Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Depresi merupakan salah satu gangguan psikologis (Ismail dkk, 2010).


Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan
dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan
pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan,
rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri (Kaplan dkk, 1992).
Depresi yang sering ditemukan dengan prevalensi seumur hidup adalah
kira kira 15%. Pada pengamatan yang universal terlepas dari kultur atau negara
prevalensi gangguan depresi berat pada wanita dua kali lebih besar dari pria.
Penelitian terbaru menunjukkan meningkatnya insiden depresi dalam kelompok
usia muda, yang mungkin terkait dengan peningkatan terjadinya bunuh diri
(Baldwin, 2002). Beberapa data epidemiologis juga menyatakan bahwa insidensi
gangguan depresif berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia
kurang dari 20 tahun (Kaplan, 2010).
Sebanyak dua pertiga penderita depresi terkadang tidak menyadari bahwa
mereka memiliki penyakit yang dapat diobati dan karena itu tidak mencari
bantuan profesional. Selain itu, ketidaktahuan dan kesalahan persepsi penyakit
oleh masyarakat, termasuk pelayanan kesehatan menghindari diagnosa depresi,
menyebabkan terbentuknya stigmatisasi untuk penderita depresi (Halverson,
2014). Manajemen keseluruhan untuk penderita depresi sendiri sering jauh dari
ideal. Hal ini disebabkan adanya stigma dan diskriminasi yang membuat penderita
depresi enggan untuk mencari pengobatan, dan diagnosa depresi oleh dokter dan
profesional kesehatan pun masih rendah. Bila faktor-faktor ini secara bersama-
sama, depresi jelas dapat dilihat untuk membentuk suatu masalah kesehatan
masyarakat yang utama (Ruzik,2010).
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan karena kekurangan
besi yang digunakan untuk sintesis hemoglobin (Hb). Defisiensi besi merupakan
defisiensi nutrisi umum di seluruh dunia dan merupakan masalah kesehatan yang
penting terutama di negara berkembang. Berdasarkan data WHO 2001, 30% anak
usia 0-4 tahun dan 48% anak usia 5-14 tahun di negara-negara berkembang

1
menderita anemia (Ozdemir, 2015). Dalam otak, zat besi bertanggung jawab
untuk mielinisasi white matter dan mengatur fungsi serta perkembangan sistem
neurotransmitter termasuk dopamin, norepineprin dan serotonin. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara anemia defisiensi besi
dengan gangguan psikologis (Beard, 2003).
Pada laporan kasus ini, kami akan membahas kasus depresi yang terjadi
pada anak usia sekolah yang mempunyai riwayat penyakit anemia defisiensi besi
kronis. Semoga laporan kasus ini dapat menambah wawasan pembaca terutama
dokter umum agar dapat mengetahui secara dini kasus depresi anak dan merujuk
ke dokter spesialis kedokteran jiwa sehingga kasus ini dapat ditatalaksana dengan
baik dan tepat.

2
BAB II
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. ST
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah
Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD (Kelas 4)
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Alamat : Alang-Alang Lebar, Palembang
Datang ke RS : 15 November 2017
Cara ke RS : Datang bersama ibu kandung
Tempat Pemeriksaan : Poliklinik RSUP Dr.Mohammad Hoesin
Palembang

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Anamnesis (Alloanamnesis dan Autoanamnesis)
A. Keluhan Utama
Os sering bengong sejak 1 tahun yang lalu.
B. Keluhan Tambahan
Os suka tidak peduli jika diajak berbicara dan badan terasa lemas
sejak 1 tahun yang lalu.
C. Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 1 tahun yang lalu, os sering bengong dan badan
sering terasa lemas. Menurut ibu, wajah os sering terlihat pucat. Os
kelihatan semakin lemas dan kurang bertenaga apalagi saat pulang
dari sekolah. Apabila os diajak berbicara, os bersikap acuh tak acuh
dan tidak peduli. Os sering merasa mengantuk pada pagi dan siang
hari, namun tidak ada gangguan tidur malam. Os lalu dibawa ke
Puskesmas dan diberikan vitamin, namun keluhan tidak berkurang.
Os lalu dirujuk ke RS.Ernaldi Bahar Palembang dan diagnosis
menderita penyakit anemia. Os diberikan obat ferrous sulfat,
namun keluhan bengong tidak berkurang tetapi badan os tidak
terlihat pucat lagi.

