Anda di halaman 1dari 11

Dasar-Dasar Penilaian Klaim

Analisa dan solusi kasus Marine Cargo

 Kelompok 4 :
 Andhikha Rizky Kurniawan
 Satrya Maharani Santosa
 Fattah Andika
JAKARTA: PT Delimuda Nusantara mengajukan upaya hukum banding atas
putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terkait dengan perkara pembayaran
klaim asuransi kapal tongkang yang hilang akibat pembajakan.”Sudah, kita
sudah menyatakan banding [atas putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat],”
ujar Evalina, salah satu kuasa hukum PT Delimuda Nusantara, dalam pesan
singkat yang diterima Bisnis, kemarin.

Evalina menyebutkan upaya hukum banding itu dilakukan karena pihaknya


berkeberatan dengan putusan majelis hakim yang hanya memerintahkan PT
Asuransi Purna Artanugraha membayar ganti rugi US$428.570 (sekitar Rp3,
942 miliar, dengan kurs US$1=Rp9.000), pada PT Delimuda Nusantara.

Salah satu poin keberatan pihaknya, kata Evalina, adalah nilai jumlah ganti rugi
yang diputuskan majelis hakim yang dipimpin Reno Listowo hanya
US$428.570.

Sebelumnya, PT Delimuda Nusantara menggugat PT Asuransi Purna


Artanugraha di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, karena menuding
perusahaan asuransi itu enggan membayar klaim asuransi kapal tongkang
yang hilang akibat pembajakan.

Dalam gugatannya, PT Delimuda menuntut PT Aspan untuk membayar ganti


rugi imateriel Rp17,42 miliar dan imateriel Rp10 miliar.
Selain menggugat PT Aspan, PT Delimuda juga menyertakan PT Radita Hutama
Internusa–penilai independen–sebagai turut tergugat dalam perkara tersebut.
Akan tetapi, dalam putusan yang dibacakan pada 18 Februari 2009, majelis hakim
telah memerintahkan PT Asuransi Purna Artanugraha membayar ganti rugi
US$428.570 (sekitar Rp3,942 miliar, dengan kurs US$1= Rp9.000), pada PT
Delimuda Nusantara.

Pasalnya, majelis hakim menyatakan PT Asuransi Purna melakukan perbuatan


melawan hukum, terkait dengan perkara gugatan pembayaran klaim asuransi
kapal tongkang yang hilang akibat pembajakan.

Di lain pihak, kuasa hukum PT Asuransi Purna, Parinsan Siringoringo, juga


mengklaim pihaknya telah menyatakan upaya hukum banding atas putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut.

“Hari ini [kemarin] saya menyatakan banding,” ucapnya. Akan tetapi, dia
menghormati hak PT Delimuda Nusantara jika perusahaan itu mengajukan upaya
hukum banding pula.

Tak lihat kerugian

Parinsan menyebutkan pihaknya mengajukan banding karena keberatan dengan


putusan majelis hakim. Pasalnya, dia menilai majelis hakim tidak melihat kerugian
yang ditanggung tertanggung sebenarnya.
“Dalam perjanjian polis asuransi, kita kan cover kapal bekas. Tetapi mereka [PT Delimuda Nusantara]
menuntut kita membayar klaim untuk membeli kapal yang baru,” tuturnya.

Hubungan hukum antara kedua pihak berawal ketika tergugat menerbitkan perjanjian asuransi
Marine Hull Policy No. 00.61.B.0001.10.03 dengan tertanggung PT Delimuda, pada 2 Oktober 2003.

Perjanjian asuransi antara kedua pihak tersebut dilaksanakan kurun waktu 9 Oktober 2003 hingga 8
Oktober 2004, dengan objek pertanggungan berupa kapal tongkang Royal Palma 8.

Pada 26 Oktober 2003, kapal tongkang Royal Palma 8 yang ditarik dengan kapal tunda Royal Palma
1 berangkat dari Rengat menuju Tanjung Priok dengan membawa 2.746.710 kg minyak sawit mentah.

Dalam perjalanan, kapal tersebut dibajak sekawanan perompak bersenjata. Perompakan terjadi di
perairan Tanjung Jabung, Riau. Perompak berhasil membawa kapal tongkang beserta seluruh
muatannya.

