Pantulan PTL
Pantulan PTL
4.1 Hasil
Asam Salisil
HASIL SUHU LEBUR
Praktikum 142 0C
Teori 141 – 144 0C
Perhitungan
Suhu praktikum
% Rendamen = × 100%
Suhu teori
142
= × 100%
141
= 100,7 %
4.2 Pembahasan
Jarak lebur zat adalah jarak antara suhu awal dan suhu akhir
peleburan zat. Suhu awal dicatat pada saat zat mulai menciut atau
membentuk tetesan pada dinding pipa kapiler, suhu akhir dicatat
pada saat hilangnya fase padat sedangakan suhu lebur zat adalah
suhu pada saat zat tepat melebur seluruhnya yang ditunjukkan pada
saat fase padat tepat hilang.
Tinggi rendahnya suhu lebur pada suatu zat padat dipengaruhi
oleh bentuk zat padat tersebut dan kekuatan/jenis ikatan yang ada
pada padatan tersebut. Pada suatu padatan dengan bentuk kristal
dan ikatan kovalen maka akan memiliki suhu lebur yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan padatan lain dengan ikatan van der Waals,
walaupun terdiri dari unsur yang sama.
Suhu lebur suatu padatan murni adalah spesifik, hal ini berarti
dapat digunakan untuk penentuan kemurnian suatu zat padat.
Apabila terdapat zat pengotor yang larut maka akan menyebabkan
turunnya suhu lebur dari padatan murni tersebut, sedangkan apabila
terdapat zat pengotor yang tidak larut maka akan menyebabkan suhu
lebur semu atau suhu leburnya tidak tajam/tegas.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil hasil praktikum, dapat diketahui titik lebur dari asam
salisilat secara teoritis adalah 141 – 144 oC dan titik leburnya
berdasarkan hasil praktikum adalah 142 oC dengan % rendamen
100, 7% yakni sesuai dengan literature.
5.2 Saran
Diharapkan kepada asisten agar selalu mendampingi
praktikannya pada saat praktikum berlangsung untuk mencegah
kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.
Martin, A., Swabrick. 1990. Farmasi Fisika Edisi III. UI-Press : Jakarta.
Moechtar, Dr. Prof. 1990. Farmasi Fisika. Universitas Gadjah Mada Press
: Yogyakarta.