Anda di halaman 1dari 6

PENENTUAN TITIK LEBUR

Dapat juga perlekatan ini tanpa menggunakan cincin karet, yaitu


dengan cara melekatkan pipa kapiler dengan tetesan cairan yang
menempel pada pencadang raksa.
4. Letakkan pencadang raksa di tengah tabung yang vertikal di tile.
(Gambar 1).
5. Panasi pipa samping tile dengan api kecil (mula-mula nyala
berasap) sampai kurang lebih 15oC dibawah titik lebur diduga,
kemudian dipanasi pelan-pelan dan teratur dengan kecepatan
kurang lebih 2oC per menit.
6. Bagian-bagian yang melekat pada dinding kapiler meleleh terlebih
dahulu, temperatur dimana bahan di tengah pipa kapiler itu
melebur semuanya dicatat sebagai temperatur titik leburnya. Jadi
pembacaan termometer sekali saja, yaitu pada saat melebur.
7. Ulangi pekerjaan tersebut sekali lagi. Pakailah selalu pipa kapiler
yang diisi baru untuk setiap kali percobaan.

WARDA SESILYA GESTA NOVITA RASYID., S. Farm


15020150150
PENENTUAN TITIK LEBUR

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat praktikum


Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu labu
tile, bunsen, benang godam, pipa kapiler, penggaris, statif,
thermometer, dan korek api.
3.2 Bahan praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu asam
salisilat dan paraffin cair.
3.3 Cara kerja
Disipkan alat dan bahan yang akan digunakan. Diambil pipa
kapiler dan ditotolkan kedalam asam salisilat (2 - 4 mm). Diikat pipa
kapiler tadi pada thermometer raksa. Kemudian dimasukkan
thermometer kedalam labu tile yang berisi paraffin cair. Dipasang
pada statif. Dipanaskan dan dilihat pada suhu berapa asam salisilat
melebur sempurna.

WARDA SESILYA GESTA NOVITA RASYID., S. Farm


15020150150
PENENTUAN TITIK LEBUR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Asam Salisil
HASIL SUHU LEBUR
Praktikum 142 0C
Teori 141 – 144 0C

Perhitungan
Suhu praktikum
% Rendamen = × 100%
Suhu teori
142
= × 100%
141
= 100,7 %
4.2 Pembahasan
Jarak lebur zat adalah jarak antara suhu awal dan suhu akhir
peleburan zat. Suhu awal dicatat pada saat zat mulai menciut atau
membentuk tetesan pada dinding pipa kapiler, suhu akhir dicatat
pada saat hilangnya fase padat sedangakan suhu lebur zat adalah
suhu pada saat zat tepat melebur seluruhnya yang ditunjukkan pada
saat fase padat tepat hilang.
Tinggi rendahnya suhu lebur pada suatu zat padat dipengaruhi
oleh bentuk zat padat tersebut dan kekuatan/jenis ikatan yang ada
pada padatan tersebut. Pada suatu padatan dengan bentuk kristal
dan ikatan kovalen maka akan memiliki suhu lebur yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan padatan lain dengan ikatan van der Waals,
walaupun terdiri dari unsur yang sama.
Suhu lebur suatu padatan murni adalah spesifik, hal ini berarti
dapat digunakan untuk penentuan kemurnian suatu zat padat.
Apabila terdapat zat pengotor yang larut maka akan menyebabkan
turunnya suhu lebur dari padatan murni tersebut, sedangkan apabila
terdapat zat pengotor yang tidak larut maka akan menyebabkan suhu
lebur semu atau suhu leburnya tidak tajam/tegas.

WARDA SESILYA GESTA NOVITA RASYID., S. Farm


15020150150
PENENTUAN TITIK LEBUR

Sebelum digunakan terlebih dahulu pipa kapiler dipanaskan


salah satu ujungnya hingga menutup, agar pada waktu terjadi
lelehan, aspirin tidak tercampur pada parafin cair sehingga parafin
tetap murni.
Sebelum dilakukan penotolan, terlebih dahulu aspirin digerus,
sebab penurunan titik lebur tidak hanya disebabkan oleh zat
pengotor saja, tetapi juga disebabkan oleh besar dan banyaknya
kristal. Setelah digerus maka luas permukaan akan bertambah dan
lebih mudah menyerap panas.
Dalam percobaan ini akan diukur suhu lebur aspirin secara
mikro dengan menggunakan labu tile yang diisi dengan paraffin cair
sebagai medium penghantar panas.
Alasan digunakannya paraffin cair sebagai medium
penghantar panas adalah karena titik didihnya yang tinggi sehingga
tidak akan mendidih/menguap sampai tercapai suhu lebur dari
sampel (aspirin). Apabila medium penghantar panas mendidih maka
akan terjadi floating yang akan mengganggu dan bisa saja medium
penghantar akan menguap habis sebelum tercapai suhu lebur dari
salo dan timol.
Pada pemanasan dilakukan dibagian segitiga dari labu tile
dimaksudkan agar lebih mudah terjadi aliran panas sehingga suhu
dalam labu tile lebih merata. Pada saat peletakan termometer diberi
split agar tekanan di sebelah dalam tetap sama dengan di sebelah
luar sehingga labu tile tidak meledak.
Dari hasil pengukuran didapatkan suhu lebur dari aspirin
adalah 142oC. Dan dengan rendamen adalah 100,7 %. Hal ini
menunjukkan bahwa titik lebur aspirin sesuai dengan literatur yaitu
kisaran 141 – 144 oC.

WARDA SESILYA GESTA NOVITA RASYID., S. Farm


15020150150
PENENTUAN TITIK LEBUR

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil hasil praktikum, dapat diketahui titik lebur dari asam
salisilat secara teoritis adalah 141 – 144 oC dan titik leburnya
berdasarkan hasil praktikum adalah 142 oC dengan % rendamen
100, 7% yakni sesuai dengan literature.
5.2 Saran
Diharapkan kepada asisten agar selalu mendampingi
praktikannya pada saat praktikum berlangsung untuk mencegah
kecelakaan kerja.

WARDA SESILYA GESTA NOVITA RASYID., S. Farm


15020150150
PENENTUAN TITIK LEBUR

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintetis. Fakultas


Farmasi: Makassar

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.

Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI – Press : Jakarta.

Martin, A., Swabrick. 1990. Farmasi Fisika Edisi III. UI-Press : Jakarta.

Moechtar, Dr. Prof. 1990. Farmasi Fisika. Universitas Gadjah Mada Press
: Yogyakarta.

WARDA SESILYA GESTA NOVITA RASYID., S. Farm


15020150150

Anda mungkin juga menyukai