Disusun Oleh :
SURAKARTA
2013
Teori Atom Thomson
Ernest Rutherford (1871 – 1937), ilmuwan Inggris bersama dua orang asistennya
Geiger dan Marsden pada tahun 1911, menguji kebenaran model atom Thomson. Mereka
melakukan percobaan dengan menembakkan sinar alfa (α) melalui celah pelat timbal dan
ditumbukkan dengan lempeng emas tipis yang berukuran 0,01 mm. Untuk mendeteksi
partikel alfa yang keluar dari lempeng emas, dipasang layar yang berlapis seng sulfida.
Apabila partikel α bertumbukkan dengan lempeng ini maka akan menyebabkan nyala sekilas
atau fluoresensi yang dapat terlihat secara jelas.
Sebagian besar sinar α dapat menembus lempeng emas dengan lurus, hal ini terjadi
karena tidak dipengaruhi oleh elektron-elektron. Karena sebagian besar bagian atom
merupakan ruang kosong.
Sebagian kecil sinar α dibelokkan, karena lintasannya terlalu dekat dengan inti atom,
sehingga dipengaruhi oleh gaya tolak inti atom. Karena inti atom bermuatan positif.
Sedikit sekali sinar α dipantulkan kembali sebab tepat bertumbukkan dengan inti
atom. Karena massa atom terpusatkan pada inti atom.
Dengan kenyataan seperti itu, Rutherford membuat teori atom, sebagai berikut:
1. Muatan positif berkumpul pada suatu titik di tengah-tengah atom yang disebut inti
atom.
2. Muatan negatif (elektron) berada di luar inti atom dan bergerak mengelilingi inti pada
lintasannya seperti planet-planet mengelilingi matahari pada sistem tata surya.
Kelemahan Model atom Rutherford
Sebagaimana halnya model atom Thomson, model atom Rutherford juga harus diuji
kebenarannya apakah sesuai dengan kenyataan atau tidak. Dari hasil pengujian para ilmuwan
ternyata juga ditemukan adanya kelemahan pada model atom Rutherford.
Ada dua kelemahan pada model atom Rutherford. Kelemahan pertama, yaitu: elektron
yang bermuatan negatif bergerak mengelilingi inti atom yang bermuatan positif sambil
mendapatkan percepatan ke arah inti atom karena pengaruh gaya tarik inti atom. Berdasarkan
hukum-hukum elektromagnetik, gerakan elektron yang demikian akan menimbulkan
gelombang elektromagnetik dan memancarkan energi. Akibatnya energi elektron akan
menyusut, sehingga jari-jari lintasannya akan mengecil.
Kelemahan kedua, model atom Rutherford tidak dapat menjelaskan spektrum garis
hidrogen. Hal ini terjadi karena lintasan elektron semakin mengecil, sehingga waktu putarnya
juga berkurang dan frekuensi gelombang yang dipancarkan menjadi beraneka ragam.
Sehingga, atom hidrogen tidak akan menunjukkan spektrum garis tertentu, namun
spektrumnya merupakan spektrum kontinu. Sedangkan pada kenyataannya dengan
menggunakan spektrometer menunjukkan bahwa spektrum atom hidrogen merupakan garis
yang khas.
Di awal abad ke-20, percobaan oleh Ernest Rutherford telah dapat menunjukkan
bahwa atom terdiri dari sebentuk awan difus elektron bermuatan negatif mengelilingi inti
yang kecil, padat, dan bermuatan positif. Berdasarkan data percobaan ini, sangat wajar jika
fisikawan kemudian membayangkan sebuah model sistem keplanetan yang diterapkan pada
atom, model Rutherford tahun 1911, dengan elektron-elektron mengorbit inti seperti layaknya
planet mengorbit matahari. Namun demikian, model sistem keplanetan untuk atom menemui
beberapa kesulitan. Sebagai contoh, hukum mekanika klasik (Newtonian) memprediksi
bahwa elektron akan melepas radiasi elektromagnetik ketika sedang mengorbit inti. Karena
dalam pelepasan tersebut elektron kehilangan energi, maka lama-kelamaan akan jatuh secara
spiral menuju ke inti. Ketika ini terjadi, frekuensi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan
akan berubah. Namun percobaan pada akhir abad 19 menunjukkan bahwa loncatan bunga api
listrik yang dilalukan dalam suatu gas bertekanan rendah di dalam sebuah tabung hampa akan
membuat atom atom gas memancarkan cahaya (yang berarti radiasi elektromagnetik) dalam
frekuensi-frekuensi tetap yang diskret.
Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan berkebangsaan Swedia, mengikuti jejak
Einstein menerapkan teori kuantum untuk menerangkan hasil studinya mengenai spektrum
atom hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai struktur dan sifat-sifat atom. Teori
atom Bohr ini pada prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari
Ernest Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila
elektron dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan meloncat keluar
menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu memancarkan suatu kuantum
energi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih dekat dengan inti atom.
Pada tahun 1913 Niels Bohr menungkapkan 4 gagasan mengenai model atom yang
dikembangkannya,empat gagasan atau postulat itu adalah
1. Dalam atom terdapat lintasan-lintasan tertentu tempat elektron dapat mengorbit inti
tanpa disertai pemancaran atau menyerap energi. lintasan itu, yang juga disebut kulit atom,
kulit atom adalah orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu. Setiap lintasan ditandai
dengan satu bilangan bulat yang disebut bilangan kuantum utama (n), mulai dari 1, 2, 3, 4,
dan seterusnya, yang dinyatakan dengan lambang K, L, M, N, dan seterusnya. Lintasan
pertama, dengan n = 1, dinamai kulit K, dan seterusnya.
Semakin besar harga n (makin jauh dari inti), makin besar energi elektron yang mengorbit
pada kulit itu. Jadi tingkat energi kulit L lebih besar daripada kulit K,tingkat energi kulit M
lebih besar daripada kulit L dan seterusnya
2. Elektron hanya boleh berada pada lintasan-lintasan yang diperbolehkan (lintasan yang
ada), dan tidak boleh berada di antara dua lintasan. lintasan yang akan ditempati oleh elektron
bergantung pada energinya. pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron menempati
tingkat energi terendah. keadaan seperti itu disebut tingkat dasar (ground state). Apabila suatu
atom mendapatkan energi dari luar (misalnya dipanaskan atau disinari), maka electron akan
menyerap energi yang sesuai sehingga berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Keadaan demikian disebut keadaan tereksitasi (excited state).
Keadaan tereksitasi merupakan keadaan yang tidak stabil dan hanya berlangsung
dalam waktu yang singkat. Elektron akan segera kembali ke tingkat energi yang lebih rendah
disertai pelepasan energi berupa gelembong electromagnet.Oleh karena perpindahan electron
ini berlangsung antara kulit yang sudah tertentu tingkat energinya, maka ataom hanya akan
memancarkan radiasi dengan tingkat energi tertentu pula.
3. Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain disertai pemancaran atau
penyerapan sejumlah tertentu energi. perpindahan elektron ke kulit lebih dalam akan disertai
penyerapan energi. sebaliknya, perpindahan elektron ke kulit lebih dalam akan disertai
pelepasan energi.
4. Jika suatu atom melakukan transisi dari keadaan energi tinggi Et ke keadaan energi
lebih rendah Er, sebuah foton dengan energi h f = Et-Er diemisikan. Jika sebuah foton
diserap, atom tersebut akan bertransisi ke keadaan energi rendah ke keadaan energi tinggi.
Model Atom Niels Bohr
Model atom yang dikemukakan oleh Bohr berbasis pada model yang diberikan oleh
Rutherford, yaitu bahwa atom tersusun dari partikel-partikel. Partikel bermuatan positif
berada di pusat atom, yang disebut inti atom, dan di sekeliling inti atom ini terdapat elektron-
elektron yang bermuatan negatif dengan jumlah yang sama dengan muatan positif inti atom.
