Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.

01, ISSN: 2581-0049

Studi Eksperimen Aplikasi Flywheel Pada Pembangkit Listrik


Untuk Daerah Terpencil
Fakhrizal Akbar Ilmiawan*a), Joke Pratilastiarso a), Prima Dewi Permatasari a)

Abstrak: Keterbatasan sumber energi listrik di daerah terpencil menyebabkan masyarakat harus sangat berhemat
dalam menggunakan energi listrik. Dampaknya, daerah terpencil menjadi daerah yang tertinggal dari segi ekonomi
dan sosisal. Salah satu teknologi yang fleksibel digunakan di daerah terpencil adalah genset atau generator – set.
Genset terdiri dari sebuah motor penggerak ( prime mover ) yang dikopel dengan sebuah generator untuk
mengahasilkan listrik. Maka dilakukan penelitian dengan menambahkan flywheel pada genset, dengan luaran yang
diharapkan adalah mengetahui pengaruh penambahan flywheel pada sistem. Pengujian yang akan dilakukan adalah
pengujian arus motor listrik, pengujian rpm saat tanpa flywheel dan dengan menggunakan flywheel 8.5 kg dan 16 kg.
Hasil pengujian yang didapat bahwa dari tiga variasi yang diujikan, variasi flywheeltipe B dengan massa 16 kg
memiliki nilai energi kinetik rotasi, momen inersia dan torsi yang paling besar. Sehingga peningkatan arus motor
listrik yang paling kecil dan waktu berhenti sistem yang paling lama ketika diaplikasikan, sehingga daya listrik yang
digunakan oleh motor listrik lebih kecil dan hemat.

Kata-kata kunci : flywheel, energy kinetik rotasi, momen inersia, torsi

1. Pendahuluan 2. Metode
Salah satu teknologi pembangkit listrik yang menjadi 2.1 Desain Sistem
solusi untuk ketersediaan listrik di daerah yang sulit
dijangkau adalah genset atau generator – set. Genset terdiri PadaGambar 1 menampilkandesainsistem pembangkit
dari motor penggerak (prime mover) yang memutar listrik untuk daerah terpencil. Sistem terdiri dari motor
generator untuk menghasilkan listrik. Umum motor listrik (1.1 kW, 1400 rpm, 220 V, 1ϕ ), generator ( 3 kW,
penggerak yang digunakan pada genset menggunakan 1440 rpm, 220 V, 1ϕ ), flywheel dan sistem transmisi puli
diesel sebagai bahan bakar. Untuk aplikasi dengan ( P1 – P6 ) dan V – belt. Flywheel yang digunakan adalah
skalayang lebih luas, digunakanlah pembangkit listrik flywheel tipe A ( 8.5 kg ) dan flywheel tipe B (16 kg ).
tenaga diesel atau PLTD yang sistemnya hampir sama Geometri puli meliputi diameter dan massa puli
dengan genset. ditampilkan pada Tabel 1.
Penggunaan genset konvensional dan PLTD sangat
bergantung pada ketersediaan bahan bakar. Jika terjadi Tabel 1. Geometri Puli
permasalahan pada rantai suplai bahan bakar, maka pasokan
listrik di daerah juga akan terganggu. Untuk mengatasi
masalah pasokanlistrik akibat distribusi bahan bakar yang
bisa kapan saja terganggu,penggunaan listrik oleh
masyarakat harus sangat dibatasi.
Dari permasalahan tersebut, tugas akhir ini mencoba
memodifikasi genset tersebut dengan menambahkan
flywheel. Flywheel biasa digunakan dalam permesinan
sebagai media penyimpan energi dan stabilisasi output.[2] 2.2 Pengujian sistem
Aplikasi flywheel pada genset atau pembangkit listrik untuk
daerah terpencil ini diharapkan dapat menstabilkan output Untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian flywheel
motor penggerak. Stabilnya output motor penggerak akan pada sistem, maka dilakukan beberapa pengujian meliputi,
berdampak pula pada stabilnya output generator, sehingga pengujian arus yang dihasilkan motor listrik saat generator
diharapkan pula dapat -memutar generator yang memiliki tidak diberi beban dan diberi beban, pada variasi tanpa
output daya lebih besar dari input daya yang dibutuhkan flywheel, dengan flywheel tipe A dan flywheel tipe B,
motor penggerak [3] pengujian kecepatan rotasi motor listrik saat generator tidak
diberi beban dan diberi beban, pada variasi tanpa flywheel,
dengan flywheel tipe A dan flywheel tipe B, pengujian
kecepatan rotasi generator saat generator tidak diberi beban