3
Sejak 6 bulan yang lalu, keluhan bengong tidak berkurang.
Os juga semakin sering mengantuk dan malas untuk makan. Jika os
diajak berbicara, os sering tidak peduli dan jika menjawab
pertanyaan pun respon pasien lama dan dijawab dengan jawaban
yang singkat. Menurut ibu, pandangan mata os kosong. Os sering
menyendiri dan jarang bermain dengan teman-temannya. Os juga
sering mudah marah apabila diganggu.
Sebelum 1 tahun yang lalu, os masih bisa merawat diri
sendiri. Os mandi, mengenakan pakaian, BAB, dan BAK sendiri
tanpa bantuan orang lain. Makan dan minum seperti biasa (nafsu
makan baik). Tidur os baik dan teratur.
Os masih berinteraksi dengan anggota keluarga, tetangga,
dan teman sebaya dengan baik. Os memiliki banyak teman bicara
di lingkungan rumah. Os tidak ada kebiasaan menyendiri dan
mengurung diri.Os sering bercanda dan jahil dengan kakaknya dan
ibunya tapi dalam batas wajar.
Sejak 1 tahun yang lalu, pasien baru mendapatkan
menstruasi pertama yang berlangsung selama 2 minggu (masa
menstruasi lama). Selama 2 mingggu tersebut, menstruasi tidak
berhenti. Menstruasi selanjutnya berlangsung selama 10 hari. Sejak
pasien mendapatkan menstruasi, pasien mengeluh badan lemas dan
lesu untuk melakukan aktivitas. Wajah pasien sering terlihat pucat.
Semenjak saat itu, hubungan pasien dengan lingkungannya
menjadi memburuk, pasien sering bertengkar dengan saudaranya
dan jarang bermain dengan teman-temannya. Pasien yang semula
memiliki banyak teman kini merasa bahwa teman-temannya
menjauhinya sehingga pasien menarik diri dari lingkungannya
Pasien menjadi sering malas pergi ke sekolah dan bermain dengan
teman-temannya di sekitar rumah.
Semenjak mengalami anemia, pasien sering bengong dan
bersikap acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar. Pasien sering
tidak menjawab apabila ditanya dan menjawab pertanyaan dengan
jawaban yang singkat. Pasien semakin sering merasa lesu, kurang

4
bertenaga, malas untuk melakukan aktivitas seperti pergi ke
sekolah atau bermain dengan teman-temannya. Pasien merasa tidak
berminat terhadap hal-hal yang dulu disukainya. Menurut ibu,
nafsu makan pasien juga berkurang. Pasien baru mau makan
apabila disuapi. Pasien jarang berkomunikasi dengan orangtua dan
saudara-saudaranya. Pasien mulai sering tersinggung dan mudah
marah. Pasien sering mengantuk pada pagi dan siang hari, padahal
tidak ada gangguan tidur malam. Pasien kesulitan berkonsentrasi
dalam berpikir. Pasien pernah berpikir untuk menyakiti dirinya dan
bunuh diri, namun pasien tidak melakukannya. Keluhan
mendengar suara bisikan (-), melihat bayangan aneh (-), mencium
bau busuk (-).
Keluhan lain wajah dan badan pucat (-), berdebar-debar (-),
nyeri/pegal di bagian badan tertentu (-), sakit kepala (-), sering
gemetaran (-), sering berkeringat (-), kepala terasa ringan (-), sesak
nafas (-), mulut kering (-).
Selama 1 tahun mengalami keluhan, pasien sudah berobat
ke Puskesmas dan dirujuk ke RS. Ernaldi Bahar Palembang dan
diagnosis menderita anemia. Dikarenakan ada saudara pasien yang
pernah menderita epilepsi (kontrol teratur), pasien lalu dirujuk ke
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang untuk dilakukan
pemeriksaan darah dan elektroensefalogram (EEG).
Sekitar 1 minggu yang lalu, hasil pemeriksaan darah
didapatkan hasil anemia defisiensi besi dan hasil pemeriksaan EEG
tidak ada kelainan. Pasien dikonsulkan dari bagian anak ke bagian
jiwa Poliklinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang untuk
mendapatkan tatalaksana lebih lanjut.