Perbedaan penting antara kedua model atom itu adalah bahwa dalam model Rutherford
electron berada di sekeliling inti atom dengan cara yang tidak menentu sedangkan pada
model atom Bohr elektron-elektron tersebut berada pada lingkaran – lingkaran orbit yang
diskrit dan tertahan pada orbitnya tanpa kehilangan energi.
Kelebihan dan Kelemahan Teori Bohr
Keberhasilan teori Bohr terletak pada kemampuannya untuk meeramalkan garis-garis
dalam spektrum atom hidrogen
Salah satu penemuan adalah sekumpulan garis halus, terutama jika atom-atom yang
dieksitasikan diletakkan pada medan magnet
Kelemahan
Struktur garis halus ini dijelaskan melalui modifikasi teori Bohr tetapi teori ini tidak
pernah berhasil memerikan spektrum selain atom hydrogen
Belum mampu menjelaskan adanya stuktur halus(fine structure) pada spectrum, yaitu 2
atau lebih garis yang sangat berdekatan
Belum dapat menerangkan spektrum atom kompleks
Itensitas relatif dari tiap garis spektrum emisi.
Efek Zeeman, yaitu terpecahnya garis spektrum bila atom berada dalam medan magnet.
Gagasan mengenai energi yang diskrit ini pada dasarnya sama dengan gagasan yang
telah dikemukakan oleh Planck serta Einstein. Model atom Bohr dikemukakan dengan
menggunakan pendekatan mekanika klasik.
Elektron bermuatan negatif, yang besar muatannya adalah e = -1,60 ´10-19 C . Kita
bayangkan satu atom dengan inti bermuatan positif sebesar Ze dan sebuah elektron
mengelilingi inti atom ini dalam orbit lingkaran berjari-jari r. Elektron ini mendapat gaya
coulomb sebesar :
Ze 2
FC k 2 (
r
1)
Jika elektron ini harus tetap berada pada orbitnya maka gaya sentripetal yang di alami
haruslah sama dengan gaya coulomb. Jadi :
Ze 2 mv2 kZe2
k 2 atau mv
2
(
r r r
2)
Dari persamaan ( 2 ) ini kita dapat menghitung energi kinetic dari elektron, yaitu
kZe2
Ek mv
1 2
(
2 2r
3)
Mengenai energi potensialnya, kita ambil referensi energi potensial = 0 joule pada r =
sehingga energi potensial elektron adalah
Ze 2
Ep k 2 Ek (
r
4)
Relasi persamaan ( 5 ) menunjukkan bahwa besar energi total elektron sama dengan
energi kinetiknya.
Jika f adalah frekuensi siklus peredaran elektron pada orbit lingkaran yang berjari-jari
r, maka kecepatan electron adalah v ( 2 r f ) dan energi kinetiknya adalah
mv 2 m ( 2 r ) 2
Ek f 2
(
2 2
6)
E n h f (
8)
dengan n bilangan bulat, dan h adalah konstanta Planck. Dengan demikian perubahan
frekuensi siklus juga diskrit. Dari persamaan ( 7 ) dan persamaan ( 8 ) diperoleh :
h
f n (
m ( 2 r ) 2
9)
Ek
p m r 2 dan perubahan p m r 2 ( 11
)
p m r 2 ( 2 f ) ( 12
)
Jadi dalam model atom Bohr ini, energi dan juga momentum sudut adalah terkuantisasi. Oleh
karena itu dalam model atom Bohr, setiap orbit ditandai dengan dua macam bilangan
kuantum, yaitu bilangan kuantum primer n yang menentukan tingkat energi, dan bilangan
lh n
kuantum sekunder l yang menentukan momentum sudut sebesar . Rasio sama dengan
2 l
perbandingan antara sumbu panjang dan sumbu pendek orbit yang berbentuk elips. Jika n = l
orbitnya berbentuk lingkaran, yaitu bentuk orbit yang digunakan untuk menurunkan
hubungan-hubungan (11) sampai (15) di atas.