Korespondensi: akbar91117@gmail.com dan diberi beban,pada variasi tanpa flywheel, dengan
a) Departemen Mekanika dan Energi Politeknik Elektronika Negeri flywheel tipe A dan flywheel tipe B, pegujian kecepatan
Surabaya
181
rotasi tiap puli pada variasi tanpa flywheel, dengan tipe B memiliki angka kecepatan rotasi motor listrik dan generator
flywheel tipe A dan flywheel tipe B, pengujian kecepatan yang lebih mendekati nominal. Hal ini menunjukkan bahwa
rotasi flywheel, dan pengujian lama waktu berhenti sistem. pengaplikasian flywheel tipe B dengan massa 16 kg memiliki
energi kinetik rotasi yang lebih besar, sehingga kecepatan rotasi
3. Hasil dan Analisis motor listrik dan generator lebih mendekati rpm nominalnya.
3.1 Hasil dan Analisis Energi Kinetik Rotasi Sistem
Hasil dan analisis energi kinetik rotasi didasari pada 3.2 Hasil dan Analisis torsi
data pengujian kecepatan rotasi motor listrik, kecepatan Analisis torsi dibuat berdasarkan hasil pengujian kecepatan
rotasi generator, kecepatan rotasi tiap puli dan flywheel rotasi puli dan flywheel, spesifikasi geometri flywheel, dan
ketika generator diberi beban pada variasi tanpa flywheel, spesifikasi geometri puli. Flywheel tipe A memiliki spesifikasi
variasi flywheel tipe A (8.5kg), dan variasi flywheel tipe B massa 8.5 kg dan diameter 35 cm, sedangkan flywheel tipe B
(16 kg). Hasil pengujian yang didapat kemudian diolah memiliki spesifikasi massa 16 kg dan diameter 40 cm. Sedangkan
menjadi data energi kinetic rotasi system menggunakan geometri puli pada Tabel 1. Data dan hasil pengujian tersebut
persamaan: tersebut kemudian diolah menggunakan persamaan torsi:

......................................................... (1) ........................................................................... (2)


Berdasarkan Gambar 1, dapat diamati bahwa pengaplikasian
flywheel memberikan dampak yang signifikan pada nilai torsi
sistem. Hal ini dibuktikan dengan garis biru yang memiliki tren
naik saat flywheel diaplikasikan.