b. Riwayat Penyakit Dahulu


o Riwayat Gangguan Psikiatri :

5
Keluhan yang sama sebelumnya (-), pernah mengalami mood yang
meningkat/kesenangan yang berlebihan, rasa percaya diri, aktivitas
fisik, dan keinginan bicara meningkat (-)
o Riwayat Gangguan Medik:
Tumor otak (-) kejang (-) demam tinggi yang lama (-) hipertensi (-)
penyakit tiroid (-) diabetes mellitus (-) asma (-) alergi obat (-)
konsumsi obat anti nyeri (steroid) dalam jangka waktu lama (-)
o Riwayat Gangguan Neurologi : Tidak ada
o Riwayat Trauma: Tidak ada trauma fisik maupun psikis

c.Riwayat Premorbid
a) Lahir : lahir cukup bulan, spontan, langsung menangis.
b) Bayi : tumbuh kembang baik
c) Anak-anak : interaksi sosial baik.
­ Sekarang : Pendiam, menarik diri, mudah marah.

b. Riwayat penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang


Disangkal

d. Riwayat pekerjaan dan Riwayat pendidikan


Pelajar SD Kelas IV

j. Riwayat perkawinan
Pasien belum menikah

k. Keadaan sosial ekonomi


Pasien merupakan anak dari pasangan suami-istri dengan pekerjaan ayah
sebagai wiraswata dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Kesan sosial
ekonomi menengah.

6
l. Riwayat keluarga
- Riwayat keluarga dengan depresi atau gangguan jiwa lainnya
disangkal.
- Pasien dibesarkan dalam lingkungan sosio-kultur suku Palembang.
Lingkungan kehidupan didominasi oleh agama Islam, namun kondisi
religi pasien saat ini kurang karena anak hanya sholat 1x dalam 5
waktu.
- Pasien merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pasien
dibesarkan oleh kedua orangtua kandung.
- Hubungan pasien dengan kedua orangtua dan saudara kandung baik,
namun sejak 1 tahun terakhir pasien jarang berkumpul dengan
keluarga besarnya.
- Saudara kedua pasien menderita epilepsi namun sudah kontrol
teratur.

GENOGRAM

Keterangan:

Perempuan
Laki-laki
Pasien
Tinggal serumah
 ANAMNESIS DAN OBSERVASI
Alloanamnesis dan autoanamnesis dilakukan pada Rabu, 15
November 2017 pukul 14.00 s.d. 15.00 WIB di Poliklinik RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang. Penampilan pasien cukup rapi, pasien
memakai baju dress pendek berwarna merah bata. Pasien berperawakan
sedang, dengan tinggi badan sekitar 145 cm dan berat badan 42 kg,
warna kulit sawo matang. Pemeriksa dan pasien duduk saling berhadapan.
Selama wawancara pasien tampak lesu dan acuh tak acuh terhadap
7
pemeriksa. Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat,
namun ada juga pertanyaan yang tidak dijawab. Wawancara dilakukan
dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Pemeriksa Pasien Interpretasi


