Jawab :
1. Ekstraksi Metalurgi : Ilmu dan teknologi untuk memperoleh sampai
pengolahan logam mulai dari processing bijih mineral sampai pemerolehan
(ekstraksi) sesuai sifat dan karakteristik logam melalui proses-proses kimia,
baik melalui temperatur rendah (pelindian) maupun temperatur tinggi (piro
metalurgi/peleburan).
Pembagian Ekstrasksi Mealurgi :
2. Metalurgi fisik : upaya memadukan 2 logam / lebih agar hasil perpaduan ini
mempunyai sifat fisik sesuai dgn yg diinginkan.
Perbedaannya adalah :
1. Metalurgi Ekstraksi : Pada bagian pengolahan mineral, konsentrat
yang mengandung logam berharga dipisahkan dari pengotor
yang menyertainya. Sedangkan ilmu metalurgi ekstraksi adalah untuk
memisahkan logam berharga dalam konsentrat dari material lain.
2. Metalurgi Fisik : Metalugi fisik adalah pengetahuan-pengetahuan
mengenai fisika dari logam-logam dan paduan-paduan umpamanya tentang
sifat-sifat mekanik, sifat-sifat teknologi serta pengubahan-pengubahan sifat-
sifat tersebut yang umumnya menyangkut segi-segi pengembangan atau
development, pada penggunaan dan pengolahan atau teknologi logam-
logam dan paduan-paduan.
3. Metalurgi Mekanik : Proses pengerjaan secara mekanik untuk mencapai
bentuk tertentu termasuk proses pembentukan dan proses lainnya yang tidak
merubah komposisi kimia, termasuk sifat mekanik dan cara ujinya
Aspek Mining
Aspek processing disini ialah kegiatan sebelum dilakukannya peleburan atau dengan
kata lain proses pengolahan untuk meningkatkan kadar. Bahan tambang yang sudah
ditambang akan dilakukan pengolahan untuk menaikkan nilai tambah. Dari pengolahan
(processing) inilah dapat diketahui mineral apa saja yang terkandung didalam logam tersebut.
Apakah masih banyak mineral ikutan didalam logam tersebut yang apabila dilakukan
peleburan kembali akan menguntungkan karena kadar yang tinggi atau nilai jualnya yang
tinggi.
Untuk menghasilkan logam dari bijihnya, diperlukan suatu proses ekstraksi metalurgi.
Karena di alam bijih logam umumnya dalam bentuk oksida dan sulfida, maka untuk
menghasilkan logam diperlukan reaksi reduksi dan oksidasi. Pada proses metalurgi juga
terdapat sifat fisika dan kimia. Dasar Fisika Kimia Metalurgi dapat didefinisikan juga yaitu
sebagai ilmu dan teknologi untuk memperoleh sampai pengolahan logam yang mencakup
tahapan dari pengolahan bijih mineral,pemerolehan (ekstraksi) logam, sampai ke
pengolahannya untuk menyesuaikan sifat-sifat dan perilakunya sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam pemakaian untuk pembuatan produk rekayasa tertentu. Berdasarkan
tahapan rangkaian kegiatannya, metalurgi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu metalurgi
ekstraksi, metalurgi kimia dan metalurgi fisika. Metalurgi ekstraksi yang banyak melibatkan
proses-proses kimia, baik yang temperatur rendah dengan cara pelindian maupun pada
temperatur tinggi dengan cara proses peleburan utuk menghasilkan logam dengan kemurnian
tertentu, dinamakan juga metalurgi kimia.
Meskipun sesungguhnya metalurgi kimia itu sendiri mempunyai pengertian yang luas,
antara lain mencakup juga pemaduan logam denagn logam lain atau logam dengan
bahan bukan logam.
