Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BIG PAPER
LEADERSHIP COMMUNICATION
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas, topik yang akan coba dibahas dalam makalah ini adalah
bagaimana manajemen PT KAI mengkomunikasikan transformasi yang ada pada
organisasinya sehingga dapat diterima oleh karyawan dan stakeholders.
Untuk selanjutnya dari hasil observasi dan study literature akan dilakukan analisa yang
kemudian akan ditarik kesimpulan dan saran atas kasus perubahan yang ada di PT KAI.
D. Landasan Teori
Teori yang akan dijadikan dasar dalam makalah ini terkait perubahan adalah teori
mengenai Managing Change and Organizational Learning. Menurut Kinicki/Fugate
(Organizational Behavior, fitfh edition), faktor yang mendorong timbulnya perubahan
adalah sebagai berikut :
- Faktor eksternal, yang merupakan faktor diluar organisasi yang menimbulkan dorongan
perubahan dalam suatu organisasi seperti faktor karakter demografis, kemajuan
tehnologi, perubahan perilaku pasar dan konsumen dan perubahan lingkungan sosial
politik.
Menurut Kurt Lewin dalam Coram dan Bernard (2001) perubahan organisasi merupakan
suatu proses yang sistematis yakni perubahan dari sebuah topik yang hanya menarik
untuk beberapa akademisi dan praktisi menjadi suatu topik yang menarik untuk para
eksekutive perusahaan untuk kelangsungan hidup organisasi.
Perubahan dalam organisasi dibedakan ke dalam dua jenis, antara lain :
a. Perubahan operasional, yaitu perubahan yang bersifat parsial dan umumnya tidak
menimbulkan dampak yang besar bagi unit-unit lain. Misalnya perubahan kemasan
produk dan seragam karyawan.
Lewin mengembangkan tiga tingkat perubahan terencana yang terdiri atas proses
unfreezing, changing and refreezing yang kemudian akan menggambarkan bagaimana
proses mengawali, mengatur dan menstabilkan perubahan proses.
A. Unfreezing
Fokus pada tahapan ini adalah untuk menciptakan atau menimbulkan motivasi untuk
melakukan perubahan.
B. Changing
Perubahan organisasi, apakah itu besar maupun kecil, dilakukan dengan cara
mempebaiki beberapa proses, prosedur, produk dan layanan atau hasil dari
kepentingan manajemen.
C. Refreezing
Pada tahapan ini proses perubahan berusaha untuk distabilkan dengan cara membantu
karyawan mengintegrasikan perubahan sikap atau perilaku kedalam keseharian
mereka.
Terkait perubahan yang diterapkan oleh PT KAI, komunikasi internal memegang peranan
penting sebagai media manajemen menyampaikan perubahan yang ada pada organisasi.
Martin & Nakayama (Martin, Judith N. & Thomas K. Nakayama, 2003, Intercultural
Communication in Contexts) mengulas bagaimana komunikasi mempengaruhi budaya.
Dijelaskan bahwa budaya tidak akan bisa terbentuk tanpa komunikasi. Pola-pola
komunikasi yang tentunya sesuai dengan latar belakang dan nilai-nilai budaya akan
menggambarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing identitas budaya seseorang.
Oleh karena itu, diperlukan proses komunikasi internal efektif yang harus dilakukan
PT.KAI (Persero) dalam menciptakan budaya organisasi yang kuat demi tercapainya visi
dan misi perusahaan.
Dalam suatu perusahaan yang besar, pendekatan komunikasi internal merupakan awal
yang baik untuk membentuk dan mengkomunikasikan program formal di dalam
perusahaan tersebut (Argenti, Paul. A, 2010, Komunikasi Korporat, Corporate
communication: Edisi kelima ). Namun apabila komunikasi di antara kedua belah pihak
antara atasan dan bawahan tidak berjalan dengan baik, maka pesannya belum tentu
sampai kepada pegawainya. Gangguan tersebut tidak hanya karena pesan sulit untuk
dimengerti tetapi mediumnya juga yang memegang peranan penting dalam
menyampaikan pesan yang dimaksud.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat PT Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang selanjutnya disingkat sebagai KAI atau
“Perseroan” adalah Badan Usaha Milik Negara yang menyediakan, mengatur, dan
mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia. Seusai Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, karyawan perusahaan kereta api yang
tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasaan
perkeretaapian dari Jepang. Pada tanggal 28 September 1945, kekuasaan perkeretaapian
berada di bawah tangan bangsa Indonesia yang ditegaskan oleh pembacaan pernyataan
sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA, sehingga sudah tidak ada campur
tangan oleh Jepang. Maka pada tanggal 28 September 1945, ditetapkan sebagai Hari
Kereta Api serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI). Nama
DKARI kemudian diubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Nama itu
diubah lagi menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) pada tanggal 15 September
1971. Pada tanggal 2 Januari 1991, nama PJKA secara resmi diubah menjadi Perusahaan
Umum Kereta Api (Perumka) dan semenjak tanggal 1 Juni 1999 diubah menjadi PT
Kereta Api Indonesia (Persero) sampai sekarang.
