Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I
PENDAHULUAN

Kanker ovarium merupakan penyabab utama kematian akibat kanker ke-5


terbanyak di Amerika Serikat dan merupakan salah satu dari 7 keganasan tersering di
seluruh dunia.Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik dan
sebagian kecil berbentuk tumor padat. Walaupun kelihatannya mempunyai respons
yang cukup baik dengan pengobatan yang baku, namun prognosis kanker ovarium ini
masih tetap jelek.1,2,5
Kanker ovarium dapat mengenai semua wanita dari segala usia, mulai dari
usia 20 hingga 80 tahun, jarang terjadi pada wanita di bawah usia 20 tahun. Delapan
puluh persen kanker muncul pada usia di atas 40 tahun, dan bila muncul sesudah
menopause maka hampir 30% adalah ganas.
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker
ginekologi.Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya
bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi
metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut – sehingga penyakit
ini disebut juga sebagai “silent killer”.
Karsinoma ovarium di Indonesia sebesar 32% dari kanker ginekologik dan
menyebabkan 55% kematian akibat keganasan ginekologik. Data statistik American
Cancer Society Insiden kanker ovarium di dunia sekitar 4% dari seluruh keganasan
pada wanita dan menempati peringkat kelima penyebab kematian akibat kanker.1
Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan apabila telah
menyebar kerongga peritoneum, pada keadaan seperti ini tindakan pembedahan dan
terapi adjuvan sering kali tidak menolong. Penderita akan meninggal karena
malnutrisi dan obstruksi usus halus akibat tumor intraperitoneal.
Diagnosis tumor ganas ini lebih sering dibuat sesudah laparatomi atas indikasi
ditemukannya tumor ovarium. Agar tindakan yang benar tidak terlambat dilakukan,
seharusnya dilakukan pemeriksaan histologik durante operationem (frozen
2

sectionatau beku). Pada laparatomi juga tidak boleh dilupakan pembilasan kavum
peritonei untuk diperiksakan tentang ada/tidak adanya sel ganas (sitologi eksfoliatif
cairan ascites atau cairan bilasan kavum peritoneum).1,2
3

BAB II
LAPORAN KASUS

2.1. Identitas Pasien


Nama : Ny. E
Umur : 46 th
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan : PNS
Alamat : Mendalo Perum. Asri F no. 08
Suami
Nama : Tn. Z
Umur : 56 th
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Mendalo Perum. Asri F no. 08

MRS : 23 Agustus 2018, Pukul 12.00 WIB


No. MR : 721242

2.2 Anamnesis
Keluhan Utama : Perut membesar sejak 3 bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada awalnya ± 1 tahun yang lalu pasien mengeluh perut terasa
kembung, sehingga pasien melakukan pemijatan pada perutnya dan perut
kembung yang dirasakan pasien berkurang. ± 6 bulan kemudian pasien
4

datang ke mantri karena pasien merasa terdapat benjolan di perutnya. Pasien


diberikan obat herbal. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, nafsu makan
menurun.
Kemudian pasien memeriksakan di klinik dikatakan infeksi. Selain itu
pasien juga mengeluh BAB nya susah dan pinggangnya terasa sakit. ± 3 bulan
kemudian benjolan di perut pasien makin lama makin membesar dan pasien
merasakan sesak napas. Serta tidur pun pasien mulai berkurang. Badan terasa
lemas, pusing dan nafsu makan berkurang. Menstruasi pasien tidak teratur.
Kemudian pasien dibawa ke RSUD Raden Mattaher Jambi.

Riwayat Penyakit Dahulu


Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), PJK (-), Malaria (-), Alergi(-)

Riwayat Obstetri
- Menarche : Umur 14 tahun
- Siklus haid : teratur 28 hari
- Lama haid : 4-7 hari.
- Riwayat Persalinan :
P1 : Perempuan, 1998, 2800 gr , aterm, bidan
P2 : Laki-laki, 2000. 3000 gr, aterm, bidan
- Riwayat Perkawinan : Pasien menikah satu kali, lama 21 tahun
- Riwayat Kontrasepsi : Os pernah menggunakan alat kontrasepsi setelah
melahirkan anak kedua suntik selama 9 bulan, kemudian pil selama 3
bulan dan 1 bulan ini pasien tidak memakai lagi

2.3 Pemeriksaan Fisik


TD : 150/100 mmHg
N : 86x/menit
RR : 20x/menit
5

Suhu : 36,60C

Status Generalisata
Kepala : normocephale, rambut hitam tidak mudah dicabut.
Mata : conj. anemis -/-, sklera ikhterik -/-, reflek cahaya +/+
THT : dalam batas normal
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorak : pergerakan dada simetris statis dan dinamis
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Cor : bj I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : membesar, massa teraba keras, padat, imobile dan nyeri tekan(-)
Ekstremitas : akral hangat, edema -/-, sianosis -/-

2.4 Pemeriksaan Penunjang


Darah rutin (23-08-2018) :
Hb : 11,9 gr %
Ht : 39,9%
Leukosit : 9,3 x 103/mm3
Eritrosit : 4,49x 106/mm3 BT = 3’
Trombosit : 300 x 103/mm3 CT = 6’

Pemeriksaan Kimia Darah (23-08-2018) :


Fungsi hati Fungsi ginjal
Bilirubin Ureum : 21,8 mg / dl
Total : 0,6 mg / dl Kreatinin : 0,8 mg / dl
Direk : 0,4 mg / dl
Indirek : 0,2 mg / dl
SGOT : 43 U / L
SGPT : 26 U / L
6

USG abdomen

Kesan : TU Massa mesenterium dengan tanda-tanda ganas (Ca. Ovarium)

2.5 Diagnosis
Ca Ovarium

2.6 Penatalaksanaan
- Observasi KU, TTV.
- IVFD RL+drip Neurobion 1 amp 20 gtt/i
- O2 kanul 4-5 L/i
- Kateter
- Antasid Syr, 3x1
Lapor DPJP,
Lanjutkan observasi KU dan TTV
7

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Anatomi
Ovarium pada seorang wanita dewasa sebesar ibu jari tangan dan terletak di
kiri dan kanan dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika.Ovarium berhubungan
dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium.Pembuluh darah kedua ovarium
melalui ligamentum suspensorium ovarii.11

Gambar 1.Anatomi Ovarium


Sumber : Anwar Mochamad, Baziad Ali, Prabowo R.P . Ilmu Kandungan. Edisi
ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011.Hal.307-311.

3.2 Definisi
Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histogenesis yang
beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, dan
mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam.2-5
Ovarium terdiri dari 3 jenis utama dari sel. Setiap jenis sel dapat berkembang
menjadi berbagai jenis tumor:6,10,14
8

• tumor epitel mulai dari sel-sel yang menutupi permukaan luar ovarium.
Tumor ovarium paling sering adalah tumor sel epitel.
• tumor sel germinal mulai dari sel-sel yang menghasilkan telur (ovum).
• Tumor stroma mulai dari sel-sel jaringan struktural yang memegang
ovarium bersama-sama dan menghasilkan hormon estrogen wanita dan
progesteron.