Selamat pagi, adek. Kami (hanya mengangguk Kontak (+)
dokter muda bagian jiwa dan melihat sekilas Perhatian (+) kurang
(tersenyum dan tanpa tersenyum dan Konsentrasi kurang
mengulurkan tangan) menjabat tangan) Afek sesuai
Mood hipotimik
Siapa namanya dek? Stella Tri Anindita Daya ingat baik
Kita ngobrol sebentar ya (hanya mengangguk Kooperatif
dek. dan melihat sekilas
tanpa tersenyum)
Adek umurnya berapa? 12 tahun Daya ingat baik
Sekarang kita dimana? Di rumah sakit Orientasi tempat baik
Hari ini hari apa? Rabu Orientasi waktu baik
Adek tau saya siapa? Dokter Orientasi orang baik
(sambil menunjuk diri
sendiri)
Adek sekolah dimana? SD 142 Daya ingat baik, orientasi
personal baik
Kenapa adek datang ke sini Kata ibu mau berobat Discriminative insight
bersama ibu? baik, dan tilikan 6
Apa yang adek rasakan Lesu, mengantuk, Afek sesuai,
sekarang? ingin cepat pulang ke Mood hipotimik,
rumah Emosi stabil, dalam,
terkendali, adekuat, empati
dapat dirabarasakan, arus
emosi lambat.
Apa yang menyebabkan Tidak tau (bersikap Perhatian kurang
adek sering mengantuk? acuh tak acuh,
menoleh ke arah
lain)
Adek masih mau main Tidak sering lagi. Minat kurang.
dengan teman-teman (pasien menyebutkan

8
disekolah dan di rumah? teman-temannya).
Siapa saja teman adek yang Biasanya main
biasanya diajak bermain? masak-masakan,
Main apa biasanya? menggambar.
Apakah ada masalah lain Tidak ada (tidak Konsentrasi mulai
yang menyebabkan melihat dokter dan berkurang
keadaan adek seperti ini? sambil merengek
kepada ibunya untuk
pulang)
Apakah adek sering (diam sejenak Halusinasi auditorik tidak
mendengar bisikan-bisikan beberapa detik, lalu ada (meragukan)
aneh di telinga adek? tiba-tiba menjawab
“iya” tapi seperti
sungguh-sungguh)

Apakah adek pernah (hanya menggeleng- Halusinasi visual tidak ada


melihat bayangan- gelengkan kepala)
bayangan aneh?
Apakah adek ada mencium (hanya menggeleng- Halusinasi olfaktori tidak
bau-bau busuk disekitar gelengkan kepala) ada
adek padahal itu tidak ada
apa-apa?
Apakah adek pernah ingin (menggelengkan Minat kurang.
bunuh diri? Kenapa? kepala), malas
sekolah, capek, badan
lesu.
Baik adek, terimakasih (hanya mengangguk Kontak fisik kurang
sudah mau berbagi cerita dan melihat sekilas
dengan kami, semoga adek tanpa tersenyum dan
lekas sembuh dan masalah tidak mau berjabat
yang adek hadapi bisa tangan)
terselesaikan

Setelah wawancara, pasien kami minta untuk menggambar untuk


mengetahui apakah ada keinginan pasien yang belum terungkapkan. Hasil
9
gambaran pasien yaitu iPhone dan rumah. Saat ditanya apakah pasien
menginginkan apa yang digambarnya, pasien mengangguk. Kami kemudian
bertanya kepada ibu pasien terkait keinginan pasien. Ibu pasien mengaku memang
anak sering meminta sesuatu hal yang berlebihan seperti hp yang mahal, rumah
yang bagus, mobil yang mewah dan lain sebagainya. Namun, dikarenakan kondisi
ekonomi keluarga pasien yang menengah kebawah, keinginan sering ditolak dan
dibiarkan saja oleh orangtuanya. Ibu pasien mengakui tidak ada kekerasan fisik
yang dilakukan orangtua terhadap anaknya. Tidak kami temukan juga bekas
kekerasan pada fisik pasien. Pasien juga tidak mengeluh nyeri saat BAK atau
BAB (mengindikasikan adanya kekerasan seksual pada anak).

