Anda di halaman 1dari 10

Step 2 No.

4. Mengapa pasien lebih memilih terapi akupuntur dari pada yang lain.

a. Faktor Sosial

Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok (lingkungan), terutama

lingkungan keluarga. Suatu kelompok dalam lingkungan ini akan membuka kemungkinan

untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggotaanggota kelompok lain (Notoatmodjo,

2007). Faktor sosial disebabkan pengaruh informasional yaitu pengaruh agar informasi

yang diperoleh dari orang lain diterima sebagai fakta, sehingga dengan pengaruh tersebut

individu mempunyai dua sumber informasi mengenai kenyataan: pengalaman sensorik

pribadi dan laporan serta perilaku orang-orang yang berada disekitarnya (Maramis, 2006).

Salah satu faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial adalah sugesti yaitu pemberian

suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu

sehingga orang tersebut mengikuti pandangan / pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.

Sugesti akan lebih berhasil bila yang memberi sugesti adalah orang berwibawa atau yang

memiliki tipe otoriter (Maramis, 2006).

b. Faktor Ekonomi

Ekonomi adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-

barang serta kekayaan seperti keuangan, perindustrian, dan perdagangan. Dalam

penelitiannya, menyebutkan bahwa 13,04% responden menyatakan pengobatan alternatif

dipilih karena alasan murah. Mahalnya obat-obatan modern dan tingginya biaya fasilitas

kedokteran canggih menjadi alasan masyarakat mencari jenis pengobatan alternatif,

pengobatan modern mensyaratkan kemampuan ekonomi yang memadai. Faktor ekonomi

mempunyai peranan besar dalam penerimaan atau penolakan suatu pengobatan. Faktor ini

diperkuat dengan persepsi masyarakat bahwa pengobatan alternatif sedikit membutuhkan

tenaga, biaya, dan waktu (Notoatmodjo, 2007). Kedokteran konvensional sangat


tergantung dari teknologi yang mahal untuk memecahkan masalah kesehatan, meskipun

kadang pula hal tersebut tidak efektif (Turana, 2003).

Kedokteran modern menjadi identik dengan unpersonal dan high cost medicine yang

hanya terjangkau oleh sekelompok kecil masyarakat dan kedokteran modern tersebut

belum mampu secara meyakinkan manangani masalah penyakit degeneratif seperti

masalah penuaan, kanker, diabetes, hipertensi. Hal ini mengakibatkan berkurangnya

kepercayaan masyarakat dan minat pencari pertolongan terhadap pengobatan konvensional

(Turana, 2003).

c. Faktor Budaya

Budaya merupakan suatu pikiran, adat-istiadat, kepercayaan, yang menjadi kebiasaan

masyarakat. E.B. Taylor, Bapak Antropologi budaya, mendefinisikan budaya sebagai “

keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat

istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. Kebudayaan atau kultur merupakan

keseluruhan cara hidup manusia sebagai warisan sosial yang diperoleh individu dari

kelompoknya. (Maramis, 2006).

d. Faktor Psikologis

Manusia merupakan makhluk bio-psiko-sosio-kulutural-spiritual, dan unsur-unsur ini

saling mempengaruhi. Pendekatan psikologis yaitu yang berkenaan dengan proses mental

baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku. Kebutuhan akan hal

tersebut menurut Turana (2003) dapat dipenuhi oleh pengobat alternatif sehingga pasien

lebih dapat mengontrol penyakitnya. Aspek psikologis akan mempengaruhi emosi yang

berhubungan erat dengan keadaan jasmani. Peranan sakit merupakan suatu kondisi yang

tidak menyenangkan, karena itu berbagai cara akan dijalani oleh pasien dalam rangka

mencari kesembuhan maupun meringankan beban sakitnya, termasuk datang ke pelayanan

pengobatan alternatif. Kenyamanan diperoleh pada saat pengobatan karena tidak


menggunakan peralatan yang menyakitkan. Misalnya, patah tulang, tidak perlu diamputasi

atau digips (Notoatmodjo, 2007).

