Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Belajar tentang majas, tentu Anda perlu tahu apa maksud dari majas itu sendiri. Banyak penjelasan atau
definisi dari majas itu sendiri. Namun kurang lebih pengertian itu tidak jauh beda.
Sementara menurut pakar bahasa Gorys Keraf, dalam buku Diksi dan Gaya Bahasa (Komposisi Lanjutan
I) terbitan PT Gramedia Pustaka Utama tahun 2004, di halaman 113, mengungkapkan:
gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa
dan kepribadian penulis.
Lalu menurut Henry Guntur Tarigan, dalam buku Pengajaran Semantik terbitan Angkasa tahun 2009 dalam
halaman 104, menjelaskan:
majas adalah bahasa yang dipergunakan secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar-benar
secara alamiah. Majas, kiasan, atau figurative of speech adalah bahasa kias, bahasa indah, yang
dipergunakan untuk meninggikan dan meningkatkan efek dengan memperkenalkan serta membandingkan
benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan tertentu
dapat mengubah serta menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu.
Kalau menurut blog Arrazi Ibrahim ini,
majas adalah cara berbahasa sehingga menghasilkan nuansa yang lebih indah, imajinatif, dan ekspresif.
Ya, benar secara umum, dapat ditarik kesimpulan kalau definisi majas di atas tidak jauh berbeda.
Penggunaan majas memang membuat penggunaan bahasa lebih menarik, tidak kaku, dan dapat
menghasilkan efek yang lebih mengena.
Berikutnya, mari kita kupas apa saja macam-macam majas yang ada.
Jenis-Jenis Majas
Jika dikategorikan, majas secara umum dapat dimasukkan ke dalam kelompok, sebagai berikut.
1. Majas Perbandingan
2. Majas Pertentangan
3. Majas Sindiran
4. Majas Penegasan
Untuk lebih jelasnya, mari kita telisik satu demi satu jenis dari majas tersebut.
1. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan adalah kata-kata berkias yang memunculkan perbandingan untuk membuat kesan
atau pengaruh tertentu bagi pendengar atau pembaca. Ciri dari majas perbandingan ini adalah adanya hal
yang diperbandingkan, baik secara langsung maupun tidak.Nah, untuk majas perbandingan ini juga banyak
jenisnya. Anda bisa menyimaknya di bawah ini.
A. Majas Asosiasi
Majas Asosiasi atau ada juga yang menyebutnya sebagai perumpamaan adalah majas yang
membandingkan dua hal yang beda, tapi dianggap sama.
Ciri dari majas asosiasi ini, biasanya terdapat kata-kata berikut ini: laksana, bagai, bak, seumpama,
bagaikan, seperti.
B. Majas Metafora
Majas metafora adalah majas membandingkan secara langsung dalam bentuk perbandingan analogis.
Ciri dari majas metafora adalah tidak terdapat konjungsi (kata penghubung) pada kalimat. Majas ini sering
dipakai pada karya sastra seperti syair, puisi, dan sejenisnya.
C. Majas Personifikasi
Majas personifikasi merupakan majas yang mengungkapkan benda yang tidak bernyawa seolah memiliki
sifat seperti manusia.
Ciri umum dari majas personifikasi ini adalah digunakan pada benda mati atau tidak bergerak dan
kemudian diberikan sifat seperti manusia.
Contoh dari majas personifikasi ini bisa dilihat seperti berikut ini:
D. Majas Alegori
Majas alegori adalah majas yang ingin mengungkapkan sesuatu dengan cara kiasan atau penggambaran.
1. Agama merupakan kompas dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh badai serta
gelombang.
2. Al Qur’an adalah rambu yang menjadi pedoman dan penerang untuk menunjuk jalan menuju Allah.
Selama kita patuh dan mengikuti rambu dengan baik, maka insya Allah akan selamat sampai akhir.
E. Majas Simbolik
Majas simbolik adalah majas yang menggunakan benda, hewan atau tumbuhan sebagai simbol untuk
menjelaskan maksud tertentu.
adanya penggunaan kata hewan, benda atau hewan pada majas tersebut.
maksudnya disampaikan secara tersirat.
Contoh majas simbolik misalnya seperti:
F. Majas Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang memakai ciri, merk, atau atribut tertentu untuk menggantikan
pengucapan sebuah benda.
Pada majas metonimia ini terselip ciri adanya pemakaian kata tertentu untuk menggantkan nama general
dari benda tersebut.
