cahaya yang cukup
20
Departemen Kesehatan RI, Standar Penyelenggaraan Rumah Sakit Klas B, C dan D, (Jakarta : Departemen
Kesehatan RI, 2007)
tidak becek, tidak berdebu dan tidak tergenang air, serta dibuat landai
menuju saluran terbuka/tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan
disesuaikan terhadap luas halaman.
Saluran air limbah harus tertutup dan dihubungkan langsung dengan
sistem pengolahan air limbah
Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat tertentu harus
tersedia tempat pengumpul sampah pada radius 20 m.
Untuk suhu dan kelembapan udara pada ruangan dapat dilihat pada tabel
2.5.
Tabel 2.5. Persyaratan Jumlah Kuman, Mutu Udara, Suhu dan Kelembapan
kebisingan
Tingkat kebisingan di setiap ruang harus disesuaikan dengan fungsinya.
(tabel 2.6.)
Pencahayaan
Di dalam lingkungan rumah sakit, harus mendapatkan cahaya dengan
intensitas berdasarkan fungsinya. Intensitas cahaya berdasarkan fungsi ruang
dapat dilihat pada tabel 2.6.
(saat tidur)
(meja operasi)
anaestesi 300-500
3 -
pemulihan -
4 Laboratorium 300-500 - 68
5 X ray 75-100 - 45
14 Ruang isolasi - - 45
15 Mesin - - 80
16 Poliklinik - - 80
17 Radiologi - - 45
c. Fasilitas Sanitasi
1. Fasilitas penyediaan air
Harus tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan
Tersedia air bersih minimal 500 liter/tempat tidur/hari
Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang
membutuhkan secara berkesinambungan
Distribusi air minum dan air bersih di setiap ruangan/kamar harus
menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif.
2. Fasilitas toilet dan kamar mandi
Harus selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang
dan mudah dibersihkan.
Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet tersendiri. Khususnya untuk
rawat inap.
Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan
penahan bau (water seal).
Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur,
kamar operasi dan kamar khusus lainnya.
Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar.
Toilet dan kamar mandi pria dan wanita harus terpisah.
Toilet dan kamar mandi karyawan, pengunjung dan rawat inap harus
terpisah.
Toilet pengujung harus terletak di tempat yang mudah dijangkau dan ada
penunjuk arah
Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara
kebersihan
Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat menjadi
tempat perindukan nyamuk
Tersedia toilet untuk pengunjung dengan perbandingan 1 toilet untuk 1-40
pengunjung wanita, 1-60 pengunjung pria. Perbandingan jumlah tempat
tidur pasien dengan jumlah toilet dan jumlah kamar mandi ditunjukkan oleh
tabel 2.7.
Tabel 2.7. Perbandingan Jumlah Tempat Tidur dengan Toilet, Kamar Mandi
Rumah Sakit
Jumlah Jumlah Jumlah
No
T. Tidur Toilet Kamar Mandi
1 s.d. 15 1 1
2 s.d. 30 2 2
3 s.d. 50 3 3
4 s.d. 75 4 4
Perbandingan jumlah pegawai dengan jumlah toilet dan kamar mandi dapat
dilihat pada tabel 2.8.
1 s.d. 20 1 1
2 s.d. 40 2 2
3 s.d. 70 3 3
4 s.d. 100 4 4
kolom dan elemen bangunan lainnya. Pintu asap harus dibuat pada bagian
depan koridor sesuai peraturan yang berlaku.