Metalurgi kimia merupakan proses metalurgi yang banyak melibatkan proses-proses
kimia, baik yang temperatur rendah dengan cara pelindian maupun pada temperatur tinggi
dengan cara proses peleburan utuk menghasilkan logam dengan kemurnian tertentu,
dinamakan juga metalurgi kimia. Beberapa aspek perusakan logam (korosi) dan cara-cara
penanggulangannya, pelapisan logam secara elektrolit,dll.
Metalurgi fisika adalah pengetahuan-pengetahuan mengenai fisika dari logam-logam
dan paduan-paduan umpamanya tentang sifat-sifat mekanik, sifat-sifat teknologi serta
pengubahan-pengubahan sifat-sifat tersebut yang umumnya menyangkut segi-segi
pengembangan atau development, pada penggunaan dan pengolahan atau teknologi logam-
logam dan paduan-paduan.
Kriteria yang mendasari aspek tersebut adalah
1. Aspek Mining : hal yang mendasarinya adalah kegiatan prospeksi, eksplorasi, studi
kelayakan dan eksploitasi
2. Aspek Mineral processing : hal yang mendasarinya adalah kegitan crushing, grinding
screening, untuk meningkatan nilai kadar dari mineral
3. Aspek Ilmu Pengetahuan : hal yang mendasarinya adalah ilmu fisika dan kimia yang
berkaitan dengan kalor atau panas seperti hukum termodinamika, hukum termokimia, asas
black.
1. ilmu fisika, yang bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dari logam
2. ilmu kimia, yang bertujuan untuk mengetahui sifat kimia dari logam
Dari kedua ilmu pengetahuan tersebut terdapat beberapa hukum yang berperan dalam proses
ekstraksi metalurgi, yaitu :
1 Hukum Termodinamika.
GAMBAR 2.1
1. Termodinamika Klassik
2. Termodinamika Statistik
3. Termodinamika Kimia
Fokus pada transfer energi dalam reaksi Kimia dan kerja pada sistem Kimia.
4. Termodinamika Teknik
Kondisi suatu sistem termodinamika ditentukan oleh besaran yang secara eksperimen
dapat diukur :
Contoh:
2. Besaran ekstensif
3. Besaran intensif
Contoh:
ρ=m=1
Jelas bahwa v merupakan besaran intensif. Pada banyak kasus Termodinamika, lebih
menguntungkan merumuskan dalam besaran spesifik karena persamaan menjadi tidak
bergantung pada massa.
1.1 Tekanan (P).
P = F/A
Satuan lain:
= 1,01325×105 N/m2
3. Bila dua benda mengalami keseimbangan termal ketika kontak, maka dua
benda tersebut memiliki temperatur yang sama.
4. Berlaku sebaliknya bila dua buah benda memiliki suhu sama, maka
ketika kontak akan terjadi keseimbangan termal. Bila dua benda
(misal A & B) secara terpisah masing-masing mengalami
keseimbangan termal dengan benda ketiga (C), maka kedua benda
tersebut juga dalam keseimbangan termal.
2 Gas Ideal.
Pada tekanan yang cukup rendah, dan suhu yang relatif tinggi, semua gas
ternyata semua gas mematuhi tiga hukum sederhana. Hukum-hukum itu menyatakan
hubungan antara volume gas dengan tekanan dan suhunya. Bila suatu gas mematuhi
hukum tersebut maka dikatakan gas itu berperangai seperti gas ideal.
PV = nRT
R = Tetapan T = Suhu
N = Mol
Dalam ekstraksi metalurgi gas ideal sangat diperlukan hal ini tentu utuk menjaga
kesetabilan reaksi-reaksi yang terjadi dalam tahapan ekstraksi. Kondisi standar gas
dinyatakan ideal adalah pada 60oF.
3 Hukum Kesetimbangan.
Secara teoritis setiap reksi kimia sedikit banyak dapat berlangsung kearah balik.
Seiring gaya penggerak atau pendorong suatu reaksi sangant cenderung ke suatu arah
tertentu, dan reaksi ke arah balik tak terhingga kecilnya sehingga tidak mungkin diukur.
