Anda di halaman 1dari 8

Bahaya Narkoba dan Pergaulan Bebas

Sebastian Julio
X - TKR 2
Pergaulan Bebas
Pergaulan Bebas adalah salah bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas dari kewajiban,
tuntutan, aturan, syarat, dan perasaan malu. Atau pergaulan bebas dapat diartikan sebagai perilaku
menyimpang yang melanggar norma agama maupun norma kesusilaan. Pengertian Pergaulan Bebas
diambil karna arti dari Pergaulan dan bebas. Pengertian pergaulan adalah merupakan proses
interaksi antara individu atau individu dengan kelompok. Sedangkan bebas adalah terlepas dari
kewajiban, aturan, tuntutan, norma agama dan norma kesusilaan. Pergaulan berpengaruh terhadap
pembentukan kepribadian seorang individu baik pergaulan positif atau negatif.
Pergaulan positif berupa kerja sama antara individu atau kelompok yang bermanfaat. Sedangkan
pergaulan negatif mengarah pada pergaulan bebas yang harus dihindari oleh setiap masyarakat
khususnya bagi remaja yang masih labil atau masih mencari jati dirinya dan di usia remaja lebih
mudah terpengaruh serta belum dapat mengetahui baik atau tidaknya perbuatan tersebut.
Pengertian Pergaulan Bebas Menurut Agama - Pengertian pergaulan bebas menurut agama adalah
proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan. Pergaulan bebas
tertuang dalam Surat An-Nur ayat 30-31 bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam
bergaul.
Ciri-Ciri Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas dapat diketahui dengan beberapa ciri-ciri yang menandakannya antara lain sebagai
beriku:
 Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya
 Rasa ingin tahu yang sangat besar
 Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang
dihadapi.
 Terjerat dalam pesta hura-hura dengan menggunakan obat-obat terlarang seperti ganja, putau,
ekstasi, dan pil-pil setan lainnya.
 Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat
 Perilaku yang tidak baik
 Pakaian terbuka
 Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa malas,
perubahan dalam keinginan, selalu menunjukkan eksistensi dan kebanggan diri serta selalu ingin
mencoba banyak hal.
 Sering mengalami tekanan mental dan emosi
 Ingin mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dengan jalan
yang salah, keji dan haram.
Faktor Penyebab Pergaulan Bebas
Hal yang terjadi dalam pergaulan bebas banyak bertolak belakang dengan aturan-aturan dan norma-
norma dalam etika pergaulan, hal ini didasari atau disebabkan dari banyak faktor-faktor penyebab
pergaulan bebas antara lain sebagai berikut:
Rendahnya Tarah Pendidikan Keluarga
Rendahnya tarah pendidikan keluarga yang berpengaruh besar sebagai penyebab terjadinya
pergaulan bebas. Contohnya, keluarga mengizinkan sang anak untuk berpacaran dan ditambah
tanpa adanya pengawasan yang menyebabkan anak terjerumus dalam pergaulan bebas.
Keadan Keluarga Yang Tidak Stabil (Broken Home)
Keadaan keluaga sangat berpengaruh pada tingkah laku atau perkembangan psikis remaja yang
mana keadaan orang tua yang tidak harmonis yang membuat perkembangan psikis anak terganggu
dan anak cenderung kesenangan diluar untuk merasa senang, dan melupakan hal yang terjadi di
keluarganya karena orang tua tidak memberi kasih sayang, sehingga sang anak mencari kesenangan
diluar berbuntut pada pergaulan bebas.
Orang Tua yang Kurang Memperhatikan
Tidak diperhatikan oleh orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak kurang mendapat
perhatian sehingga sang anak bebas dalam beraktivitas.
Lingkungan Setempat Kurang Baik
Lingkungan sekitar merupakan faktor pembentuk keperibadian seseorang, jika dilingkungan tersebut
merupakan lingkungan yang kurang kondusif maka sang anak akan terjerumus ke dalam pergaulan
bebas dimana kita ketahui bahwa perkembangan seseorang lebih ditentukan pada lingkungan dari
pada keluarga.
Kurang Berhati-Hati Dalam Berteman
Teman dapat menuntun kita ke arah yang positif dan negatif dimana sebagian besar pergaulan
bebas terjadi karena berteman dengan orang yang tidak baik.
Keadaan Ekonomi Keluarga
Keluarga ekonomi yang rendah, membuat anak tidak dapat bersekolah dan biasanya banyak pula
yang putus sekolah yang membuat pergaulan anak tersebut dengan remaja yang senasib yang
membuat perilaku sang anak menjadi tambah parah.
Kurangnya Kesadaran Remaja
Kurangnya kesadaran remaja terjadi merupakan implikasi dari kurangnya pengetahuan remaja
tersebut akan dampak pergaulan bebas.
Adanya Teknologi Informasi (Internet)
Dari adanya internet memudahkan untuk mengakses jenis macam budaya yang tidak sesuai dengan
norma ketimuran.
