Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

kayu masih banyak digunakan manusia untuk berbagai jenis keperluan,


terutama untuk bahan kontruksi. Kayu adalah bahan konstruksi yang berasal dari
tumbuhan alam. Teknik penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi terus
mengalami perkembangan dan perubaan corak yang mengukuti perkembangan
zaman.
Kayu-kayu yang kita dapati di hutan - hutan Indonesia sangat menunjukkan
kualitas dan kuantitas yang bermutu. Bahan kontruksi ini banyak digunakan
karena mempunyai kekuatan yang tinggi.
Mengingat jumlah kayu yang banyak di Negara ini, ada baiknya kita
menghasilkan kontruksi yang baru dengan mutu yang tinggi. Oleh karena itu, kita
harus menguasai teknik-teknik pengolahan kayu tersebut dengan baik dan benar.
Kualitas dan mutu kontruksi kayu yang kita ciptakan dapat diukur dari
keindahan, kerapian, kekuatan, dan menurut kegunaan yang benar-benar di
perlukan.
Dalam penggunaan kayu dapat dibagi atas macam-macam pekerjaan yang
meliputi segi kontruksi dalam tiga kelompok besar, yaitu:
1. Kontruksi berat
2. Kontruksi Rumsh Tangga
3. Produksi perlengkapan bangunan.

1
BAB II
PENGENALAN PERALATAN MANUAL DAN MESIN-MESIN KAYU

1.1 Alat-Alat Manual


1.1.1 Ketam
Biasanya alat ini digunakan untuk meratakan permukaan kayu.
Ketam terbagi kepada beberapa bagian, yaitu:
 Ketam manual
1. Ketam Baja
2. Ketam Kayu
3. Ketam sponing
Gambar-Gambar Ketam

Ketam Baja Ketam Sponing

2
1.1.2 Gergaji
Gergaji adalah untuk memotong dan membelah kayu. Gergaji terbagi
kedalam beberapa jenis, yaitu:

 Gergaji belah
 Gergaji Tusuk
 Gergaji Punggunng
 Geragaji Potong

Gambar-gambar Gergaji

Gergaji Punggung Gergaji Potong

2.1.3 Alat-Alat Manual Lain

3
Masih banyak alat manual lain yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu
karena keter batasan waktu,sarana,dan ilmu pengetahuan penulis sendiri. Dan alat-
alat tersebut antara lain:
1. Pahat
2. Palu
3. Meteran
4. Obeng
5. Siku
6. Pensil
Gambar-gambar Alat Lainnya

Palu Kayu Pahat

Meteran Obeng

4
Siku Pensil

1.2 Mesin-Mesin
1.2.1 Mesin Gergaji Belah (Circular Saw)

1.. Keselamatan Kerja


1.3 Sesuaikan mata gergaji dengan jenis pekerjaan
1.4 Untuk membelah putus, mata gergaji harus lebih tinggi 5 mm dari
permukaan benda kerja
1.5 Utuk membelah benda harus menggunakan pengaturan
1.6 Jangan membelah benda kerja kurang dari 15 cm
1.7 Pekerjaan dimulai setelah mesin benar-benar siap untuk bekerja

2. Kegunaan gergaji belah


 Membelah tegak lurus dan miring
 Memotong tegak lurus dan miring
 Membelah putus
 Membuat pen
 Membuat sponing
 Membuat alur lengkung dan pinggiran

5
3. Pengoprasian dan langkah-langkah pengoprasian
 Atur pengantar bebas sesuai dengan ukuran
 Atur ketinggian mata gergaji
 Atur pengantar tetap sesuai dengan ukurannya
 Tunggu sampai mesin berputar penuh
 Matikan mesin setelah menggunakannya atau setelah bekerja