Sebagian besar tumor ini adalah jinak dan tidak pernah menyebar ke luar
ovarium.Tumor jinak dapat diobati dengan mangangkat baik ovarium atau bagian dari
ovarium yang berisi tumor.Tumor ovarium ganas atau berpotensirendah ganas dapat
menyebar (bermetastasis) ke bagian lain dari tubuh dan bisa berakibat fatal.

3.1.1 Tumor epitel ovarium

a. Tumor epitel ovarium benigna

Tumor epitel ovarium Kebanyakan jinak, tidak menyebar, dan biasanya


tidak menyebabkan penyakit serius. Ada beberapa jenis tumor jinak epitel
termasuk kistadenoma serosa, cystadenoma mucinous, dan tumor
Brenner.6,7,13

b. Tumor ganas potensi rendah

Ketika dilihat di bawah mikroskop, beberapa tumor epitel ovarium tidak


jelas tampak kanker.Ini disebut tumor potensi ganas rendah (LMP
tumor).Mereka juga dikenal sebagai kanker epitel ovarium.Ini berbeda dari
kanker ovarium khas karena mereka tidak tumbuh ke dalam jaringan
pendukung ovarium (disebut stroma ovarium). Demikian juga, jika mereka
menyebar di luar ovarium, untuk Misalnya, ke dalam rongga perut (belly),
mereka mungkin tumbuh pada lapisan perut tetapi sering tidak tumbuh ke
dalamnya. Tumor LMP cenderung mempengaruhi perempuan lebih muda
daripada kanker ovarium khas.tumor Ini tumbuh lambat dan kurang
9

mengancam jiwa daripada kebanyakan kanker ovarium. Tumor LMP bisa


berakibat fatal, tapi ini tidak umum.6,7,8

c. Tumor epitel ovarium ganas

Tumor epitel kanker disebut karsinoma.Sekitar 85% sampai 90% dari


ovarium kanker adalah karsinoma epitel ovarium.Ketika seseorang
mengatakan bahwa mereka memiliki kanker ovarium, biasanya mereka
memiliki jenis kanker.Sel tumor ini memiliki beberapa fitur (bila dilihat di
bawah mikroskop) yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
karsinoma epitel ovarium ke dalam jenis yang berbeda. Jenis serous adalah
jauh yang paling umum, tetapi ada jenis lain seperti mucinous, endometrioid,
dan sel jernih. Jika sel-sel tidak terlihat seperti salah satu dari 4 subtipe, tumor
disebut dibedakan.Karsinoma epitel ovarium dibedakan cenderung tumbuh
dan menyebar lebih cepat daripada jenis lainnya. Karsinoma epitel ovarium
diklasifikasikan oleh subtipe ini, tetapi mereka juga diberikan kelas dan
panggung.6,13,14

Mengklasifikasikan kelas tumor berdasarkan berapa banyak terlihat


seperti jaringan normal pada skala dari 1, 2, atau 3.Kelas 1 epitel karsinoma
ovarium terlihat lebih seperti jaringan normal dan cenderung memiliki
prognosis yang lebih baik (outlook).Kelas 2 tumor terlihat dan bertindak di
antara kelas 1 dan 3, Kelas 3 karsinoma ovarium epitel terlihat kurang seperti
jaringan normal dan biasanya memiliki pandangan yang lebih buruk.Tahap
tumor menggambarkan seberapa jauh tumor telah menyebar dari tempat itu
dimulai pada ovarium.Kanker epitel ovarium cenderung pertama menyebar ke
lapisan dan organ panggul dan perut (belly).Hal ini dapat menyebabkan
penumpukan cairan di rongga perut (ascites).Karena menjadi lebih maju,
mungkin menyebar ke paru-paru dan hati, atau, ke otak, tulang, atau kulit.
10

d. Kanker lainnya yang mirip dengan kanker epitel ovarium


• Karsinoma peritoneal primer

Karsinoma peritoneal primer (PPC) adalah kanker langka berkaitan


erat dengan epitel ovarium kanker. Pada operasi, terlihat sama seperti kanker
epitel ovarium yang telah menyebar melalui perut. Di bawah mikroskop, PPC
juga terlihat seperti ovarium epitel kanker. Nama lain untuk kanker ini
termasuk extra-ovarium, karsinoma primer peritoneal (EOPPC) dan serosa
karsinoma papiler. PPC tampaknya berkembang dari sel-sel di lapisan pelvis
dan perut.Lapisan ini disebut peritoneum.Sel-sel ini sangat mirip dengan sel-
sel pada permukaan ovarium. Beberapa ahli percaya bahwa PPC mungkin
mulai di sel-sel yang melapisi saluran tuba.5-9,13

Seperti kanker ovarium, PPC cenderung menyebar sepanjang


permukaan panggul dan perut, sehingga seringkali sulit untuk tahu persis di
mana kanker pertama dimulai.Kanker jenis ini dapat terjadi pada wanita yang
masih memiliki ovarium, tetapi lebih perhatian bagi wanita yang memiliki
ovarium mereka diangkat untuk mencegah kanker ovarium.Kanker ini tidak
jarang terjadi pada pria.Gejala PPC mirip dengan kanker ovarium, termasuk
sakit perut atau kembung, mual, muntah,gangguan pencernaan, dan perubahan
kebiasaan buang air besar. Juga, seperti kanker ovarium, PPC dapat
meningkatkan tingkat darah dari penanda tumor disebut CA-125.4,6,7

Wanita dengan PPC biasanya mendapatkan perlakuan yang sama seperti


orang-orang dengan kanker ovarium luas. Hal ini dapat mencakup operasi
untuk mengeluarkan sebanyak mungkin kanker,diikuti dengan kemoterapi,
seperti itu diberikan untuk kanker ovarium. Prospek kemungkinan untuk
menjadi serupa dengan kanker ovarium luas.
11

• Kanker tuba fallopi

Ini adalah kanker langka lain yang mirip dengan kanker epitel
ovarium. Ini dimulai dalam tabung yang membawa telur dari ovarium ke
rahim (tuba falopi). Seperti PPC, kanker tuba fallopi dan kanker ovarium
memiliki gejala yang sama. Pengobatan untuk kanker tuba falopii jauh seperti
itu untuk kanker ovarium, tapi prognosis sedikit lebih baik.6,7