Setelah kejadian tersebut, nakhoda kapal sempat melaporkan perompakan itu pada Kelompok Tugas
Keamanan di Laut IV.1 TPI.

Pencarian terhadap kapal tongkang pun dilakukan pihak yang berwajib. Akan tetapi, usaha itu tidak
membuahkan hasil.

Berdasarkan perjanjian polis asuransi setelah adanya laporan, tergugat menunjuk penaksir atau
penilai independen guna melakukan investigasi atas hilangnya kapal tongkang dan melakukan
perhitungan atas klaim asuransi yang diminta penggugat
Analisa Kasus
 PT.Delimuda (tertanggung) menggugat PT.Aspan
(penanggung) dan turut menggugat PT.Radita Hutama
Internusa (penilai independen)
 putusan majelis hakim yang hanya memerintahkan PT
Asuransi Purna Artanugraha membayar ganti rugi
US$428.570 (sekitar Rp3,942 miliar, dengan kurs
US$1=Rp9.000), pada PT Delimuda Nusantara.
 Salah satu poin keberatan pihaknya, kata Evalina,
adalah nilai jumlah ganti rugi yang diputuskan majelis
hakim yang dipimpin Reno Listowo hanya US$428.570.
 “Dalam perjanjian polis asuransi, kita kan cover kapal
bekas. Tetapi mereka [PT Delimuda Nusantara]
menuntut kita membayar klaim untuk membeli kapal
yang baru,” tuturnya.
 Hubungan hukum antara kedua pihak berawal ketika
tergugat menerbitkan perjanjian asuransi Marine Hull
Policy No. 00.61.B.0001.10.03 dengan tertanggung PT
Delimuda, pada 2 Oktober 2003.
 Perjanjian asuransi antara kedua pihak tersebut
dilaksanakan kurun waktu 9 Oktober 2003 hingga 8
Oktober 2004, dengan objek pertanggungan berupa
kapal tongkang Royal Palma 8
 . Pada 26 Oktober 2003, kapal tongkang Royal Palma
8 yang ditarik dengan kapal tunda Royal Palma 1
berangkat dari Rengat menuju Tanjung Priok dengan
membawa 2.746.710 kg minyak sawit mentah.
 Dalam perjalanan, kapal tersebut dibajak sekawanan
perompak bersenjata. Perompakan terjadi di perairan
Tanjung Jabung, Riau. Perompak berhasil membawa kapal
tongkang beserta seluruh muatannya.

 Setelah kejadian tersebut, nakhoda kapal sempat


melaporkan perompakan itu pada Kelompok Tugas
Keamanan di Laut IV.1 TPI.

 Pencarian terhadap kapal tongkang pun dilakukan pihak


yang berwajib. Akan tetapi, usaha itu tidak membuahkan
hasil.

 Berdasarkan perjanjian polis asuransi setelah adanya


laporan, tergugat menunjuk penaksir atau penilai
independen guna melakukan investigasi atas hilangnya
kapal tongkang dan melakukan perhitungan atas klaim
asuransi yang diminta penggugat.
Asumsi-Asumsi
 Polis masih aktif dan pembayaran premi di bayarkan
tepat waktu.
 Tardapat indikasi fraud dari pihak tertanggung dalam
kasus kapal tongkang tersebut.
 Di dalam polis menjamin tentang perompakan kapal.
 Kapal telah memenuhi syarat laik laut.
 Penggantian dengan reinstatment atau dengan uang.
solusi
Jika memang terbukti bahwa tertanggung tidak
melakukan indikasi fraud maka pihak asuransi harus
membayar kerugian sejumlah yang telah di tetapkan
majelis hakim

Jika perusahaan asuransi berhasil membuktikan


adanya indikasi fraud selama batas waktu yang di
tentukan maka perusahaan asuransi berhak menolak
kalim tersebut.
Saran
 Sebaiknya tertanggung harus menyatakan itikad baik
dalam hal tentang objek pertanggungan.
 Penanggung harusnya dapat menjelaskan secara
rinci hal- yang di pefrtanggungkan dalam polis
asuransi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai