Anda di halaman 1dari 14

Tugas

............isi sendiri.............

Oleh

NUR FITRIATIN TILU


P00312018082

D-IV ALIH JENJANG KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI
2018
Komunikasi Nifas dalam Menyusui

Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas.
Ibu nifas juga mengalami perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis
maupun psikologis. Setelah melahirkan msalah yang priorits adalah
memberikan ASI sebagai makanan bagi bayinya. Masa menyusui tersebut
seringkali ibu mengalami mayudara hingga berakibat mastimis hal ini di
pengaruhi oleh pemberian ASI yang dilakukan oleh ibu menyusui tidak
benar. Oleh karena itu, diperlukan juga komunikasi pada saat nifas dan
menyusui. Bantuan konseling pada ibu nifas dalam hal adaptasi pada
masa nifas:

1. Teknik menyusui yang baik dan benar


Memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara menyusui yang baik
dan benar. Ada pun tekniknya :
o Sandarkan dada anak ke perut ibu, pastikan kepala anak miring dan
tepat untuk menjangkau payudara ibu.
o Beritahu kepada ibu ketika menyusui anak, perhatikan mereka, tatap
mata anak supaya keakraban antara ibu dan anak terjalin
o Jangan mengobrol ketika menyusui anak karena akan menyebabkan
susu yang keluar menjadi sedikit sehingga anak merasa tidak puas
dan menangis.
2. Perawatan payudara atau manajemen laktasi
Memberitahu kepada ibu untuk selalu melakukan personal hygine. Salah
satunya perawatan pada payudara terutama pada daerah puting dan
areola. Puting susu dibersihkan mengunakan air hangat dan dilap
menggunakan kain bersih. Supaya tidak ada kuman di daerah tersebut
dan tidak menimbulkan penyakit pada anak ketika menyusu. Karena apa
bila hal tersebut tidak diperhatikan maka akan terjadi diare pada anak.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu nifas:
a. Perubahan fisiologis pada ibu nifas, meliputi : proses pengembalian
fungsi rahim, keluarnya lochea, dsb
b. Perubahan psikologis meliputi:
1. Perasaan bangga setelah melewati proses persalinan
2. Bahagia bayi telah lahir sesuai dengan harapan,
3. Kondisi-kondisi yang membuat ibu sedih saat nifas (keadaan bayi
tidak sesuai harapan, perceraian, dsb).

Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus


memperhatikan kestabilan emosi ibu, arah pembicaraan terfokus pada
penerimaan kelahiran bayi, penyampaian informasi jelas dan mudah
dimengerti oleh ibu dan keluarga, dsb. Bantuan konseling pada ibu nifas
dalam hal adaptasi pada masa nifas, teknik menyusui dan perawatan
payudara atau manajemen laktasi. Pemahaman klien terhadap keadaan
dirinya perlu memperoleh bantuan, hal tersebut karena klien masih dalam
kondisi lemah, lelah akibat persalinan, adanya perasaan nyeri setelah
melahirkan, proses invulasi, proses lochea.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fase nifas akan
selalu dilewati oleh semua Ibu setelah melahirkan. Jadi wajib bagi kita
sebagai tenaga kesehatan untuk memberikan infomasi dan bantuan
berupa konseling kepada ibu. hal yang perlu untuk disampaikan kepada
ibu nifas, yaitu tehnik menyusui yang baik dan benar dan perawatan pada
payudara untuk menjaga kesehatan anak. Ketika memberikan informasi
kepada ibu, banyak hal yang perlu diperhatikan ketika memberikan
informasi kepada ibu yaitu kestabilan emosi ibu, informassi yang
disampaikan jelas dan bahasanya mudah dimengerti dsb.
Ada perubahan yang terjadi pada ibu ketika melewati fase ini,
perubahanya yaitu proses pengembalian raim. Ada juga perubahan pada
psikologis ibu yaitu perasaan ibu bahwa dia menjadi seorang ibu ,dsb.
Jadi pada masa nifas banyak sekali informasi yang perlu disampaikan
kepada ibu, dan itulah tugas kita sebagai tenaga kesehatan.
Evidance Based dalam Nifas dan Menyusui

Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata


(Inggris) maka evidence Base dapat diartikan sebagai berikut Evidence
adalah Bukti atau fakta dan Based adalah Dasar. Jadi evidence
base adalah: praktik berdasarkan bukti.
Evidence Based Midwifery (Practice) didirikan oleh RCM dalam
rangka untuk membantu mengembangkan kuat profesional dan ilmiah
dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi akademis. EBM secara
resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni
bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun
2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang 'untuk membantu bidan dalam
mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan
utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi '(Silverton, 2003).
EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada
praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta
sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan
pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan
transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk
praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut.
Jadi pengertian Evidence Base-Midwifery dapat disimpulkan
sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji
menurut metodologi ilmiah yang sistematis.

2. Manfaat Evidence Base


Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence
Base antara lain:

a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan


bukti ilmiah
b. Meningkatkan kompetensi (kognitif)
c. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam
memberikan asuhan yang bermutu
d. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan
klien mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan
teori serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3 Perkembangan Evidence Based dalam Kebidanan Postnatal Care
Pada proses asuhan masa nifas ada beberapa hal yang dahulunya
bahkan sampai sekarang kita lakukan dan ternyata setelah dilakukan
penelitian ternyata tidak bermanfaat dan bahkan merugikan pasien.
NO Tindakan yang Sebelum EBM Setelah EBM
dilakukan
1. Pemakaian Tampon menyerap Tampon dapat
Tampon Vagina pendarahan tapi tidak menyebabkan
mengehentikan infeksi.
pendarahan.
2. Perawatan Bayi benar-benar siaga Untuk mempererat
Terpisah (ibu selama 2 jam pertama. bounding
dan bayi) attachment.
3. Pemakaian Gurita untuk memperbaiki Gurita
Gurita atau bentuk tubuh ibu mempersulit
sejenisnya pemantauan
involusio rahim dan
dapat
menyebabkan
infeksi.
4. Perawatan Tali Perawatan tali pusat dikasih Perawatan tali
Pusat alkohol dan betadine. pusat sekarang
hanya
menggunakan
kasa steril.
Dari tindakan diatas telah dilakukan penelitian sehingga dapat
dikategorikan aman untuk asuhan pada ibu nifas dan bayi baru lahir
sebagai berikut:
A. Penggunaan Tampon Vagina
Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menhentikan
pendarahan, bahkan pendarahan tetap terjadi dan dapat menyebabkan
infeksi.
B. Bounding Attacment
Bounding Attacment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara
ibu dan bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah
kelahiran bayi. Dalam hal ini kontak ibu dan ayah akan menentukan
tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini penggabungan
berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orangtua terhadap
anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam perawatannya.
C. Pemakaian Gurita dan Sejenisnya
Wanita yang setelah melahirkan pasti ingin tubuhnya kembali seperti
semula/ langsing. Maka darti itu kebanyakan orang inigin memakai
gurita/stagen.
Pada dasarnya, dunia kesehatan tidak menganjurkan setiap pasien
bersalin untuk memakai stagen atau gurita. Stagen atau gurita tidak
memberikan efek positif dalam mengecilkan atau mengencangkan perut
karena sifatnya yang pasif. Pada saat memakai stagen atau gurita perut
memang terasa kencang, namun setelah dilepas perut akan kendur
seperti semula.
Ibu yang melahirkan melalui proses operasi, dan jahitan berada di
tengah perut paling tidak memakai gurita setelah satu minggu setelah
persalinan. Ini untuk memberi waktu agar jahitan bekas operasi kering.
Karna jika memakai gurita pada jahitan masih basahakan membuat
jahitan akan parah, jahitan bisa terbuka kembali, atau bahkan bernana
dan akan berakibat infeksi.
Saat hamil otot-otot menjadi kendur, khususnya otot dinding perut
dan dasar panggul. Untuk mengatasinya, jalan paling baik dan sehat
adalah dengan senam atau berolahraga yang dapat kembali
mengencangkan otot dinding perut.
Pengencangan otot panggul bisa juga melakukan senam kegel.
Senam kegel berfungsi untuk menguatkan otot-otot dasar panggul dan
saluran kemih yang mampu mencegah mengompol ketika persalinan
berlangsung. Dan juga bisa melakukan dengan senam nifas yang
dilakukan seusai melahirkan. Senam ini lebih bermanfaat untuk
mengembalikan kekencangan perut usai melahitkan, dengan cara yang
tidak menyiksa dan jauh lebih sehat
D. Perawatan Tali Pusat
Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat.
Telah dilaksanakan beberapa uji klinis untuk membandingkan cara
penanganan tidak ada peningkatan kejadian infeksi pada laka tali pusat
dibiarkan dan tidak melakukan apapun selain membersihkan tali pusat
dengan air bersih. Untuk di waspadai bagi negara-negara yang beriklim
tropis, penggunaain alkohol yang populer dan terbukti ekfektif di daerah
panas alkohol mudah menguap dan menjadi openurunan aktifitasnya,
Bedak antiseptik tuja dapat kehilangan efektifitasnya terutama dalam
suasana kelembapan tinggi (apabila tidak dijaga). Sehingga penggunaan
bahan tersebut dapat meningkatkan infeksi, kecuali bila obat tersebut
dapat dijaga agar tetap kering dan dingin. Kerena tidak ada bukti kuat dari
penggunaan alkohol tersebut mahal serta sulit untuk mendapat bahan
yang berkualitas, untuk sementara agar ibu nifas membiarkanluka tali
pusat mengagering sendiri. Hasil penelkitian tersebut diatas menunjukan
bahwa dewngan membiarkan talipudsat mengering sendiri dan hanya
membersikan tiap hari dengan air bersih , merupakan cara paling cost
effektive untuk perawatan tali pusat.
Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak membubukan apapun di
sekitar tali pusat karena dapaty menyebabkan infeksi. Hal ini disebabkan
karena meningkatnya kelembaban (akibat penyerapan dari bahan tersebut
) badan bayi sehingga menciptakan kondisi yang ideal untuk tumbuhnya
bakteri. Penting untuk dinasehatkan kepada ibu agar tidak membubuhkan
apapun dan hendaknya tali pusat dibiarkan membuka agar tetap
keringatau dibalut dengan kasa kering.