Gambar 2.1 Standard Koridor Pada bangsal Rumah Sakit Sumber: Ernst, Peter
Neufert, 2000, Architects' Data Neufert. 3rd Edition: 550
Gambar 2.2 Standard Koridor Utama dan Koridor Servis Medis Rumah Sakit
Sumber: Ernst, Peter Neufert, 2000, Architects' Data Neufert. 3rd Edition: 550
Gambar 2.3 Standard Koridor Servis dan Koridor Area Operasi Rumah Sakit
Sumber: Ernst, Peter Neufert, 2000, Architects' Data Neufert. 3rd Edition: 550
Gambar 2.4 Standard Koridor bangsal & Intensive Care dan Lobi Lift
Sumber: Ernst, Peter Neufert, 2000, Architects' Data Neufert. 3rd Edition:
550
2. Pintu
Saat mendesain pintu, persyaratan tingkat kebersihan dan
higienitas haruslah dipertimbangkan. Permukaan yang di-coating harus
dapat bertahan lama dari cairan pembersih dan disinfektan dan harus
didesain tahan terhadap transmisi suara. Pintu haruslah dibuat dengan
standard isolasi suara sebagai dinding di sekelilingnya. Persyaratan
rekomendasi minimum untuk reduksi suara adalah 25 dB. Tinggi bersih
D
i
b
a
w
Keterangan gambar :
: Zona ruang administrasi
Terdapat beberapa jenis alur pasien di rumah sakit mata. Alur tersebut
diantaranya :
a. Pasien gawat darurat
Pasien gawat darurat yang datang ke rumah sakit mata Indera,biasanya
disebabkan oleh adanya trauma pada mata yang disebabkan oleh benturan
pada mata. Alur pasien gawat darurat di rumah sakit Indera ini adalah :
Pendaftaran
Pembayaran
Apotik Konsul
Optik
Pemeriksaan sistematik
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan anak-anak
c. Pasien operasi
Pasien yang melakukan proses operasi mata di rumah sakit Indera terlebih
dahulu harus melalui proses pemeriksaan spesialistik,dan kemudian melalui
pemeriksaan darah di laboratorium dan kemudian boleh melalui proses
operasi. Alur pasien operasi di rumah sakit Indera adalah :
Administrasi Konsul
Pemeriksaan
Pemeriksaan sistematik
Laboratorium
Apotik
Pemeriksaan khusus
Pemulihan Pembedahan
Pemeriksaan anak-anak
Rawat inap
Potongan
Perspektif
Gbr.2.6 R.refraksi
2. Ruang tonometri
Denah ruangan
Potongan ruangan
Perspektif
Gbr.2.7 R.Tonometri
Potongan bangunan
Perspektif
Gbr.2.8 R.Fundus
Kamera
Sumber : studi banding 2011
4. Ruang optik
Denah ruangan
Potongan ruangan
Gbr.2.9 R.optik
Perspektif
Sebagai rumah sakit khusus kelas A,rumah sakit mata ini juga
memiliki ruangan-ruangan yang melayani kebutuhan pasien penyakit mata
agar tidak perlu mencari keluar rumah sakit. Ruangan-ruangan tersebut
diantaranya ruang optik. Ruang optik rumah sakit mata merupakan pelayanan
kacamata bagi pasien yang memerlukan kaca mata, pasien dapat memilih
sendiri kacamata yang diingikan karena Optik Rumah Sakit Indera
menyediakan berbagai jenis kacamata, dari kacamata gratis yaitu yang
disubsidi oleh pemerintah dan kacamata yang harganya cukup mahal.
Kacamata berasal dari distributor kacamata dan beberapa dibuat sendiri sesuai
dengan pesanan pasien di ruang khusus pembuatan kacamata .
Ruang rawat inap Rumah Sakit Indera melayani pasien pasca operasi
dan pasien yang memerlukan perawatan setelah penanganan kegawat
daruratan. Ruang rawat inap terdiri dari 7 bed dengan 1 buah ruang isolasi.
Ruang rawat inap berada di lantai 2 dan akses menuju rawat inap adalah
melalui tangga sedangkan untuk pasien adalah ramp. Di dalam ruangan rawat
inap tidak disediakan fasilitas yang terlalu banyak mengingat pasien penyakit
mata umumnya menginap di rumah sakit tidak terlalu lama.
Selain itu,untuk mendukung fungsi lain dari rumah sakit mata sebagai
sarana pendidikan dan penelitian,rumah sakit mata ini juga dilengkai dengan
wet laboratory. Yaitu ruangan khusus yang dilengkapi dengan sarana
pembelajaran khusus dokter mata,seperti miksorkop khusus,lcd,serta alat
kesehatan mata lainnya.
