Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI RUMAH SAKIT
2017
0
BAB I
DEFINISI
Budaya Keselamatan Rumah sakit adalah suatu pola keyakinan, nilai-nilai perilaku,
norma-norma yang disepakati/diterima dan melingkupi semua proses sehingga membentuk
bagaimana seseorang berperilaku dan bekerja bersama.
1
budaya pembelanjaran. Interaksi antara keempat komponen tersebut akan mewujudkan
budaya keselamatan yang kuat.
Terbuka dan adil sangat penting diterapkan karena staff tidak akan membuat laporan
insiden jika mereka yakin kalau laporan tersebut akan menyebabkan mereka atau koleganya
kena hukuman atau tindakan disiplin. Lingkungan yang terbuka dan adil membantu staff
untuk yakin membuat laporan insiden yang bisa menjadi pelajaran untuk perbaikan.
E. TUJUAN :
1. Meningkatkan kesadaran mengenai keselamatan di Rumah Sakit
2. Mendiagnosa dan menilai keadaan budaya keselamatan di Rumah Sakit
3. Mengidentifikasi kekuatan atau kelebihan suatu area/unit untuk pengembangan
program keselamatan di Rumah Sakit
4. Menguji perubahan trend budaya keselamatan di Rumah Sakit sepanjang waktu
5. Mengevaluasi dampak budaya dari inisiatif dan intervensi keselamatan di Rumah
Sakit
6. Mengadakan perbandingan baik internal maupun eksternal
BAB II
2
RUANG LINGKUP
A. Pelaksana Panduan
Panduan ini dilaksanakan oleh seluruh staf Rumah Sakit Mutiara Hati.
B. Tempat Pelaksanaan
Panduan ini dilaksanakan di seluruh instalasi/unit Rumah Sakit Mutiara Hati termasuk
komite dan tim di RS Mutiara Hati Mojokerto.
C. Waktu Pelaksanaan
Panduan ini dilaksanakan di setiap kegiatan di rumah sakit, baik pelayanan dan
manajemen.
BAB III
TATA LAKSANA
3
A. Pelaporan Insiden Keselamatan di Rumah Sakit
Pelaporan insiden keselamatan di Rumah Sakit merupakan kegiatan yang
penting dalam mengupayakan keselamatan, hal ini bermanfaat sebagai proses
pembelajaran bersama. Banyak metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko,
salah satu caranya adalah dengan mengembangkan sistem pelaporan dan sistem analisis.
Pelaporan insiden penting karena akan menjadi awal proses pembelajaran untuk
mencegah kejadian yang sama terulang kembali, pelaporan juga dapat digunakan untuk
memonitor upaya pencegahan terjadinya error sehingga diharapkan dapat mendorong
dilakukannya investigasi selanjutnya.
Untuk memulai kegiatan pelaporan ini, perlu dibuat suatu sistem pelaporan
insiden di rumah sakit meliputi kebijakan, alur pelaporan, formulir pelaporan dan
prosedur pelaporan yang harus disosialisasikan pada seluruh karyawan. Insiden yang
dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi ataupun yang nyaris
terjadi dan kejadian sentinel. Laporan insiden ini dibuat oleh semua staf rumah sakit
yang pertama menemukan kejadian dan staf yang terlibat dalam suatu kejadian. Supaya
kegiatan pelaporan dapat berjalan dengan baik, karyawan/perawat perlu diberikan
pelatihan mengenai sistem pelaporan insiden mulai dari maksud, tujuan dan manfaat
laporan, alur pelaporan insiden ke Tim Mutu secara internal (di rumah sakit), bagaimana
cara mengisi formulir laporan insiden, kapan harus melaporkan, pengertian-pengertian
yang digunakan dalam sistem pelaporan dan cara menganalisa laporan.
4
1. Grade Biru : Investigasi sederhana oleh Atasan Langsung, waktu maksimal 1
minggu
2. Grade Hijau : Investigasi sederhana oleh Atasan langsung, waktu maksimal 2
minggu
3. Grade Kuning:Investigasi Komprehensif/Analisis Akar Masalah/RCA oleh
Tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari
4. Grade Merah : Investigasi Komprehensif/Analisis Akar Masalah/RCA oleh
Tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari
Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan laporan
insiden dilaporkan ke Tim Mutu di RS. Tim Mutu di RS akan menganalisa kembali hasil
Investigasi dan Laporan insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi
lanjutan (RCA) dengan melakukan Regrading. Untuk Grade Kuning/Merah, Tim Mutu
Rumah Sakit Mutiara Hati akan melakukan Analisis Akar Masalah/Root Cause Analysis
(RCA). Setelah melakukan RCA, Tim Mutu Rumah Sakit Mutiara Hati akan membuat
Laporan dan Rekomendasi untuk perbaikan serta “Pembelajaran” berupa : Petunjuk/”Safety
Alert” untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali. Hasil RCA, rekomendasi dan
rencana kerja dilaporkan kepada Direksi. Rekomendasi untuk “Perbaikan dan Pembelajaran”
diberikan umpan balik kepada unit kerja terkait. Unit kerja membuat analisa dan trend
kejadian di satuan kerjanya masing-masing. Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh Tim
Mutu Rumah Sakit Mutiara Hati.
BAB IV
5
DOKUMENTASI
1. Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi kejadian
tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera dan kejadian sentinel.
2. Pencatatan dan pelaporan terjadinya insiden yang diakibatkan oleh factor
“Keamanan“gedung dan fasilitas fisik mengacu pada pedoman K3 yang dikeluarkan oleh
Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja rumah sakit (K3RS)
3. Pelaporan insiden terdiri dari :
a. Pelaporan kecelakaan kerja
b. Pelaporan PAK (penyakit akibat kerja)
4. Semua kejadian dilaporkan kepada Direktur secara berkala
5. Pelaksanaan monitoring dilakukan dengan cara melihat dokumen yaitu :
a. Pencatatan dan pelaporan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
b. Pencatatan dan pelaporan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
c. Catatan-catatan kegiatan harian.