Gaya pendorong reaksi kimia atau perubahan energi bebas yang menyertai reaksi
merupakan ukuran pasti mengenai kecenderungan rekasi, apakah akan berlangsung
sampai penyelesaian atau tidak. Bila Go sangat besar dan tandanya negatif, reksi itu
dapat dikatakan berlangsung hingga selesai pada arah maju, Jika Go hanya negatif kecil,
reksi-reksi lebih lanjut akan menjadi nol dan akan berjalan di arah balik jika ada
konsentrasi sedikit saja.
Dalam hal ini rekasi organik dan metalurgi bersifat reversibel. Kita perlu
mendalami masalah bagaimana harusnya mengatur kondisi reaksi untuk mendapatkan
hasil yang ekonomis dan agar reaksi yang dikehendaki berlangsung lebih cepat, sedang
yang tidak dikehendaki menjadi minimum. Sistem kimia yang sudah mencapai keadaan
reversibilitas termodinamik tidak lagi melibatkan reaksi kearah maju ataupun balik,
karena Go = 0, sistem itu dikatakan kesetimbangan (equilibrium). Untuk menghasilkan
reaksi yang setimbang maka harus memenuhi persamaan berikut :
0 = Go + RT ln Qek
Go = -RT ln Qek
Dimana :
Go = Reaksi Kesetimbangan
R = Tetapan
T = Suhu
4 Azas Black
Hukum kekekalan energi untuk kalor menyatakan bahwa untuk berbagai benda
yang dicampur dan diisolasi sempurna terhadap lingkungan, banyaknya kalor yang
dilepas benda sama dengan banyak kalor yang diterima benda lainnnya.
Qlepas = Qmasuk
Hukum ini dinyatakan pertama kali oleh Joseph Black (1728-1799) sehingga dikenal
sebagai Azas Black.
Kalor yang diterima oleh suatu benda bermassa m dan memiliki kalor jenis c, dan
kapasitas kalor C yang mengalami perubahan suhu t dinyatakan dengan :
Q = m c t atau Q = C t
C = kapasitas kalor
4. Geometalurgi adalah ilmu yang menghubungkan geologi dan block mode ke pengolahan
metalurgi dan perencanaan produksi. Dalam pengertian lain, Geometalurgi Adalah disiplin
ilmu dari integrasi pendekatan analisa data geologi, perencanaan , dan metalurgi (ekstraktif
– pemrosesan bijih), yang menghasilkan informasi dan knowledge untuk optimasi
profitabilitas sumberdaya mineral.
Bahan Galian
(Bijih, dll)
Aktifitas Terintegrasi
“ Geometalurgi ”
Semua jenis proses yang dilakukan pada temperature tinggi (diatas 5000
berlangsung pada temperature yang lebih tinggi dan disertai dengan peleburan
dengan penambahan, satu atau lebih unsure pemandu sesuai dengan jenis logam
berbagai metode ekstraksi, akan tetapi semua metoda tersebut pada hakekatnya
dikehendaki.
reduksi, reaksi – reaksi oksidasi atau reaksi – reaksi netral (tanpa oksidasi atau
bahan – bahan/ reagen – reagen lain. Fungsi bahan – bahan imbuh (flux) ini
membentuk suatu fasa yang terpisah, yang dalam proses peleburan dikenal
1. Kalsinasi.
tinggi.
Tujuan :
M(OH)2 = MO +H2O
ΔGT˚ = - RT ln PH2O
timbul retakan yg mudah diterobos gas CO. Jika pada peleburan Fe3O4
utama / pengotor.
GAMBAR 3.1
ROASTER PLANT
a. Pemanggangan Oksidasi
As2O3, tetapi jangan teroksidasi mencapai Sb2O4 dan Sb2O5 atau As2O4
gas CO.