Gambar 1. Gambaran os sat diminta menggambar. Terdapat gambar iphone,


rumah, dan tantangan os.

1.1. PEMERIKSAAN
A. STATUS INTERNUS
1). Keadaan Umum
Sensorium : Compos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 84 x/menit
Frekuensi napas : 20 x/menit
Suhu : 36,5 0C

B. STATUS NEUROLOGIKUS
1) Panca indera : tidak ada kelainan

10
2) Gejala rangsang meningeal : tidak ada
3) Gejala peningkatan tekanan intracranial : tidak ada
4) Mata
Gerakan : baik ke segala arah
Persepsi mata : baik, visus normal
Pupil : bentuk bulat, sentral, isokor,
Ø 3mm/3mm
Refleks cahaya : +/+
Refleks kornea : +/+
Pemeriksaan oftalmoskopi : tidak dilakukan

5). Motorik

Lengan Tungkai
Fungsi Motorik
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Luas Luas Luas Luas
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Klonus - - - -
Refleks + + + +
fisiologis
Refleks - -
patologis

6). Sensibilitas : normal


7). Susunan syaraf vegetatif : tidak ada kelainan
8). Fungsi luhur : tidak ada kelainan
9). Kelainan khusus : tidak ada

C. STATUS PSIKIATRIKUS
KEADAAN UMUM
- Sensorium : Compos mentis
- Perhatian : Berkurang
- Sikap : Kooperatif
- Inisiatif : Ada
- Tingkah laku motorik: Normoaktif
- Ekspresi fasial : Cenderung lesu dan sedih

11
- Verbalisasi : Jelas
- Cara bicara : Lancar
Kontak psikis
Kontak fisik : ada, kurang
Kontak mata : ada, kurang
Kontak verbal : ada, kurang

KEADAAN KHUSUS (SPESIFIK)


 Keadaan afektif
Afek : sesuai
Mood : hipotimik (depresif)
 Hidup emosi
Stabilitas : stabil
Dalam-dangkal : dalam
Pengendalian : terkendali
Adekuat-Inadekuat : adekuat
Echt-unecht : echt
Skala diferensiasi : normal
Einfuhlung : bisa dirabarasa
Arus emosi : lambat
 Keadaan dan fungsi intelektual
Daya ingat : baik
Daya konsentrasi : kurang
Orientasi orang/waktu/tempat : baik
Luas pengetahuan umum : sesuai
Discriminative judgement : baik
Discriminative insight : baik
Dugaan taraf intelegensi : baik
Depersonalisasi dan derealisasi : tidak ada

 Kelainan sensasi dan persepsi


Ilusi : tidak ada

12
Halusinasi : auditorik (-), visual (-)
e. Keadaan proses berpikir
Psikomotilitas : normal
Mutu : baik
f. Arus pikiran
Flight of ideas : tidak ada
Inkoherensi : tidak ada
Sirkumstansial : tidak ada
Tangensial : tidak ada
Terhalang(blocking) : tidak ada
Terhambat (inhibition) : tidak ada
Perseverasi : tidak ada
Verbigerasi : tidak ada
g. Isi pikiran
Waham : presekutorik
Pola Sentral : tidak ada
Fobia : tidak ada
Konfabulasi : tidak ada
Perasaan inferior : ada
Kecurigaan : tidak ada
Rasa permusuhan/dendam : tidak ada
Perasaan berdosa/salah : tidak ada
Hipokondria : tidak ada
Ide bunuh diri : ada
Ide melukai diri : ada
Lain-lain : tidak ada
h. Pemilikan pikiran
Obsesi : tidak ada
Alienasi : tidak ada
i. Bentuk pikiran
Autistik : tidak ada
Simbolik : tidak ada