G. Majas Sinekdokhe
Majas sinekdokhe merupakan majas yang menyebutkan sebagian untuk seluruh bagian; atau sebaliknya
menyebut seluruh untuk sebagian. Pada majas sinekdok ini terbagi menjadi dua jenis sebagai berikut:
Misalnya, seperti contoh: Sejak minggu kemarin, ia tidak kelihatan batang hidungnya.
Batang hidung tersebut disebutkan dengan maksud untuk menyebut person (orang) tersebut secara
keseluruhan.
Contoh totem pro parte ini seperti: Indonesia bertanding sepakbola melawan Brazil.
Yang dimaksudkan adalah kesebelasan Indonesia melawan kesebelasan Brasil. Namun disebutkan
keseluruhannya yaitu Indonesia.
H. Majas Simile
Majas simile adalah majas yang membandingkan secara jelas dengan memakai kata depan maupun kata
hubung.
Ciri majas simile ini yang paling kentara adalah dengan digunakannya kata seperti ibarat, bak, umpama,
bagai, dan layaknya.
I. Majas Alusio
Majas alusio adalah majas perbandingan yang memakai peribahasa atau kata kiasan yang sudah sering
digunakan. Ciri dari majas alusio adalah penggunaan ungkapan yang tidak di selesaikan, sebab hal itu
sudah umum diketahui.
Contoh dari majas alusio ini seperti:
J. Majas Antropomorfisme
Majas antropomorfisme adalah majas yang memakai kata yang terkait dengan manusia tapi dipakai pada
benda lain.
K. Majas Sinestesia
Majas Sinestesia adalah majas metafora yang mengungkapkan sesuatu yangterkait dengan indera. Ciri
majas sinestesia yang jelas adalah adanya penggunaan indera dalam kalimat tersebut.
L. Majas Antonomasia
Majas antonomasia adalah majas yang menyebutkan sesuatu tidak secara langsung, melainkan dengan
menggunakan sifat yang melekat pada obyek tersebut.
1. Si Gempal
2. Si Pandai
3. Si Keriting
4. Si Rajin
Keempat contoh majas antonomasia di atas adalah dengan menyebutkan sifat yang melekat pada
seseorang. Jelas kan maksudnya?
M. Majas Aptronim
Majas aptronim adalah majas yang melekatkan sifat atau pekerjaan pada bagian nama seseorang.
N. Majas Hipokorisme
Majas Hipokorisme adalah majas yang menggunakan nama panggilan tertentu yang menunjukkan
dekatnya hubungan. Majas ini juga sering dipakai untuk memperlihatkan akrabnya hubungan.
Contoh majas hipokorisme ini seperti:
O. Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang menurunkan kualitas sesuatu dengan maksud untuk merendahkan diri.
Dengan begitu, ada fakta yang dikecil-kecilkan saat penggunaan majas ini.
P. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah kebalikan dari majas litotes. Dengan begitu majas hiperbola ini bisa diartikan
sebagai pengungkapan dengan maksud untuk melebihkan dari kenyataan yang sebenarnya. Sehingga
kemudian terkesan lebay dan tidak masuk akal.
1. Sehari diriku tak bertemu denganmu seperti 10 abad kita tak bertemu.
2. Harga BBM kini meroket ke langit angkasa.
3. Suaranya bagus mengguncang dunia.
Pada tiga contoh majas hiperbola ini terlihat bagaimana pernyataan berlebihan tersebut. Terdapat unsur
melebih-lebihkan yang membuatnya seperti mustahil.
Q. Majas Depersonifikasi
Majas depersonifikasi adalah kebalikan dari majas personafikasi, yaitu mengungkapkan proses atau
kegiatan manusia yang disifatkan kepada hewan atau benda non-manusia.
R. Majas Eufimisme
Majas eufimisme adalah majas yang bermaksud untuk menghaluskan makna. Digunakan kata tertentu
yang lebih halus dari kata lainnya yang terkesan lebih kasar.
S. Majas Disfemisme
Majas disfemisme adalah majas yang menggunakan kata-kata kasar dengan sengaja. Majas disfemisme
ini merupakan kebalikan dari eufemisme.
T. Majas Fabel
Majas fabel adalah majas yang menjelaskan perilaku hewan seolah-olah bisa bertindak seperti manusia.
Ciri dari majas fabel ini adalah adanya hewan atau binatang dalam kalimat tersebut.
1. Kucing itu sedang berdiskusi dengan kucing lainnya untuk menjebak tikus yang lewat.
2. Semut itu sedang bergotong-royong untuk mengangkut makanan yang berserakan itu.
Seperti Anda lihat, pada contoh majas fabel ini ada unsur hewan yang berperilaku seperti manusia. Pada
kalimat di atas terdapat kata “kucing berdiskusi” dan “semut bergotong-royong”.