3.1.2 Tumor sel germinal ovarium

Sel germinal biasanya membentuk ovum atau telur pada wanita


dan sperma pada laki-laki.Kebanyakan tumor sel germinal ovarium yang
jinak, namun ada juga yang kanker dan mungkin mengancam
nyawa.Kurang dari 2% dari kanker ovarium adalah tumor sel germinal.
Secara keseluruhan, mereka memiliki pandangan yang baik, dengan lebih
dari 9 dari 10 pasien yang masih hidup setidaknya 5 tahun setelah
diagnosis. Ada beberapa subtipe dari tumor sel germinal.Tumor sel benih
yang paling umum adalah teratoma, disgerminoma, tumor sinus
endodermal, dan koriokarsinoma. Tumor sel germinal juga bisa menjadi
campuran lebih dari satu subtipe tunggal.6,13,14

a. Teratoma

Teratoma adalah tumor sel germinal dengan daerah itu, jika dilihat
di bawah mikroskop, terlihat seperti setiap 3 lapisan embrio berkembang:
endoderm (lapisan terdalam), mesoderm (lapisan tengah), dan ektoderm
(lapisan luar). Tumor sel benih ini memiliki jinak bentuk yang disebut
teratoma matang dan bentuk kanker yang disebut teratoma
imatur.Teratoma dewasa adalah jauh yang paling umum tumor sel
germinal ovarium. Ini adalah tumor jinak yang biasanya mempengaruhi
wanita usia reproduksi .Hal ini sering disebut kista dermoid karena sebuah
12

lapisan yang terdiri dari jaringan yang sama dengan kulit (dermis). Tumor
ini atau kista dapat berisi berbagai jenis jaringan jinak termasuk, tulang,
rambut, dan gigi. Pasien disembuhkan dengan operasi pengangkatan kista,
tapi kadang-kadang kista baru berkembang kemudian di ovarium
lainnya.6,7,9

Teratoma imatur adalah jenis kanker.Mereka terjadi pada anak


perempuan dan wanita muda, biasanya lebih muda dari 18 tahun.Ini adalah
kanker langka yang mengandung sel-sel yang terlihat seperti orang-orang
dari jaringan embrio atau janin seperti jaringan ikat, saluran pernapasan,
dan otak.Tumor yang relatif lebih matang (disebut kelas 1 teratoma
imatur) dan belum menyebar ke luar ovarium diperlakukan dengan operasi
pengangkatan ovarium.Ketika mereka telah menyebar ke luar ovarium dan
/ atau banyak tumor telah penampilan yang sangat tidak dewasa (grade 2
atau 3 teratoma imatur), kemoterapi dianjurkan selain operasi.

b. Disgerminoma

Kanker jenis ini jarang terjadi, tetapi itu adalah kanker sel
germinal ovarium yang paling umum. Biasanya mempengaruhi
perempuan di usia remaja dan dua puluhan. Disgerminoma dianggap
ganas (kanker), tetapi kebanyakan tidak tumbuh atau menyebar dengan
sangat cepat.Ketika mereka terbatas pada ovarium, lebih dari 75% dari
pasien yang disembuhkan dengan pengangkatan ovarium, tanpa
perawatan lebih lanjut. Bahkan ketika tumor telah menyebar lebih lanjut
(atau jika ia datang kembali nanti), operasi, terapi radiasi, dan / atau
kemoterapi yang efektif dalam mengendalikan atau menyembuhkan
penyakit pada sekitar 90% pasien.6,8,9
13

c. Tumor sinus endodermal (yolk sac tumor) dan koriokarsinoma

Tumor yang sangat jarang biasanya mempengaruhi anak


perempuan dan wanita muda.Mereka cenderung tumbuh dan menyebar
dengan cepat tetapi biasanya sangat sensitif terhadap
kemoterapi.Koriokarsinoma yang dimulai di plasenta (saat hamil) lebih
umum dari jenis yang dimulai di ovarium.Koriokarsinoma plasenta
biasanya merespon lebih baik terhadap kemoterapi dibandingkan
koriokarsinoma ovarium.

3.1.3 Tumor stromal ovarium

Sekitar 1% dari kanker ovarium adalah tumor sel stroma


ovarium.Lebih dari setengah dari stroma tumor ditemukan pada wanita
yang lebih tua dari 50, tapi sekitar 5% dari tumor stroma terjadi di gadis-
gadis muda.Gejala yang paling umum dari tumor ini adalah pendarahan
vagina abnormal.Hal ini terjadi karena banyak dari tumor ini
menghasilkan hormon wanita (estrogen).Hormon-hormon ini dapat
menyebabkan perdarahan vagina (seperti periode) untuk memulai lagi
setelah menopause.Pada anak perempuan muda, tumor ini juga dapat
menyebabkan periode menstruasi dan perkembangan payudara terjadi
sebelum pubertas.Kurang sering, tumor stroma membuat hormon laki-laki
(seperti testosteron).Jika hormon pria yang dihasilkan, tumor dapat
menyebabkan periode menstruasi yang normal untuk berhenti.Mereka
juga bisa membuat rambut wajah dan tubuh tumbuh. Jika tumor stroma
mulai berdarah, hal ini dapat menyebabkan tiba-tiba, sakit perut yang
parah.6

Jenis tumor ganas (kanker) stroma termasuk tumor sel granulosa


(jenis paling umum), tumor granulosa-teka, dan tumor sel Sertoli-Leydig,
yang biasanya dianggap kanker kelas rendah.Thecomas dan fibromas
14

yang stroma tumor jinak. Tumor stroma kanker sering ditemukan pada
tahap awal dan memiliki prognosis baik, dengan lebih dari 75% dari
pasien yang masih hidup jangka panjang.6,14

3.1.4 Kista ovarium

kista ovarium adalah kumpulan cairan di dalam ovarium.


Kebanyakan kista ovarium terjadi sebagaibagian normal dari proses
ovulasi (pelepasan sel telur) - ini disebut kista fungsional.Kista ini
biasanya hilang dalam beberapa bulan tanpa pengobatan.Kista ovarium
dapat lebih mengenai di perempuan yang tidak berovulasi (seperti wanita
setelah menopause atau seorang gadis yang belum mulai periode nya).
Dokter juga dapat memerintahkan tes lain jika kista besar atau jika tidak
pergi jauh dalam beberapa bulan. Meskipun sebagian besar kista ini jinak
(bukan kanker), jumlah kecil mereka bisa kanker. Kadang-kadang satu-
satunya cara untuk mengetahui secara pasti apakah kista adalah Kanker
adalah untuk membawanya keluar dengan operasi. Kista yang tampaknya
jinak (berdasarkan bagaimana mereka terlihat pada tes pencitraan) dapat
diamati (dengan ujian fisik berulang dan tes pencitraan), atau diangkat
dengan operasi.2,6,7,8

3.3 Epidemiologi
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker
ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya
bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi
metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut.3,14
15

Gambar 2. Kejadian Kanker Ovarium


Sumber : American Cancer Society.

Umumnya secara histologis hampir seluruh kanker ovarium berasal dari epitel,
yaitu menempati sekitar 85–90% dari seluruh kanker ovarium.