13
Dereistik : tidak ada
Simetrik : tidak ada
Paralogik : tidak ada
Konkritisasi : tidak ada
Overinklusif : tidak ada

j. Keadaan dorongan instinktual dan perbuatan


Hipobulia : tidak ada
Vagabondage : tidak ada
Katatonia : tidak ada
Stupor : tidak ada
Pyromania : tidak ada
Raptus/Impulsivitas : tidak ada
Mannerisme : tidak ada
Kegaduhan umum : tidak ada
Autisme : tidak ada
Deviasi seksual : tidak ada
Logore : tidak ada
Ekopraksia : tidak ada
Mutisme : tidak ada
Ekolalia : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
k. Kecemasan : tidak ada
l. Dekorum
Kebersihan : baik
Cara berpakaian : baik
Sopan santun : kurang
m. Reality testing ability
RTA alam perasaan dan perilaku tidak terganggu.

D. PEMERIKSAAN LAIN
Pemeriksaan elektroensefalogram : hasil tidak ada kelainan (normal)
Pemeriksaan radiologi/ CT scan : tidak dilakukan
Pemeriksaan laboratorium : anemia defisiensi besi
Evaluasi psikologik (oleh psikolog) : tidak dilakukan
Evaluasi sosial (oleh ahli pekerja sosial) : tidak dilakukan

14
Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) : Total : 14 (depresi sedang)
1.2. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : F.32.10 Episode Depresi Sedang Tanpa Gejala Somatik
Aksis II :-
Aksis III : Penyakit Sistem Sirkulasi (Anemia Defisiensi Besi)
Aksis IV : Masalah dengan “primary support group” (keluarga)
Aksis V : GAF scale saat ini 80-71 (gejala sementara dan dapat
diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll).

1.3. DIAGNOSIS BANDING


F32.2 Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau
Sedang
F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat tanpa
Gejala Psikotik

1.4. TERAPI
o Psikofarmaka
Fluoxetine 1 x 20 mg

a. Psikoterapi
Psikoterapi dapat diberikan secara individu, kelompok, atau pasangan
sesuai dengan gangguan psikologi yang mendasarinya. Adapun terapi
yang dapat dilakukan adalah :
- Terapi kognitif : untuk menghilangkan simptom depresi melalui usaha
yang sistematis yaitu merubah cara pikir maladaptif dan otomatik pada
pasien-pasien depresi. Dari perspektif kognitif pasien dilatih untuk
mengenal dan menghilangkan pikiran-pikiran negatif dan harapan-
harapan negatif. Terapi ini berlangsung lebih kurang 12-16 sesi.
- Terapi perilaku : tujuannya untuk meningkatkan aktivitas pasien,
mengikutkan pasien dalam tugas-tugas yang dapat meningkatkan
perasaan yang menyenangkan.

15
- Psikoterapi suportif: memberikan kehangatan, empati, pengertian, dan
optimistik.
Pemberian terapi melalui beberapa teknik :
- Ventilasi, yaitu memberi kesempatan kepada pasien agar pasien
dapat menceritakan isi hatinya seluas-luasnya mengenai
permasalahan yang menjadi stres utama, dokter menjadi
pendengar yang baik, sehingga pasien merasa lega serta
keluhannya berkurang.
- Sugestif, yaitu menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa
semua masalah itu dapat di selesaikan.
- Reassurance, yaitu meyakinkan kembali kemampuan pasien
bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya dengan
cara menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai pasien.
- Bimbingan, yaitu memberi nasihat dengan penuh wibawa dan
pengertian mengenai hubungan antar manusia.
- Konseling, yaitu membantu pasien memahami dirinya sendiri
secara lebih baik agar pasien dapat mengatasi masalahnya
sendiri dengan cara menyampaikannya secara halus dan penuh
kearifan.
- Terapi kerja, yaitu memberikan kesibukan kepada pasien untuk
beraktivitas dan bekerja sesuai yang mampu dia
kerjakan/lakukan.

1.5. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

16

Anda mungkin juga menyukai