Mesin Gergaji Gergaji Belah

2.2.2 Mesin Ketam Perata

1. Kegunaan ketam perata


 Mengetam tegak lurus bidang satu dan bidang dua
 Mengetam sudut
 Membuat terusan

6
 Membuat sponing

2. Langkah-langka pengoprasian
 Periksa terlebih dahulu mata ketam
 Hidupkan sumber arus listrik
 Atur mata ketam harus sama dengan ketinggiannya dengan meja
belakang
 Atur pemakaian mata ketam 0,8 – 1,6 mm,yaitu meja muka lebih
rendah daripada meja belakang
 Periksa kayu pekerjaan, pastikan tidak terdapat perkakas atau
adanya paku
 Matikan mesin setelah pekerjaan selesai

3. Keselamatan Kerja
 Gunakan bidang pengaman kecuali pada saat membuat sponing
 Pengontrolnya, muka dan belakang rata
 Pengetaman maksimum 3 kali untuk kayu keras
 Gunakan kayu pembantu untuk mendorong benda kerja tersebut
agar tidak berbahaya
 Pada saat menggunakan mesin, mata ketam harus benar-benar
tajam
 Tunggu mesin sampai bekerja penuh
Setelah itu mulai menetam kayu

7
Mesin Ketam Perata

2.2.3 Mesin Ketam Penebal

8
1. Kegunaan ketam penebal
 Melanjutkan pengetaman yang telah dilakukan pada ketam
perata
 Menentukan ketebalan benda kerja sesuai dengan ukuran yang
telah di berikan oleh instruktur
 Membuat terusan
 Mengetam bentuk cembung

5. Langkah-langka pengoperasian mesin ketam penebal


 Hidupkan arus listrik, pastikan mesin dalam keadaan “Off”
sewaktu pengecekan kayu
 Atur ketebalan sesuai yang di inginkan
 Hidupkan mesin sampai mesin bekerja penuh
 Masukkan kayu yang akan di ketam secara perlahan-lahan
 Kalau ketebalan kayu yang diinginkan belum dapat, maka ulangi
pengetaman dari awal

6. Keselamatan Kerja
 Periksa terlebi dahulu mesin pengetamnya
 Masukkan terlebih dahulu ujung kayu yang paling tebal kedalam
mesin ketam
 Sebelum kayu di ketam, terlebih dahulu ratakan sala satu sisinya
 Panjang kayu minimal 35 cm
 Tebal permukaan mesin dari 1,5 - 2,6 mm
 Pemutaran alat atau penyetelan ketebalan pada saat mengetam

9
Mesin Ketam Penebal

10
2.2.4 Mesin Gergaji Pita
1. Kegunaan Mesin Gergaji Pita
 Untuk membuat lengkungan lurus
 Untuk membuat sambungan-sambungan

2. Langkah – Langkah Pengoperasian


 Idupkan sumber arus listrik
 Tunggu mesin bekerja secara penuh sebelum menggergaji
 Matikan mesin setelah pekerjaan selesai

3. Keselamatan Kerja
 Periksa terlebih dahulu benda sebelum di gergaji
 Periksa pengaman mata gergaji pita, pastikan sudah
terpasang
 Atur jarak pita dengan pengatur
 Jarak tangan jangan terlalu dekat dengan mata pita
 Saat membelah mata yang bulat, gunakan alat penghantar
 Jangan menarik kembali benda yang sedang digergaji
 Jangan membersihkan potongan-potongan kecil didekat
mata pita saat pita sedang bekerja
 Jangan menggunakan penghantar sebagai stopper
 Saat memotong bentuk lengkung harus perlahan-lahan
 Segera matikan mesin jika pita putus

11
Mesin Gergaji Pita

12
2.2.5 Gergaji ayun ( radialing saw )
Gergaji ayun adalah gergaji yang mana daunnya berada diatas yang dapat
digerak-gerakan sepanjang lengan yang dipegang salah satu tiangnya.