U. Majas Parabel
Majas parabel adalah majas yang dalam seluruh ceritanya terdapat nilai atau falasafah hidup yang
mendalam.
1. Kisah Mahabarata yang mengisahkan bahwa yang benar pasti akan selalu menang.
2. Hikayat Bayan Budiman yang berisi kisah yang mengajarkan tentang teladan dan kebaikan.
V. Majas Perifrasa
Majas perifrasa adalah majas yang mengungkapkan dengan ungkapan yang lebih panjang untuk
menggantikan ungkapan yang lebih pendek. Ciri dari majas perifrasa ini sering berupa sebutan atau
julukan sesuatu.
2. Dia menempuh studi di negeri kincir angin. (yang dimaksud adalah Belanda)
Seperti yang Anda lihat pada kedua contoh majas perifrasa ini, ada penggantian ungkapan berupa kota
pahlawan dan negeri kincir angin. Penggantian ungkapan itu untuk membuat gaya berbahasa yang lebih
dinamis.
W. Majas Eponim.
Majas eponim adalah majas dengan menggunakan nama sesuatu untuk dipinjam sifatnya terkait degan
konteks kalimat yang diutarakan. Ciri dari amjas eponim ini adalah adanya nama tokoh atau karakter yang
terkenal.
1. Rakyat sedang menunggu kedatangan Robin Hood untuk menumpas ketidakadilan ini.
Pada kedua contoh majas eponim ini terlihat ada Robin Hood dan Gaah Mada, dua karakter yang sudah
dikenal dan sifatnya terkait dengan kondisi yang sedang terjadi.
Selanjutnya, mari kita simak kategori majas selanjutnya yaitu majas pertentangan
2. Majas Pertentangan
Seperti namanya, majas pertentangan adalah majas yang di dalamnya terdapat pertentangan dengan
maksudnya untuk menciptakan efek yang lebih dahsyat. Majas pertentangan ini pun banyak jenisnya.
Berikut ini macam-macam majas pertentangan itu.
A. Majas Oksimoron
Majas oksimoron adalah majas yang di dalam satu frase itu terdapat sebuah paradoks. Ciri penting dari
majas oksimoron ini adalah hal yang seolah bertentangan itu diungkapkan dalam satu frase.
Seperti Anda lihat ada hal-hal yang bertentangan seperti pada kata “isak tangis bahagia”, “cinta dan benci”,
dan “senang dan susah”. Mengerti kan maksud dari majas oksimoron ini?
B. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah majas mengungkapkan dua hal yang berlawanan meski keduanya benar secara
kenyataan. Berbeda dengan oksimoron yang diungkapkan dalam satu frase, pada paradoks tidak
demikian.
Pada ketiga contoh majas paradoks ini, Anda bisa lihat terdapat pertentangan yang keduanya merupakan
benar. Anda juga bisa bandingkan dengan majas oksimoron sebelumnya untuk mengetahui perbedaannya.
C. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menggunakan kata-kata yang memiliki arti bertentangan satu dengan
yang lain. Ciri dari majas antitesis ini, kata yang bertentangan itu sering berdekatan.
Biar lebih jelas, mari lihat contoh majas antitesis berikut ini.
2. Siang malam, pagi sampai petang, lelaki itu bekerja keras untuk keluarganya.
3. Masuk surga atau neraka sangat tergantung perbuatan saat masih hidup.
Bisa Anda lihat kan ada kata “tua-muda”, “siang malam”, dan seterusnya yang bersifat antitesis.
Majas kontradiksi interminus adalah gaya bahasa pengecualian. Sebelumnya disebutkan sesuatu yang
diperbolehkan, dan kemudian diikuti dengan penyangkalan.
Nah, seperti yang Anda bisa lihat, ada makna pengecualian pada kalimat kontradiksio interminus di atas.
E. Majas Anakronisme
Majas anakronisme adalah jenis majas pertentangan yang mengatakan sesuatu di masa lalu, namun
nampak ada yang bertentangan. Ciri dari majas anakronisme adalah dipakai untuk menceritakan hal yang
terjadi di waktu lampau.
Seperti yang Anda tahu Iphone maupun F-16 belum ada di di zaman Galileo Galilei dan Majapahit.
3. Majas Sindiran
Lanjut ke kategori selanjutnya yaitu majas sindiran. Majas sindiran adalah majas yang berisi sindiran untuk
membuat kesan tertentu bagi orang yang mendengar. Macam-macam majas sindiran ini juga banyak. Anda
bisa simak di bawah ini.
A. Majas Ironi
Majas ironi adalah majas yang didalamnya terdapat hal yang ironis. Ciri dari majas ironi ini adalah adanya
hal yang seolah meninggikan, tapi setelah itu menjatuhkan orang tersebut.
Contoh dari majas ironi ini bisa Anda lihat di bawah ini:
1. Kamu rajin sekali, selalu telat datang
Seperti yang Anda lihat, ada dua hal yang bertentangan dalam kalimat majas ironi di atas. Maksudnya jelas
untuk melakukan sindiran.
B. Majas Sarkasme
Majas sarkasame adalah gaya bahasa sindiran namun yang sifatnya kasar, langsung dan menohok.
Berbeda dengan majas ironi yang kesannya halus namun dalem, pada majas sarkasme ini tanpa tedeng
aling-aling langsung menyindir pada sasaran.
Pada gaya sarkasme ini tidak ada sama sekali sopan-santun. Semuanya diucapkan dengan kasar.
C. Majas Sinisme
Majas sinisme adalah jenis sindiran langsung dan sifatnya lebih kasar dari ironi. Sering ungkapan ini
terlontar dalam percakapan langsung.
2. Tambah lama aku bisa jadi stres melihat kelakukanmu yang seperti itu.
D. Majas Satire
Majas satire yaitu majas dengan maksud untuk mengecam atau menertawakan ide seseorang. Pada majas
ini kerap digunakan kombinasi antara ironi, sarkasme, atau parodi.
E. Majas Innuendo
Majas innuendo adalah majas yang bermaksud untuk mengecilkan keadaan yang sebenarnya. Misalnya
contoh majas innuendo seperti berikut:
Majas penegasan adalah jenis majas yang isinya adalah menegaskan sesuatu untuk membuat efek
tertentu bagi yang mendengar maupun membaca. Mengenai macam-macam majas penegasan ini Anda
bisa menyimaknya di bawah ini.
A. Majas Apofasis
Majas apofasis adalah majas yang seolah-olah menyangkal sesuatu, namun justru menegaskannya. Majas
ini sering disebut juga sebagai majas preterisio.
Contoh dari majas apofasis ini misalnya: Jujur saya enggan untuk menjelaskan dalam forum ini bahwa
Anda sudah korupsi uang negara.
Seperti pada contoh apofasis di atas, seolah-alih hendak menyembunyikan sesuatu, namun justru hal itu
menegaskannya.
B. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah pemberian keterangan tambahan untuk hal yang sudah jelas. Keterangan itu
sebenarnya tidak dibutuhkan.
C. Majas Repetisi
Majas repetisi adalah adanya pengulangan kata, frasa, atau klausa dalam sebuah kalimat. Pengulangan
tersebut dimaksudkan untuk menegaskan.
2. Inilah dia pahlawan kita, jagoan kita, dan kebanggaan kita semua.
Seperti yang Anda lihat pada majas repetisi tersebut, ada beberapa pengulangan yang sebetulnya
maknanya sama. Namun hal itu sengaja dilakukan untuk menegaskan hal yang ingin dikatakan.
D. Majas Pararima
Majas pararima adalah majas yang mengulang pada bagian konsonan awal dan akhir dalam sebuah kata
atau pada bagian kata yang berlainan.
1. Kocar-kacir
2. Bolak-balik
E. Majas Aliterasi
Majas aliterasi adalah majas dengan melakukan pengulangan konsonan di awal kata dengan berurutan.
Jadi pada huruf pada awal kata itu, diulang pada kata berikutnya. Majas ini sering dipakai dalam karya
puisi.
Seperti yang Anda lihat, pada contoh majas aliterasi tersebut terdapat pengulangan konsonan secara
berurutan.
F. Majas Paralelisme
Majas paralelisme adalah majas yang sering dipakai dalam puisi. Pada majas ini terdapat penegasan
dengan cara mengulang kata, frasa, atau klausa secara sejajar.
G. Majas Tautologi
Majas tautologi merupakan majas yang mengulang beberapa kali sebuah kata pada kalimat. Terkadang
digunakan kata yang bersinonim.
1. Tidak, tidak, tidak, sama sekali bukan itu yang aku inginkan. Aku ke sini hanya ingin silaturahmi.
2. Tendangan pemain sepakbola itu begitu hebat, dahsyat dan luar biasa.
H. Majas Sigmatisme
Majas sigmatisme adalah majas yang memakai bunyi “s” untuk diulang sehingga menghasilkan efek
tertentu. Majas ini sering kali ditemukan pada sajak maupun puisi.
