Anda di halaman 1dari 16

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Umum Mesin Bubut

Mesin bubut (Turning Machine) adalah suatu jenis mesin perkakas dalam
proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong
pahat sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin bubut
merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk membentuk
benda kerja yang berbentuk silindris. Pada proses benda kerja terlebih dahulu
dipasang pada pencekam (Chuck) yang terpasang pada poros utama mesin.

Kemudian poros utama (Spindle) dan benda kerja berputar dengan


kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong atau pahat yang dipakai untuk
membentuk benda kerja, akan disayatkan pada benda kerja yang berputar
umunya pahat bubut dalam keadaan diam, pada perkembangannya ada jenis
mesin bubut yang berputar alat potongnya, sedangkan benda kerja diam. Dalam
kecepatan putar sesuai perhitungan, alat potong akan mudah untuk memotong
benda kerja sehingga benda kerja mudah dibentuk sesuai yang diinginkan.

Dikatakan konvensional karena untuk membedakan mesin-mesin yang


dikontrol dengan komputer CNC (Computer Numerically Controlled) ataupun
kontrol numerik (Numerical Control) dan karena jenis mesin konvensional
mutlak diperlukan keterampilan manual dari operatornya.Pada kelompok mesin
bubut konvensional juga terdapat bagian-bagian otomatis dan pergerakannya
bahkan juga ada yang dilengkapi dengan layanan sistem otomasi baik yang
dilayani dengan sistem hidraulik, pneumatik ataupun elektrik.Ukuran mesinnya
pun tidak semata-mata kecil karena tidak sedikit mesin bubut
konvensional.Untuk pengerjaan besar seperti yang dipergunakan pada industri
perkapalan dalam membuat atau merawat poros baling-baling kapal yang
diameternya mencapai 1000mm.

3.2. Jenis-jenis Mesin Bubut

Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Pada
garis besar nya mesin bubut diklarifikasikan tiga kelompok.

8
9

3.2.1. Mesin Bubut Ringan

Mesin bubut ringan dapat diletakan di atas meja, dan mudah di pendahkan
sesuai dengan kebutuhan. Benda kerjanya berdimensi kecil (Mini). Jemis ini
umunya di gunakan untuk membubut benda-benda kecil dan biasanya di
pergunakan untuk industri rumah tangga (Home Industri). Panjangnya mesin
umunya tidak lebih dari 1200mm, dan karena bebanya ringan dapat di angkat oleh
satu orang.

Gambar 3.1 Mesin Bubut Ringan


(Sumber Agusni.wordpress)
3.2.2. Mesin Bubut Sedang

Jenis mesin bubut sedang dapat membubut diameter benda kerja sampai
dengan 200mm dan panjang sampai dengan 100mm cocok untuk idustri kecil atau
bengkel-bengkel perawatan dan pembuatan komponen. Umumnya di gunakan
pada dunia pendidikan atau pusat pelatihan.

Gambar 3.2 MesinBubut Sedang


(Sumber Agusni.wordpress)
10

3.2.3. Mesin Bubut Standar

Jenis mesin bubut standar disebut sebagai mesin bubut standar karena di
samping memiliki komponen seperti pada mesin ringan dan sedang juga telah
dilengkapi berbagai kelengkapan tambahan yaitu keran pendingin, lampu kerja,
bak penampung geram dan rem untuk menghetikan mesin dalam keadaan darurat.

Gambar 3.3 Mesin Bubut Standar


(Sumber Agusni.wordpress)

3.3. Bagian-bagian Utama Mesin Bubut


Bagian utama mesin bubut konvensional pada umumnya sama walaupun
jenis atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja terkadang posisi poros utama
atau tuas, tombol, tabel penunjukan pembubutan letak atau posisinya berbeda.
Demikian juga dengan cara pengoperasiannya karena memiliki fasilitas yang sama
maka tidak jauh beda. Berikut yaitu bagian-bagian utama mesin bubut (biasa)
yang pada umumnya dimiliki oleh mesin tersebut :

3.3.1. Sumbu Utama (Spindle)

Sumbu utama atau disebut juga main spindle merupakan sumbu utama
mesin tersebut yang berfungsi sebagai dudukan cekam(Chuk), plat pembawa,
kolet, senter tetap dan lain-lain.
11

Gambar 3.4 Sumbu Utama


3.3.2.Eretan (Carriage)

Eretan terdiri atas eretan memanjang (Longitudinal Carriage) yang bergerak


sepanjang alas mesin, eretan melintang (CrossCarriage) yang bergerak melintang
alas mesin dan eretan atas (TopCarriage),yang bergerak sesuai dengan posisi
penyetelan diatas eretan melintang, kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan
pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat
terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya.

Gambar 3.5 Eretan


3.3.3. Kepala lepas (TailStock)

Kepala lepas sebagaimana digunakan untuk dudukan senter putar sebagai


pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan
cekam bor sebagai penjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin,
porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit.

Gambar 3.6 Kepala Lepas (TailStock)


12

3.3.4. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa

Tuas pengatur kecepatan digunakan untuk mengatur kecepatan poros


transporterdan sumbu pembawa. Ada dua pilihan yaitu kecepatan tinggi dan
kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan benda-benda
berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian, sedangkan kecepatan rendah
digunakan untuk dalam pengerjaan pengasaran, ulir, alur, mengkartel, dan
pemotongan (CuttOff).

Gambar 3.7 Tuas Pengatur Kecepatan

3.3.5. Plat Tabel

Plat Tabel adalah tabel besarnya kecepatan yang ditempel pada mesin bubut
yang menyatakan besaran perubahan antara hubungan roda-roda gigi didalam
kotak roda gigi ataupun terhadap roda pulley didalam kepala tetap (HeadStock).

3.3.6. Tuas Pengubah Pembalik Transporter dan Sumbu Pembawa

Tuas pembalik putaran, digunakan untuk membalikkan arah putaran sumbu


utama, hal ini diperlukan bilamana hendak melakukan pengerjaan penguliran,
pengkartelan, ataupun pembubutan permukaaan.

Gambar 3.8 Tuas Pembalik Putaran


13

3.3.7. Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama

Menunjukan angka-angka kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih sesuai


dengan pengerjaan pembubutan.

Gambar 3.9 Plat Tabel Kecepatan


3.3.8. Tuas-tuas Pengatur Kecepatan Sumbu

Tuas pengatur ini berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran mesin sesuai
hasil dari perhitungan atau pembacaan dari tabel putaran.

Gambar 3.10 Tuas Pengatur Sumbu


3.3.9. Penjepit Pahat (ToolPost)

Penjepit Pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang


bentuknya ada beberapa macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat
empat buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan empat
macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.

Gambar 3.11 Penjepit Pahat


14

3.3.10. Eretan Atas

Eretan atas Berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus


berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembuatan ulir,
alur, tirus, pinggul (Champer)dan lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01
mm.

Gambar 3.12 Eretan Atas


3.3.11. Keran Pendingin

Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (coolant) kepada


benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan untuk mendinginkan pahat pada
waktu penyayatan sehingga dapat menjaga pahat tetap tajam dan panjang
umurnya, hasil pembubutanpun halus.

Gambar 3.13 Keran Pendingin


3.3.12. Roda Pemutar

Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas akan digunakan sebagai
penggerakan poros kepala lepas maju ataupun mundur. Berapa panjang yang
ditempuh ketika akan maju atau mundur dapat diukur dengan membaca cincin
berskala (dial) yang ada pada roda pemutar tersebut. Pergerakan ini diperlukan
ketika hendak melakukan pengeboran untuk mengetahui atau mengukur seberapa
dalam mata bor harus dimasukkan.
15

3.3.13. Transporter dan Sumbu Pembawa

Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau
trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa eretan
pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur dan pekerjaan
pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu pembawa atau poros pembawa adalah
poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan.

Gambar 3.14Sumbu Pembawa


(Sumber Agusni.Wordpre5)
3.3.14. Tuas Penghubung

Tuas penghubung Sebagaimana digunakan untuk menghubungkan roda gigi


yang terdapat pada eretan dengan poros transporter sehingga eretan akan dapat
berjalan secara otomatis sepanjang alas mesin. Tuas penghubung ini mempunyai
dua kedudukan. Kedudukan diatas berarti membalik arah gerak putaran arah
putaran berlawanan putaran jam dan posisi kebawah berarti gerak searah jarum
jam.

3.3.15. Eretan Lintang

Eretan lintang sebagaimana berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang


alas mesin atau arah kedepan atau kebelakang posisi operator yaitu dalam
pemakanan benda kerja. Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk
mengetahui berapa panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat. Ukuran
mesin bubut ditentukan oleh panjangnya jarak antara ujung senter kepala lepas
dan ujung senter kepala tetap. Mesin bubut mampu melakukan pembubutan
hingga 100 mm.

3.4. Perlengkapan Mesin Bubut

Untuk menunjang berbagai macam jenis pekerjaan pada mesin frais,


mesin ini dilengkapi beberapa perlengkapan diantaranya:
16

3.4.1. Cekam (Chuck)

Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja.
Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (self centering chuk), dan ada juga yang
berahang tiga dan empat tidak sepusat (independenc chuck). Cekam rahang tiga
sepusat, cahang ini digunakan untuk benda-benda silindris, dimana gerakan rangan
bersama-sama pada saat dikencangkan atau di buka. Sedangkan gerakan untuk
rahang tiga dan empat tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri tanpa
diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis ini biasanya untuk mencekam benda-
benda yang tidak silindris atau di gunakan pada saat pembubutan eksentrik.

Gambar 3.15 Chuck


3.4.2. Kolet (Collet)
Kolet digunakan untuk menjepit benda silindris yang sudah halus dan
biasanya berdiameter kecil. Bentu bulat panjang leher tius dan berlubang, ujunya
berulir dan kepalanya di belah menjadi tiga.

Gambar 3.16 Kolet


(Sumber Agusni.wordpess)
3.4.3. Senter Putar

Senter terbuat dari baja yang di keraskan dan digunakan untuk mendukung
benda kerja yang akan di bubut. Ada dua jenis senter mati/tetap dan senter putar.
17

Pada umunya senter putar pemasanganya pada ujung kepala lepas dan senter tetap
pemasangannya pada sumbu utama mesin (main spindle).

Gambar 3.17 Senter Putar


3.5. Material Mata Bor

Selama proses pembentukan geram dengan cara pemesinan berlangsung,


dengan mempertemukan dua jenis material. Untuk menjamin kelangsungan proses
ini maka jelas diperlukan material pahat yang lebih unggul daripada material
benda kerja. Keunggulan tersebut dapat dicapai karena adanya pahat dibuat
dengan memperhatikan berbagai segi yaitu :

1. Kekerasaan
Yang cukup tinggi melebihi kekerasan karena benda kerja tidak saja pada
temperatur ruang melainkan juga pada temperatur tinggi pada saat proses
pembentukan geram berlangsung.
2. Keuletan
Yang cukup besar dan untuk menahan beban pada kejut yang terjadi sewaktu
pemesinan dengan interupsi maupun sewaktu memotong benda kerja yang
mengandung partikel atau bagian yang keras (hard spot).
3. Ketahanan beban kejut termal
Diperlukanbilaterjadi perubahan tempertur yang cukup besar secaraberkala
atau periodik.
4. Sifat adhesi yang rendah
Untuk mengurangi afinitas benda kerja terhadap pahat, mengurangi laju
keausan, serta penurunan gaya pemotongan.
5. Daya larut element/komponen material pahat yang rendah
Dibutuhkan demi untuk memperkecil laju keausan akibat mekanisme difusi.
18

Secara berurutan material-material pahat akan dibahas mulai dari yang


paling lunak tetapi ulet sampai dengan yang paling keras tetapi getas, yaitu :
1. Baja Karbon
2. Paduan Cor Nonferro
3. Karbida
4. Keramik
5. Cubic Boron Nitrides (CBN)
6. Intan

3.5.1. Pahat dan Mata Bor HSS (High Speed Steels)

Pada mulanya yang dimaksud dengan HSS adalah setiap baja campuran
tinggi dari Wolfram (W) dan Chromium (Cr), kemudian baja campuran krom (Cr)
dan Molybdenum (Mo) juga disebut sebagai HSS. Pahat High Speed Steels (HSS)
terbuat melalui proses penuangan unsur-unsur paduan diatas kemudian diikuti
pengerolan ataupun penempaan, baja ini dibentuk menjadi batang atau silinder.
Pada kondisi lunak bahan tersebut padat diproses secara pemesinan menjadi bahan
bentuk pahat potong. Setelah proses laku panas dilaksanakan kekerasannya akan
cukup tinggi. Karena sifat keuletan yang relatif baik, maka saat ini pahat HSS
masih digunakan. Hot Hardness dan Recovery Hardness yang cukup tinggi pada
pahat HSS dapat dicapai dengan adanya unsur paduan W, Cr, V, Mo, dan Ca.
pengaruh unsur-unsur tersebut pada unsur dasar besi (Fe) dan karbon (C) adalah
sebagai berikut :
1. Wolfram (W)
Wolfram dapat membentuk karbida yaitu paduan yang sangat keras yang
menyebabkan kenaikkan temperatur untuk proses hardening dan tempering.
Dengan demikian hot hardness dipertinggi.
2. Chromium (Cr)
Chromium menaikkan hardenability dan hot hardness. Chrom merupakan
elemen pembentuk karbida,akan tetapi Cr menaikkan sensitivitas terhadap
overheating.
3. Vanadium (V)
Vanadium akan menurunkan sensivitas terhadap overheating serta
menghasilkan besar butir dan juga merupakan elemen pembentuk karbida.
19

4. Molybdenum (Mo)
Mempunyai efek yang sama seperti W akan tetapi lebih terasa dengan
menambah 0,4 – 0,9 % Mo dalam HSS dengan paduan utama W (WHSS)
dapat dihasilakan HSS yang mampu dikeraskan di udara. Selain itu, MoHSS
lebih kuat sehingga mampu menahan beban-beban kejut. Kekurangannya
adalah lebih sensitif terhadap overheating (hangusnya ujung-ujung yang
runcing) sewaktu dilakukan proses heat treatment.
5. Cobalt (Co)
Cobalt bukan merupakan elemen pembentuk karbida. Ditambahkan dalam
HSS untuk menaikkan hot hardness dan tahanan keausan. Besar butir
menjadi lebih halus sehingga ujung-ujung yang runcing tetap terpelihara
selama heat treatment pada temperatur tinggi.

3.6. Material Benda Kerja

Baja karbon(S50C)adalah bahan kelas satu baja di JIS G4051, yang


merupakan spesifikasi standar dari baja karbon untuk mesin digunakan
struktural. S50C juga mrupakaan baja kelas umum dengan berbagai aplikasi.
Hal ini mirip dengan S45C baja karbon.Baja karbon memiliki sifat tidak
mudah terkorosi sebagaimana logam baja yang lain.Baja karbon akan
terkorosi ketika diekspos pada udara yang lembab. Besi oksida yang
terbentuk bersifat aktif dan akan mempercepat korosi dengan adanya
pembentukan oksida besi yang lebih banyak lagi.

Untuk memperoleh ketahanan yang tinggi terhadap oksidasi biasanya


dilakukan dengan menambahkan krom sebanyak 13 hingga 26 persen.
Lapisan pasif chromium (III) oxide (Cr2O3) yang terbentuk merupakan
lapisan yang sangat tipis dan tidak kasat mata, sehingga tidak akan
mengganggu penampilan dari soft steel itu sendiri. Dari sifatnya yang tahan
terhadap air dan udara ini, Carbon steels tidak memerlukan suatu
perlindungan logam yang khusus karena lapisan pasif tipis ini akan cepat
terbentuk kembali katika mengalami suatu goresan. Peristiwa ini biasa
disebut dengan pasivas, yang dapat dijumpai pula pada logam yang lain
misalnya aluminium dan titanium.
20

Ada berbagai macam-macam jenis dari baja Carbon steels. Ketika


nikel ditambahkan sebagai campuran, maka Carbon steels akan berkurang
kegetasannya pada suhu rendah. Apabila diinginkan sifat mekanik yang
lebih kuat dan keras, maka dibutuhkan penambahan karbon. Sejumlah unsur
mangan juga telah digunakan sebagai campuran dalam carbon steels.

