Anda di halaman 1dari 5

Jurnal PSIK – FK Unsyiah Devi Darliana

ISSN : 2087-2879

MANAJEMEN PASIEN TUBERCULOSIS PARU


Management of Lung TB for Patient
Devi Darliana
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah, PSIK-FK Universitas Syiah Kuala
Surgery and Medical Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine, Syiah Kuala University
E-mail: devi.darliana@yahoo.co.id

ABSTRACT
The incidens of tuberculosis is reported increased dramatically in the last decade in the wolrd including
Indonesia. Tuberculosis usually, develops in the developing countries or happens in the population with low
social economic. Tuberculosis is also one of the infectious diseases which caused the higher of mortality and
morbidity with prolong treatment. Patient can show a lot of symptoms for instance; productive cough, fever,
night sweat, dyspneu, chest pain, anorexia and loss of body weight. The impacts of this disease not also
influence of physical but also psychological. It also related with the higher of cost during hospitalized and
recovery at home. Therefore, it takes more responsibility with other professions such as physician, nurse, and
another health team to overcome this problem.

Keywords: Management, increased intracranial pressure, stroke, brain tumor, patients

PENDAHULUAN Di Indonesia tuberculosis merupakan


Laporan WHO menyatakan bahwa penyebab mortalitas nomor satu diantara
jumlah terbesar kasus Tuberculosis Paru penyakit menular dan merupakan penyebab
(TB paru) terjadi di Asia tenggara yaitu mortalitas ke 3 setelah penyakit jantung dan
33% dari seluruh kasus TB di dunia, namun penyakit pernafasan akut pada semua
bila dilihat dari jumlah penduduk terdapat kalangan usia. Adapun tujuan penulisan
182 kasus per 100.000 penduduk. ini adalah untuk menggambarkan
Diperkirakan angka kematian akibat TB tentang etiologi, patofisiologi,
paru adalah 8000 setiap hari dan 2-3 juta manifestasi klinis,diagnosis serta
setiap tahun. Laporan WHO tahun 2004 manajemen pasien dengan TB paru.
menyebutkan bahwa jumlah terbesar
kematian akibat penyakit ini di Asia Tuberculosis Paru
Tenggara yaitu 625.000 orang atau angka Tuberculosis paru adalah penyakit
mortalitas sebesar 39 orang per 100.000 infeksi yang disebabkan oleh bakteri
penduduk. Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
Indonesia menduduki urutan ketiga berbentuk basil dan bersifat tahan asam
setelah India dan China dalam jumlah sehingga dikenal juga sebagai Basil Tahan
penderita TB paru di dunia. Jumlah Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali
penderita TB paru dari tahun ke tahun di ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal
Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang
menit muncul satu penderita baru TB paru, jasanya bakteri tersebut diberi nama basil
dan setiap dua menit muncul satu penderita Koch. TB paru terutama menyerang paru-
baru TB paru yang menular. Bahkan setiap paru sebagai tempat infeksi primer, selain
empat menit sekali satu orang meninggal itu, tuberculosis dapat juga menyerang
akibat TB di Indonesia. kulit, kelenjar limfe, tulang, dan selaput
Penyakit TB paru dapat menyerang otak. TB paru menular melalui droplet
siapa saja dan dimana saja. Setiap tahunnya, infeksius yang terinhalasi oleh orang sehat.
terdapat 250.000 kasus baru TB dan sekitar
140.000 kematian terjadi setiap tahunnya Etiologi
disebabkan oleh TB paru. Indonesia masih Tubercolosis paru adalah penyakit
menempati urutan ke 3 di dunia untuk menular yang disebabkan oleh basil Bakteri
jumlah kasus TB setelah India dan China. Mycobacterium tuberculosa yang

