PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi nosokomial atau HAIs banyak terjadi di seluruh dunia dengan
kejadian terbanyak terdapat di negara yang sedang berkembang, karena penyakit-
penyakit infeksi masih menjadi penyebab utamanya. Suatu penelitian yang dilakukan
oleh WHO tahun 2006, menunjukkan bahwa sekitar 8,7 % dari 55 Rumah Sakit dari
14 negara di Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik terdapat infeksi
nosokomial, khususnya di Asia Tenggara sebanyak 10 %.
Di Indonesia yaitu di sepuluh Rumah Sakit Umum infeksi nosokomial cukup
tinggi, yaitu 6-16 % dengan rata-rata 9,8 % pada tahun 2010. Infeksi nosokomial yang
paling umum terjadi adalah infeksi luka operasi (ILO).
Infeksi rumah sakit/ nosokomial atau HAIs adalah infeksi yang di dapat atau
timbul pada waktu pasien di rawat rumah sakit ( CDC 2007, WHO 2009,Kemenkes
RI 2007 ).
HAIs dapat terjadi pada setiap unit di rumah sakit, pada umumnya terjadi
pada pelayanan medis dimana pasien ditangani dan mendapat tindakan invasif.
Pengendalian infeksi di rumah sakit akan berhasil apabila setiap petugas di rumah
sakit sebagai pelaksana sehari-hari mengetahui dan dapat menjalankan tugas dan
kewajiban dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mencegah dan mengendalikan
infeksi ke tingkat yang serendah-rendahnya. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan
pencegahan infeksi secara berkesinambungan melalui pengendalian mutu dari tiap
unit kerja yang terkait,yang berpotensi dapat menimbulkan terjadinya infeksi.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Sukma Bunda merupakan salah satu sarana
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan/pelayanan publik. Berbagai
layanan kesehatan diantaranya kebidanan, anak, penyakit dalam, bedah baik pasien
rawat inap maupun rawat jalan. Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan,
tenaga kesehatan dan pengunjung rumah sakit dihadapkan pada resiko terjadinya
infeksi yang disebut infeksi rumah sakit, oleh karena itu RSKIA Sukma Bunda
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
yang sudah ditentukan.
Terkait dengan hal itu diperlukan kerangka acuan program pencegahan dan
pengendalian infeksi di RSKIA Sukma Bunda agar semua kegiatan bisa berjalan
dengan optimal.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya kondisi lingkungan RSKIA Sukma Bunda yang memenuhi
persyaratan agar menjamin pengendalian dan pencegahan infeksi dan membantu
proses tata laksana klinis serta penyembuhan pasien secara efisien sebagai bagian
upaya dalam peningkatan mutu pelayanan yang berfokus pada keselamatan.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan PPIRS meliputi;
1) Pelaksanaan Surveilans
2) Pelaksanaan Kewaspadaan isolasi
3) Pelaksanaan Infection Control Risk Assesment (ICRA)
b. Meningkatkan fasilitas pencegahan dan pengendalian infeksi di RS
c. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Tim PPI
d. Semua petugas RS mengerti dan memahami pentingnya pencegahan
pengendalian infeksi
e. Mendukung pelaksanaan program keselamatan pasien
f. Adanya pelaporan kegiatan
BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya program PPI. Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan
yang dilakukan adalah sebagai bgerikut :
1. Melaksanakan surveilans
2. Melakukan investigasi outbreak
3. Membuat Infection Control Risk Assesment (ICRA)
4. Menerapkan kewaspadaan isolasi
5. Pencatatan dan pelaporan tertusuk jarum
6. Program area kamar mayat
7. Monitoring peralatan kadaluarsa, single-use menjadi re-use
8. Monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh dan darah
9. Monitoring penanganan pembuangan benda tajam dan komponen darah
10. Monitoring kegiatan pelayanan makanan dan pengontrolan peralatan
11. Monitoring pembongkaran, pembangunan dan renovasi
12. Diklat
BAB III
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Melakukan Surveilans
Data infeksi rumah sakit merupakan salah satu indikator klinik rumah sakit
sehingga surveilans harus dilakukan dengan benar agar mendapatkan data yang akurat
yang menggambarkan keadaan sesungguhnya. Data yang akurat akan membantu
mengidentifikasi permasalahan yang perlu diatasi untuk mendapatkan mutu pelayanan
pasien yang optimal. Data akan dikoleksi setiap bulan sesuai dengan yang telah
ditetapkan dan telah diinformasikan kepada unit yang terkait.
2. Investigasi outbreak/wabah/KLB
6. Monitoring pelaksanaan manajemen peralatan kadaluarsa, single use yang menjadi re-
use.
9. Monitoring pelaksanaan manajemen peralatan kadaluarsa, single use yang menjadi re-
use.