3.4 Faktor Resiko


a. Gaya hidup
Insiden kanker ovarium tinggi pada negara-negara industri. Dalam
beberapa studi menemukan bahwa obesitas (indeks masa tubuh lebih dari
30), minum alkohol, merokok maupun minum kopi dapat meningkatkan
faktor resiko dari kanker ovarium.13,14
b. Riwayat keluarga
Ibu atau saudara dengan riwayat kanker ovarium, kanker payudara kanker
cervik mempunyai faktor resiko tinggi untuk terkena kanker ovarium.6,7
c. Usia
Faktor resiko terjadinya kanker ovarium meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Kanker ovarium jarang terjadi di bawah umur 40 tahun,
16

lebih sering di atas usia 50 tahun dan biasanya terjadi setelah mengalami
menopouse.6,7
d. Riwayat kehamilan
Wanita yang hamil di bawah usia 26 tahun memiliki resiko rendah kejadian
kanker ovarium. wanita yang tidak punya anak, tidak pernah memakai
kontrasepsi pil atau hamil di atas usia 35 tahun memiliki risiko terjadinya
kanker ovarium.7
e. Masalah ginekologi sebelumnya
Wanita yang sebelumnya mempunyai riwayat kista ovarium atau
endometriosis, mempunyai faktor risiko terjadinya kanker ovarium.6
f. Terapi hormon
Dalam beberapa studi menyebutkan bahwa perempuan dengan
menggunakan terapi esterogen setelah menopause meningkatkan resiko
terjadinya kanker ovarium. Terapi esterogen yang digunakan dalam waktu
yang lama (setidaknya 5-10 tahun). Faktor resiko tersebut dapat meningkat
pada wanita yang menggunakan terapi esterogen dan progesteron.7
g. Faktor reproduksi
Makin meningkat siklus haid berovulasi ada hubungannya dengan
meningkatnya resiko timbulnya kanker ovarium. Hal ini dikaitkan dengan
pertumbuhan aktif permukaan ovarium setelah ovulasi. Induksi siklus
ovulasi mempergunakan klomifen sitrat meningkatkan resiko 2 sampai 3
kali. Kondisi yang menyebabkan turunnya siklus ovulasi menurunkan
risiko sampai 50%, bila pil dipergunakan 5 tahun atau lebih, multiparitas
dan riwayat pemberian air susu ibu termasuk menurunkan risiko kanker
ovarium.6
h. Faktor genetik14
5% - 10% penyakit ini karena faktor herediter. Ada 3 jenis kanker ovarium
yang diturunkan, yaitu:
17

 Kanker ovarium site specific familial.


 Sindrom kanker payudara-ovarium, yang disebabkan oleh mutasi dari
gen BRCA 1 dan beresiko sepanjang hidup sampai 85% timbul kanker
payudara dan resiko lifetime sampai 50% timbulnya kanker ovarium
pada kelompok tertentu. Walaupun mastektomi profilaksis
kemungkinan menurunkan resiko, tetapi persentasi kepastian belum
diketahui. Oofrektomia profilaksis mengurangi risiko sampai 2%.
 Sindrom kanker Lynch tipe II, dimana beberapa anggota keluarga
dapat timbul berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektal
nonpoliposis, endometrium dan ovarium.

3.5 Patofisiologi
Meskipun kanker ovarium menyebabkan 15-20% kanker saluran reproduksi
wanita, kanker ini menyebabkan lebih banyak kematian dibanding gabungan tumor
lainnya.Kanker ovarium biasanya tidak bergejala sampai dapat teraba atau menyebar
luas.4,5,10,13
Kanker ovarium lebih sering terjadi pada wanita infertil atau yang pernah
mengalami abortus spontan berulang, terlambat hamil atau menderita kanker
payudara. Di Amerika Serikat, insidennya sebesar 6-7/100.000 dengan kejadian pada
kulit hitam dan putih hampir sebanding.
Kanker ovarium sering dihubungkan dengan wanita dengan angka melahirkan
yang rendah dan infertile/tidak subur. Hal ini berkaitan dengan proses ovulasi dalam
ovarium. Pada lapisan korteks, gamet mengalami perkembangan untuk menjadi
matang dan siap dilepaskan ke rahim dalam hal ini terjadi setiap bulannya.Teorinya,
perubahan epitel korteks secara terus menerus untuk mematangkan gamet dapat
memicu terjadinya mutasi spontan yang pada akhirnya menimbulkan kanker pada
ovarium. Pada wanita yang hamil proses ini terhenti untuk ± 9 bulan sehingga resiko
kanker semakin turun.
18

Faktor lain yang dapat meningkatkan resiko kanker adalah :


 Menstruasi yang terlalu awal
 Menopause yang terlalu terlambat
 Faktor genetik, di mana dikatakan resiko tinggi terkena kanker ovarium
bila ada mutasi pada gen BRCA 1 dan gen BRCA 2.
 Riwayat pernah menderita kanker payudara atau kanker lainnya pada usia
muda
 Sindrom Lynch II
 Tidak pernah melahirkan
 Melahirkan pertama sekali pada usia> 35 tahun.

Tumor ganas ovarium pada anak-anak paling sering berasal dari sel benih,
sedangkan pada wanita dewasa adalah tumor ganas epitel (> 90%), sebesar 70%
bermetastasis ke luar panggul pada saat diagnosis. Tempat metastasis adalah sebagai
berikut; peritoneum (85%), pelvis dan nodus limfe aorta (80%), omentum (70%),
ovarium kontralateral (70%), nodus limfe mediastinum atau supraklavikula (50%),
hati (35%), pleura (33%), paru (25%), uterus (20%), vagina (15%), tulang (15%),
limpa (5-10%), ginjal (5-10%), adrenal (5-10%), kulit (5-10%), vulva (1%) dan otak
(1%). Ovarium juga dapat menjadi tempat metastasis tumor primer lainnya atau
karena perluasan langsung.

