Anda di halaman 1dari 10

Makalah

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

Dosen Pengampuh Dr. Sylva Flora Ninta Tarigan SH, M.Kes

Disusun Oleh

KELAS 2C

FAKULTAS OLAHRAGA KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tak lupa juga atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dr. Sylva
Flora Ninta Tarigan SH, M.Kes, Dosen Etika Dan Hukum Kesehatan yang banyak
memberikan materi pendukung, masukan, bimbingan kepada kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 18 Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………..........................................i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ........................................................................................................... 1


1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan ..................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Penegertian Kelalaian Medik……………………………………………………...2

2.2 Jenis-jenis Kelalaian Medik……………………………………………………….3

2.3 Dampak Kelalaian Medik…………………………………………………………4

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..5

3.2 Saran………………………………………………………………………………5

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang penting bagi setiap orang. Dalam kondisi sehat,
orang dapat berpikir dan melakukan segala aktifitasnya secara optimal dan
menghasilkan karya-karya yang diinginkannya. Orang akan selalu berusaha dalam
kondisi sehat, bila kesehatan seseorang terganggu, maka mereka akan melakukan
berbagai cara untuk dapat mengembalikan kesehatannya seperti semula. Salah
satunya adalah dengan cara berobat pada sarana-sarana pelayanan kesehatan yang
tersedia. Upaya penyembuhan tersebut perlu didukung dengan sarana pelayanan
kesehatan yang baik dan harus dengan didasari dengan suatu sistem pelayanan medis
yang baik pula dari sarana pelayanan kesehatan tersebut.Dewasa ini sistem pelayanan
medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sebagai penyembuh banyak
diperbincangkan masyarakat, dan penilaian serba positif terhadap profesi kesehatan
mulai luntur dikarenakan dalam upaya penyembuhan yang dilakukan tenaga
kesehatan tidak semuanya sesuai yang diinginkan oleh pasien, yaitu kesembuhan.
Dalam praktek kedokteran sering terjadi kesalahan yang dapat menimbulkan suatu
tindak pidana, misalnya saja kesalahan diagnosis dan kesalahan dalam melakukan
operasi, seperti yang lebih dikenal dengan istilah malpraktek.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Kelalaian Medik ?
2. Apa Jenis-jenis Kelalaian ?
3. Bagaimana dampak kelalaian Medik ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Kelalaian Medik
2. Mengetahui jenis-jenis Kelalaian Medik
3. Mengetahui dampak Kelalaian Medik

1
2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelalaian

Kelalaian (Negligence) adalah salah satu bentuk pelanggaran praktek


keperawatan, dimana perawat melakukan kegiatan prakteknya yang
seharusnya mereka lakukan pada tingkatannya, lalai atau tidak mereka
lakukan. Kelalaian ini berbeda dengan malpraktek, malpraktek merupakan
pelanggaran dari perawat yang melakukan kegiatan yang tidak seharusnya
mereka lakukan pada tingkatanya tetapi mereka lakukan.
Menurut Hanafiah dan Amir (1999) dalam Soekidjo Notoatmodjo
(2010) mengatakan bahwa kelalaian adalah sikap yang kurang hati-hati, yaitu
tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati melakukannya
dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap
hati-hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut.
Sedangkan Guwandi (1994) mengatakan bahwa kelalaian adalah
kegagalan untuk bersikap hati-hati yang umumnya seorang yang wajar dan
hati-hati akan melakukan di dalam keadaan tersebut , ia merupakan suatu
tindakan yang seorang dengan hati-hati yang wajar tidak akan melakukan di
dalam keadaan yang sama atau kegagalan untuk melakukan apa yang seorang
lain dengan hati-hati yang wajar justru akan melakukan di dalam keadaan
yang sama.
Kelalaian dapat disebut sebagai bentuk pelanggaran etik ataupun
bentuk pelanggaran hukum, tergantung bagaimana masalah kelalaian itu dapat
timbul, maka yang penting adalah bagaimana menyelesaikan masalah
kelalaian ini dengan memperhatikan dari berbagai sudut pandang, baik etik,
hukum, manusianya baik yang memberikan layanan maupun penerima
layanan. Peningkatan kualitas praktek keperawatan, adanya standar praktek

