membangun pengertian tentang sifat risiko yang dihadapi dan dampaknya terhadap aktivitas
perusahaan. Pengidentifikasian risiko sering pula disebut mengdiagnosis resiko.
Jika semua kerugian potensial yang mungkin menimpa suatu perusahaan, tidak diketahu,
maka tidak mungkin memanejeri risiko perusahaan yang bersangkutan. Dalam keadaan tidak
diidentifikasikan semua resiko, berarti perusahaan yang bersangkutan menanggung resiko
tersebut secara tidak sadar.
IDENTIFIKASI RISIKO
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang
sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat
diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak
dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
Identifikasi Risiko adalah usaha untuk menemukan atau mengetahui risiko –risiko yang
mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau perorangan.
Secara umum langkah-langkah dalam identifikasi dan pengukuran resiko adalah sebagai berikut:
Tahap pertama risiko perlu diidentifikasikan, kemudian pelajari dan analisi karakteristik
risiko serta lakukan evaluasi. Pemahaman yang baik terhadap karakteristik risiko akan
bermanfaat untuk merumuskan metode yang tepat untuk mengelola risiko.
Tahap kedua adalah menentukan skala prioritas risiko, dimana kuantifikasi risiko
merupakan salah satu komponen yang penting karena kita bisa mengukur bobot risiko
dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
Tahap ketiga adalah fokus pada risiko yang paling relevan yang memiliki dampak paling
besar dan probabilitas paling besar.
Tahap keempat adalah mengelola risiko sehingga tidak mengganggu kinerja perusahaan.
ANALISIS SEKUEN RESIKO
Risiko mempunyai sekuen dari sumber risiko sampai kemudian muncul kerugian karena risiko
tersebut.
Teknik lain adalah dengan memperluas pengamatan terhadap sumber-sumber risiko. Setelah
sumber-sumber risiko diidentifikasi, kita mencoba melihat risiko-risiko apa saja yang bisa
muncul dari sumber-sumber risiko tersebut. Berikut ini sumber-sumber risiko dari Lingkungan
sekitar kita.
LINGKUNGAN FISIK : Bangunan yang dimakan usia sehingga menjadi rapuh, sungai yang
bisa menyebabkan banjir, gempa bumi, badai, topan, pengrusakan(vandalism).
LINGKUNGAN SOCIAL : Kerusuhan sosal, demonstrasi, konflik dengan masyrakat lokal,
pemogokan pegawai, pencurian, perampokan.
LINGKUNGAN POLITIK : Perubahan perundangan, perubahan peraturan, konflik antar
Negara yang mendorong boikot produk perusahaan
LINGKUNGAN LEGAL : Gugatan karena gagal mematuhi peraturan dan perundangan yang
berlaku
LINGKUNGAN OPERASIONAL : Kecelakaan kerja, kerusakan mesin, kegagalan sistem
komputer, serangan virus terhadap komputer.
LINGKUNGAN EKONOMI : Kelesuan ekonomi (resesi), inflasi yang tidak terkendali.
Dengan mengamati sumber-sumber resiko semacam itu, kita bisa memperoleh gambaran
risiko-risiko apa saja yang mungkin muncul dan membahayakan organisasi. Alternatif kategori
sumber risiko adalah sebagai berikut:
KONSUMEN : keluhan dari konsumen yang mengakibatkan kekecewaan dan tidak mau lagi
membeli produk perusahaan , konsumen merasa dirugikan dan kemudian menuntut
perusahaan.
SUPPLIER : pasokan dari supplier tidak tepat waktu (terlambat atau spesifikasi berbeda)
PESAING : pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik, pesaing menurunkan harga
yang bisa mengakibatkan persaingan harga sehingga menurunkan keuntungan perusahaan.
REGULATOR : perusahaan gagal memenuhi peraturan atau perundangan.
3. Analisis Kontrak
Analisis kontrak bertujuan melihat risiko yang bisa muncul karena kontrak tertentu. Risiko ini
berkaitan dengan risiko hukum. Spesifikasi kontrak yang tidak menyeluruh menimbulkan celah
yang bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu dalam
membuat kontrak sebaiknya ditulis dalam bahasa yang jelas dan menyeluruh untuk
memaksimalkan risiko seperti risiko tuntutan hukum atau ganti rugi. Untuk meminimalisasi
risiko hukum bisa dilakukan dengan meminta bantuan konsultan hukum.
