Benzena merupakan senyawa aromatic tersederhana dan
senyawa yang telah tersering kali dijumpai. Untuk pertama kalinya benzena diisolasi dalam tahun 1825 oleh Michael Faraday dari residu berminyak yang tertimbun dalam pipa induk gas di London. Dewasa ini sumber utama benzena, benzena tersubstitusi dan senyawa aromatik lain adalah petroleum. Sampai tahun 1940, ter batubara merupakan sumber utama. Macam-macam senyawa aromatik yang diperoleh ialah hidrokarbon, fenol, dan senyawa heterosiklik aromatik (Fessenden, Fessenden 1986, hal : 451). Setelah diketahui bahwa benzena mempunyai rumus molekul C6H6 maka dapat disimpulkan bahwa benzena termasuk senyawa hidrokarbon. Bila dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lain yang mengandung 6 buah atom karbon. Misalnya Heksana (C6H14) dan sikloheksena (C6H12) dapat diduga bahwa benzena mempunyai derajat ketidakjenuhan yang tinggi. Sifat-sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena memberikan petunjuk bahwa senyawa tersebut memang tidak segolongan dengan alkana ataupun sikloalkena. Reaksi-eaksi yang umum terjadi pada benzena dan turunannya adalah reaksi substitusi elektrofilik. Hal ini karena cincin benzena memiliki awan elektron π (Pi) yang merupakan sumber elektron bagi pereaksi elektrofil. Reaksi substitusi elektrofilik pada benzena berlangsung pada tiga tahap, yaitu : 1) pembuatan elektrofil, 2) serangan elektrofil pada inti benzena membentuk zat antara kation benzenonium, dan 3) pelepasan proton menghasilkan produk (Fessenden, Fessenden 1986, hal : 451). Substitusi aromatic elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuah atom, biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis
WARDA ISKANDAR ZULKARNAIN
15020150150 SINTESIS NITROBENZENE
diganti dengan elektrofil. Reaksi terpenting di kelas ini adalah nitrasi
aromatik, halogenasi aromatik, sulfonasi aromatik, asilasi, dan alkilasi reaksi Friedel-Crafts (Anonim 2011, hal :37). Substitusi elektrofilik terjadi pada banyak reaksi yang mengandung cincin benzena (arena). Benzena (C6H6) adalah molekul planar yang berupa cincin dari 6 buah karbon yang masing-masing terikat pada hidrogen. Terjadi delokalisasi pada bagian atas dan bawah dari bidang planar cincin. Keberadaan dari elektron yang terdelokalisasi membuat benzena stabil. Benzena menolak reaksi adisi sebab aka menghilangkan hilangnya delokalisasi yag membuat hilangnya stabilitas. Karena elektron yang terdelokalisasi ter-exposed di bagian atas dan bawah dari bidang planar tempat molekul karbon berada, benzene menjadi sangat tertarik pada elektrofil (atom/molekul) yang mencari daerah yang kaya akan electron pada molekul yang lain. Elektrofil bisa merupakan ion positif atau bagian yang memiliki polaritas positif pada sebuah molekul (Clark 2004, hal : 96). Aromatisitas benzena menyajikan suatu kestabilan yang unik pada sistem pi, benzena menjalani kebanyakan reaksi yang khas bagi alkena. Meskipun demikian benzena tidaklah sekali-kali lamban (inert). Pada kondisi yang tepat benzena mudah beraksi substitusi aromatic elektrofilik : reaksi dalam mana suatuelektrofil disubstitusikanuntuk satu atom hidrogen pada cincin aromatic. Contoh di atas menujukkan monosubstitusi cincin benzena. Benzena menjalani nitrasi bila diolah dengan HNO3 pekat. Katalis asam lewis dalam reaksi ini adalah H2SO4pekat. Seperti halogenasi, nitrasi aromatik berupa reaksi dua tahap. Tahap pertama (tahap lambat) adalah serangan elektrofil. Dalam nitrasi, elektrofiliknya ialah NO2+. Hasil serangan ialah suatu ion benzenonium, yang mengalami pelepasan H+ dengan cepat dalam tahap
WARDA ISKANDAR ZULKARNAIN
15020150150 SINTESIS NITROBENZENE
kedua. H+ ini bergabung dengan HSO4_ untuk menghasilkan kembali
katali H2SO4 (Fessenden, Fessenden 1986, hal : 471). Elektrofil dapat berupa ion karbonium dengan lambing R+. Dalam hal ini, yang terjadi adalah reaksi alkilasi yaitu pengikatan gugus alkil pada cincin aromatic. Alkilasi cincin aromatic disebut juga reaksi Friedel- Crafts (Rasyid 2009, hal : 94-95). Nitrasi adalah salah satu contoh dari reaksi substitusi elektrofilik aromatic. Dalam reaksi ini suatu gugus fungsi terikat secara langsung pada cincin aromatic, yakni gugus nitro (-NO2). Nitrasi dapat dilakukan denga menggunakan HNO3 dan H2SO4 pekat, atau larutan HNO3 dalam suasana asam asetat glasial. Pemilihan suatu penitrasi tergantung kepada antara lain keraktifan senyawa yang akan dinitrasi (substrat) dan kelarutannya dalam medium penitrasi. Dalam percobaan ini nitrasi benzena dilakukan dengan menggunaka campuran HNO 3 pekat dan H2SO4 pekat pada suhu 50-600C (Tim Dosen 2011, hal : 11). 2.2 Uraian Bahan 1. Asam Nitrat Pekat (Dirjen POM 1979, Hal : 650) Nama Resmi : ACIDUM NITRICUM Nama lain : Asam nitrat Rumus molekul : HNO3 Rumus Struktur :
Berat molekul : 63,01
BJ : 1,41 gr/ml3 Titik lebur : 41,59oC. Persyaratan : Mengandung tidak kurang dari 69,0 % dan tidak lebih dari 71,0 % b/b HNO3.