Perubahan dalam organisasi dapat disebabkan oleh adanya dorongan dari eksternal
maupun internal organisasi tersebut. Faktor-faktor yang mendorong perubahan pada PT
KAI adalah sebagai berikut:
Faktor eksternal, yaitu perubahan yang didorong oleh faktor-faktor di luar perusahaan,
antara lain: perilaku konsumen, regulator dan perkembangan tehnologi
Tahap Unfreezing
Tahap Changing
Pada tahapan ini manajemen melakukan perbaikan pada beberapa hal berikut :
Hal awal yang coba disentuh oleh manajemen adalah pada gaji dan fasilitas
karyawan. Hal tersebut dilakukan dengan maksud apabila secara penghasilan dan
fasilitas karyawan telah dipenuhi dengan baik maka karyawan tersebut akan
bekerja dengan lebih fokus. Sebagai contoh karyawan yang semula memiliki gaji
perbulan Rp. 4 juta dan tunjangan Rp. 3 juta dinaikkan tunjangannya menjadi Rp.
17 juta dengan gaji pokok tetap. Kemudian diberi tunjangan pulsa sebesar Rp. 1
juta/bulan. Untuk level jabatan vice president (2 tingkat dibawah direksi)
diberikan corporate credit card. Setiap karyawan diberikan ATM yang juga
berfungsi sebagai ID card untuk mengangkat rasa percaya diri karyawan.
Pada sisi sumber daya manusia yang diperbaiki oleh manajemen adalah pada hal
remunerasi. Sistem promosi yang ada di PT KAI saat ini tidak lagi bersifat urut
kacang. Sehingga setiap pegawai dengan kinerja baik dapat promosi jabatan tanpa
melihat masa kerja. Dahulu SDM di PT KAI banak yang memiliki pendidikan
rendah. Sebagai salah satu cara mengembangkan SDM tersebut adalah dengan
menciptakan sistem tehnologi yang maju dengan tujuan untuk memaksa mereka
berubah.
- Pelayanan
- Kenyamanan
Tahap Refreezing
Media yang dipakai oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Media Internal
(KONTAK), email, website, papan penumuman, nota dinas, telepon dan juga rapat
(Sosialisasi). Setiap media tersebut pun dapat digolongkan dalam media lisan, tertulis dan
juga elektronik dimana media internal KONTAK, papan pengumuman dan nota dinas
masuk ke dalam media tertulis, email, website dan telepon termasuk dalam media
elektronik, dan rapat termasuk dalam media lisan.
Dalam proses perubahan di PT Kereta Api Indonesia (Persero), terjadi pertentangan baik
dari pihak internal maupun dari pihak eksternal, hal tersebut merupakan hambatan
tersendiri dalam proses perubahan di PT KAI (Persero). Hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh PT KAI adalah sebagai berikut :
1. Pihak Internal
BAB III
PENUTUP
Perubahan – perubahan yang dilakukan perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada
dasarnya mengalami perubahan yang cukup baik, boleh dikatakan perusahaan mengalami
trasformasi. Seperti kita lihat perubahan-perubahan di PT KAI yang cukup bagus ini terlihat
dari kepercayaan masyarakat yang masih menggunakan jasa transfortasi kereta api sampai
saat ini, melihat pada saat ini persaingan di bidang jasa transfortasi cukup tinggi. Selain itu,
PT KAI mampu menata ulang perusahaan, baik dari segi pelayanan, manajerial perusahaan,
kenyamanan penumpang, penertiban didalam kereta, dan lain sebagainya. Sehingga boleh
dikatakan perubahan yang dilakukan PT KAI terbilang berhasil, serta keberhasilan PT KAI
tidak terlepas dari sosok Ignasius Jonan yang selalu memberikan pembinaan mengenai tata
kelola perusahaan kepada para pejabat internal perusahaan, selain itu Ignasius Jonan berani
melakukan gebrakan-gebrakan untuk meningkatkan kualitas perusahaan.