3
keperawatan dan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia
keperawatan adalah hal penting.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kelalaian
cenderung mengarah kesifat ketidaksengajaan, tidak berhati-hati dalam
bekerja, tidak teliti dalam melakukan suatu tindakan, tidak memperhatikan
kepentingan orang lain, namun akibat yang ditimbulkan memang bukanlah
menjadi tujuannya. Kelalaian bukanlah suatu pelanggaran hukum atau
kejahatan, jika kelalaian itu tidak sampai membawa kerugian atau cedera
kepada orang lain dan orang itu dapat menerimanya (Hanafiah & Amir, 1999).
Tetapi jika kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan
bahkan merengut nyawa orang lain, maka ini dklasifikasikan sebagai kelalaian
berat (culpa lata), serius dan kriminal.
2.2 Jenis-jenis Kelalaian

Bentuk-bentuk dari kelalaian menurut sampurno (2005), sebagai berikut:


a) Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang melanggar hukum atau
tidak tepat/layak, misal: melakukan tindakan keperawatan tanpa
indikasi yang memadai/tepat
b) Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang
tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat, misal: melakukan tindaka
n keperawatan dengan menyalahi prosedur
c) Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang
merupakan kewajibannya, misal: pasien seharusnya dipasang
pengaman tempat tidur tapi tidak dilakukan.
Kelalaian bisa sebagai indikasi malpraktik dan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Kelalaian perdata
Merupakan kelalaian petugas kesehatan tidak menyebabkan pelanggaran
undang-undang, akibat kelalaian tersebut tidak menyebabkan pasien

4
cidera, cacat ataupun kematian dan sanksinya adalah sanksi etik yang
diatur oleh kode etik profesi.
2. Kelalaian pidana
Merupakan kelalaian petugas kesehatan atau medis mengakibatkan
pelanggaran hukum atau undang-undang. Kelalaian tersebut
menyebabkan pasien cidera, cacat atau meninggal. Sanksi pelanggaran
adalah pidana yang ditentukan pengadilan dalam proses pengadilan yang
terbuka.
2.3 Dampak Kelalaian
Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang luas,
tidak saja kepada pasien dan keluarganya, juga kepada pihak Rumah Sakit,
individu perawat pelaku kelalaian dan terhadap profesi. Selain gugatan pidana,
juga dapat berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti rugi. (Sampurna, 2005).
Bila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa kelalaian merupakan
bentuk dari pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik bersifat
pelanggaran autonomy, justice, nonmalefence, dan lainnya (Kozier, 1991) dan
penyelesainnya dengan menggunakan dilema etik. Sedangkan dari segi hukum
pelanggaran ini dapat ditujukan bagi pelaku baik secara individu dan profesi dan
juga institusi penyelenggara pelayanan praktek keperawatan, dan bila ini terjadi
kelalaian dapat digolongan perbuatan pidana dan perdata (pasal 339, 360 dan 361
KUHP).

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk
dalam arti malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu
ada unsur kelalaian. Dapat dikatakan bahwa kelalaian adalah
melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada tingkatan
keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah
standar yang telah ditentukan. Kelalaian merupakan bentuk
pelanggaran yang dapat dikategorikan dalam pelanggaran etik dan
juga dapat digolongan dalam pelanggaran hukum, yang jelas harus
dilihat dahulu proses terjadinya kelalaian tersebut bukan pada hasil
akhir kenapa timbulnya kelalaian.
3.2 Saran
Kita sebagai tenaga kerja kesehatan sebaiknya berhati-hati dalam
melakukan penanganan terhadap pasien karena pasien mempercayai
kesehatan mereka kepada kita sebagai tenaga kesehatan. Untuk
mengantisipasi kasus malpraktik, sehingga kita perlu meminta
persetujuan pasien atau keluarga sebelum melakukan penanganan
medis atau tindakan kesehatan lainya yang berhubungan dengan
nyawa atau kondisi pasien .

6
DAFTAR PUSTAKA

Amir & Hanafiah, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi ketiga:
Jakarta

Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia.

Sampurno, B. (2005). Malpraktek dalam pelayanan kedokteran.


Soenarto Soerodibroto, (2001). KUHP & KUHAP dilengkapi yurisprodensi mahkamah
Agung dan Hoge Road: Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai