19 Pemahaman Tidak Ada Paksaan Dalam Beragama

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

Setetes Embun Pagi

24FEB
>

Adalah Raja Zhao yang memerintah sebuah kerajaan di abad ketiga, mengirim putranya pangeran Chao
Chan yang telah beranjak dewasa ke sebuah kuil dimana seorang guru besar Pan Ku berada. Chao
Chan akan dididik menjadi seorang pemimpin agar kelak siap menggantikan ayahnya sebagai raja.

Sehari setelah tiba di kuil, Chao Chan merasa aneh karena Pan Ku justru mengajak Chao Chan masuk
kedalam hutan lalu meninggalkannya seorang diri di sebuah rumah yang telah disediakan baginya
ditengah hutan itu. “Tinggallah disini dan belajarlah pada alam, satu bulan lagi aku akan datang
menjemputmu” demikian kata Pan Ku.

Satu bulan kemudian Pan Ku datang menjenguk sang pangeran di dalam hutan dan bertanya:
“Katakanlah, selama sebulan di hutan ini suara apa saja yang sudah kau dengar?”

“Guru,” jawab pangeran, “Saya telah mendengar suara kokok ayam hutan, jangkrik mengerik, lebah
mendengung, burung berkicau, serigala melolong….” dan masih banyak suara-suara lainnya yang
disebutkan oleh Chao Chan.

Usai pangeran Chao Chan menjelaskan pengalamannya, guru Pan Ku memerintahkannya untuk tinggal
selama tiga hari lagi untuk memperhatikan suara apa lagi yang bisa didengar selain yang telah
disebutkannya. Untuk kesekiankalinya Chao Chan tidak habis mengerti dengan perintah sang guru,
bukankah ia telah menyebutkan banyak suara yang didengarkannya?

Chao Chan termenung setiap hari namun tetap berpikir keras ingin menemukan suara yang dimaksud
oleh Pan Ku, tetapi tetap saja tidak menemukan suara lain dari yang selama ini sudah didengarnya.

Pada hari ketiga menjelang matahari terbit, Chao Chan bangun dari tidurnya kemudian duduk bersila di
rerumputan dan mulailah bermeditasi. Dalam kesunyian itulah sayup-sayup Chao Chan mendengar
suara yang benar-benar berbeda dengan sebelumnya.

Semakin lama suara itu semakin jelas, dan saat itulah Chao Chan mengalami pencerahan. “Pasti inilah
suara-suara yang dimaksud guru.” teriaknya dalam hati.

Akhirnya tanpa menunggu Pan Ku datang mengunjunginya, sang pangeran bergegas kembali ke kuil
untuk melaporkan temuannya.

Anda mungkin juga menyukai