Simulasi Pengaruh Material dan Tebal Plat Terhadap Deformasi Pada

Pembentukan Klam dengan Proses Forming dengan metode Taguchi

Nidhal Darmawan1 dan M Rendy Herdana2

1
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Malang, Malang
2
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Malang, Malang

Abstract Proses pembentukan (forming) adalah proses mengubah bentuk logam dengan suatu gaya
pada arah tertentu tanpa menyisakan serpih Proses pembentukan tergantung pada sifat plasticity
(plastisitas), yakni kemampuan mengalir sebagai padatan tanpa merusak sifat-sifatnya.. Proses metal
forming bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu pengerjaan panas (hot working) dan pengerjaan dingin (cold
working). Pada proses pengerjaan panas dan pengerjaan dingin logam mengalami deformasi plastis dan
perubahan bentuk. Pada pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan
perubahan sifat mekanik juga tidak siknifikan. Pada pengerjaan dingin, diperlukan gaya yang lebih besar,
akan tetapi kekuatan logam tersebut akan meningkat secara signifikan. Tren penggunaan simulasi semakin
meningkat dikarenakan mampu memprediksi dan menggambarkan mekanisme proses serta mendapatkan
optimasi proses pre forming.
Kata Kunci :Material,Tebal Plat,Deformasi

1 Pendahuluan
Metal forming adalah proses pembentukan logam secara plastis dengan mempergunakan gaya tekan
untuk mengubah bentuk atau ukuran dari logam yang dikerjakan. Proses metal forming bisa dilakukan
dengan 2 cara yaitu pengerjaan panas (hot working) dan pengerjaan dingin (cold working). Metal
forming bisa dilakukan dengan manual atau dengan mesin hidrolis karena bisa membuat tekanan
dengan tenaga yang besar. Tetapi jika menggunakan tenaga pneumatik, tenaga yang dihasilkan lebih
kecil. Dua jenis pengerjaan mekanik dimana logam mengalami deformasi plastis dan perubahan
bentuk adalah pengerjaan panas dan pengerjaan dingin. Pada pengerjaan panas, gaya deformasi yang
diperlukan adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik juga tidak siknifikan. Pada pengerjaan
dingin, diperlukan gaya yang lebih besar, akan tetapi kekuatan logam tersebut akan meningkat secara
signifikan.Suhu rekristalisasi logam menentukan batas antara pengerjaan panas dan dingin. Pengerjaan
panas logam dilakukan di atas suhu rekristalisasi atau di atas daerah pengerasan kerja. Pengerjaan
dingin dilakukan di bawah suhu rekristalisasi dan kadang-kadang berlangsung pada suhu ruang.
2 Metode Penelitian
2.1 Diagram alur Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh variasi Materia dan tebal Plat terhadap Deformasi pada Pembentukan
klam dengan simulasi komputer. Dilakukan dengan memodelkan proses pre forming dengan
memanfaatkan software berbasis metode elemen hingga. Langkah-langkah yang dilakukan dijelaskan
oleh diagram alur.
Star
t

Input data:
Material
Parameter
proses

Pemodelan benda kerja dengan

parameter proses Variabel bebas:
Ketebalan 1, 1.5, 2 mm dan
Material Aluminium, Stainless Steel,
Structural Steel

Setting simulation
kontrol

Running Solver

Output:
damage

validasi hasil
simulasi

Analisis Damage

Kesimpul
an

En
d
 Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Variabel bebas :
- Tebal (1mm, 1.5mm, 2mm)
- Material (Aluminium, Structural steel, Stainlessteel)

2. Variabel terikat :
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
- Deformasi

3. Variabel terkontrol
Variabel terkontrol dalam penelitian ini adalah :
- Dies : Rigid

Gambar 1. Top Dies

Gambar 2. Work Piece

Gambar 3. Bottom Dies

3 Pemodelan Pre Forming

Metal forming dimodelkan secara 3 dimensi dengan memberikan variasi ketebalan plat (1 mm,1,5
mm,2 mm); Material (Alumunium,Stainless steel,Structural Steel).

Spesimen Tebal Material Jenis Material

1 1 mm Aluminium
2 1 mm Stainles Steel
3 1 mm Aluminium
 4 1,5 mm Aluminium
5 1,5 mm Stainles Steel
6 1,5 mm Structural Steel
7 2 mm Aluminium
8 2 mm Stainles Steel
9 2 mm Structural Steel
Tabel 1. Pemodelan Variasi Pada Pre Forming Pembentukan Klam

Spesimen Deformasi
1 1 mm
2 1 mm
3 1 mm
4 1,5 mm
5 1,5 mm
6 1,5 mm
7 2 mm
8 2 mm
9 2 mm
Tabel 2. Tabel Deformasi

1 2

4
 3

5 6

7 8

Gambar 4. Deformasi pada plat

Dari gambar 1 dapat diketahui bahwa nilai Deformasi terbesar terlihat pada spesimen nomor 3 dengan
nilai deformasi tertinggi tertinggi sebesar 27,902. Hal ini disebabkan pada spesimen nomor 3 ini,
proses pembentukan logam dilakukan pada material jenis Structural Steel dengan ketebalan 2 mm..
Selama proses pembentukan terjadi strain hardening, logam akan menjadi lebih keras yang diikuti
dengan penurunan keuletan sehingga deformasi yang terjadi menjadi terbatasi. Nilai Deformasi
terendah terlihat pada spesimen nomor 5 dengan nilai Deformasi tertinggi sebesar 27,503. Hal ini
disebabkan pada spesimen nomor 5 ini, proses pembentukan logam dilakukan pada jenis material
Stainles steel dengan ketebalan benda 1,5 mm.
 Main Effects Plot for Means
Data Means
Tebal Material
27.85

27.80
Mean of Means

27.75

27.70

27.65

1 1,5 2 1 2 3

Grafik 1.

4 KESIMPULAN
Kesmipulan
Dari hasil analisan dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai Deformasi terbesar terlihat pada specimen nomor 3 dengan nilai deformasi tertinggi
sebesar 27,902 dengan analysis menggunkan material Alumunium dan tebal plat adalah 1mm
2. Nilai Deformasi terendah terlihat pada specimen nomor 5 dengan nilai deformasi sebesar
27,503 dengan analysis menggunakan material Structural Steel dan tebal plat adalah 1,5 mm
3. Dengan simulasi 3D, dapat dikembangkan optimasi parameter Pre forming untuk
mengurangi damage pada benda kerja

References
1. Saptono, Rahmat. 2005. Analisis Proses Pembentukan Logam. Jakarta: Universitas
Indonesia.
2. Moaveni, Saeed. 1999. Finite Element Analysis Theory and Application with ANSYS.
New Jersey : Prentice Hall.
3. Nakazawa, Tamura dan Yoshida. 2005. Develoment Of Crash-Box For Passenger Car
With High Capability For EnergyAbsorption. Jepang. 4. Nentchev, A. 2002. Numerical
Analysis
4. Adi, Dicky. 2005. Simulasi Pengaruh Friction, Speed, Material, Dan Temperature
Terhadap Damage Pada Block Pre Forming Dengan Metode Taguchi. Lampung :
Universitas Muhammadiyah Metro