Gambar 1. Grafik Energi Kinetik Rotasi Sistem

Berdasarkan Gambar 1 dapat diamati bahwa dengan


mengaplikasikan flywheel maka energy kinetik rotasi yang Gambar 2. Grafik torsi total system terhadap variasi flywheel
dihasilkan oleh sistem akan meningkat. Dibuktikan dengan garis
biru yang memiliki tren naik saat flywheel diaplikasikan. Energi Sama halnya dengan energi kinetik rotasi, torsi akan semakin
kinetik rotasi tersebut semakin meningkat ketika massa flywheel meningkat ketika sebuah objek memiliki massa dan diameter serta
yang digunakan juga meningkat. Hal ini dibuktikan ketika kecepatan rotasi yang besar.[8] Hal ini dibuktikan dengan hasil
flywheel tipe A dengan massa 8,5 kg digunakan, energy kinetik perhitungan torsi puli dan flywheel dan Gambar 2 ketika flywheel
total sebesar 3328,94 J, dan ketika flywheel tipe B dengan massa tipe A dengan massa 8,5 kg dan diameter 0,35 m diaplikasikan,
16 kg digunakan, energy kinetik total sebesar 7364,82 J. maka torsi total sistem naik dari angka 95,09 Nm menjadi 1063,43
Mengacu pada hasil pengujian kecepatan rotasi puli dan Nm, dan ketika flywheel tipe B dengan massa 16 kg dan diameter
flywheel, pada dasarnya tanpa pengaplikasian flywheel sistem 0,4 m diaplikasikan, maka torsi total sistem naik dari angka
sudah mendapat tambahan energi kinetik rotasi melalui 1063,43 Nm menjadi 2816,14 Nm. Dapat diasumsikan bahwa
pengaplikasian puli P1 – P6, dibuktikan dengan energi kinetik system mengalami kenaikan torsi yang signifikan ketika flywheel
yang dihasilkan oleh masing – masing puli. Namun dengan diaplikasikan. Berkaitan dengan kecepatan motor listrik dan
tambahan pengaplikasian flywheel, total energi kinetik rotasi generator saat generator diberi beban, pada hasil pengujian
sistem banyak mengalami pengingkatan. kecepatan rotasi motor listrik dan generator terlihat bahwa pada
Pengaplikasian flywheel juga berpengaruh pada kecepatan variasi tanpa flywheel, kecepatan rotasi motor listrik dan generator
rotasi motor listrik dan generator ketika diberi pembebanan. Pada mengalami banyak penurunan. Hal ini dibuktikan ketika beban
hasil pengujian kecepatan rotasi motor listrik dan generator, pada mulai sama dengan daya nominal motor listrik, kecepatan rotasi
variasi tanpa flywheel, semakin besar beban yang diberikan pada motor listrik hanya tersisa 482 rpm, dan generator tersisa 920 rpm
generator, maka kecepatan rotasi generator dan motor listrik dari kecepatan rotasi nominalnya yang sebesar 1440 rpm. Dengan
mengalami banyak penurunan. Hal ini dibuktikan ketika beban pengaplikasian flywheel kecepatan rotasi motor listrik dan
mulai sama dengan daya nominal motor listrik, kecepatan rotasi generator memiliki angka yang lebih baik dibandingkan dengan
motor listrik hanya tersisa 482 rpm, dan generator tersisa 920 rpm variasi tanpa flywheel. Dari tiga variasi pengujian, flywheel tipe B
dari kecepatan rotasi nominalnya yang sebesar 1440 rpm. memiliki angka kecepatan rotasi motor listrik dan generator yang
Pada variasi flywheel tipe A dan B, kecepatan rotasi motor lebih mendekati nominal. Hal ini menunjukkan bahwa
listrik dan generator memiliki angka yang lebih baik dibandingkan pengaplikasian flywheel tipe B dengan massa 16 kg memiliki
dengan variasi tanpa flywheel. Dari tiga variasi pengujian, flywheel energi kinetik rotasi yang lebih besar, sehingga kecepatan rotasi

