ABSTRAK
Lahan bekas penambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara cukup luas dan belum
dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan tanaman pangan. Penelitian ini dilakukan
di lahan bekas penambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara, pada kawasan
pengembangan pertanian terpadu Kelompok Tani Ternak Mandiri Bersama pada tahun
2012. Pada lahan seluas 0,5 ha yang dikelola dengan konsep pengelolaan lahan dan tanaman
terpadu (integrated crops land management) ramah lingkungan dalam upaya untuk
mendapatkan produktivitas hasil tanaman yang tinggi dengan menggunakan pupuk organik,
pupuk hayati dan pupuk kimia. Budidaya tanaman padi, pada tahun pertama penelitian ini
(rencana selama 3 tahun) telah diujicobakan varietas towuti. Persiapan lahan 3-4 minggu
sebelum tanam dengan cara mekanisasi (tracktor rotari) dan manual (dicangkul) bersamaan
dengan pemberian pupuk organik kotoran ayam (600 kg/ha), pengapuran (400 kg/ha) dan
penambahan pupuk hayati (20 kg/ha), kemudian dicampur rata lalu disebar secara merata
keseluruh lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) produktivitas hasil padi towuti
yaitu sekitar 6 ton/ha, (2) hasil panen padi towuti dari kawasan bekas penambangan
batubara ini dapat diadobsi oleh masyarakat sekitar, (3) model pengelolaan lahan dan
tanaman terpadu lahan bekas penambangan batubara potensial untuk pengembangan padi,
khususnya mendukung swasembada beras di Kalimantan Timur.
Kata kunci: optimalisasi, lahan bekas tambang, swasembada beras
Pendahuluan
Luas lahan di Kalimantan Timur yang dimanfaatkan untuk usaha pertambangan
mencapai 4,4 juta hektare, terdiri dari 3,1 juta hektare untuk 1.212 izin usaha pertambangan
(IUP) dan 1,3 juta hektare lahan untuk 33 IUP khusus (http://green.kompasiana.com/).
Potensi bahan tambang di Kalimantan Timur (terutama batubara) cukup besar dan
menyumbang 45,83% pendapatan daerah (BPS, 2009). Namun demikian sampai saat ini
ribuan hektar lahan bekas penambangan batubara di daerah ini baik yang telah direklamasi
maupun yang dibiarkan terlantar, belum memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar
tambang, dan bahkan sebaliknya menimbulkan kerusakan lingkungan.
Kalimantan Timur merupakan salah satu wilayah yang kaya akan lahan tambang,
salah satunya adalah batubara. Kegiatan penambangan batubara di Kaltim umumnya
dilakukan dengan teknik penambangan terbuka yaitu dengan membuka lahan, mengupas
tanah lapisan atas (top soil), memindahkan tanah lapisan atas, dan selanjutnya menambang
batubara. Teknik ini mengakibatkan kerusakan fisik, kimia dan biologis tanah, sehingga
Metodologi
Bahan
Penelitian dilaksanakan di lahan bekas penambangan batubara di Kabupaten Kutai
Kartanegara, di Kelompok Tani Ternak Mandiri Bersama pada tahun 2012. Pada lahan
seluas 0,5 ha yang dikelola dengan konsep pengelolaan lahan dan tanaman terpadu
(integrated crops land management), menggunakan pupuk organik, pupuk hayati dan pupuk
kimia. Tanaman padi yang diujicobakan adalah varietas Towuti. Persiapan lahan 3-4 minggu
sebelum tanam dengan cara mekanisasi (tracktor rotari) dan manual (dicangkul) bersamaan
dengan pemberian pupuk organik kotoran ayam (600 kg/ha), pengapuran (400 kg/ha) dan
penambahan pupuk hayati (20 kg/ha).
Metode
Penelitian ini merupakan kegiatan lapangan, yang dilaksanakan untuk
membandingkan antara kegiatan sebelum dan setelah dilakukan kegiatan (before and after)
terutama dalam rangka peningkatan produktivitas lahan bekas tambang. Pengelolaan lahan
dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan antara ketersediaan hara tanah dan
keperluan hara bagi pertumbuhan tanaman yang optimal. Dilakukan dengan memadukan
beberapa unsur pendukung pertumbuhan tanaman, yaitu penggunaan pupuk hayati, pupuk
organik (cair maupun granule) dan pupuk kimia (an-organik), ZPT (zat pengatur tumbuh).
Kegiatan lapangan yang dilakukan meliputi:
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. 2007. Buku Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Tanaman
Pangan. Jakarta. 180 halaman
Badan Pusat Statistik. 2009. Kalimantan Timur Dalam Angka. BPS Kalimantan Timur,
Samarinda
Handayanto, E. 1999. Komponen biologi tanah sebagai bioindikator kesehatan dan
produktivitas tanah. Universitas Brawijaya, Malang.
Siti Latifah, 2003. Kegiatan Reklamasi Lahan Pada Bekas Tambang. Program Ilmu
Kehutanan Jurusan Manajemen Hutan. USU, Medan.
Stevenson, F.T. (1982). Humus Chemistry. John Wiley and Sons, Newyork.
Yustika, RD dan Talaohu, SH. 2006. Bisakah Lahan Bekas Tambang Batubara untuk
Pengembangan Pertanian. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, vol 28
No 2.
http://green.kompasiana.com/