3.6 Stadium1,2,4-7,
Penentuan stadium neoplasma ovarium yang paling luas digunakan adalah
menurut International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO 1988).:
Stadium I
Tumor terbatas pada ovarium atau tuba fallopi, tidak menyebar ke organ atau jaringan
di abdomen atau pelvis, nodus limfe, atau ke bagian yang lebih jauh.
19

 IA ( T1a,N0,M0) : tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada
tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada
bilasan peritonium.
 IB (T1b,N0,M0) : tumor terbatas pada keduan ovarium, kapsul utuh, tidak
terdapat tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites
atau bilasan peritonium.
 IC (T1c,N0,M0) : tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan satu dari
tanda-tanda sebagai berikut: kapsul pecah, tumor pada permukaan luar kapsul,
sel kanker positif pada cairan asites atau bilasan peritonium

Stadium II
Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan perluasan ke organ lain (seperti
uterus, tuba fallopi, vesica urinaria, kolon sigmoid, atau rectum) sampai ke pelvis.
Tidak ada perluasan ke nodus limfe atau ke organ yang lebih jauh.
 IIA (T2a,N0,M0) : perluasan dan/implan ke uterus dan/tuba fallopii. Tidak ada
sel kanker di cairan asites atau bilasan peritonium.
 IIB ( T2b,N0,M0): perluasan ke organ pelvis lainnya seperti kandung kemih,
kolon sigmoid atau rectum. Tidak ada sel kanker di cairan asites atau bilasan
peritonum.
 IIC : tumor pada stadium IIA/IIB dengan sel kanker positif pada cairan
asites atau bilasan peritonium

Stadium III
Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis ke peritonium yang
dipastikan secara mikroskopik di luar pelvis dan atau metastasis ke kelenjar getah
bening regional.
 IIIA (T1,T2,N1,M0) : metastasis peritonium mikroskopik di luar pelvis.
20

 IIIB (T3b,N0/N1,M0) : metastasis peritonium di luar perlvis dengan diameter


lebih dari 2cm atau kurang.
 IIIC (T3c,N0/N1,M0) : metastasis peritonium di luar pelvis dengan diameter
terbesar lebih dari 2 cm dan atau metastasis kelenjar getah bening regional.

Stadium IV (semua T,semua N,M1) :


Metastasis jauh di luar rongga peritonium. Bila terdapat effusi pleura, maka cairan
pleura mengandung sel kanker positif. Termasuk metastasis pada parenkim hati.
 IVA :sel kanker ditemukan di cairan di sekitar paru-paru dengan tidak ada
penyebaran area lain di luar luar pelvis atau ruang peritonial.
 IVB : kanker menyebar di limfa atau hepar, ke nodus limfe retroperitonial dan
atau di jaringan organ retroperitonial. Ini termasuk paru-paru, otak dan kulit.

Gambar 3. Ca ovarium stadium I


Sumber: (https://mypearlpoint-production.s3.amazonaws.com/nci_media/CDR0000618025.jpg)
21

Gambar 4. Ca Ovarium stadium II


Sumber :(http://www.cancer.gov/images/cdr/live/CDR618027.jpg)

Gambar 5. Ca Ovarium stadium III


Sumber : (http://www.ladycarehealth.com/wp-content/uploads/2013/03/ovary-cancer-stage-3.jpg)

3.7 Histopatologi
Jenis epitel (65% dari kanker ovarium) terdiri dari serosum (20% - 50%),
musinosum (15% - 25%) yang dapat tumbuh sangat besar (permagna), endometrioid
(5% dan kira – kira 10% bersamaan dengan endometriosis), sel jernih (5%, prognosis
buruk) dan brener (2% - 3%, sebagian besar jinak). Kira –kira 15% dari kanker jenis
epitel menunjukan potensi keganasan rendah.1,10,14
22

Tumor sel germinal (25% dari semua kanker ovarium) dan yang tersering
disgerminoma, diikuti tumor campuran sek germinal. Tipe lainnya adalah teratoma
imatur, koriokarsinoma, tumor sinus endodermal dan karsinoma embrional. Tumor
stroma sex xord (5% dari semua kanker ovarium). Yang tersering adalah tumor sel
granulosa. Tipe lainnya tumor sel sertoli-leydig. Jenis lainnya sarkoma, tumor
metastasis.14

3.7 Manifestasi Klinik


Sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan (95%) dan keluhan – keluhan
yang timbul tidak spesifik. Anamnesis yang cermat dan pemeriksaan fisik yang
lengkap sangat penting.Rasa tidak nyaman dan rasa penuh di perut, serta cepat
merasa kenyang sering berhubungan dengan kanker ovarium.Kanker ovarium pada
stadium dini tidak memberikan keluhan. Keluhan yang timbul berhubungan dengan
peningkatan massa tumor, penyebaran tumor pada permukaan serosa dari kolon dan
asites. Gejala lain yang sering timbul adalah mudah lelah, perut membuncit yang
menetap, nyeri abdomen, hilang nafsu makan, konstipasi, perdarahan vagina yang
abnormal, sering kencing dan nafas pendek akibat efusi pleura dan asites yang
masif.1,2,6,770% wanita dengan kanker ovarium terdiagnosa setelah kanker ovarium
sudah dalam stadium III atau IV.6
Dengan meningkatnya usia kemungkinan keganasan akan meningkat pula.
Secara umum akan terjadi peningkatan risiko keganasan mencapai 13% pada
premenopause dan 45% setelah menopause.

3.8 Diagnosis
Melihat topografi ovarium hampir tak memungkinkan kita melakukan deteksi
dini tumor ganas ovarium oleh karena letaknya sangat tersembunyi.Tidak ada uji
penapisan rutin yang tersedia untuk kanker ovarium.Gejala berupa nyeri yang terjadi
jika terdapat regangan yang bermakna, peradangan, torsi atau traksi.Penekanan pada
pelvis mungkin terjadi jika tumor besar.Pembesaran lingkar perut, penambahan atau
23

penurunan berat badan dan gejala-gejala saluran cerna berkisar dari gangguan cerna
hingga obstruksi usus, dapat terjadi pada kanker ovarium.1,3,4,5,14
Diagnosis didasarkan atas 3 tanda dan gejala yang biasanya muncul dalam
perjalanan penyakitnya yang sudah agak lanjut.
1. Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan
infiltrasi ke jaringan sekitar.
2. Gejala diseminasi/penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi
peritoneal dan bermanifestasi adanya ascites.
3. Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi
atau hiperesterogenisme; intensitas gejala ini sangat bervariasi dengan
tipe histologik tumor dan usia penderita.
Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan mendapatkan tumor
atau massa, di dalam panggul dengan bermacam-macam konsistensi mulai dari yang
kistik sampai yang solid (padat). Dengan melakukan pemeriksaan bimanual akan
membantu dalam memperkirakan ukuran, lokasi, konsistensi dan mobilitas dari
massa tumor. Penemuan fisik yang paling sering adalah massa adneksa, massa
abdomen, asites atau nodulasi. Setiap massa yang terfiksir dalam cul-de-sac posterior
harus dipertimbangkan kemungkinan ganas, seperti massa berukuran besar dan
terfiksir.
Kondisi yang sebenarnya dari tumor dapat ditegakkan hanya dengan
pemeriksaan klinik.Pemakaian USG dan CT-scan dapat memberi informasi yang
berharga mengenai ukuran tumor dan perluasannya sebelum pembedahan.Laparatomi
eksploratif disertai biopsi potong beku (frozen section) masih tetap merupakan
prosedur diagnostik paling berguna untuk mendapat gambaran sebenarnya mengenai
tumor dan perluasannya serta menentukan strategi penanganan selanjutnya.Diagnosis
tergantung penilaian klinis, laboratorium dan pembedahan yang tepat.
24