182
motor listrik dan generator lebih mendekati rpm nominalnya. Pada
saat flywheel diaplikasikan pada sistem, torsi sistem akan
meningkat signifikan. Hal ini berpengaruh pada kemampuan
motor listrik dan generator untuk lebih bertahan pada kecepatan
rotasi nominalnya. Hal ini dikarenakan semakin besar nilai torsi
sistem, maka sistem akan memiliki nilai momen inersia yang besar,
dimana ketika suatu objek berputar memiliki nilai momen inersia
yang besar, maka objek lebih dapat mempertahankan kecepatan
rotasinya ketika gaya yang memutar objek tersebut mengalami
penurunan [3].
Gambar 4. Grafik Lama Waktu Berhenti
Sistem Variasi Flywheel
3.3 Hasil dan Analisis Pengujian Arus Motor Listrik dan
pengujian Lama Waktu Berhenti Sistem
Ketika beban kerja motor lebih ringan, maka daya listrik
Berdasarkan analisis energi kinetic rotasi dan torsi, maka yang digunakan oleh motor listrik akan berkurang dibuktikan
hasil analisis tersebut dapat dikaitkan dengan analisis arus motor dengan arus listrik yang lebih kecil ketika flywheel diaplikasikan.
listrik dan lama waktu berhenti sistem. Pada hasil pengujian arus Jika daya yang digunakan motor listrik untuk menggerakkan
motor listrik dan hasil perhitungan torsi, ketika generator diberi sistem lebih sedikit, maka konsumsi daya listrik oleh motor listrik
beban, variasi tanpa flywheel menunjukkan peningkatan arus yang akan lebih hemat. Berkaitan dengan lama waktu berhenti sistem,
cukup besar, yaitu dari mula – mula arus tanpa beban sebesar 3,5 ketika suplai daya motor listrik dihilangkan, maka dengan
A dan naik menuju angka 5,5 A ketika diberi beban 1100 W, pengaplikasian flywheel waktu berhenti sistem akan lebih panjang,
mendekati daya nominal motor listrik. Ketika pada variasi ditunjukkan pada Gambar 4. Hal ini dikarekan pengaplikasian
flywheel tipe A dan B, saat generator diberi beban mendekati daya flywheel akan menimbulkan lonjakan energi kinetic rotasi, momen
nominal motor listrik, terjadi peningkatan arus namun tidak inersia dan torsi. Ketika suplai daya motor listrik dihilangkan,
sebesar ketika variasi tanpa flywheel. Dibuktikan dengan garis maka energi yang tersimpan dalam flywheel akan membantu
merah dan hijau pada hasil pengujian arus motor listrik dan system mempertahankan kecepatan rotasinya dalan rentan waktu
Gambar 6. Peningkatan arus yang paling kecil ada pada variasi tertentu. Saat motor listrik tidak lagi berputar, energy kinetic rotasi
flywheel tipe B, dimana saat generator diberi beban mendekati yang dimiliki oleh flywheel dan puli akan dilepaskan untuk
daya nominal motor listri, hanya terjadi peningkatan arus sebesar mempertahakan kecepatan rotasi sistem, momen inersia yang
0,6 A, dari semula bernilai 3,6 A menjadi 4,2 A. Peningkatan arus besar yang terdapat pada flywheel akan menjaga agar system tetap
motor listrik ini mengindikasikan bahwa kerja motor listrik berotasi untuk waktu tertentu.
bertambah berat dengan adanya pembebanan, terlebih ketika
beban semakin mendekati daya nominal motor listrik. Hal ini 4. Kesimpulan
berdampak pada kecepatan rotasi motor listrik yang berkurang Dari hasil analisis dapat disimpulkan:
sehingga kecepatan rotasi generator juga berkurang. 1. Dampak yang ditimbulkan dari pengaplikasian
flywheel yaitu adanya penurunan arus motor listrik,
yang berarti kerja motor listrik lebih ringan dibanding
tanpa menggunakan flywheel.
2. Pengaplikasian flywheel berefek pada waktu berhenti
sistem ketika suplai daya motor listrik dihilangkan
menjadi lebih lama.
3. Dari tiga variasi yang diujikan, variasi flywheel tipe B
dengan massa 16 kg memiliki nilai energi kinetic rotasi,
momen inersia dan torsi yang paling besar. Sehingga
peningkatan arus motor listrik yang paling kecil dan
waktu berhenti sistem yang paling lama ketika
Gambar 3. Grafik Arus Motor Listrik Terhadap diaplikasikan.
Variasi Flywheel 4. Pengaplikasian flywheel tipe B memberikan efek
penghematan konsumsi listrik oleh motor listrik,
Pengaplikasian flywheel pada sistem akan meringankan dibuktikan dengan peningkatan arus motor listrik yang
beban kerja motor listrik. Ketika generator diberi beban mendekati paling kecil diantara tiga variasi.
daya nominal motor listrik, maka kecepatan rotasi motor listrik 5. Jika memungkinkan, kedepannya diharapkan flywheel
akan berkurang akibat beban kerja yang berat. Peran flywheel yang digunakan tidak hanya dua variasi, namun
seperti pada hasil pengujian kecepatan rotasi motor listrik, ditambahkan flywheel dengan berbagai variasi massa
membantu stabilisasi kecepatan rotasi motor listrik yang dan geometri untuk tren data yang lebih baik.
berdampak pada stabilisasi kecepatan rotasi generator seperti pada 6. Penggunaan flywheel akan memberikan efek yang lebih
hasil pengujian kecepatan rotasi generator. Hal ini dibuktikan pada baik ketika massa dan geometri flywheel yang
variasi flywheel tipe B saat generator diberi beban mendekati daya digunakan lebih besar, namun perlu juga
nominal motor listrik, kecepatan rotasi motor listrik memiliki nilai dipertimbangkan kemampuan motor listrik.
yang lebih mendekatai nominalnya.