I. Majas Antanaklasis
Majas antanaklasis adalah majas yang mengulang kata namun maknanya menjadi berbeda. Biar lebih
jelas, bisa dilihat contoh majas antanaklasis berikut ini.
J. MajasKlimaks
Majas klimaks adalah majas yang menjelaskan secara bertingkat dari yang paling bawah ke yang lebih
atas. Contoh dari majas klimaks ini seperti berikut ini:
Dari masyarakat kecil, masyarakat menengah, sampai masyarakat atas, semuanya berjubel memborong
barang di toko itu.
K. Majas Antiklimaks
Majas antiklimaks adalah kebalikan dari majas klimaks. Mulai dari yang terpenting sampai yang yang tidak
penting. Contoh dari majas ini adalah:
Dari kota, desa sampai pelosok semuanya bersyukur atas keberhasilan pemilu yang lancar dan aman.
L. Majas Inversi
Majas inversi adalah majas yang susunannya dibalik dengan menyebutkan predikat terlebih dahulu, baru
kemudian diikuti oleh subjeknya.
Dikejar oleh satpol PP, pedagang kaki lima itu lari tunggang langgang.
Seperti Anda lihat, terdapat penyebutan predikat terlebih dulu sebelum subjek pada majas inversi tersebut.
M. Majas Retoris
Majas retoris adalah majas berupa pertanyaan yang sebenarnya jawabannya terdapat pada kalimat
tersebut. Dengan begitu, pertanyaan ini tidak perlu dijawab.
N. Majas Elipsis
Majas elipsis adalah majas dengan menghilangkan unsur kalimat tertentu. Misalnya seperti pada contoh
berikut ini:
Pada contoh majas elipsis di atas terdapat penghilangan unsur predikat berupa kata “pergi”.
O. Majas Koreksio
Majas koreksio adalah majas yang menyebutkan sesuatu dan kemudian dikoreksi untuk menyatakan
maksud sesusungguhnya.
Silahkan jika saudara-saudara ingin pulang, eh maaf maksudnya silahkan untuk menginap.
P. Majas Polisindenton
Majas polisindenton adalah majas yang memanfaatkan penggunaan kata hubung dalam sebuah kalimat
atau wacana.
Contoh majas polisindenton ini misalnya:
Setelah bangun tidur, aku lalu mandi, setelah itu membantu ibu, dan kemudian berangkat sekolah.
Pada contoh majas polisindenton tersebut terlihat dipakainya kata hubung dalam kalimat.
Q. Majas Asindeton
Majas asindeton adalah kebalikan dari polisindenton. Artinya, pada majas ini tidak digunakan kata
penghubung dalam sebuah kalimat maupun wacana.
Biar lebih jelas, mari lihat contoh majas asindenton berikut ini.
R. Majas Interupsi
Majas interupsi merupakan majas dengan memberikan sisipan keterangan tambahan pada unsur kalimat.
Nah seperti yang Anda lihat, ada sematan keterangan tambahan untuk menjelaskan subyek pada kalimat.
S. Majas Eksklamasio
Majas eksklamasio adalah majas yang memakai kata-kata seru. Contohnya seperti berikut ini:
T. Majas Enumerasio
Majas enumerasio yaitu majas yang menjelaskan secara detail per bagian sehingga keseluruhan kondisi
atau keadaan bisa dipahami pendengar atau pembaca. Contoh penggunaan majas enumerasio ini sebagai
berikut:
U. Majas Preterito
Majas preterito adalah majas yang seolah-olah ingin menyembunyikan sesuatu untuk dirahasiakan. Contoh
majas ini seperti:
Aku tak akan membuka kedoknya kalau dia adalah preman Tanah Abang.
V. Majas Alonim
Majas alonim adalah majas dengan menggunakan variasi nama tertentu. Penggunaan majas ini dengan
maksud untuk menegaskan.
Contoh dari majas alonim seperti
W. Majas Kolokasi
Majas kolokasi adalah penggunaan asosiasi tetap antara sata kata dengan kata lain yang berdampingan
dalam sebuah kalimat.
X. Majas Silepsis
Majas silepsis adalah majas yang menggunakan satu kata yang memiliki lebih dari satu makna dan
berfungsi lebih dari satu susunan sintaksis.
Y. Majas Zeugma
Majas zeugma yaitu majas yang memakai kata tidak logis dan tidak gramatis pada susunan konstruksi
sintaksis kedua. Efeknya kemudian kalimat itu terasa ada kerancuan.
Perlu saya beritahu, nenek saya itu peramah dan juga pemarah.