Abstract
___________________________________________________________________
TPCK (Technological Pedagogical Content Knowledge) is the framework of teacher in integrating computer technology in
learning. The research aims to showed TPCK strategy based-on guided inquiry application was effective to improve
understanding of concept and active learning. The learning method used control group pretest-posttest design. The research
value showed thitung> ttabel.It’s mean TPCK strategy based-on guided inquiry was effective to improved to improve understanding
of concept. The observation on the experiment group results showed active learning improve from beginning until last meeting.
Overall conclusion, TPCK strategy based-on guided inquiry a positive effect of understanding of concept and active learning
improved.
Alamatkorespondensi: ISSN 2252-6935
Gedung D7 Lantai 2 Kampus UNNES,Semarang, 50229
E-mail: elizadephe@rocketmail.com
35
design. Metode pengumpulan data penelitian kognitif yang menunjukkan penguasaan konsep siswa
menggunakan metode tes dan observasi. Instrumen terhadap materi yang diajarkan, serta implementasi
penelitian terdiri dari LKS, tes pilihan ganda beralasan, strategi TPCK juga dapat menumbuhkan keaktifan
dan lembar observasi. Uji analisis data menggunakan uji belajar siswa. Hasil dari implementasi stratregi TPCK
homogenitas, uji normalitas, uji t , dan uji gain. Uji berupa tahapan pembelajaran pada kelas eksperimen
homogenitas digunakan untuk mengetahui kedua mulai dari demonstrasi, siswa mengoperasikan
sempel mempunyai keadaan awal yang sama sebelum komputer, siswa mengamati animasi simulasi, sampai
diberi perlakuan. Uji normalitas digunakan untuk dengan siswa mengerjakan LKS inkuiri. Hasil belajar
mengetahui normal atautidaknya data yang akan kognitif yang berupa nilai pretest di uji homogenitasnya
dianalisis. Uji gain digunakan untuk mengetahui untuk mengetahui kedua sempel mempunyai keadaan
peningkatan penguasaan konsep pada siswa dan uji t awal yang sama sebelum diberi perlakuan. Nilai pretest
digunakan untuk mengetahui keefektifan dalam hal dan posttest selanjutnya diuji normalitas untuk
peningkatan penguasaan konsep antara kelas yang menunjukkan data yang diperoleh normal sehingga
menggunakan strategi TPCK dengan media simulasi hipotesis yang diujikan menggunakan statistik
berbasis inkuiri terbimbingdengan kelas yang parametris.
menggunakan demonstrasi dan tugas. Penguasaan Konsep
Data hasil penelitian yang diperoleh dari nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN pretest dan posttest di analisis untuk membuktikan
Hasil Penelitian hipotesis yang akan diajukan. Disajikan data hasil pretest
Hasil penelitian yang diperoleh adalah tahapan dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
strategi TPCK yang telah diterapkan, hasil belajar Tabel 1.
Tabel 1 menyajikan data pretest dan posttest yang (2,005) dengan dk 54 dan taraf signifikansi 5%. Hal ini
digunakan untuk uji-t, dari uji-t dapat diketahui berarti bahwa penguasaan konsep kelas eksperimen
perbedaan penguasaan konsep antara siswa pada kelas lebih efektif dari penguasaan konsep kelas kontrol,
eksperimen dan siswa pada kelas kontrol. Dari hasil dengan kata lain Ha diterima. Grafik peningkatan
analisis data diperoleh besarnya t hitung (2,942) > t tabel penguasaan konsep siswa di sajikan pada Gambar 1 :
60
50
34.08
40 32.56
30 eksperimen
20 kontrol
10
0
pretest posttest
Penguasaan Konsep
36
37
Uji gain dihitung menggunakan data hasil pretest eksperimen maupun kelas kontrol. Hasil uji gain
dan posttest. Hasil uji gain ini menunjukkan bahwa ada disajikan pada Tabel 2 .
peningkatan penguasaan konsep baik pada kelas
Tabel 3. Data keaktifan belajar siswa per indikator pada kelas eksperimen
Komponen Indikator P1(%) P2(%)
Keaktifan Bertanya kepada guru 43 68
Indera Terampil mengoperasikan media pembelajaran 79 96
Aktif berdiskusi dalam kelompok 76 92
Keaktifan Menjawab pertanyaan guru 89 87
Ingatan Membuat rangkuman 71 90
Menjawab soal diskusi berdasarkan data yang diperoleh 93 100
Keaktifan Siswa mengikuti jalannya pembelajaran 86 93
Emosi Emosional siswa mengoperasikan media pembelajaran 81 82
Berani menyajikan hasil diskusi 65 76
P1 = Pertemuan 1
P2 Pertemuan 2
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat selama dua perlakuan. Grafik persentase rata-rata keaktifan belajar
kali pertemuan, hampir seluruh indikator terjadi siswa pada pertemuan 1 sampai pertemuan disajikan
peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa sudah Gambar 2.
munculnya keaktifan belajar siswa setelah diberi
100,00 92.46
90,00 85.32 84.52 83.73
80,00 77.38
70,00 65.87
60,00
50,00
40,00 Pertemuan I
30,00 Pertemuan II
20,00
10,00
0,00
Keaktifan Indera Keaktifan Ingatan Keaktifan Emosi
Indikator
Gambar 2. Grafik persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada pertemuan I dan II
37
38
38
39
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berimbang. gurunya saja, melainkan siswa dibimbing untuk aktif
Setelah memberikan perlakuan yang berbeda pada belajar sendiri. Hal ini dapat didukung oleh pendapat
kelas eksperimen dengan menerapkan strategi TPCK (Mishra & Koehler, 2008) bahwa strategi TPCK dapat
menunjukkan rata-rata nilai posttest sebesar 71,04% dimaknai sebagai bentuk pergeseran pembelajaran
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu yang semula terpusat pada guru bergeser kepada
sebesar 60,86%. Hal ini terjadi karena pada kelas yang peserta belajar.