Kegunaannya
 Membuat alur dalam posisi melebar
 Memotong

13
Mesin Gergaji Ayun (Radialing saw)
2.2.6 Mesin bor
Kegunaannya
 Membuat lubang
 Membuat propel

Langkah pengoperasian
 Ukur mata bor sesuai ukuran yang diinginkan
 Hidupkan arus listrik
 Letakan benda kerja diatas benda kerja
 Lakukan pengeboran secara berlahan – lahan
 Ayun gagang pegangan bor hingga dalam posisi top yang sudah ditentukan

14
Mesin Bor

BAB III
LATIHAN DASAR MENGETAM DAN MENGGERGAJI
3.1 Tujuan intruksi umum
Pada akhir praktek mahasiswa dapat:
 Mengenal alat-alat dan harus terampil dalam menggunakan alat tersebut
secara manual.
 Terampil dalam membuat lukisan atau gambar pada benda kerja sebelum
dikerjakan.
3.2 Tujuan intruksi khusus
 Terampil dalam menggergaji.
 Terampil dalam mengetam secara benar, lurus dan siku.
 Memahami dan mengetahui cara memotong serta cara membelah kayu
3.3 Dasar teori
Sebelum mengerjakan pekerjaan yang lebih sulit terlebi dahulu
membuat benda kerja yang permanen serti pintu panel, jendela kayu, pintu

15
triplek.Maka perlu dilatih terlebih dahulu bagaimana cara menggunakan perkakas
atau peralatan manual terutama alat memotong, alat penyayat, alat pengukur, alat
lukis dan alat-alat manual lain yang mendukung penyelesaian pekerjaan ini.
Upaya ini merupakan pelatihan bagi mahasiswa untuk terbiasa bagaimana
menggunakan perkakas kayu yang benar dan juga menanamkan cara penggunaan
peralata serta merawat peralatan tersebut. Hasil dari pekerjaan ini bisa
mendapatkan ukuran yang baik (kesikuan).

3.3 Alat dan Bahan


Alat-alat

16
1. gergaji
 Gergaji potong 3. Perusut
 Gergaji belah 4. Pensil
2. Ketam 5. Meteran

 Ketam pendek 6. Siku

 Ketam panjang 7. Palu

Bahan
 Balok kayu ukuran kotor 55 cm x 7,8 cm x 5,2 cm diketam menjadi ukuran bersih
55 cm x 7,2 cm x 4,8 cm
3.4 Langkah – Langkah Kerja
a. Pemilihan bahan
 Bahan yang digunakan jangan terlalu lunak
 Keadaan kayu sebaiknya dipilih yang bagus dan baik, yaitu bermutu dan kuat

b. Pengetaman bahan
 Menyiapkan alat dan memastikan ketajaman dan kesempurnaan alat tersebut
 Menyaipkan bahan yang akan digunakan
 Memili sala satu sisi lebar kayu dasar awal pengetaman

c. Melukis bahan
 Melukis gambar dengan bentuk dan ukuran sesuai jobsheet
 Gunakan siku dan pensil untuk melukis

d. Menggergaji bahan
 Memotong dan membelah kayu mengikuti gambar yang telah dilukis pada kayu
 Memperatikan kelurusan dan kerapian hasil kerja penggergajian

3.5 Kesimpulan

17
3.6 Latihan dasar mengetam dan menggergaji merupakan sutu pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian dan keseriusan, karena pekerjaan ini merupakan dasar
utama dalam konstruksi kayu.
3.6 Saran
Utamakan kehati-hatian dan ketelitian dalam bekerja. Jangan pernah harapkan
oran lain aknan dapat menjaga keselamatan kita.
Gambar Hasil Kerja

Tampak Samping

18
Tampak Atas

BAB IV
SAMBUNGAN BIBIR MIRING BERKAIT
4.1 Tujuan
Pada akhir pekerjaan diharapkan mahasiswa dapat terampil dan mengerti dalam:
 Menggunakan alat-alat yang diperlukan dengan baik dan benar ,
 Membuat lukisan, memotang, dan memahat dengan sudut sambungan dengan
tepat dan akurat,
 Menserti dan memahami cara membuat sambungan bibir miring berkait .