Etika Kebidanan dalam Nifas dan Menyusui

A. Etika Pelayanan Kebidanan


Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (ahlak). (Supardan Suriani. 2008 : 4)
Etika adalah penerapan teori dan proses filsafat moral dalam
kehidupan nyata, etika mencakup prinsip konsep dasar dan nilai-nilai yang
membimbing mahluk hidup dalam berfikir dan bertindak. (Supardan
Suriani. 2008 : 4)
Pelayanan kebidanan adalah bagian yang tidak bisa dilepaskan dari
pelayanan kesehatan secara umum. Pelayanan kebidanan tergantung
pada sikap dan kondisi social ekonomi masyarakat dimana bidan bekerja.
Indikator kemajuan social ekonomi dalam pelayanan kebidanan adalah :
1. Perbaikan status gizi ibu dan bayi
2. Cangkupan pertolongan persalinan oleh bidan.
3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan
4. Menurunnya angka kematian neonatal
5. Cangkupan penanganan resiko tinggi
6. Meningkatnya cangkupan pemeriksaan antenatal.
Dengan meningkatnya kondisi social ekonomi masyarakat akan
mempengaruhi pemanfaatan pertolongan persalinan dengan pilihan
utama bidan sebagai penolong persalinan. Bidan sebagai pemberi
pelayanan kebidanan dan keluarga berencana serta pelayanan kesehatan
pada masyarakat luas harus mempersiapkan diri untuk menghadapi
perubahan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kebidanan.
Disamping itu, keadilan dalam memberikan pelayanan kebidanan juga
merupakan aspek pokok dalam memberikan pelayanan kebidanan.
Pelayanan yang adil bagi masyarakat diawali dengan pemenuhan
kebutuhan yang sesuai bagi klien, keberadaan sumber daya kebidanan
yang selalu siap untuk melayani dan diimbangi dengan penelitiaan untuk
meningkatkan dan mengembangkan pelayanan serta akses yang mudah
ke tempat pelayanan. Tahapan tersebut adalah syarat utama pelaksanaan
pelayanan kebidanan yang aman. Tahap berikutnya adalah sikap
terhadap klien, sesuai dengan kebutuhan klien, dan tidak membedakan
pelayanan kepada siapapun.
Pelayanan kebidanan diberikan secara komprehensif dengan
memperhatikan rasa aman, kenyamanan, privacy, alami dan tepat . Agar
dapat memberikan pelayanan yang baik maka bidan harus memiliki
metode pelayanan yang sistematis, terarah, terukur yang disebut
manajemen asuhan kebidanan yang diawali dengan mengumpulkan data
atau pengkajian, interpretasi data, identifikasi masalah potensial atau
antisipasi tindakan segera baik secara mandiri, kolaborasi maupun
rujukan, selanjutnya membuat rencana tindakan, melaksanakan tindakan,
serta evaluasi yang berkesinambungan terhadap keberhasilan pelayanan
yang diberikan.
Manajemen kebidanan merupakan hal yang memiliki keterkaitan oleh
sebab itu seluruh rangkaian kegiatan harus terdokumentasi dengan baik,
sebagai aspek legal dan informasi dalam asuhan kebidanan. Dokumentasi
yang telah dibuat juga memiliki kegunaan sebagai berikut :
1. Sebagai data atau fakta yang dapat dipakai untuk mendukung ilmu
pengetahuan
2. Merupakan alat untuk membuat keputusan, perencanaan, dan
sebagai control terhadap suatu masalah
3. Sebagai sarana penyimpanan berkas agar tetap aman dan terpelihara
dengan baik.
Pelayanan kebidanan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan tingkat kepuasan rata rata penduduk dan diselenggarakan sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Dimensi kepuasan klien dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Kepuasan yang mengacu kepada penerapan kode etik dan standar
pelayanan profesi, kepuasan ini mencangkup penilaian :
a. Hubungan yang baik antara bidan dan klien yang memungkinkan
bidan memberikan informasi yang diperlukan .
b. Kenyamanan pelayanan
c. Kebebasan melakukan pilihan
d. Pengetahuan dan kompetensi bidan
e. Efektifitas pelayanan
2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan
pelayanan yang bermutu dengan ukuran pelayanan sebagai berikut :
a. Ketersediaan pelayanan kebidanan (available)
b. Kewajaran pelayanan kebidanan (appropriate)
c. Kesinambungan pelayanan kebidanan ( continue)
d. Penerimaan jasa pelayanan kebidanan ( acceptable )
e. Ketercapaian pelayanan kebidanan ( accessible)
f. Keterjangkauan pelayanan kebidanan ( affordable)
g. Efesiensi pelayanan kebidanan ( efficient)
h. Mutu pelayanan kebidanan ( quality)

B. Standar Pelayanan Nifas


Standart 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
Bidan memeriksa dan menilai beyi baru lahir untuk memastikan
pernapasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan
kelaianan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan
kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani hipotermi.
Standar 14 : Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan.
Bidan melakukan pemantauan pada ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan
yang diperlukan. Disamping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal
hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu untuk memulai pemberian
ASI.
Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu keenam setelah
persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan, atau
perujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikann penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI,
imunisasi dan KB.