3.9 Pemeriksaan Penunjang


1. USG Ginekologi
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan penunjang dalam diagnosis suatu
tumor ganas atau jinak. Pada keganasan akan memberikan gambaran dengan
septa internal, padat, berpapil, dan dapat ditemukan adanya asites. Walaupun
ada pemeriksaan yang lebih canggih seperti CT-Scan, MRI, dan positron
tomografi akan memberikan gambaran yang lebih mengesankan, namun pada
penelitian tidak menunjukan tingkat sensitifitas dan spesifisitas yang lebih
baik dari ultrasonografi.1-5,13

Gambar 6. papillary serous tumor of low malignant


(http://www.mymedal.org/uploads/OvarianCancer/ultrasound_ovarian_cancer.jpg)

2. CT-Scan (Computed Tomography Scanning) dan MRI (Magnetic Resonance


Imaging).
3. Laparoskopi
4. Parasentesis cairan asites
Pengambilan cairan asites dengan parasintesis tidak dianjurkan pada penderita
dengan asites yang disertai massa pelvis, karena dapat menyebabkan pecahnya
dinding kista akibat bagian yang diduga asites ternyata kista yang memenuhi
25

rongga perut. Pengeluaran cairan asites hanya dibenarkan apabila penderita


mengeluh sesak akibat desakan pada diafragma.
Bila terdapat cairan ascites yang tidak dapat diterangkan asalnya atau
sebabnya (misalnya akibat Cirrhosis hepatis), laparatomi eksploratif harus
dijalankan.
5. Tumor marker
Serum CA 125 saat ini merupakan petanda tumor yang paling sering
digunakan dalam penapisan kanker ovarium jenis epitel, walaupun sering disertai
keterbatasan. Perhatian telah pula diarahkan pada adanya petanda tumor untuk
jenis sel germinal, antara lain Alpha-fetoprotein (AFP), Lactic acid dehidrogenase
(LDH), human placental lactogen (hPL), plasental-like alkaline phosphatase
(PLAP) dan human chorionic gonadotrophin (hCG).Penanda tumor CA-125:
Pemeriksaan darah CA-125 digunakan untuk menilai kadar CA-125 dimana
peningkat pada kanker ovarium, wanita dengan kanker ovarium stadium lanjut
terjadi peningkatan CA-125 (>35µ/ml) sekitar 80% walaupun ketepatan
pemeriksaan ini baru mencapai 50 % pada stadium dini, pada wanita
premonopause, kehamilan, endometriosis, fibroid uterine, penyakit ganguan
fungsi hati dan kista ovarium juga terjadi peningkatan kadar CA-125.

3.10 Tatalaksana
Pada dasarnya setiap tumor ovarium yang diameternya lebih dari 5 sentimeter
merupakan indikasi untuk tindakan laparatomi, karena kecenderungan untuk
mengalami komplikasi.Apabila tumor ovarium tidak memberikan gejala dan
diameternya kurang dari 5 sentimeter, biasanya merupakan kista folikel atau kista
lutein.
Pengobatan baku dari kanker ovarium stadium awal adalah dengan
pembedahan radikal berupa pengangkatan tumor secara utuh, pengangkatan uterus
beserta kedua tuba dan ovarium, pengangkatan omentum, pengangkatan kelenjar
getah bening, pengambilan sampel dari peritoneum dan diafragma, serta melakukan
26

bilasan rongga peritoneum di beberapa tempat untukpemeriksaan sitologi. Tindakan


pembedahan ini juga dimaksudkan untuk menentukan stadium dari kanker ovarium
tersebut (surgical staging).Setelah pembedahan radikal ini, jika diperlukan diberikan
terapi adjuvant dengan kemoterapi, radioterapi atau immunoterapi.

Tatalaksana Ca. Ovarium berdasarkan klasifikasi


 Stadium IA, IB
• Pembedahan
- Ooforektomi + reseksi tumor
- histerektomi + salpingoooforektomibilateral + omentektomi
 Stadium IC
• Pembedahan
- Ooforektomi + reseksi tumor
- histerektomi + salpingoooforektomibilateral + omentektomi
• Terapi radiasi : radioisotop intraperitoneal
• Kemoterapi : kombinasi Cis platinum danEndoxan
 Stadium II
• Pembedahan
- Ooforektomi + reseksi tumor
- histerektomi + salpingoooforektomibilateral, omentektomi, eksisi adhesi,
biopsi diafragma dan pelvis
• Terapi radiasi definitif pada seluruhabdomen/pelvis
• Kemoterapi
 Stadium III
• Pembedahan : sito reduktif
• Terapi radiasi definitif pada seluruhabdomen/pelvis
• Kemoterapi
 Stadium IV
• Pembedahan : debulking
27

• Terapi radiasi paliatif


• Kemoterapi
 Relaps dan rekuren
• Pembedahan : second look laparotomy
• Terapi radiasi paliatif
• Kemoterapi

Operasi
Pembedahan biasanya merupakan pengobatan yang penting untuk kanker
ovarium.Dokter onkologi ginekologi adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam
operasi kanker ginekologi, termasuk kanker ovarium dan kemoterapi.Seperti
disebutkan dalam Diagnosis, operasi sering diperlukan untuk mengetahui sejauh
lengkap penyakit. Tujuannya adalah untuk memberikan diagnosis yang akurat, karena
pada 30% wanita dengan penyakit awal setelah tes pencitraan, ada sebenarnya
menyebar ke organ lain.

Untuk menentukan apakah kanker telah menyebar, dokter bedah akan


mengangkat kelenjar getah bening, sampel jaringan, dan cairan dari perut untuk
pengujian. Jika, selama operasi, jelas bahwa kanker telah menyebar, ahli bedah akan
mengangkat sebanyak mungkin kanker. Ini telah terbukti memberikan manfaat
terbaik bila dikombinasikan dengan kemoterapi setelah operasi.