27
Idea Nursing Journal Vol. II No. 1

mempunyai sifat khusus yaitu tahan kurang dari 5 mikron dan akan melayang-
terhadap asam pada pewarnaan (Basil layang di udara. Droplet nuclei ini
Tahan Asam) karena basil TB mempunyai mengandung basil TB.
sel lipoid. Basil TB sangat rentan dengan Saat Mikobakterium tuberkulosa
sinar matahari sehingga dalam beberapa berhasil menginfeksi paru-paru, maka
menit saja akan mati. Basil TB juga akan dengan segera akan tumbuh koloni bakteri
terbunuh dalam beberapa menit jika terkena yang berbentuk globular. Biasanya melalui
alcohol 70% dan lisol 50%. Basil TB serangkaian reaksi imunologis bakteri TB
memerlukan waktu 12-24 jam dalam paru ini akan berusaha dihambat melalui
melakukan mitosis, hal ini memungkinkan pembentukan dinding di sekeliling bakteri
pemberian obat secara intermiten (2-3 hari itu oleh sel-sel paru. Mekanisme
sekali). pembentukan dinding itu membuat jaringan
Dalam jaringan tubuh, kuman ini di sekitarnya menjadi jaringan parut dan
dapat dormant selama beberapa tahun. Sifat bakteri TB paru akan menjadi dormant
dormant ini berarti kuman dapat bangkit (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah
kembali dan menjadikan tubercolosis aktif yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel
kembali. Sifat lain kuman adalah bersifat pada pemeriksaan foto rontgen.
aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman Sistem imun tubuh berespon dengan
lebih menyenangi jaringan yang kaya melakukan reaksi inflamasi. Fagosit
oksigen, dalam hal ini tekanan bagian apical (neutrofil dan makrofag) menelan banyak
paru-paru lebih tinggi daripada jaringan bakteri; limpospesifik-tubercolosis melisis
lainnya sehingga bagian tersebut (menghancurkan) basil dan jaringan normal.
merupakan tempat predileksi penyakit Reaksi jaringan ini mengakibatkan
tuberkolosis. Kuman dapat disebarkan dari penumpukan eksudat dalam alveoli,
penderita TB paru BTA positif kepada menyebabkan bronkopneumonia dan infeksi
orang yang berada disekitarnya, terutama awal terjadi dalam 2-10 minggu setelah
yang kontak erat. pemajanan.
TB paru merupakan penyakit infeksi Massa jaringan paru yang disebut
penting saluran pernafasan. Basil granulomas merupakan gumpalan basil
mikrobakterium tersebut masuk kedalam yang masih hidup. Granulomas diubah
jaringan paru melalui saluran napas (droplet menjadi massa jaringan jaringan fibrosa,
infection) sampai alveoli, sehingga terjadi bagian sentral dari massa fibrosa ini disebut
infeksi primer (ghon) yang dapat menyebar tuberkel ghon dan menajdi nekrotik
ke kelenjar getah bening dan terbentuklah membentuk massa seperti keju. Massa ini
primer kompleks (ranke). Keduanya dapat mengalami klasifikasi, membentuk
dinamakan tubercolosis primer, yang dalam skar kolagenosa. Bakteri menjadi dorman,
perjalanannya sebagian besar akan tanpa perkembangan penyakit aktif.
mengalami penyembuhan. Tubercolosis Setelah pemajanan dan infeksi awal,
paru primer adalah terjadinya peradangan individu dapat mengalami penyakit aktif
sebelum tubuh mempunyai kekebalan karena gangguan atau respon yang
spesifik terhadap basil mikrobakterium, inadekuat dari respon system imun.
sedangkan tubercolosis post primer Penyakit dapat juga aktif dengan infeksi
(reinfection) adalah peradangan bagian paru ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam
oleh karena terjadi penularan ulang pada kasus ini, tuberkel ghon memecah
tubuh sehingga terbentuk kekebalan melepaskan bahan seperti keju dalam
spesifik terhadap basil tersebut. bronki. Bakteri kemudian menjadi tersebar
di udara, mengakibatkan penyebaran
Patofisiologi penyakit lebih jauh. Tuberkel yang
Individu terinfeksi melalui droplet menyerah menyembuh membentuk jaringan
nuclei dari pasien TB paru ketika pasien parut. Paru yang terinfeksi menjadi lebih
batuk, bersin, tertawa. droplet nuclei ini membengkak, menyebabkan terjadinya
mengandung basil TB dan ukurannya bronkopneumonia lebih lanjut.