183
Penggunaan flywheel dengan massa dan geometri yang
lebih besar akan memerlukan kapasitas motor listrik
yang lebih besar pula.
7. Untuk menghindari pengeluaran biaya yang terlampau
besar, maka disarankan untuk menggunakan flywheel
yang telah ada di pasaran atau flywheel bekas pakai,
namun perlu ketelitian dalam memilih geometri dan
massa flywheel.
8. Untuk kedepannya, dapat juga divariasikan konfigurasi
komponen pembangkit listrik untuk daerah terpencil,
untuk melihat pengaruh apa yang dapat ditimbulkan,
selain pengaruh dari flywheel.

Daftar Pustaka

[1] Statistik Ketenagalistrikan 2015, Kementrian Energi dan


Sumber Daya Mineral (ESDM), 2016
[2] Yuniarsih. P., Bachtiyar. F., Rosyidin. M., Prabawanto. T.,
Flywheel Generator, ITS, Surabaya
[3] Aminudin. S.M., Sarwono, Hantoro. R., Studi Aplikasi
Flywheel Energy Storage untuk Mengingkatkan dan
Menjaga Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH), ITS, Surabaya
[4] Wicki. S., Hansen. E.G., Clean Energy Storage Technique
in The Making : An Innovation Sistem Perspective on
Flywheel Energy Storage, Elsevier, 2017
[5] Conteh. M.A., Nsofor. E.C., Composite Flywheel Material
Design for High – Speed Energy Storage, Southern Illinois
University, 2016
[6] Bai. J.G., Zhang. X.Z., Wang. L.M., A Flywheel Energy
Storage Sistem with Active Magnetic Bearing, Tsinghua
University, 2012
[7] Khurmi, R.S., Gupta, J.K., A Textbook of Machine Design,
Eurasia Publishing House, 2005
[8] Serway. A.R., Jewett. J.W., Physics for Scientists and
Engineers with Modern Physics, 7th ed, Thomson
Learning. Inc, 2008
[9] Sears. F.W., Zemansky. M.W., College Physics, Part 1, 3th
ed, Addison – Wesley Press Inc, 1948
[10] Han. Y., Ren. Z., Tong. Y., General Design Method of
Flywheel Rotor for Energy Storage Sistem, Harbin
Engineering University, 2012

184
Lampiran

Gambar Desain System

Gambar Pengujian RPM motor listrik dan generator

185
Gambar Pengujian puli dan flywheel dan pengujian lama waktu berhenti sistem

186

Anda mungkin juga menyukai