Akibat Pergaulan/Dampak Pergaulan Bebas
Terjadinya pergaulan bebas memberikan pengaruh besar baik bagi diri sendiri, orang tua,
masyarakat dan juga negara, pengaruh-pengaruh tersebut dari dampak yang ditimbulkan dari
pergaulan bebas antara lain sebagai berikut:
Bahaya dari pergaulan bebas adalah seks bebas.
Seks bebas adalah dua orang yang berhubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan sampai dengan
kehamilan diluar nikah yang tentu saja memalukan diri sendiri, orang tua, masyarakat, dan
Indonesia dengan adat ketimuran.
Ketergantungan Obat.
Dari ajakan teman karena pikiran yang masih labil menggiringnya mengkonsumsi obat terlarang
sampai membuat ketagihan dengan ketergantungan obat-obat terlarang hingga berlebihan dan
berdampak overdosis yang diakhiri dengan kematian.
Menurunnya tingkat kesehatan.
Pergaulan bebas dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti HIV AIDS dan banyaknya yang
menggugurkan kandungan yang tentu saja membahayakan kesehatannya serta mengkonsumsi obat-
obat terlarang yang semua hal tersebut dapat menurunkan kesehatan.
Meningkatkan Kriminalitas.
Bahaya pergaulan bebas yang satu ini dapat terjadi karena jika pencadu narkoba tidak lagi memiliki
uang untuk membeli maka jalan keluar yang cepat adalah dengan melakukan tindakan kriminalitas.
Meregangkan Hubungan Keluarga.
Pergaulan bebas dapat meregangkan hubungan antara keluarga karena beberapa penyebab yang
biasanya karena emosi meledak-ledak dan bahkan sampai rasa hormat kepada orang tua akan dapat
hilang.
Menyebarkan Penyakit.
Pergaulan bebas yang akrap dengan seks bebas, dan narkoba membuat berbagai penyakit dapat
menyerang orang-orang sekitar yang tidak bersalah.
Menurunnya Prestasi.
Seorang dengan pergaulan bebas lebih cenderung bersenang-senang dan dapat menghilangkan
konsentrasi belajar akibat dari minuman keras dan narkoba.
Berdosa.
Pergaulan bebas sudah tentu akan mendapat dosa yang belum rasakan selagi masih hidup, namun
saat kematian menjemput yang dihantarkan kepada balasan atas doa-dosa yang pernah diperbuat
yaitu ke neraka.
Cara Mengatasi Pergaulan Bebas
Masalah apapun dapat diatasi, baik itu pergaulan bebas hal ini dapat diatasi, dan dicegah dengan
solusi-solusi penanganan dan pencegahan pergaulan bebas dengan beberapa cara antara lain
sebagai berikut:
Memperbaiki Cara Pandang
Bersikap optimis dan hidup dalam kenyataan untuk mendidik anak-anak untuk berusaha dan
menerima hasil usaha walaupun tak sesuai dengan apa yang dinginkan sehingga apabila hasilnya
mengecewakan dapat menanggapi dengan positif.
Jujur Pada Diri Sendiri
Menyadari dan mengetahui apa yang terbaik untuk dirinya sehingga tidak menganiyaya emosi dan
diri mereka sendiri.
Menanamkan Nilai Ketimuran
Nilai ketimuran atau nilai keislaman sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang
dengan meningkatkan keimanan sebagai pegangan atau perisai untuk berpikir ke pergaulan bebas.
Menjaga Keseimbangan Pola Hidup
Maksudnya adalah dengan manajemen waktu, emosi dan energi agar selalu berpikir positif dengan
kegiatan ositif setiap hari.
Banyak Beraktivitas Secara Positif
Dengan banyak aktivitas positif maka tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal negatif.
Berpikir Masa Depan
Berpikir masa depan adalah agar dapat menyusun langkah-langkahnya dalam menggapai masa
depan yang ia cita-citakan yang dia impikan agar tidak menjadi seorang yang hampa tanpa harapan
dan tanpa cita-cita.
Mengurangi Menonton Televisi
Televisi menjadi sumber informasi yang mendidik, Namun kenyataannya bertolak belakang, karena
kebanyakan televisi hanya menyiarkan hiburan-hiburan dengan nilai-nilai gaya hidup bebas.
Selalu Membaca Buku
Membaca buku memberikan kita wawasan luas baik itu wawasan dalam pelajaran di sekolah
maupun wawasan akan kehidupan yang baik dan mengetahui lebih cepat hal-hal yang tidak baik dan
tidak boleh dilakukan.
Berkomunikasi dengan Baik
Dengan berkomunikasi dengan baik kita dapat berhubungan baik dengan masyarakat dan membuat
masyarakat tahu akan diri dan tidak mengajak kepada hal yang negatif karena lingkungan atau
masyarakat tidak akan mengganggu.
Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas
Dengan sosialisasi akan bahaya pergaulan bebas membuat masyarakat terutama para remaja
mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari pergaulan bebas sebagai langkah pencegahan.
Menegakkan Aturan Hukum
Dengan penegakan aturan hukum memberikan efek jera kepada pergaulan bebas dan sebagai
benteng terakhir untuk menyelamatkan generasi muda anak bangsa Indonesia.
Narkoba