telah diberi perlakuan (eksperimen) mampu mengingat Keaktifan Belajar Siswa
konsep materi yang mereka temukan sendiri. Siswa Implementasi strategi TPCK pada pokok
pada kelas eksperimen lebih semangat dalam KBM bahasan getaran dan gelombang mampu
karena mereka merasa menemukan cara belajar yang menumbuhkan keaktifan belajar siswa. Menurut
baru dengan memanfaatkan teknologi komputer yang Mishra & Koehler (2008), interaksi antara komponen
didalamnya terdapat animasi simulasi getaran dan T, P dan C pada kerangka kerja TPCK memiliki
gelombang yang memberikan pemahaman lebih kekuatan dan daya tarik untuk menumbuhkan
dibandingkan kelas kontrol. Nilai akhir tidak hanya pembelajaran aktif yang terfokus pada peserta didik.
didapat dari hasil posttest saja, melainkan akumulasi Peneliti menilai keaktifan belajar siswa menggunakan
dari nilai LKS juga. Rata-rata nilai akhir pada kelas lembar obsevasi.
eksperimen lebih tinggi yaitu sebesar 82 dibandingkan Gambar 2. dapat diketahui seluruh indikator
dengan kelas kontrol sebesar 70. Dari 28 siswa dalam mengalami peningkatan antara pembelajaran
kelas eksperimen terdapat 3 siswa atau 10,71% yang pertemuan I dengan pertemuan II, indikator yang
belum tuntas karena siswa kurang aktif diskusi dengan diamati adalah keaktifan indera, keaktifan ingatan, dan
teman sekelompoknya ketika proses pembelajaran keaktifan emosi. Keaktifan indera terjadi peningkatan
berlangsung, jika diberi pertanyaan siswa hanya diam sebesar 19,45%, siswa aktif berdiskusi, sudah terampil
dan akibatnya pemahaman konsep siswa tersebut mengoperasikan media pembelajaran serta aktif
menjadi rendah. bertanya kepada guru terhadap konsep yang belum
Strategi TPCK (Technological pedagogical content mereka pahami. Keaktifan ingatan terjadi peningkatan
knowledge) dalam penelitian ini dapat diterapkan pada 7,94%, pada pertemuan I siswa masih ragu menjawab
pokok bahasan getaran dan gelombang, ditunjukkan bila diberi pertanyaan oleh guru, namun pada
pada sampel yang dijadikan sebagai kelas eksperimen pertemuan II banyak siswa yang sudah berani
dengan ketuntasan sebesar 82% dibandingkan dengan menjawab pertanyaan, selain itu siswa mampu
kelas kontrol sebesar 70%. Hasil posttest kelas membuat rangkuman terhadap konsep yang telah
eksperimen dan kelas kontrol telah dilakukan uji t dan mereka ketahui selama proses pembelajaran dan
uji gain. Tabel 1 menunjukkan adanya perbedaan yang mampu menjawab soal-soal diskusi berdasarkan data
signifikan pada penguasaan konsep antara kelas yang diperoleh. Selama proses pembelajaran siswa
eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini juga diperkuat mengikuti jalannya pembelajaran dengan baik,
dengan uji gain ditunjukkan pada tabel 2. yang sebagian besar siswa fokus saat menjalankan media
diketahui bahwa penerapan strategi TPCK dengan diketahui dari peningkatan sebesar 6,35% pada
metode demonstrasi dan simulasi lebih efektif dalam indikator keaktifan emosi. Pada akhir pembelajaran
meningkatkan penguasaan konsep dibanding siswa berani menyajikan hasil diskusi, namun ada
pembelajaran dengan model demonstrasi dan tugas. beberapa siswa yang belum berani menyajikan hasil
Hasil ini dipengaruhi oleh penerapan strategi TPCK diskusi karena kurang serius dalam menerima
dengan memanfaatkan sarana yang disediakan di pembelajaraan sehingga pemahaman konsepnya
sekolah yaitu lab. komputer. Siswa dibimbing untuk rendah. Peningkatan seluruh indikator yang terjadi
mengoperasikan media pembelajarannya sendiri dan juga didukung dengan uji gain keaktifan belajar siswa
memahami simulasi getaran dan gelombang, dengan yang menunjukkan bahwa gain kelas eksperimen
adanya media pembelajaran siswa mampu memahami sebesar 0,47 dengan kategori sedang. Hal ini
konsepnya sendiri. Disini yang aktif tidak hanya
39
40
40
41
Mishra, P. & Koehler, M.J. 2008. Introducing Prapti, S. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Technological Content Knowledge. Paper presented TAI Materi Gerak untuk Meningkatkan
at the Annual Meeting of the American Pemahaman Konsep Siswa SMP. Skripsi.
Educational Research Association New York Semarang: Universitas Negeri Semarang.
City, March 24-28-2008.
Shulman, L. 1986. Those who understand: Knowledge
Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. growth in teaching. Educational Researcher,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 15(2), 4-14.
Sugiyono. 2006. StatistikauntukPenelitian. Bandung
:Alfabeta.
41