Untuk suatu nilai n tertentu, bilangan kuantum l dapat mempunyai n nilai. Untuk n
tertentu, makin rendah nilai l makin tinggi eksentrisitas dari orbit yang berbentuk elips dan
elektron yang berada di orbit ini akan secara periodik mendekat ke inti atom. Nilai l paling
besar adalah n karena pada l = n itu orbitnya berbentuk lingkaran. Atom yang paling stabil
adalah atom yang seluruh elektronnya menempati orbit-orbit yang paling rendah yang
diperkenankan, yang disebut ground states.
Jari jari Atom Niels Bohr,Energi Kinetik serta Kecepatan Elektron
Jari-jari atom dapat dihitung melalui persamaan ( 10 ) yang menyatakan bahwa gaya
2
sentripetal elektron sama dengan gaya coulomb. m 2 kZe r Dari sini kita dapatkan
2
r kZe
m 2
Akan tetapi kecepatan elektron tidak diketahui. Oleh karena itu kita menggunakan
momentum dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan m sehingga kita peroleh
m kZe2
r
(m ) 2
(16 )
Momentum sudut diberikan oleh persamaan (11), p m r 2 Karena Maka
r
p
p m r 2 m r atau m (
r r
17 )
Karena momentum sudut adalah diskrit maka dari (15 ) dan (17 ) kita peroleh
nh
m (
2
18 )
( 19 )
Inilah formulasi untuk jari-jari atom Bohr, yang dapat pula dituliskan Sebagai
n2
r k1 (
Z
20 )
-8
Dengan k1 konstanta 0,529 x 10 cm.Untuk atom hidrogen dalam ground state, di mana n
dan Z bernilai satu, maka r = 0,529 Å.
Kecepatan electron dapat di hitung dari formula energi kinetic dan momentum
m 2 kZe2 nh
Ek dan mv
2 2r 2r
Ek kZe 4r 2 kZe2
2
x
mv / 2 2r nh nh
Tingkat energi dan spectrum atom hydrogen
Tingkat energi spectrum hidrogen
Energi total elektron adalah penjumlahan dari energi potensial electron denga energi
kinetiknya,Adapun besar energi total dari electron adalah
Ze 2
E k
2r
hf E 2 E1 E k1 E k 2
Ze 2 1 1
2
hf 2 k m
2 2
2
2
h n1 n2
2 2 k 2 mZ 2 e 4 1 1
f 3 2 2
h n1 n2
c 2 2 k 2 mZ 2 e 4 1 1
2 2
h 3
n1 n2
1 2 2 k 2 mZ 2 e 4 1 1
2 2
ch 3
n1 n2
2 2 k 2 mZ 2 e 4
Di mana = konstanta ryberg = 1.097 x 10 -3 amstrong -1
ch 3
Beberapa garis spektrum atom hidrogen diperlihatkan pada gambar di bawah ini
sedangkan spectrum selengkapnya dapat di lihat melalui tabel di bawah ini.
Teori Mekanika Kuantum
Berdasarkan teori atom Max Planck, dapat ditentukan besarnya energi partikel
(elektron) saat mengelilingi inti pada kulit atom.
Pada tahun 1927, Erwin Schrodinger mengajukan teori atom yang disebut dengan
teori atom mekanika kuantum yang menyatakan bahwa kedudukan elektron dalam atom tidak
dapat ditentukan dengan pasti, yang dapat ditentukan adalah probabilitas menemukan
elektron sebagai fungsi jarak dari inti atom. Daerah dengan probabilitas terbesar menemukan
elektron disebut dengan orbital. Schrodinger memperhitungkan dualisme sifat elektron, yaitu
sebagai partikel sekaligus sebagai gelombang. Temuan Schrodinger memungkinkan kita
untuk menentukan struktur elektronik atom, baik yang berelektron tunggal maupun yang
berelektron banyak.