Apa itu Narkoba?


Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif. Selain “narkoba”, istilah
lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah napza
yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik
“narkoba” atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan
bagi penggunanya.
Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk
membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini
pemanfaatannya disalah gunakan diantaranya dengan pemakaian yang telah diluar batas dosis /
over dossis.
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi
tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika disalahgunakan akan menyebabkan
gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-undang
(UU) untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan
UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.

Penyebaran Narkoba di Kalangan Anak-anak dan Remaja


Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh
penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah
sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa
membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja
rela.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk
menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP
pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah
penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan
dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.
Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati
Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi
(termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun realita yang
terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7 tahun
sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8 tahun sudah
memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari beragam jenis, seperti
inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset BNN bekerja sama dengan Universitas
Indonesia).
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku dengan
tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu mengkhawatirkan
karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan usia muda dan anak-
anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam. Penyebaran narkoba menjadi
makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para
pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam
lintingan tembakaunya.
Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum cukup
efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 dalam pasal 20
sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban
dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (lihat lebih lengkap di UU
Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba masih jauh dari harapan.
Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja.
Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari solusi yang
tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Adalah sangat penting untuk
bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan memberikan alternatif
aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya narkoba
dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima.
Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka dari bahaya
narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian narkoba dari orang lain.
Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan melakukan program yang
menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age oriented).
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada
umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia
pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya
dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan
pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut
bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya
mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba


Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar) adalah sebagai
berikut:
 Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
 Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
 Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
 Sering menguap, mengantuk, dan malas,
 tidak memedulikan kesehatan diri,
 Suka mencuri untuk membeli narkoba.
 Menyebabkan Kegilaan, Pranoid bahkan Kematian !
Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seharusnya menjadi
tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat
harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah.
Yang pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan
bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan
narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba
termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan
yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang
sering digunakan.
Kedua, dengan menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba. Mengirimkan pesan yang
jelas tidak menggunakan membutuhkan konsistensi sekolah-sekolah untuk menjelaskan bahwa
narkoba itu salah dan mendorong kegiatan-kegiatan anti narkoba di sekolah. Untuk anak sekolah
harus diberikan penjelasan yang terus-menerus diulang bahwa narkoba tidak hanya membahayakan
kesehatan fisik dan emosi namun juga kesempatan mereka untuk bisa terus belajar,
mengoptimalkan potensi akademik dan kehidupan yang layak.
Ketiga, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak. Pendekatan ini
mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara orang dewasa dan
remaja, dengan demikian mendorong orang dewasa menjadi model yang lebih berpengaruh.
Oleh sebab itu, mulai saat ini pendidik, pengajar, dan orang tua, harus sigap serta waspada, akan
bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak sendiri. Dengan berbagai upaya
tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan
untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan
dengan baik.

source:
 https://ruhanafm93mhz.wordpress.com/artikel-narkoba/
 http://www.artikelsiana.com/2015/09/pengertian-pergaulan-bebas-penyebab.html

Anda mungkin juga menyukai