Baja karbon tipe S50C merupakan jenis baja yang serbaguna.dan


paling banyak digunakan. Komposisi kimia, kekuatan mekanik, kemampuan
las dan ketahanan korosinya sangat baik dengan harga yang relatif
terjangkau. Carbon steels tipe S50C ini banyak digunakan dalam dunia
industri maupun skala kecil. Penggunaannya antara lain untuk bagian-bagian
mekanik, roda gigi, ketegangan bar, roller, poros, beban spindle dll.

3.7. Cairan Pendingin

Cairan pendingin mempunyai fungsi yang khusus dalam proses


pemesinan. Selain untuk memperpanjang umur pahat cairan pendingin
dalam beberapa kasus mampu menurunkan gaya potong dan memperhalus di
permukaan produk hasil pemesinan. Selain itu cairan pendingin juga dapat
berfungsi sebagai pembersih/pembawa kotoran gram dan melumasi elemen
pembimbing (ways) mesin perkakas serta melindungi benda kerja dan
komponen mesin dari korosi. Secara umum dapat dikatakan bahwa peran
utama cairan pendingin adalah mendinginkan dan melumasi pahat dan benda
kerja selama proses pemesinan berlangsung.

3.7.1. Jenis Cairan Pendingin

1. Cairan Sintetik (Syntetic Fluids, Chemical Fluids)


Cairan yang jernih atau diwarnai yang merupakan larutan murni (true
solutions) atau larutan permukaan aktif (surface active). Pada larutan
aktifunsur yang dilarutkan tersebar diantara molekul air dan tegangan
permukaannya (surface tension) hampir tidak berubah. Larutan murni
initidak bersifat melumasi dan biasanya dipakai untuk menyerap panas yang
tinggi dan melindungi terhadap korosi.
2. Cairan emulsi (Emulsious cutting fluids)
Air yang mengandung sebuah partikel/minyak (5 s/d 20 μm).
21

Unsur pengemulsi ditambahkan dalam minyak yang kemudian dilarutkan


dalam air.
3. Cairan semi sintetik (Semi syintetic fluids)
Merupakan perpaduan antara jenis A dan B diatas yang mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
a. Kandungan minyaknya lebih sedikit dari tipe B (10% - 45%)
b. Kandungan pengemulsi (molekul penurun tegangan permukaan) lebih
banyak dari tipe A.
4. Minyak (oils)
Minyak yang berasal dari salah satu atau kombinasi dari minyak bumi,
minyak binatang, ikan, atau minyak nabati. Viskositasnya bermacam-macam
tergantung dari pemakaian. Pencampuran antara minyak bumi dan minyak
hewan atau minyak nabati menaikkan daya pembasahan sehingga
memperbaiki daya lumas.
3.7.2. Pemakaian Cairan Pendingin

Banyak cara yang dipraktekkan untuk mengefektifkan pemakaian cairan


pendingin sebagai berikut :

1. Manual
Pada umumnya operator memakai kuas untuk memerciki pahat gurdi, tap, atau
freis dengan minyak pendingin.
2. Dikucurkan
Sistem pendingin yang terdiri atas pompa, saluran, nozel dan tangki dimilki
olehsemua mesin perkakas. Satu atau beberapa nozel dan selang fleksibel
diatur sehingga cairan pendingin disemprotkan pada bidang aktif pemotongan.
3. Ditekan lewat saluran pada pahat
Cairan pendingin dialirkan dengan tekanan tinggi melewati saluran pahat.
Untuk penggurdian lubang yang dalam dengan posisi yang sulit dicapai
dengan penyemprotan biasa.
4. Dikabutkan

Cairan pendingin disemprotkan berupa kabut. Partikel cairan sintetik, semi


sintetik, atau emulsi disemprotkan melalui aspiratur yang bekerjadan prinsip
22

seperti semprotan nyamuk. Cairan dalam tabung akan naikmelalui pipa


berdiameter kecil, karena daya vakum akibat aliran udaradiujung atas pipa dan
menjadi kabut yang menyemprot keluar.