4.2 Dasar Teori


Membuat sambungan bibir miring berkait merupakan upayamelatih mahasiswa
menggunakan alat kerja yang benar dan membuat salah satu jenis sambungan kayu yang
sering digunakan pada konstruksi kayu. Sambungan ini dapat menahan gaya tarik dan
gaya tekan horizontal, disamping dapat menaan bermacam arah gaya juga membuatnya
mudah.
Sambungan bibir miring berkait ini lazim digunakan pada sambungan kayu untuk
gording tempat permukaan atap daan kuda-kuda. Pada sambungan kayu kuda-kuda dan
gording diperkuat dengan cara dibuat atau dipaku agar kekuatan sambungannya tejamin.
Adapun ukuran panjang sambungan biasanya didasarkan pada ukuran kayu yang akan
disambung. Untuk panjang sambungan yaitu tiga kali tinggi kayu ( 3H ), Sedangkan
untuk ukuran gigi sambungan berukuran sama. Berguna untuk perataan beban bila di
fungsikan .
Upaya ini juga merupakan pelatihan bagi mahasiswa untuk terbiasa menggunakan
perkakas kayu yang benar dan juga menanamkan cara penggunaan peralatan serta
merawat peralatan tersebut.Hasil dari kerja ini mendapatkan ukuran kesikuan, kedalaman
sambungan, pembelahan kayu dan kerapian sambungan merupakan hal yang sangat
dituntut sesuai dengan gambar kerja yang diberikan.

19
4.3 Alat dan Bahan
Alat-alat :
 Pahat  Perusut
 Palu  Meteran
 Pensil  Siku
 Ketam  Gergaji potong

20
Bahan-baan:
 Balok kayu ukuran 4 cm x 6,5 cm 45 cm

4.4 Keselamatan Kerja


 Menggunakan pakaian bengkel dan perlengkapan keselamatan ( safety ),
 Memastikan keamanan alat-alat yang digunakan
 Konsentrasi dan tetap focus pada pekerjaan
 Mematuhi petunjuk instruktur.

4.5 Langka Kerja


 Mempelajari gambar dengan teliti
 Kayu diketam sampai rata,rapi, dan siku
 Melukis gambar pada bahan sesuai job sheet
 Gambar yang dilukis terdiri atas dua bagian yang berhadapan dengan ukuran
yang sama
 Menggergaji dan membuat kayu mengikuti gambar yang tela dilukis
 Menggabungkan kayu A dan B sesua dengan gambar
 Melekatkan kedua bagian sambungan dengan sekrup pada titik yang telah
dibor terlebih dahulu.

4.6 Kesimpulan
Ketepatandan keteletian dalam penggambaran, penggergajian, dan pemahatan
sangat menentukan keindahan dan kekuatan sambungan bibir miring berkait.
4.7 Saran
Tetap mengutamakan ketelitian dan kesunguh-sungguhan .

BAB V
PEMBUATAN ANAK PINTU
5.1 Tujuan
 Setelah mengikututi praktek ini mahasiswa/i diharapkan dapat membuat anak
pintu secara baik dan benar
 Mampu mengunakan dan mengoperasikan alat baik manual maupun maupun
mesin-mesin kayu dengan cara benar dan terhindar dari kecelakaan kerja
 Dapat menentukan ukuran yang sesuai dengan gambar kerja dengan benar
 Mampu memotong, mengetam, melubangi kayu dengan baik dan benar
sesuai gambar yang ada pada gambar kerja
 Mampu merangkai bentuk anak pintu sesuai dengan gambar kerja dengan
baik dan benar.

6.1 Dasar Teori


Anak pintu adalah pitu yang terletak di posisi depan pintu utama.pintu ini
berfungsi sebagai pembatas pintu untuk anak-anak.pintu ini di gunakan supaya anak-
anak gag biasa keluar dari dalam rumah.untuk anak pintu ini sangat di perlukan untuk
anak-anak usia <3tahun.
Bentuk anak pintu dibuat sedemikian rupa sehingga dilengkapi dengan
lubang dan pen sambungan dengan ukuran yang benar. Anak pintu ini dirangkai
dengan siku dan kokoh sehingga pada saat pemasangan anak pintu tersebut bisa
kokoh dan bagus.
5.2 Alat dan Bahan
A. Alat
 Meteran  Kikir
 Pensil  Obeng
 Gergaji  Batu asah
 Ketam  Perusut
 Siku  Meja kerja
 Palu  Amplas manual
 Pahat  Hand panel