Ada beberapa pilihan operasi untuk kanker ovarium, dengan kadang-kadang


dua atau lebih prosedur dilakukan selama operasi yang sama:

 Salpingo-ooforektomi. Operasi ini melibatkan pengangkatan indung telur dan


saluran tuba. Jika kedua ovarium dan kedua tuba falopi yang dihapus, itu disebut
salpingo-ooforektomi bilateral. Jika wanita ingin hamil di masa depan dan
memiliki kanker stadium dini, dimungkinkan untuk menghapus hanya satu
ovarium dan satu tuba falopi jika kanker terletak di hanya satu ovarium. Operasi
yang disebut unilateral salpingo-ooforektomi. Untuk wanita dengan tumor sel
28

germinal, operasi sering hanya perlu untuk menghapus hanya ovarium dengan
tumor, yang mempertahankan kemampuan wanita untuk melahirkan anak.
 Histerektomi. Operasi ini berfokus pada pengangkatan rahim wanita dan, jika
perlu, jaringan sekitarnya. Jika hanya rahim akan dihapus, itu disebut
histerektomi parsial. Sebanyak histerektomi adalah ketika rahim wanita dan leher
rahim akan dihapus.
 Diseksi kelenjar getah bening. Mengangkat kelenjar getah bening di panggul dan
area paraortic.
 Omentectomy. Ini adalah pembedahan untuk mengangkat jaringan tipis yang
menutupi perut dan usus besar.
 Cytoreductive / operasi debulking. Bagi wanita dengan kanker ovarium stadium
kemudian-, tujuan dari operasi ini adalah untuk menghapus sebanyak tumor
seperti aman mungkin. Ini mungkin termasuk menghapus jaringan dari organ
terdekat, seperti limpa, kandung empedu, lambung, kandung kemih, atau usus
besar. Ini mungkin melibatkan menghapus bagian dari semua organ-organ ini.
Hal ini dirasakan prosedur tersebut dapat mengurangi gejala seseorang dan dapat
membantu meningkatkan efektivitas pengobatan, seperti kemoterapi, diberikan
setelah operasi untuk mengontrol penyakit yang tetap. Jika penyakit ini telah
menyebar di luar ovarium, kadang-kadang kemoterapi dilakukan untuk
mengecilkan tumor sebelum Cytoreductive / operasi debulking. Ini disebut
kemoterapi neoadjuvant.1,3,12,13,16,17

Radiasi.
Terapi radiasi tidak digunakan sebagai pengobatan pertama untuk kanker
ovarium, tetapi kurang umum dapat menjadi pilihan untuk mengobati kanker ovarium
berulang ketika terbatas pada daerah kecil. Terapi radiasi adalah penggunaan energi
tinggi sinar-x atau partikel lain untuk menghancurkan sel-sel kanker. Seorang dokter
yang mengkhususkan diri dalam memberikan terapi radiasi untuk mengobati kanker
disebut onkologi radiasi.
29

Terapi radiasi eksternal-beam adalah radiasi diberikan dari mesin di luar


tubuh.Sebuah rejimen terapi radiasi (jadwal) biasanya terdiri dari sejumlah tertentu
dari perawatan yang diberikan selama periode waktu tertentu.Efek samping dari
terapi radiasi tergantung pada dosis dan daerah tubuh yang sedang dirawat, tetapi
mungkin termasuk kelelahan, reaksi kulit ringan, sakit perut, dan gerakan longgar
usus. Kebanyakan efek samping biasanya hilang segera setelah pengobatan
selesai..12,16,17

Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk menghancurkan sel-sel


kanker, biasanya dengan menghentikan kemampuan sel kanker untuk tumbuh dan
membelah.Kemoterapi diberikan oleh seorang ahli onkologi ginekologi atau ahli
onkologi medis.Kemoterapi sistemik masuk ke aliran darah untuk mencapai sel-sel
kanker di seluruh tubuh.Sebuah rejimen kemoterapi (jadwal) biasanya terdiri dari
sejumlah tertentu dari siklus diberikan selama periode waktu tertentu. Seorang pasien
mungkin menerima salah satu obat pada waktu atau kombinasi dari obat yang
berbeda pada waktu yang sama.

Sebagian besar pilihan pengobatan yang dijelaskan dalam panduan ini berlaku
untuk kanker ovarium epitel ini. Untuk kanker ovarium, tipe kemoterapi tergantung
pada pengaturan pengobatan:

 Kemoterapi neoadjuvant. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ukuran tumor


sebelum operasi. Biasanya akan mengikuti biopsi sehingga dokter dapat
menentukan di mana tumor mulai. Jenis kemoterapi biasanya diberikan selama
tiga sampai empat siklus sebelum mempertimbangkan operasi, disebut operasi
interval. Perawatan ini biasanya terdiri dari carboplatin (Paraplatin) kemoterapi
diberikan dengan paclitaxel (Taxol) atau docetaxel (Taxotere, Docefrez)
intravena. Biasanya, siklus pengobatan adalah untuk memberikan obat ini setiap
3 minggu. Beberapa studi terbaru menunjukkan jadwal mingguan untuk
30

paclitaxel tersebut. Bicarakan dengan dokter Anda tentang pilihan mana


penjadwalan yang terbaik untuk situasi Anda.
 Kemoterapi adjuvan. Hal ini dilakukan untuk menghancurkan kanker yang
tersisa setelah operasi. Mirip dengan kemoterapi neoadjuvant, perawatan ini
biasanya terdiri dari carboplatin (Paraplatin) diberikan dengan paclitaxel (Taxol)
atau docetaxel (Taxotere, Docefrez) intravena, yaitu melalui intravena.
Pemberian obat ini setiap tiga minggu, meskipun beberapa penelitian sedang
melihat jadwal mingguan dosis untuk paclitaxel tersebut.
 Untuk memastikan keberhasilan penanganan dengan radioterapi atau kemoterapi,
lazim dilakukan lapatotomi kedua (second-look laparotomi), bahkan kadang
sampai ketiga (third-look laparotomi). Hal ini memungkinkan kita membuat
penilaian akurat proses penyakit, hingga dapat menetapkan strategi pengobatan
selanjutnya. Bisa dihentikan atau perlu dilanjutkan dengan alternatif pengobatan
lain.12,16,17

3.11 Komplikasi
Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus
tingkatan lanjut yang dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau beberapa
kali untuk membuat by pass bila kondisi penderita mengizinkan.1

3.12 Prognosis
Faktor – faktor yang memperbaiki prognosis termasuk derajat diferensiasi
rendah, stadium awal, tumor ganas potensi rendah, debulking optimal dan usia muda.
Sementara itu faktor yang memperburuk prognosis termasuk karsinoma sel jernih
jenis serosum, stadium lanjut, adanya asites, debulking yang tidak optimal, derajat
diferensiasi tinggi atau buruk dan usia tua.1,7
31

Tabel 1. Harapan hidup 5 tahun Ca Ovarium jenis epitel


Stadium Harapan hidup 5 tahun (%)
I 74
II 58
III 30
IV 19
3.13 Pengamatan Lanjut
Pada 2 tahun pasca pengobatan dilakukan evaluasi setiap 3 bulan dan sebagian
besar tumor residif terjadi pada 2 tahun pertama. Pada tahun ke tiga sampai tahun ke
lima evaluasi setiap 6 bulan, selanjutnya setelah 5 tahun, evaluasi dilakukan tiap 1
tahun.
Setiap pemeriksaan, termasuk pemeriksaan pelvis, perabaan kelenjar getah
bening, bila perlu pemeriksaan laboratorium dan CT-Scan bila ada indikasi.1,13,14
32