3. Aglomerasi.
menjadi gumpalan yang relatif besar agar tidak menyumbat lubang - lubang
a. Pembriketan (briqueting)
b. Nodulasi (nodulizing)
c. Sinterisasi (sintering)
Banyak digunakan untuk preparasi peleburan pada tanur tiup (blast furnace).
GAMBAR 3.2
SINTERING
Bijih besi dicampur 5% kokas dan 5-10% air serta kapur sebagai bahan
imbuh panaskan pada DLSM. Kokas akan terbakar temperatur naik 1200-
c. Peletisasi (peletizing)
disinter. Proses yang terjadi, yaitu bijih/ konsentrat ditambah air dan bahan
menjadi bulatan pelet (gumpalan ukuran 1-3 cm) di dalam drum atau
1. drying ( pengeringan )
adalah suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan / mengurangi kandungan air
bebas.
Mengeluarkan H2O
Merubah dari fase padat ke fase cair tetapi tidak terjadi peleburan
2. kalsinasi
Temperatur kaslinasi harus lebih tinggi dari drying dan membutuhkan panas untuk
menguraikan air hidrat
Tujuan kalsinasi :
Penguraian karbonat
3. roasting ( pemanggangan )
adalah suatu proses pemanasan suatu material / konsentrat tanpa disertai peleburan,
yang bertujuan untuk mengubah senyawa-senyawa yang terkandung menjadi senyawa-
senyawa lain yang sesuai untuk proses selanjutnya.
4. aglomerasi.
Suatu proses penggumpalan dari partikel yang kecil menjadi partikel yang lebih besar.
Biasa dilakuakn pada bijih, konsentrat dan partikel partikel yang mengalami roasting.
Aglomerasi diperlukana bila diumpankan butiran yang terlalu halus dapat terjadi
penyumbatan aliran aliran gas terganggu.
Fungsi dari :
Tanur (Furnace) : suatu alat sejenis oven berukuran besar, berupa ruangan dengan penyekat
termal yang dapat dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu, untuk menyelesaikan tugas
atau proses tertentu seperti pengeringan, pengerasan, atau perubahan kimiawi. Berbagai
industri dan perdagangan memanfaatkan berbagai jenis dan bentuk tanur, misalnya untuk
mengolah tanah liat menjadi gerabah, batu bata, keramik dan lain-lain. Juga untuk
memproses bijih logam, batu gamping, pembuatan semen, pengeringan kayu, dan sebagainya.
Fluk : bahan yang digunakan untuk membantu penggabungan logam atau mineral tertentu.
Bahan tersebut diterapkan pada sisi atau permukaan benda yang akan digabungkan melalui
proses welding, soldering, atau brazing. Penambahan bahan fluks berguba untuk mencegah ,
melarutkan atau memudahkan penghilangan pengotor (oksida-oksida tertentu atau zat-zat
lainnya) dan membantu proses penyatuannya.
Coke : adalah bahan karbon padat yang berasal dari distilasi batubara rendah abu dan rendah
sulfur, batubara bitumen. Digunakan sebagai bahan bakar dan sebagai agen pereduksi dalam
peleburan bijih besi dalam blast furnace. Kokas ini digunakan untuk mengurangi oksida besi
(hematite) untuk mengumpulkan besi
Refractory : mineral yang tahan terhadap penguraian oleh panas, tekanan, atau serangan
kimia. Ini paling sering mengacu pada mineral yang mempertahankan kekuatan dan terbentuk
pada suhu tinggi. Refraktori digunakan untuk tungku, klin, insinerator, dan reaktor. Selain itu
juda digunakan untuk membuat cawan lebur dan cetakan untuk pengecoran kaca dan logam
untuk memaparkan siste deflektor api untuk struktur peluncuran roket. Saat ini, sektor besi
dan baja industri dan pengecoran logam menggunakan sekitar 70% dari semua refraktori
yang dihasilkan.