e. Faktor Kejenuhan terhadap Pelayanan Medis

Proses pengobatan yang terlalu lama dari pengobatan medis menyebabkan si

penderita bosan menerima peran sebagai pasien, dan ingin segera mengakhirinya, oleh

karena itu dia berusaha mencari alternatif pengobatan lain yang mempercepat proses

penyembuhannya ataupun hanya memperingan rasa sakitnya. Sudut pandang pasien bukan

suatu hal yang penting mengenai dasar ilmiah. Pengguna dari pengobatan alternatif ini

biasanya pula sudah mencoba pengobatan konvensional yang tidak menyembuhkan

penyakitnya (Turana, 2003).

f. Faktor Manfaat dan Keberhasilan

Keefektifan dari pengobatan alternatif menjadi alasan yang sangat berpengaruh

terhadap pemilihan pengobatan alternatif. Suatu hal dikatakan berhasil apabila

mendatangkan hasil atau perubahan ke arah yang diharapkan. Pernyataan ini juga adanya

beberapa manfaat umum dari pengobatan alternatif baik secara psikologis dan sosial yang

tidak terpengaruh dengan keberadaan pengobatan modern, yaitu: mengurangi stres dan

kecemasan akibat ketidakpastian penyakit, biaya yang rendah dan menyenangkan,

penguatan dan keterlibatan langsung pasien dalam penanganan penyakitnya. (Turana,

2003).
g. Faktor Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata, telinga atau kognitif yang merupakan hal yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang . Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui

oleh seseorang yang didapat secara formal dan informal. Pengetahuan formal diperoleh dari

pendidikan sekolah sedangkan pengetahuan informal diperoleh dari media informasi yaitu

media cetak seperti buku-buku, majalah, surat kabar, juga media elektronika seperti televisi,

radio dan internet (Notoatmodjo, 2003).

f. Persepsi tentang Sakit dan Penyakit

Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Setiap orang mempunyai

persepsi yang berbeda, meskipun mengamati terhadap objek yang sama, sama halnya dengan

persepsi seseorang tentang sakit (illness) dan penyakit (disease) juga berbeda-beda. Persepsi

dapat merubah perilaku seseorang, termasuk perilaku kesehatan. Perilaku seseorang terhadap

sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia berespon, baik secara pasif (mengetahui,

bersikap, dan mempersepsikan penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar

dirinya), maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit

tersebut (Notoatmodjo, 2007).

Mengklasifikasikan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan yaitu: perilaku sehat dan

perilaku sakit. Perilaku sehat (health behavior) merupakan hal-hal yang berkaitan dengan

tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Sedangkan perilaku sakit (the sick role behavior) merupakan segala tindakan atau kegiatan

yang dilakukan individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan

kesehatannya atau rasa sakit (Notoatmodjo 2007)


Sumber :

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

Maramis, W.P. (2006). Ilmu Perilaku dalam pelayanan Kesehatan. Surabaya : Airlangga

University Press.

Turana, Yuda. (2003). Seberapa Besar Manfaat Pengobatan Alternatif. Jakarta : Salemba

Medika
LO

1. Titik titik aku puntur yang sesuai dengan keluhan pasien?

1) Pa Hui (XIV, 20)

a. Letak

1,5 cun diatas Heu Ting atau 7 cun dari garis batas rambut posterior dan 5 cun dari

garis batas rambut anterior

b. Indikasi

Apoleksia, sakit pada anak-anak, diare kronis, epilepsi, pusing-pusing dan vertigo,

prolapsus rekti, prolapsus uteri

c. Cara penusukan

Ke belakang sedalam 0,3 cun. Konus 5-7 buah, silinder 3’ – 7’

2) Tieng Tung (VII, 7)

a. Letak

1,5 cun di belakang , No. 6,4. Cun dari garis batas rambut depan

b. Indikasi

Sakit pada ubun-ubun (Verteks), pusing, vertigo, sinusitis, rinitis, epistaksis.