B. Mesin- Mesin Kayu


 Ketam perata  Mesin gergaji pita
 Ketam penebal  Mesin bor portable
 Mesin gergaji belah  Mesin pahat

C. Alat Pelindung Tubuh


 Pakaian kerja  Kaca mata safety
 Sepatu safety  Helm
 Masker  Sarung tangan
 Pelindung telinga

D. Bahan Yang Dipakai


 Kayu meranti sebanyak 1/2 batang ( tebal 5 x 7 cm dan panjang 4.8 m )
 Paku 1.5 inci
 Paku 1 inci
 Lem kayu

5.3 Alat dan Bahan


1. Memahami job sheet
2. menggunajkan perlengkapan keselamatan ( safety )
3. Menempatkan alat pada tempatnya
4. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
5. Tidak memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. Tidak bersenda gurau ketika sedang bekerja
7. Memusatkan pikiran pada pekerjaan dan tetap berkosentrasi
8. Menggunakan peralatan yang masih sempurna
9. Tidak menggunakan alat yang belum tahu menggunakannya
10. Menanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu caranya

5.4 Langkah Kerja


1. Menyisipkan alat dan bahan dan meletakkannya pada tempatnya
2. Memastikan kesempurnaan dan ketajaman alat
3. Mengambil meteran untuk mengukur panjang kayu yang akan
digunakan dan memberi tanda pada bagian yang akan dipotong sesuai ukuran
dalam gambar kerja
4. Memotong kayu menggunakan gergaji ayun
5. mengetam kayu supaya merata, lurus dan siku dengan
menggunakan ketam perata
6. Tebal balok 5 x 7cm diketam smpai ukuran bersih3 x 5 cm.
7. Penggambaran gambar yang akan lubangin dan dibor setelah
memastikan kesikuan, kelurusan, dan kebersihan kayu yang sudah diketam
8. Melakukan perangkaian setelah pengeboran dan membuat pen
sampai selesai
9. Memeriksa kesikuan, ukuran, kekakuan, dan kerapian
sambungan
10. Memaku dengan paku ukuran minimal 1.5 inci
11. Anak pintu siap digunakan .
BAB VI
PENUTUP

6.2 Kesimpulan
Kegiatan bengkel kerja kayu merupakan latihan dasar mahasiswa untuk dapat
mahir dalam pembuatan segala jenis konstruksi dalam berbahan dasar kayu. Mahasiswa
juga dipastikan dapat menguasai segala hal – hal yang berhubungan dengan usaha
pengolahan kayu, seperti menggambar, mengetam, menggergaji, dll. Baik secara manual
maupun dengan mengunakan mesin.
Kegiatan bengkel kerja kayu, juga akan memudahkan mahasiswa untuk
mengetahui proses kerja dilapangan secara langsung dan dapat mendapatkan jawaban
dari permasalahan-permasalahan yang mahasiswa temukan saat mengerjakan job-job
yang ada. Sehingga setelah kegiatan selesai, mahasiswa dapat dipastikan benar-benar
mahir dalam mengolah kayu.

6.3 Saran
Dalam kegiatan konstruksi kayu kami harapkan kepada mahasiswa yang akan
datang agar memastikan diri dalam keadaan benar-benar siap saat masuk bengkel.
Pastikan menggunakan perlengkapan keselamatan, tidak becanda, dan selalu berfokus
pada kegiatan yang dilakukan. Jangan pernah harapkan orang lain yang akan membantu
dan menjaga keselamatan anda.

7.3 Kesan
Saat melaksanakan kegiatan praktek kerja kayu, kita langsung dapat mengetahui
aplikasi langsung dari teori-teori yang kita pelajari dikelas sehingga kita tidak merasa
bosan. Peraturan bengkel yang menjunjung tinggi kedisiplinan juga merupakan hal yang
paling baik untuk melatih ego mahasiswa, setelah masuk bengkel kita juga menguasai
alat-alat manual dan mesin serta kita telah mampu untuk membuat beberapa bentuk
konstruksi kayu, seperti : Sambungan bibir berkait,anak pintu,pintu panel,pintu
triplek,jendela.

Anda mungkin juga menyukai