y = mx + c
Energi bebas pembentukan pada kebanyakan oksida logam bernilai negatif, sehingga pada
diagram Ellingham digambarkan dengan garis ΔG = 0 pada sisi atas diagram. Sedangkan
temperatur di mana logam ataupun oksida logam mengalami pelelehan ataupun penguapan
ditandai dengan tanda berbeda pada diagram tersebut, seperti terlihat pada Gambar 2.
diagram ellingham
garis kesetimbangan nikel pada diagram ellinghamSeperti terlihat pada Gambar 2, diagram
Ellingham digambakan sebagai reaksi dari logam menjadi oksidanya. Tekanan parsial dari
oksigen disamakan menjadi 1 atm, dan semua reaksi diseragamkan sehingga hanya bereaksi
dengan satu mol oksigen.
Mayoritas dari gradien garis pada diagram Ellingham bernilai positif atau naik ke atas. Hal
tersebut terjadi karena fasa dari logam maupun oksidanya dalam bentuk fasa terkondensasi
(padatan atau cairan). Ketika terjadi reaksi antara gas dengan fasa terkondensasi dan
menghasilkan fasa terkondensasi lain yang berupa oksida logam, nilai dari entropi akan turun.
Salah satu contoh dari reaksi tersebut yaitu:
Gradien garis akan bernilai negatif jika perubahan entropinya bernilai positif. Contoh reaksi
yang mempunyai gradien garis negatif adalah
2C + O2 => 2CO
garis kesetimbangan karbon pada diagram ellinghamPada reaksi tersebut terjadi reaksi antara
fasa padat dengan gas kemudian menghasilkan 2 mol fasa gas, sehingga terjadi peningkatan
nilai entropi (ΣS produk > ΣS reaktan), maka ΔS bernilai positif, karena ΔS bernilai positif
maka gradien kemiringan garisnya bernilai negatif.
Posisi garis dari suatu reaksi pada diagram Ellingham menunjukan kestabilan oksida sebagai
fungsi dari temperatur. Reaksi yang berada pada bagian atas diagram adalah logam yang
bersifat lebih mulia (contohnya emas dan platina), dan oksida dari logam ini bersifat tidak
stabil dan mudah tereduksi. Semakin kebawah posisi garis reaksi maka logam bersifat
semakin reaktif dan oksida menjadi semakin stabil.
Suatu logam dapat digunakan untuk mereduksi oksida jika garis oksida yang akan direduksi
terletak diatas garis logam yang digunakan sebagai reduktor. Contoh, garis 2Mg + O2 =>
2MgO terletak dibawah garis Ti + O2 => TiO2, maka magnesium dapat digunakan untuk
mereduksi titanium oksida menjadi logam titanium.
Karbon merupakan bahan yang paling sering digunakan sebagai reduktor untuk mereduksi
oksida menjadi logamnya. Pada diagram Ellingham garis reaksi 2C + O2 => 2CO
mempunyai gradien yang negatif, sehingga data yang didapat dari perpotongan garis ini
dengan garis pembentukan oksida lainnya dapat dijadikan acuan untuk mereduksi oksida.
Contoh karbon dapat mereduksi kromium oksida menjadi kromium pada temperatur lebih
dari 1225°C.
Diagram Ellingham juga dapat digunakan untuk menentukan rasio antara CO dan
CO2 yang dibutuhkan untuk dapat mereduksi logam oksida menjadi logam. Selain itu
diagram ini dapat digunakan untuk mengetahui kesetimbangan dari tekanan partial oksigen
dari logam atau oksida saat temperatur tertentu.
1. Untuk meplot energi bebas sebagai fungsi temperatur untuk mengamati kondisi pada
reaksi redoks yang mungkin terjadi.
2. Untuk mengetahui titik leleh dan titik lebur dari mineral logam tersebut
3. Untuk mengetahui sifat kimia dari mineral logam yang akan dilebur.
c.