C. Tujuan PNC
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas adalah :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta
perawatan bayi sehari hari.
4. Memberikan pelayanan KB.
D. Perawatan Pada Masa Nifas
1. Early Ambulation
a. Merupakan kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing
keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas
mungkin berjalan
b. Keuntungan early ambulation :
1) Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat
2) Faal usus dan kandung kencing lebih baik
3) Memungkinkan kita mengajak ibu memelihara anaknya :
memandikan, mengganti pakaian, memberi makanan, dll
2. Diet
Masalah diet perlu mendapat perhatian pada kala nifas untuk
dapat meningkatkan kesehatan dan memberikan ASI, makanan
yang baik mempercepat menyembuhan alat-alat kandungan
3. Miksi dan Defekasi
a. Miksi hendaknya dapat dilakukan secepatnya, sebaiknya
penderita disuruh kencing 4 jam post partum. Bila kandung
kencing penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan
kateterisasi
b. Defekasi harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila
terdapat kesulitan dapat diberikan obat laksans peroral atau per
rectal
4. Perawatan payudara
a. Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil. Supaya
puting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan
untuk menyusui bayinya
b. Bila bayi meninggal, maka laktasi harus dihentikan dengan
cara:
1) Pembalutan mammae sampai tertekan
2) Pemberian obat estrogen untuk supresi LH, seperti tablet
lynoral dan periodel
E. Implementasi Hak hak Ibu Nifas
Beberapa hak hak pasien secara umum adalah :
1. Hak untuk memperoleh informasi
2. Hak untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas
3. Hak untuk mendapatkan perlindungann dalam pelayanan
4. Hak untuk mendapatkan jaminan kesehatan
5. Hak untuk mendapatkan pendampingan suami atau keluarga
dalam pelayanan
6. Hak untuk mendapatkan pelayanan sesuai pilihan.
Untuk memenuhi kebutuhan pasien tersebut, bidan
berkewajiban memberikan asuhan sesuai standar. Standar asuhan
pada ibu nifas telah diatur dalam KEPMENKES 369/ MenKes/ 2007.
Implementasi hak hak untuk ibu postnatal dan bayi, bisa
diartikan dengan gerakan sayang ibu. Gerakan sayang ibu merupakan
suatu gerakan yang dilaksanakan dalam upaya membantu salah satu
program pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup perempuan
melalui berbagai kegiatan yang berdampak terhadap upaya
penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas.
Program ini bertujuan memberikan stimulant dalam memperhatikan
gizi keluarga terutama ibu hamil, dan ibu menyusui.
Metode yang digunakan pada program ini adalah meningkatkan
kepahaman pada keluarga dengan pendampingan dan penyuluhan,
pembentukan komunitas (kelompok masyarakat) yang terdiri dari
masyarakat sasaran dan stakeholders.
Selain hak untuk mendapatkan pendampingan dalam gerakan
sayang ibu, implementasi hak ibu post natal juga dapat berupa hak ibu
dalam menyusui bayi. Kita tidak dapat memaksa ibu untuk menyusui
kalau tidak ingin. Karena menyusui itu juga melibatkan keikhlasan ibu,
bukan hanya sekedar memberikan ASI kepada bayinya. Sebaliknya,
tidak ada seorangpun yang boleh menghalangi seorang ibu memenuhi
haknya untuk menyusui bayinya.
Selain ibu, bayi juga punya hak. Mendapatkan ASI ibu adalah
hak bayi. Hal ini juga diatur dalam konvensi Hk anak pasal 24 yang
menyatakan bahwa anak (atau bayi) berhak atas standar kesehatan
tertinggi yang dapat diadakan. Yang paling essensial dari hak ini
adalah hak hidup si anak. Dia berhak mendapatkan kehidupan yang
layak di muka bumi ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://myblogvimidwifery.blogspot.com/2015/03/makalah-konseling-ibu-
nifas-dan.html. [di unduh 2018 Sept 02]
http://manajemendanfungsinya01.blogspot.com/2013/09/v-
behaviorurldefaultvmlo_6.html. [di unduh 2018 Sept 02]
http://ciie3rosyadi.blogspot.com/2013/12/komunikasi-pada-ibu-nifas.html.
[di unduh 2018 Sept 02]
https://bipolpa.blogspot.com/2016/09/evidence-based-dalam-askeb-nifas-
dan.html. [di unduh 2018 Sept 02]
http://pujalestari-sahdi.blogspot.com/2015/12/evidence-based-pada-masa-
nifas.html. [di unduh 2018 Sept 02]
Simkin P. Comfort in Labor. How you can help your self to a normal
satisfying childborth 2007. Available from: [di unduh 2018 Sept 02]
tersedia di http://Childbirthconnection.org.

Anda mungkin juga menyukai