c. Cara penusukan

Mendatar ke belakang sedalam 0,2-0,3 Cun, dilarang menggunakan moksa


3) Sang Sing (XIV, 23)

a. Letak

1 cun di belakang garis batas rambut depan

b. Indikasi

Rinitis, keratitis, sakit kepala pada kening (forehead), epistaksis

c. Cara penusukan

Miring & kebelakang sedalam 0,3-0,4 Cun, jika hidung tersumbat karena kongesti &

pembengkakan maka digunakan jarum prisma. Konus 3-5 buah, silinder 3’ – 5’

4) He Ku (II,4)

a. Letak

Diantara os metakarpal I & II, tepat di pertengahan sisi radial dari os metakarpal II,

tangan pada posisi radial.

b. Indikasi

Sakit kepala daerah kening, migren di regio temporalis, nyeri dan pembengkakan mata

misalnya : konjungtivitis akut, epistaksis, paralisis fasialis, sakit gigi, nyeri dan

pembengkakan tenggorok, trismus, muka bengkak, nyeri dan spasme jari-jari, tik

fasialis, neuralgia nervi trigemini, amenorea, prolonged labour, nyeri perut, konstipasi,

disentri.

c. Cara penusukan

Tegak lurus sedalam 0,5-0,8 Cun titik ini mudah berdarahan. Konus 3-5 buah, silinder

3’ – 7 ’ Merupakan titik yen.


5) Heu Ting (XIV, 19)

a. Letak

1,5 cun diatas titik Ciang Cen (XII,24)

b. Indikasi

Gangguan mental, sakit kepala, epilepsi, pusing-pusing.

c. Cara penusukan

Ditusuk ke belakang & transversal sedalam 0,2-0,3 cun, konus 3-5 buah, silinder 3’ – 5’.

6) Cuen Cu (VII,2)

a. Letak

Pada ujung medial alis mata

b. Indikasi

Sakit kepala, keluar air mata, konjungtivitis, penglihatan kabur, tremor kelopak mata

atas, nyeri pada bagian supra orbitalis.

c. Cara penusukan

Mendatar dengan arah ke bawah atau lateral, sedalam 0,3-0,4 cun, dilarang untuk

moksa

7) Ce Ce Kung (X,23)

a. Letak

Ujung lateral dari alis mata, pada sebuah lekukan.


b. Indikasi

Sakit kepala frontal/temporal, neuralgia N. Trigeminus, migren, penyakit mata.

c. Cara penusukan

Mendatar sedalam 0,3 cun. Moksa dilarang

8) Cie Si (III,41)

a. Letak

Pada lipat kaki, antara tendon ekstensor halucis longus & ekstensor digiti longus. Mula-

mula di raba jari kedua, jari naik ke atas sampai di lipatan pada tengah-tengah lipatan

itu terasa / teraba ke dua tendon tersebut

b. Indikasi

Sakit kepala, pusing, edema dari muka dan kepala, pembengkakan perut, konstipasi,

diare akut atau kronis, pegal dan gangguan pergerakan tungkai, salah urat dalam

pergelangan kaki.

c. Cara penusukan

Tegak lurus sedalam 0,5-0,7 cun.Konus 3-5 buah, silinder 3-5 inchi. Merupakan titik

Cing

Sumber : San, Tse Ching,dkk.(2010).Ilmu Akupunktur. Jakarta : Unit Akupunktur Rumah

Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo


2. Jins Three Needle

Merupakan 3 jarum yang di pasangkan ada bagian samping pada kepala. Area Three

Points di atas telinga itu selain bermanfaat untuk migrain juga mempengaruhi nyeri,

kelumpuhan wajah, tinnitus, ketulian, dan stroke.

Sumber : Yuan Qing, Luo Quangming. (2004). ChineseEnglish Explanation of Jin’ 3-Needle

Technique. Shang-hai, China, Scientifie & Technologicl Literature Publishing House.

Anda mungkin juga menyukai