WARDA ISKANDAR ZULKARNAIN
15020150150 SINTESIS NITROBENZENE
Pemerian ::Cairan berasap, sangat korosif, bau khas,
sangat merangsang, mendidih pada suhu kurang lebih 120o C.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pemebentuk gugus nitronium
2. Asam Sulfat Pekat (Dirjen POM 1979, hal: 653)
Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM Nama Lain : Asam Sulfat Rumus Molekul : H2SO4 Rumus Struktur :
Berat Molekul : 98,07
Pemerian ::Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna; jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas. Penyimpanan : Dalam wadah tutup baik dan rapat. Kegunaan : Sebagai kalisator. 3. Benzen ((Dirjen POM 1979, hal : 167) Nama Resmi : BENZENA Nama Lain : Cyclohextriena Rumus Molekul : C6H6
Rumus Struktur :
WARDA ISKANDAR ZULKARNAIN
15020150150 SINTESIS NITROBENZENE
Berat molekul : 78,0 g/mL
BJ : 0,8787 Kelarutan : Mudah larut dalam air Pemerian ::Cairan transparant, tidak berwarna dan mudah menyala. Penyimpanan ::Dalam wadah tertutup rapat. Kegunaan ::Sebagai inti (induk) senyawa nitrobenzene. 4. Kalsium klorida (Dirjen POM 1979, Hal : 120) Nama Resmi : CALCII CHLORIDUM Nama lain : Kalsium klorida Rumus molekul : CaCl2 Berat molekul : 110,99 Rumus struktur : Cl – Ca – Cl Kelarutan : Larut dalam 0,25 bagian air, mudah larut dalam etanol 95 % P. Pemerian ::Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak pahit, meleleh basah. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Kegunaan : Untuk mengurangi kekeruhan. 5. Air Suling (Depkes RI, 1979: 96) Nama Resmi : AQUA DESTILLATA Nama Lain : Air suling, aquadest Rumus Molekul : H2O Rumus Struktur :
Berat Molekul : 18,02
Pemerian ::Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
WARDA ISKANDAR ZULKARNAIN
15020150150 SINTESIS NITROBENZENE
Penyimpanan : Dalam wadah tertutp baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi 6. NaOH (Depkes RI 1979, hal : 142)
Nama Resmi : NATRIUM HYDROXIDUM
Nama Lain : Natrium hidroksiada Rumus Molekul : NaOH Berat Molekul : 40,00 Rumus molekul : NaOH
Pemerian : Bentuk batang, butiran massa hablur, kering,
keras, rapuh , menunjukkan susunan hablur, putih, dan mudah meleleh. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%). Khasiat : Sebagain zat tambahan Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2.3 Prosedur Kerja (Anonim 2017, hal : 17)
a. Dalam labu alas bulat dimasukkan 195 g (110ml) asam sulfat pekat, tambahkan 120 g (85 ml) asam nitrat pekat (BJ:1,4) sedikit demi sedikit sambil dokocok dan didinginkan. b. Setelah suhu cairannya sesuai dengan suhu kamar, dipindahkan kedalam corong pisah sebesar 125 ml yang ditaruh diatas lingkaran besi berbentuk cincin. c. Kedalam Erlenmeyer ditaruh 65 g (75ml) benzen dan kedalamnya ditambahakan ±20 ml dari campuran asamnya. Sebuah termometer dibiarkan dalam campuran reaksi selama nitrasi berlangsung
WARDA ISKANDAR ZULKARNAIN
15020150150 SINTESIS NITROBENZENE
d. Campuran dikocok melingkar dan bila suhu naik sampai 500 C,
segerah diodinginakan dalam air agar tetap tercapai suhu antara 50 –600 C. e. Bila reaksi eksotermnya mereda tambahkan lagi asamnya, kasus ini diuklangi sampai semua asamnya habis. f. Setelah penambahan selasai, pengocokan melingkar dilakukan tanapa pendinginan sampaia suhu tutrun dengan sendirinya samapi 400 C kurang lebih 5 menit. Pada akhir tahap ini, labu didinginkan, isi dipindahkan kedalam cororng pisah yang sesuai dan lapisan bawah yang mengandung campuran asam dipisahkan. g. Lapisan organic dicuci dengan 100 mo air, lalu 100 ml NaOH 0,5 N dan akhirnya dengan 100 mL air yang lain lagi, lapisan air pencuci dituang. h. Lapisan Nitrobenzenya dipindahkan dan dikumpulkan kedalam Erlenmeyer dan keringkan dengan penambahan 10 gram CaC l2 anhidrat dan panaskan diatas waterbad sehingga kekeruhan yang tadi hilang i. Cairan yang dikeringkan disaring kedalam labu destilasi dan didestilasi, titik didih akan naik dengancepat dan hasilnya ditampung pada suhu 205 – 2120C.
WARDA ISKANDAR ZULKARNAIN
15020150150 SINTESIS NITROBENZENE
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Sintesis. Makassar : FF UMI
Anonim. 2011. Subtitusi Aromatik Elektrofilik.
http://id.wikipedia.org/wiki/substitusi-aromatik-elektrofilik. Diakses pada tanggal 5 juni 2011.
try.org/.substitusi-elektrofilik/. Diakses pada tanggal 5 Maret 2016. Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.
Parlan. 2005. Kimia Organik I. Malang : Universitas Negeri Malang.
Rasyid, Muhaidah. 2009. Kimia Organik I. Makassar : Universitas Negeri
Makassar.
Tim Dosen. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Makassar :