Anda di halaman 1dari 2

"NTB masa depan adalah Pulau Sumbawa.

Dari segi demografi, dua pertiga penduduk NTB ada di


Pulau Lombok, tetapi luas Pulau Lombok hanya sepertiga luas Pulau Sumbawa. Potensi ekonomi
Sumbawa juga besar, baik pertanian, peternakan, pertambangan, maupun pariwisata," kata Asisten
II Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Lalu Gita Ariadi kepada Kompas di Mataram,
Selasa (17/3). Lombok dan Sumbawa adalah dua pulau terbesar Provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB). Pulau-pulau lainnya yang mencapai 217 buah merupakan pulau-pulau kecil. Selama ini,
Lombok memang lebih terkenal ketimbang Sumbawa, apalagi setelah sektor pariwisata berkembang
semakin pesat beberapa tahun terakhir. "Namanya pembangunan, kan, merembes, seperti Jawa
terpusat di Jakarta," kata Gita Ariadi. Dengan potensi yang ada, dirinya yakin Pulau Sumbawa bisa
seterkenal Lombok. Langkah pertama yang dilakukan pemerintah provinsi adalah terus
meningkatkan infrastruktur jalan untuk membuka kantong-kantong ekonomi di lima kabupaten/kota
di pulau tersebut. Salah satu yang sudah terlaksana adalah pembangunan Lintas Poto-Sape
sepanjang sekitar 300 kilometer dari ujung barat Sumbawa di Kabupaten Sumbawa Barat hingga
ujung timur Sumbawa di Kabupaten Bima. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB tahun 2013-2018, potensi pertanian dan juga peternakan
di Sumbawa dikembangkan. Sumbawa dapat dikatakan merupakan lumbung padi dan tanaman
pangan lainnya di NTB. Melalui program Pijar (sapi, jagung, rumput laut), tanaman padi dan jagung
dikembangkan lagi. Salah satu hasilnya, pengembangan tanaman jagung telah meningkatkan
kesejahteraan petani di Kabupaten Dompu. Sekretaris Daerah Dompu Agus Bukhari mengatakan,
pengembangan jagung sebagai salah satu unggulan daerah Kabupaten Dompu telah menunjukkan
hasil yang cepat dalam upaya mengatasi kemiskinan di Dompu. Salah satu indikator adalah
meningkatkan pendapatan per kapita dari Rp 8,2 juta pada 2011 menjadi Rp 13,8 juta pada 2014.
Sumber daya alam Sumber daya alam Sumbawa juga memberikan kemudahan bagi warganya
untuk memelihara sapi ataupun kerbau. Di sejumlah wilayah terdapat padang penggembalaan, baik
dalam skala kecil maupun besar (luas). Banyak ternak yang dilepaskan begitu saja di padang
penggembalaan yang telah menyediakan makanan (rumput) bagi ternak. Hanya saat kemarau
panjang, warga harus mencarikan rumput bagi ternak mereka. Padang penggembalaan yang terluas
adalah di Doro Ncanga, di lereng Gunung Tambora di wilayah Kecamatan Pekat, Kabupaten
Dompu. Oleh Pemerintah Provinsi NTB, padang penggembalaan yang luasnya puluhan hektar ini
diproyeksikan untuk pengembangan ternak sapi dan kerbau dalam skala lebih luas lagi. Kawasan
hutan di Sumbawa yang masih terjaga juga menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat. Bukan
dari hasil kayu hutan, melainkan dari hasil hutan nonkayu, yaitu madu. Pepohonan di hutan yang
tinggi dan terlindungi dari penebangan liar merupakan tempat berbiaknya lebah penghasil madu.
Sebagian wilayah Sumbawa yang berbukit masih berupa hutan, yang kini berstatus hutan negara.
Meskipun begitu, warga di sekitar hutan diperbolehkan memanen madu dari hutan tersebut asalkan
tetap menjaga kelestarian hutan. Di sektor kelautan, sejumlah tempat di Sumbawa merupakan
sentra perikanan dan budidaya hasil laut lainnya seperti rumput laut. Sentra perikanan antara lain
terdapat di Kabupaten Sumbawa Barat dan Sumbawa. Adapun sentra pengembangan rumput laut di
Kabupaten Sumbawa dan Dompu. Tanah Sumbawa juga menyimpan kekayaan yang tak terkira
berupa materi tambang, seperti bijih besi, tembaga, dan emas. PT Newmont Nusa Tenggara
merupakan perusahaan besar pertama yang menambang emas dan tembaga di Sumbawa, yaitu di
kawasan Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat. Setelah itu, ada rencana membuka penambangan
tembaga dan emas di Blok Dodo Rinti di Kabupaten Sumbawa. Potensi pertambangan juga banyak
terdapat di Kabupaten Bima dan Dompu. Kepala Bidang Pertambangan Dinas Koperasi,
Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan Kabupaten Dompu Jufri mengatakan,
penambangan pasir besi di lereng Tambora di Celebai sudah mulai dilakukan. "Potensi (tambang)
lainnya adalah emas dan tembaga di Kecamatan Huú. Ada juga potensi energi panas bumi
geotermal di Kecamatan Kempo. Dengan potensi sekitar 69 megawatt, cukup untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik di Pulau Sumbawa," katanya. Sektor pertambangan, yang sebagian terbesar
berada di Pulau Sumbawa menjadi penyumbang terbesar kedua setelah pertanian di NTB, dengan
kontribusi 18,63 persen. Itu pun masih banyak potensi tambang yang belum digarap. Seperti di
Dompu, ada potensi tambang mangan, tetapi eksplorasinya terkendala karena berada di kawasan
hutan negara. Bagaimanapun, pemanfaatan sumber daya alam jangan sampai mengorbankan
kelestarian sumber daya alam lainnya. Namun jika dikelola dengan benar dan tepat, potensi itu
bukan tidak mungkin menjadi gula baru bagi NTB. (IKA/REK/ENG/RUL)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sumbawa Masa Depan
NTB", https://travel.kompas.com/read/2015/03/30/180800127/Sumbawa.Masa.Depan.NTB.

Anda mungkin juga menyukai