28
Idea Nursing Journal Devi Darliana

Manifestasi Klinis Pemeriksaan Penunjang


Penderita TB paru akan mengalami 1. Pemeriksaan Radiologis
berbagai gangguan kesehatan, seperti batuk a. Adanya infeksi primer digambarkan
berdahak kronis, demam, berkeringat tanpa dengan nodul terkalsifikasi pada
sebab di malam hari, sesak napas, nyeri bagian perifer paru dengan
dada, dan penurunan nafsu makan. kalsifikasi dari limfe nodus hilus
Semuanya itu dapat menurunkan b. Sedangkan proses reaktifasi TB akan
produktivitas penderita bahkan kematian. memberikan gambaran: nekrosis,
Pasien TB paru juga sering dijmpai cavitasi (terutama tampak pada foto
konjungtiva mata atau kulit yang pucat posisi apical lordotik), fibrosis dan
karena anemia, badan kurus atau berat retraksi region hilus,
badan menurun. bronchopneumonia, serta infiltrat
interstitial
Klasifikasi Tb Paru
c. Aktivitas dari kuman TB tidak bisa
TB paru BTA (+) adalah:
hanya ditegakkan hanya dengan 1
a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3
kali pemeriksaan rontgen dada, tapi
spesimen dahak menunjukkan hasil
harus dilakukan serial rontgen dada.
BTA positif
Tidak hanya melihat apakah
b. Hasil pemeriksaan satu specimen
penyakit tersebut dalam proses
sputum menunjukkan BTA positif
progesi atau regresi.
dan di jumpai adanya kelainan
2. Pemeriksaan darah
radiologi
c. Hasil pemeriksaan satu specimen Pemeriksaan ini kurang mendapat
sputum menunjukan BTA positif perhatian karena hasilnya kadang-kadang
dan biakan positif. meragukan, tidak sensitif, tidak juga
TB paru BTA (-) adalah: spesifik. Pada saat TB baru mulai (aktif)
a. Hasil pemeriksaan sputum 3 kali akan didapatkan jumlah leukosit yang
menunjukkan BTA negatif, sedikit meninggi dengan hitung jenis
gambaran klinis dan kelainan pergeseran ke kiri. Jumlah limfosit masih
radiologi menunjukkan gambaran dibawah normal. Laju endap darah mulai
tuberculosis aktif meningkat. Jika penyakit mulai sembuh,
b. Hasil pemeriksaan sputum 3 kali jumlah leukosit kembali normal, dan jumlah
menunjukkan BTA negatif dan limfosit masih tinggi. Laju endap darah
biakan micobacterium tuberculosis mulai turun ke arah normal lagi. Bisa juga
positif. didapatkan anemia ringan dengan gambaran
normokron dan normositer, gama globulin
meningkat dan kadar natrium darah
Pemeriksaan Fisik
menurun.
Tempat kelainan lesi TB paru yang
perlu dicurigai adalah bagian apeks paru.
Bila dicurigai infiltrat yang agak luas, maka Diagnosis Tb Paru
akan didapatkan perkusi yang redup dan Pemeriksaan sputum adalah penting,
auskultasi nafas bronkial. Selain itu juga diagnosis paru pada orang dewasa dapat
dijumpai suara nafas tambahan berupa ditegakkan dengan ditemukannya BTA
ronkhi basah, kasar, dan nyaring. Tetapi pada pemeriksaan darah secara
bila infiltrat ini diliputi oleh penebalan mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan
pleura, suara nafasnya menjadi vesikular positif apabila sedikitnya dua dari tiga
melemah. specimen SPS BTA hasilnya positif. Bila
Pada limfadenitis tuberculosis, hanya satu specimen positif perlu diadakan
terlihat pembesaran kelenjar getah bening, pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen
paling sering dijumpai pada daerah leher, dada atau pemeriksaan dahak SPS diulang.
kadang-kadang dai daerah aksila. a. Kalau hasil rontgen mendukung TB
Pembesaran kelenjar tersebut dapat menjadi paru, maka penderita didiagnosis
“cold abscess”. sebagai penderita TB paru BTA positif.