Dalam hal ini, Risiko Komoditas merupakan risiko yang dianggap paling penting oleh manajer
UGG.
MENGUKUR RISIKO
Setelah risiko diidentifikasi, tahap berikutnya adalah mengukur risiko. Jika risiko bisa diukur
maka manajer risiko bisa melihat tinggi rendah dan besar kecilnya risiko yang dihadapi dan bisa
diketahui dampaknya terhadap operasional perusahaan. Dengan pengukuran risiko maka bisa
dilakukan prioritisasi risiko (yang paling relevan). Pengukuran risiko biasanya dilakukan melalui
kuantifikasi risiko dengan metode yang sederhana sampai metode yang sangat kompleks.
Pengukuran dan kuantifikasi risiko akan sangat tergantung dari karakteristik risiko.
Contoh : risiko pasar dengan risiko kredit akan menghasilkan teknik kuantifikasi yang berbeda
sehingga pengukuran pun berbeda .
Pengertian Probabilitas adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya
suatu kejadian yang acak. Kata probabilitas itu sendiri sering disebut dengan peluang atau
kemungkinan. Probabilitas secara umum merupakan peluang bahwa sesuatu akan terjadi.
Konsep Probabilitas dalam mengukur Risiko yaitu mengukur tingkat kemungkinan
terjadinya suatu risiko dengan berbagai perhitungan tergantung dari risiko yang akan
terjadi.
Risiko Pasar Harga pasar bergerak kearah yang tidak Value At Risk (VAR), stress testing
menguntungkan (merugikan)
Risiko Kredit Konsumen tidak bisa membayar Credit Rating, Creditmetric
kewajibannya kepada perusahaan
Risiko Tingkat bunga berubah yang mengakibatkan Metode pengukuran jangka waktu, durasi
Perubahan kerugian pada portfolio perusahaan
Tingkat Bunga
Risiko Kerugian yang terjadi melalui operasional Matriks frekuensi kerugian
Operasional perusahaan (produk gagal, mesin rusak)
Risiko Manusia mengalami kematian dini (lebih Probabilitas kematian dengan tabel
Kematian cepat dari usia kematian wajar) mortalitas
Risiko Manusia terkena penyakit tertentu Probabilitas terkena penyakit
Kesehatan
Risiko Perubahan teknologi mempunyai Analisis Skenario
Teknologi konsekuensi negatif terhadap perusahaan
Tabel tersebut menunjukkan tipe risiko yang berbeda yang menghadirkan teknik
pengukuran yang berbeda.
Tingkat pengukuran berbeda tingkat kecanggihannya dari mulai yang paling sederhana
yaitu matriks frekuensi sampai pada stress-testing yang lebih rumit.
Untuk beberapa risiko sulit dikuantifikasi misal risiko teknologi. Tipe risiko ini
menggunakan teknik analisis skenario, yaitu mengembangkan beberapa skenario dan
melihat dampaknya terhadap organisasi.
Teknik pengukuran yang cukup sederhana adalah mengelompokkan risiko dalam dua
dimensi yaitu frekuensi dan Signifikansi.
Proses tersebut melakukan dua hal yaitu :
Contoh : Manajer risiko membuat standar frekuensi munculnya kejadian yang merugikan
dengan menggunakan tiga kriteria, misal frekuensi rendah, sedang dan menengah atau
membuat signifikansi kerugian dengan normal, menengah serius. Setelah ditetapkan
standar untuk dua dimensi maka langkah berikutnya adalah menerapkan teknik tersebut
untuk menerapkan evaluasi risiko tertentu.
ILUSTRASI
Evaluasi terhadap kesalahan manusia (human error) dalam pemrosesan transaksi dengan
menggunakan dua standar baik untuk frekuensi atau signifikansi
- Berdasarkan pengalaman masa lalu kejadian seperti ini sering terjadi. Manusia gampang
melakukan kesalahan jika kelelahan atau tidak konsentrasi.