BAB IV
ANALISA KASUS

th
Berdasarkan autoanamnesis yang telah dilakukan pada Ny. H, 46 , yang
datang ke RSUD Raden Mattaher Jambi tanggal 23 Agustus 2018 pukul 10.00 WIB
melalui Poli dan tiba di VK pukul 14.00 WIB, dengan keluhan Pada awalnya ± 1
tahun yang lalu pasien mengeluh perut terasa kembung, sehingga pasien melakukan
pemijatan pada perutnya dan perut kembung yang dirasakan pasien berkurang. ± 6
bulan kemudian pasien datang ke mantri karena pasien merasa terdapat benjolan di
perutnya. Pasien diberikan obat herbal. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah,
nafsu makan menurun.
Kemudian pasien memeriksakan di klinik dikatakan infeksi. Selain itu pasien
juga mengeluh BAB nya susah dan pinggangnya terasa sakit. ± 3 bulan kemudian
benjolan di perut pasien makin lama makin membesar dan pasien merasakan sesak
napas. Serta tidur pun pasien mulai berkurang. Badan terasa lemas, pusing dan nafsu
makan berkurang. Menstruasi pasien tidak teratur. Kemudian pasien dibawa ke
RSUD Raden Mattaher Jambi.
Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa Pada stadium awal, karsinoma
ovarium tidak menunjukkan gejala spesifik, biasanya ditemukan secara kebetulan
pada saat pemeriksaan rutin. Umumnya lebih dari 60% penderita didiagnosis setelah
berada pada stadium lanjut. Pada stadium lanjut biasanya dijumpai gejala-gejala
penekanan pada rongga perut berupa rasa mual muntah, hilang nafsu makan, dan
gangguan motilitas usus.
Adanya massa di dalam rongga pelvis merupakan tanda yang penting dari
karsinoma ovarium. Pada wanita yang berusia di atas 40 tahun, adanya massa dengan
diameter > 5 cm diperlukan perhatian khusus, karena 95% dari karsinoma ovarium
mempunyai diameter tumor > 5 cm. Namun jika ditemukan massa kistik soliter yang
33

berukuran antara 5–7 cm pada wanita usia reproduksi, kemungkinan merupakan suatu
kista fungsional yang dapat mengalami regresi spontan dalam 4-6 minggu kemudian.
Pada pemeriksaan fisik yaitu abdomen perutnya membesar, massa teraba
keras, padat, imobile dan nyeri tekan(-). Dan pada pemeriksaan USG TU massa
mesenterium dengan tanda-tanda ganas (Ca. Ovarium). Pemeriksaan ginekologi dan
palpasi abdominal akan mendapatkan tumor atau massa, di dalam panggul dengan
bermacam-macam konsistensi mulai dari yang kistik sampai yang solid. Kondisi yang
sebenarnya dari tumor jarang dapat ditegakkan hanya dengan pemeriksaan klinis.
Pemakaian USG dan CT-Scan dapat memberikan informasi yang berharga mengenai
ukuran tumor dan perluasaaanya sebelum pembedahan. Sedangkan Terapi
(kemoterapi) untuk kanker belum dilakukan tunggu hasil PA nya keluar.
34

BAB V
KESIMPULAN

1. Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histogenesis yang


beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal,
endodermal, dan mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis
yang beraneka ragam.
2. Gejala klinis dari Ca Ovarium sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan
(95%) dan keluhan – keluhan yang timbul tidak spesifik., seperti perut
membesar/ada perasaan tekanan, dispareunia, berat badan meningkat karena
ada asites dan massa.
3. Pengobatan baku dari kanker ovarium stadium awal adalah dengan
pembedahan radikal berupa pengangkatan tumor secara utuh, pengangkatan
uterus beserta kedua tuba dan ovarium, pengangkatan omentum,
pengangkatan kelenjar getah bening, pengambilan sampel dari peritoneum dan
diafragma, serta melakukan bilasan rongga peritoneum di beberapa tempat
untukpemeriksaan sitologi. Tindakan pembedahan ini juga dimaksudkan
untuk menentukan stadium dari kanker ovarium tersebut (surgical staging).
Setelah pembedahan radikal ini, jika diperlukan diberikan terapi adjuvant
dengan kemoterapi, radioterapi atau immunoterapi.
35

DAFTAR PUSTAKA

1. Anwar Mochamad, Baziad Ali, Prabowo R.P . Ilmu Kandungan. Edisi ketiga.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011. Hal. 307-311.
2. Busmar, B. Kanker Ovarium. Dalam Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi.
Editor: M.F. Azis, Andrijono, dan A.B. Saifuddin.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2006: hal. 468-257.
3. De Jong, W. Tumor Ovarium dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta:
EGC. 2003:729-730.
4. Kumar V, Cotran RS, and Robbins SL. Robbins Basic Pathology 7 thed. New
York: W.B. Saunders Company. 2003.
5. McPhee, Stephen J, papadakis M, et al. Ovarian Cancer & Ovarian Tumors dalam
Current Medical Diagnose & Treatment 2010. Edisi 49. McGraw-Hill.
USA.2010.
6. American Cancer Society. Diakses 26 Agustus 2018. Diunduh dari URL:
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003130-pdf.pdf
7. Cancer Research UK. Types of ovarian cancer. Diakses 26 Agustus 2018.
Diunduh dari URL:
http://www.cancerhelp.org.uk/type/ovarian-cancer/about/types-of-ovarian-cancer
8. Gynecologic Cancer Foundation Ovarian Cancer Symptoms Consensus
Statement. Diakses 26 Agustus 2016. Diunduh dari URL:
http://www.wcn.org/articles/types_of_cancer/ovarian/symptoms/index.html
9. Ovarian cancer. A Guide for journalists on ovarian cancer and its treatment.
Diakses 26 Agustus 2018. Diunduh dari URL: http://www.roche.com/med-
ovarian-cancer.pdf
10. Wibowo B, Rachimadi T. Ilmu kebidanan Edisi ke- 2. Jakata:.Bina Pustaka
Sarwono Prawirohadjo. 2008
36

11. Rachimhadhi T. Anatomi Alat Reproduksi. Dalam :Ilmu Kebidanan. Edisi


Keempat. Cetakan Ketiga. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2010.116-28
12. F Gary Cunningham, et al. Williams obstetric.Mc Graw-Hill Companies.2010
13. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2011
14. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Onkologi Ginekologi. Cetakan pertama. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka.
15. L R Stankey, Kumar Vinay. Buku Ajar Patologi 2 Ed 4. Jakarta: EGC, 1995.
16. Cancer.Net Editorial Board. Ovarian Cancer: Treatment Options. Diakses 26
Agustus 2018. Diunduh dari URL: http://www.cancer.net/cancer-types/ovarian-
cancer/treatment-options
17. National Comprehensive Cancer Network. Ovarian cancer: including fallopian
tue cancer and primary peritonial cancer. Diakses 26 Agustus 2018. Diunduh dari
URL: http://www.tri-kobe.org/nccn/guideline/gynecological/english/ovarian.pdf

Anda mungkin juga menyukai