29
Idea Nursing Journal Vol. II No. 1

b. Kalau hasil rontgen tidak mendukung oleh lingkungan, kurang pengetahuan


TB paru maka pemeriksaan SPS tentang infeksi kuman.
diulangi. 4) perubahan kebutuhan nutrisi, kurang
Apabila fasilitas memungkinkan, dari kebutuhan berhubungan dengan
maka dapat dilakukan pemeriksaan lain, kelelahan, batuk yang sering, adanya
misalnya biakan. produksi sputum,dispnea,anoreksia,
Bila ketiga specimen dahaknya penurunan kemampuan financial.
negatif, diberikan anti biotic spectrum luas Kurang pengetahuan tentang kondisi,
(misalnya kontrimoksazol atau amoksilin) pengobatan, pencegahan berhuibungan
selama 1-2 minggu. Bila tidak ada dengan: tidak ada yang menerangkan,
perubahan, namun gejala klinis tetap interpretasi yang salah, informasi yang
mencurigakan TB paru, ulangi pemeriksaan didapat tidak lengkap/tidak akurat,
dahak SPS: terbatasnya pengetahuan/kognitif.
a. Kalau hasil SPS positif: didiagnosis
sebagai penderita TB paru BTA positif INTERVENSI KEPERAWATAN
b. Kalau hasil SPS tetap negatif: lakukan Intervensi yang dapat dilakukan
pemeriksaan foto rontgen dada, untuk untuk mengatasi masalah yang dihadapi
mendukung diagnosis TB . oleh pasien TB paru adalah sebagai berikut:
c. Bila hasil rontgen mendukung TB paru, 1) Peningkatan bersihan jalan nafas, Sekresi
didiagnosis sebagai penderita TB paru yang sangat banyak dapat menyumbat jalan
paru BTA negatif rontgen positif. nafas pada pasien TB paru dan mengganggu
Bila hasil rontgen tidak mendukung pertukaran gas. Meningkatkan masukan
TB paru: penderita tersebut bukan TB paru masukan cairan memberikan hidrasi
sistemik dan berfungsi sebagai ekspektoran
Pengobatan Tuberculosis Paru yang efektif. Pasien diberitahu posisi-posisi
Pengobatan TB paru terbagi atas 2 yang dapat memudahkan drainase sekret.
fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase Humidifier atau face mask dengan
lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang kelembabab tinggi dapat membantu dalam
digunakan adalah paduan obat utama dan mengencerkan sekresi, 2) Mendukung
obat tambahan. Jenis obat utama (lini I) kepatuhan terhadap pengobatan, Pasien
adalah INH, rifamfisin, pirazinamid, harus memahami bahwa TB paru adalah
streptomisisin, etambutol, sedangkan obat penyakit menular sehingga meminum obat
tambahan laninnya adalah: kanamisin, secara tepat dan teratur adalah cara efektif
amikasin, kuinolon. dalam pencegahan penularan. Pengertian
tentang obat-obatan, jadwal dan efek
Diagnosa Keperawatan Umum Pada Pasien samping harus di jelaskan pada pasien.
Dengan Tuberkulosis Selain itu, penjelasan tentang pentingnya
Adapun diagnosa keperawatan yang tindakan higienis, termasuk oral hygiene,
biasa dijumpai pada pasien TB paru adalah: menutup mulut ketika bersin serta mencuci
1) Bersihan jalan napas tidak efektif tangan juga harus diberitahu kepada pasien,
berhubungan dengan: sekret kental atau 3) Meningkatkan aktifitas dan nutrisi yang
sekret darah, kelemahan, upaya batuk adekuat, Pasien TB sering merasa sangat
menurun serta edema trakeal/faringeal. lemah karena penyakit kronis dan juga
2) Gangguan pertukaan gas berhubungan gangguan pemenuhan nutrisi. Pasien dapat
dengan: berkurangnya keefektifan diatur jadwal aktifitas secara progresif
permukaan paru, atelektasis, kerusakan dengan berfokus pada peningkatan toleransi
membrane alveolar kapiler, secret yang aktifitas dan kekuatan otot. Anoreksia,
kental, edema bronchial. penurunan berat badan dan malnutrisi biasa
3) Resiko tinggi infeksi dan penyebaran terjadi pada pasien TB paru. Keinginan
infeksi berhubungan dengan daya tahan untuk makan dapat terganggu oleh keletihan
tubuh menurun, fungsi silia menurun, akibat batuk berat, pembentukan sputum,
kerusakan jaringan akibat infeksi yang nyeri dada atau kelemahan. Pemberian
menyebar, malnutrisi, terkontaminai nutrisi dalam porsi kecil tapi sering dapat di

