Kelompok 4 :
Andhikha Rizky Kurniawan
Satrya Maharani Santosa
Fattah Andika
JAKARTA: PT Delimuda Nusantara mengajukan upaya hukum banding atas
putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terkait dengan perkara pembayaran
klaim asuransi kapal tongkang yang hilang akibat pembajakan.”Sudah, kita
sudah menyatakan banding [atas putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat],”
ujar Evalina, salah satu kuasa hukum PT Delimuda Nusantara, dalam pesan
singkat yang diterima Bisnis, kemarin.
Salah satu poin keberatan pihaknya, kata Evalina, adalah nilai jumlah ganti rugi
yang diputuskan majelis hakim yang dipimpin Reno Listowo hanya
US$428.570.
“Hari ini [kemarin] saya menyatakan banding,” ucapnya. Akan tetapi, dia
menghormati hak PT Delimuda Nusantara jika perusahaan itu mengajukan upaya
hukum banding pula.
Hubungan hukum antara kedua pihak berawal ketika tergugat menerbitkan perjanjian asuransi
Marine Hull Policy No. 00.61.B.0001.10.03 dengan tertanggung PT Delimuda, pada 2 Oktober 2003.
Perjanjian asuransi antara kedua pihak tersebut dilaksanakan kurun waktu 9 Oktober 2003 hingga 8
Oktober 2004, dengan objek pertanggungan berupa kapal tongkang Royal Palma 8.
Pada 26 Oktober 2003, kapal tongkang Royal Palma 8 yang ditarik dengan kapal tunda Royal Palma
1 berangkat dari Rengat menuju Tanjung Priok dengan membawa 2.746.710 kg minyak sawit mentah.
Dalam perjalanan, kapal tersebut dibajak sekawanan perompak bersenjata. Perompakan terjadi di
perairan Tanjung Jabung, Riau. Perompak berhasil membawa kapal tongkang beserta seluruh
muatannya.
Setelah kejadian tersebut, nakhoda kapal sempat melaporkan perompakan itu pada Kelompok Tugas
Keamanan di Laut IV.1 TPI.
Pencarian terhadap kapal tongkang pun dilakukan pihak yang berwajib. Akan tetapi, usaha itu tidak
membuahkan hasil.
Berdasarkan perjanjian polis asuransi setelah adanya laporan, tergugat menunjuk penaksir atau
penilai independen guna melakukan investigasi atas hilangnya kapal tongkang dan melakukan
perhitungan atas klaim asuransi yang diminta penggugat
Analisa Kasus
PT.Delimuda (tertanggung) menggugat PT.Aspan
(penanggung) dan turut menggugat PT.Radita Hutama
Internusa (penilai independen)
putusan majelis hakim yang hanya memerintahkan PT
Asuransi Purna Artanugraha membayar ganti rugi
US$428.570 (sekitar Rp3,942 miliar, dengan kurs
US$1=Rp9.000), pada PT Delimuda Nusantara.
Salah satu poin keberatan pihaknya, kata Evalina,
adalah nilai jumlah ganti rugi yang diputuskan majelis
hakim yang dipimpin Reno Listowo hanya US$428.570.
“Dalam perjanjian polis asuransi, kita kan cover kapal
bekas. Tetapi mereka [PT Delimuda Nusantara]
menuntut kita membayar klaim untuk membeli kapal
yang baru,” tuturnya.
Hubungan hukum antara kedua pihak berawal ketika
tergugat menerbitkan perjanjian asuransi Marine Hull
Policy No. 00.61.B.0001.10.03 dengan tertanggung PT
Delimuda, pada 2 Oktober 2003.
Perjanjian asuransi antara kedua pihak tersebut
dilaksanakan kurun waktu 9 Oktober 2003 hingga 8
Oktober 2004, dengan objek pertanggungan berupa
kapal tongkang Royal Palma 8
. Pada 26 Oktober 2003, kapal tongkang Royal Palma
8 yang ditarik dengan kapal tunda Royal Palma 1
berangkat dari Rengat menuju Tanjung Priok dengan
membawa 2.746.710 kg minyak sawit mentah.
Dalam perjalanan, kapal tersebut dibajak sekawanan
perompak bersenjata. Perompakan terjadi di perairan
Tanjung Jabung, Riau. Perompak berhasil membawa kapal
tongkang beserta seluruh muatannya.