Pada tahun yang sama, Werner Heisenberg menguatkan teori atom mekanika kuantum
dengan temuannya yang disebut dengan azas ketidakpastian Heisenberg yang menyatakan
bahwa kedudukan partikel seperti elektron tidak dapat ditentukan dengan pasti pada saat yang
sama.
Daerah atau ruang dengan peluang terbesar menemukan elektron disebut orbital,
sedangkan lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu disebut orbit. Salah satu cara
memaparkan orbital adalah dengan pola titik-titik. Densitas (kerapatan) titik-titik menyatakan
besar-kecilnya peluang menemukan elektron di daerah itu. Istilah lain untuk menyatakan
peluang menemukan elektron adalah densitas elektron. Daerah dengan peluang besar
menemukan elektron berarti mempunyai densitas yang tinggi dan seebaliknya.
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau
model atom mekanika kuantum. Awan elektron disekitar inti menunjukkan tempat
kebolehjadian elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama
akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit. Walaupun posisi
kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.
Ciri khas model atom mekanika kuantum, adalah sebagai berikut :
Gerakan elektron memiliki sifat gelombang sehingga lintasannya (orbitnya) tidak
stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang.
Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya.
Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang
pasti, tetapi boleh jadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.
Kelemahan Model Atom Modern :
Persamaan gelombang Schrodinger hanya dapat diterapkan secara eksak untuk
partikel dalam kotak dan atom dengan elektron tunggal.
Bilangan kuantum adalah bilangan yang menyatakan kedudukan atau posisi elektron
dalam atom. Hasil penjabaran persamaan Schrodinger untuk atom hidrogen menunjukkan
bahwa energi suatu elektron ditentukan oleh bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum
azimut (l), dan bilangan kuantum magnetik (m). Kedudukan elektron dalam suatu atom dapat
ditentukan oleh 4 bilangan kuantum, yaitu :
1. Bilangan kuantum utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) menyatakan tingkat energi orbital atau kulit atom. Dan
menyatakan ukuran orbital atom, makin besar harga n, makin besar ukuran orbital yang
ditempati elektron. Bilangan kuantum utama dapat mempunyai nilai semua bilangan bulat
positif, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya. Sama seperti dalam teori atom Neils Bohr, kulit
atom dinyatakan dengan lambang K, L, M, N, O, dan seterusnya.
n=1 ; sesuai dengan kulit K
n=2 ; sesuai dengan kulit L
n=3 ; sesuai dengan kulit M
n=4 ; sesuai dengan kulit N dan seterusnya.
Bilangan kuantum
1 2 3 4
utama (n)
Kulit K L M N
2. Bilangan kuantum Azimut (l)
Bilangan kuantum azimut merupakan ukuran momentum sudut orbital elektron.
Bilangan kuantum azimut menyatakan subkulit (orientasi bentuk orbital) tempat elektron
berada dan menunjukkan jenis subkulit serta bentuk orbital. Harga bilangan kuantum azimut
yaitu dari 0 hingga (n-1).
l=0 menyatakan subkulit s (s= sharp)
l=1 menyatakan subkulit p (p= principle)
l=2 menyatakan subkulit d (d= diffuse)
l=3 menyatakan subkulit f (f= fundamental)
Banyaknya sub kulit dari suatu kulit bergantung pada banyaknya nilai bilangan
kuantum azimut yang di izinkan untuk kulit itu.
Elektron
Jumlah Jumlah orbital
Kulit Subkulit maksimum
n (n2)
(2n2)
K s 1 12 = 1 orbital 2 elektron
L s, p 2 22 = 4 orbital 8 elektron
M s, p, d 3 32 = 9 orbital 18 elektron
N s, p, d, f 4 42 = 16 0rbital 32 elektron
O s, p, d, f, g 5 52= 25 0rbital 50 elektron
s, p, d, f, g,
P 6 62 =36 orbital 72 elekron
h