30
Idea Nursing Journal Devi Darliana

jadwalkan. Suplemen nutrisi cair dapat KEPUSTAKAAN


membantu memenuhi kebutuhan kalori
dasar, 4) Penyuluhan pasien dan Black, J.M., & Hawk, J.H. (2005). Medical
pertimbangan perawatan di rumah, Perawat Surgical Nursing Clinical
mempunyai peran yang sangat penting Management for Positive Outcomes.
dalam merawat pasien TB paru dan (7th Ed), St. Louis, Missouri :
keluarganya, termasuk mengkaji Elsevier Saunders.
kemampuan pasien untuk melanjutkan Ignativius, D.D., & Workman, M.L. (2006).
terapi di rumah. Perawat mengkaji pasien Medical-Surgical Nursing : Critical
terhadap reaksi obat yang merugikan dan Thingking For Collaborative Care.
ikut serta dalam mensurvei rumah dan (4th Ed), St. Louis, Missouri :
lingkungan kerja pasien untuk Elsevier Saunders.
mengidentifikasi individu lain yang
mungkin telah kontak dengan pasien selama Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., &
tahap infeksius. Cheever, K.H. (2008). Brunner &
Suddarth’s Textbook of Medical-
KESIMPULAN Surgical Nursing. (11th Ed),
Tubercolosis paru adalah penyakit Philadelphia : Lippincott Williams &
menular yang disebabkan oleh basil Bakteri Wilkins
Mycobacterium tuberculosa yang
mempunyai sifat khusus yaitu tahan Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi I.,
terhadap asam pada pewarnaan (Basil Simadibrata, M., & Setiati, S., et al.
Tahan Asam) karena basil TB mempunyai (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit
sel lipoid. Dalam. Edisi 4, Jakarta : FKUI.
Adapun masalah keperawatan yang
sering dijumpai adalah bersihan jalan napas Aditama, T.Y., Soedarsono, Thabrani, Z., et
tidak efektif gangguan pertukaan gas, resiko al. (2006). Pedoman Diagnosis dan
tinggi infeksi dan penyebaran infeksi, Penatalaksanaan Di Indonesia.
intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,
serta kurang pengetahuan tentang kondisi, Jakarta.
pengobatan dan pencegahan.
Pengobatan TB paru terbagi atas 2
fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang
digunakan adalah paduan obat utama dan
obat tambahan. Jenis obat utama (lini I)
adalah INH, rifamfisin, pirazinamid,
streptomisisin, etambutol, sedangkan obat
tambahan laninnya adalah: kanamisin,
amikasin, kuinolon.

31

Anda mungkin juga menyukai