3.8. Proses Pemesinan

Proses pemesinan sering juga disebut proses pemotongan logam yaitu


suatu proses yang digunakan untuk mengubah suatu produk dari logam
(komponen mesin) dengan cara memotong. Karena bentuk benda kerja yang
beraneka ragam maka proses pemesinan yang dilakukan juga bermacam-
macam. Menurut jenis kombinasi gerak potong dan gerak makan maka proses
pemesinan dibedakan menjadi 7 (tujuh) macam proses yang berlainan antara
lain:
1. Proses Membubut (turning)
2. Proses Menggurdi (drilling)
3. Proses Mengefrais (milling)
4. Proses Menggerinda (surface grinding)
5. Proses Menggerinda Silinder (cylindrical grinding)
6. Proses Menyekrap (shaping)
7. Proses Menggergaji (sawing)
Berdasarkan sesuai gambar dan tekniknya, dimana dinyatakan spesifikasi
geometrik suatu produk komponen mesin, maka salah satu atau beberapa jenis
proses pemesinan harus dipilih salah satu sebagai urutan proses yang
digunakan untuk mengerjakannya. Bagi suatu tingkatan proses, uraian obyektif
telah ditentukan dan pahat harus membuang sebagian material benda kerja
sampai ukuran obyektif tersebut tercapai. Hal ini dapat dilakukan dengan
menentukan penampung geram (sebelum terpotong). Selain itu, setelah
berbagai aspek teknologi ditinjau kecepatan pembuangan geram dapat dipilih
agar supaya pada saat pemotongan ukuran yang telah ditentukan dapat tercapai
dengan baik. Situasi seperti ini akan timbul pada setiap perencanaan proses
pemesinan, dengan demikian dapat dikemukakan lima elemen dasar proses
pemesinan, yaitu :
1. Waktu penggurdian efektif : t c (menit)
2. Pemakanaan : Vc (m/menit)
23

3. Kecepatan pemakanan : Vf (mm/menit)


4. Volume pemakanan gram : Q (cm3/mm)
Elemen proses pemesinan tersebut (Vc, fc, Tc, dan Q) dihitung
berdasarkan dimensi benda kerja dan atau pahat serta besaran dari mesin
perkakas. Besaran mesin perkakas yang dapat diatur bermacam-macam
tergantung dari mesin perkakas. Oleh sebab itu rumus yang dipakai untuk
menghitung setiap elemen proses pemesinan dapat berlainan. Yang akan
ditinjau pada proses pemesinan yang umum dikenal yaitu proses frais. Dengan
memahami keadaan yang terjadi dalam proses frais dapatlah hal ini dipakai
sebagai patokan untuk perbandingan dengan keadaan yang terjadi pada proses
pemesinan yang lain.

3.9. Proses Pembubutan atau Turning

Proses bubut merupakan salah satu dari berbagai macam proses


permesinan dimana proses permesinan sendiri adalah proses pemotongan
logam yang bertujuan untuk mengubah bentuk suatu benda kerjadengan pahat
potong yang dipasang pada mesin perkakas. Jadi proses bubut dapat
didefinisikan sebagai proses permesinan yang biasa dilakukan pada mesin
bubut dimana pahat bermata potong tunggal pada mesin bubut bergerak
memakan benda kerja yang berputar, dalam hal ini pahat bermata potong
tunggal adalah gerak potong dan gerak translasi pahat adalah gerak makan
(Rochim, 1993). Secara umum terdapat beberapa gerakan utama pada mesin
bubut. Yang pertama yaitu gerakan pemakanan dengan pahat sejajar terhadap
sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan
luar benda kerjaatau biasa disebut dengan proses bubut rata. Lalu terdapat
pemakanan yang identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan
pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja atau gerak pemakanannya
menuju ke sumbu benda kerja, gerak pemakanan ini biasa disebut proses bubut
permukaan (surface turning). Dan yang terakhir adalah proses bubut tirus
(taper turning), proses bubut ini sebenarnya identik dengan proses bubut rata di
atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda
kerja.

Anda mungkin juga menyukai