Monitoring manajemen peralatan kadaluarsa khususnya peralatan single use
menjadi re-use dilaksanakan terhadap prosedur yang digunakan, daftar dan jumlah alat
single use yang bisa dilakukan re-use, prosedur ujikimia/biologi, pelabelan steril alat,
penyimpanan dan pendistribusian alat. Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali
tiap bulan dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.
10. Monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh, dan darah.
Monitoring dilakukan terhadap prosedur penanganan sampah infeksius dan
cairan tubuh mulai dari sumbernya (ruang perawatan, laboratorium) termasuk kantong
sampah yang digunakan, sampai dikelola di incenerator/limbah.Kegiatan monitoring
dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.
Penanggung
No Kegiatan Target Monitoring
jawab
1. Surveilans infeksi luka infus ≤ 1‰ Bulanan Tim PPI
(Phlebitis), terkait pemasangan Ka.Ruangan
kateter vena perifer.
Survey lama pemakaian alat
kateter vena perifer, analisa,
dan pelaporan.
2. Surveilans Infeksi Saluran ≤ 4,7‰ Bulanan Tim PPI
Kencing terkait pemasangan Ka.Ruangan
keteter menetap.
Survey lama pemakaian alat
urine kateter, analisa dan
pelaporan
Penanggung
No Kegiatan Target Monitoring
Jawab
1. Mengidentifikasi resiko, 100% Tahunan Tim PPI
menganalisa dan
mengevaluasi resiko yang
terkait dengan PPI 7.1 s/d
PPI 7.5
2. Membuat potensial risk pada 90% Tahunan Tim PPI
HAIs dan melakukan action
plan
3. Membuat ICRA kontruksi 90% Tahunan Tim PPI
dan membuat formulir ICRA
kontruksi
Penanggung
No Kegiatan Target Monitoring
jawab
1. Penyusunan 100% Tahunan Komite PPI
SK/Pedoman/SPO tentang
peralatan kadaluwarsa, single
use menjadi re-use
2. Melakukan sosialisasi 100% Semesteran Komite PPI
tentang hal terkait
3. Melakukan monitoring 80% Harian IPCN
tentang hal terkait
f. Program pembuangan sampah infeksius dan cairan darah, meliputi :
Penanggung
No Kegiatan Target Monitoring
jawab
1. Penyusunan 100% Tahunan Komite PPI
SK/Pedoman/SPO tentang
pembuangan sampah
infeksius dan cairan darah
2. Melakukan sosialisasi 100% Semesteran Tim PPI
tentang hal terkait
3. Melakukan monitoring 80% Harian IPCN
tentang hal terkait
g. Program penanganan pembuangan darah dan komponen darah meliputi
Penanggung
No Kegiatan Target Monitoring
jawab
1. Penyusunan 100% Tahunan Komite PPI
SK/Pedoman/SPO tentang
penanganan pembuangan
darah dan komponen darah
2. Melakukan sosialisasi 100% Bulanan Tim PPI
tentang hal terkait
3. Melakukan monitoring 80% Harian Tim PPI
tentang hal terkait
h. Program area kamar mayat, meliputi :
Penanggung
No Kegiatan Target Monitoring
jawab
1. Penyusunan 100% Tahunan Komite PPI
SK/Pedoman/SPO tentang
area kamar mayat
2. Melakukan sosialisasi 100% Tahunan Tim PPI
tentang hal terkait
3. Melakukan monitoring 100% Bulanan Tim PPI
tentang hal terkait
i. Program pencatatan & pelaporan tertusuk jarum meliputi
Penanggung
No Kegiatan Target Monitoring
jawab
1. Penyusunan 100% Tahunan Komite PPI
SK/Pedoman/SPO tentang
pencatatan & pelaporan
tertusuk jarum
2. Melakukan pencatatan & 100% Bulanan Tim PPI
pelaporan tertusuk jarum
kepada pihak yang terkait
j. Program kegiatan pelayanan makanan dan permesinan meliputi
Penanggung
No Kegiatan Target Monitoring
jawab
1. Penyusunan 100% Tahunan Komite PPI
SK/Pedoman/SPO tentang
pelayanan makanan dan
permesinan
2. Melakukan sosialisasi 100% Semesteran Tim PPI
tentang hal terkait
3. Melakukan monitoring 80% Bulanan Tim PPI
tentang hal terkait
k. Program pembongkaran, pembangunan dan renovasi meliputi
Penanggung
No Kegiatan Target Monitoring
jawab
1. Penyusunan 100% Tahunan Komite PPI
SK/Pedoman/SPO tentang
pembongkaran,
pembangunan dan renovasi
2. Melakukan sosialisasi 100% Insidental Tim PPI
tentang hal terkait
3. Melakukan monitoring 80% Insidental Tim PPI
tentang hal terkait
l. Diklat
Mengetahui,
Direktur RSKIA Sukma Bunda Ketua Komite PPI