Adapun alur berobat pasien di poliklinik mata rumah sakit mata diawali dari
ruang pendaftaran pasien yang menyimpan medical record atau penyimpanan data
pasien. Pasien kemudian masuk ke poli mata dan menunggu giliran di ruang
tunggu. Dari ruang tunggu pasien kemudian melakukan pemeriksaan ke dalam
ruang – ruang pemeriksaan. Adapun alur kegiatan pasien di poli mata rumah sakit
Sanglah dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gbr.2.14 R. resepsionis
Gbr.2.16 R.laboratorium
Adapun fungsi dari poli mata di rumah sakit sanglah ini adalah sebagai
layanan medis, perawatan, fasilitas kesehatan rujukan, sarana pendidikan dan
penelitian mengenai penyakit mata. Pelayanan yang diberikan pada poliklinik
mata rumah sakit sanglah ini adalah berupa pelayanan medik,dengan perawatan
rawat jalan.
Administrasi Inventaris
Perawatan Perawatan
Rumah Tangga
Diagram 2. 2.
Pada tahun 2010 yang lalu,Jakarta Eye Center (JEC) ditetapkan sebagai
anggota resmi World Association of Eye Hospitals (WAEH). Pengakuan ini
menempatkan JEC sebagai rumah sakit mata pertama yang mewakili Indonesia
dalam asosiasi beranggotakan 11 rumah sakit mata dari berbagai penjuru dunia.
Pangakuan ini didapatkan karena JEC mengadakan suatu inovasi dalam
melayani konsumen. Inovasi tersebut adalah ruang edukasi pasien atau yang
biasa disebut Patient Education Center, dimana tersedia fasilitas audio maupun
video bagi pasien yang ingin mendapat informasi lebih jauh mengenai penyakit
maupun tindakan yang akan dijalaninya. Ide Patient Education Center ini pun
dikembangkan menjadi konsep ICD atau Internal Customer Discussion, dimana
waktu tunggu pasien di ruang tunggu diisi dengan penerangan secara interaktif
oleh staff yang berpengalaman.21
a. Fungsi
Fungsi dari JEC ini selain sebagai fasilitas pelayanan medis untuk mata,
juga memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan untuk peningkatan kualitas
SDM serta sebagai tempat melakukan penelitian.
b. Pelayanan
Pelayanan medis yang diberikan meliputi pelayanan dengan rawat inap
ataupun rawat jalan dengan jumlah pasien ± 80.000 pasien per tahun. Selain itu
JEC juga memberikan layanan medis berupa Refractive surgery center, The JEC
retina center, The JEC gloukoma center, Oculoplasty, Stabismus, The contact
lens center.Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada JEC. Diantaranya Anestesi,
Penyakit Dalam, Radiologi , Patologi Klinik, Manajemen Rumah Sakit, Klinik
Lensa Kontak, Apotik, Optik, Audiovisual: InfoJEC
c. Manajemen
JEC ini ditangani oleh 23 dokter spesialis mata dengan dipimpin oleh
seorang direktur dengan dibantu 4 wakilnya. Status kepemilikannya adalah
bersifat swasta dengan struktur organisasi sebagai berikut :
Direktur
Wakil Wakil
Wakil Direktur Wakil Direktur
Direktur Direktur
Riset & Pendidikan Pengembangan
Medik Umum
Diagram 2. 4
Sumber : www.jakarta-eye-center.com
21
Kompas,30 Maret 2010,diakses melalui www.kompas.com pada tanggal 4 Oktober 2011
d. Tempat Praktek
Saat ini JEC telah memiliki tempat praktek sendiri yang menetap di Jalan
Cik Diktiro 46, Menteng.
e. Jam Operasi
Jam operasinya mulai sejak pagi sampai sore dengan membuat perjanjian
terlebih dahulu.
3) Pelayanan perawatan
Perawatan di rumah sakit mata dibagi menjadi tiga yaitu perawatan rawat jalan ,
perawatan rawat inap,dan perawatan gawat darurat mata.
4) Pencegahan dan peningkatan kesehatan mata
5) Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medis dan paramedis.
6) Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang
kesehatan.
- R. Sekretaris
- R. Bag. pemeliharaan
- R. Bag. Keuangan
- R. Bag. Pemeliharaan
- R. Bag. Pemasaran
- R. Bag. Pelayanan dan penunjang
- R. Pertemuan
b. Fasilitas Servis
- R. Generator
- Tempat Pembuangan sampah sementara
- R. Soundsystem
- R. Penyimpanan linen
- R. Persiapan makan
- R. M.E
5. Fasilitas Pelayanan Umum meliputi perpustakaan umum , lobby, cafeteria,
dan toilet umum.