Oleh:
Dedi Cristian Situmorang NIM. 21030116120029
Dita Aulia Azizah NIM. 21030116120026
Ghalih Hakiki Kavisa NIM. 21030116140126
Izazi Haibati NIM. 21030116140134
FA0 = CA0.V0 , maka volume reaktor sebagai fungsi space time untuk
reaksi fasa cair dan densitas konstan V = V0
(Levenspiel, 1999)
3. Plug Flow Reactor (PFR)
Plug flow reactor adalah suatu alat yang digunakan untuk
mereaksikan suatu reaktan dalam hal ini fluida dan mengubahnya
menjadi produk dengan cara mengalirkan fluida tersebut dalam pipa
secara berkelanjutan (continiuous). Biasanya reaktor ini dipakai
untuk mempelajari berbagai proses kimia yang penting seperti
perubahan senyawa kimia, reaksi termal dan lain-lain. dimana katalis
diletakkan pada suatu pipa lalu dari sela-sela katalis dilewatkan
bahan baku seperti air melewati selasela pasir pada saringan.
Umumnya reaktor jenis ini terdiri dari pipa-pipa yang disusun
paralel, dapat digunakan untuk fase cair dan fase gas. Perbedaan
jenis reaktor ini dengan CSTR terletak pada karakteristik
pengadukannya (Siagian, 2014).
Secara umum, karakteristik reaktor plug flow yaitu:
Aliran berada dalam pipa, arus input dan output belum tentu
mempunyai laju alir yang sama
Reaktor berada dalam system tertutup
Massa dalam reaktor belum tentu tetap
Tidak ada pengadukan dalam arah axial (arah aliran), hanya
ada dalam arah radial, sehingga sifat dan komposisi seragam
dalam arah ini
Densitas, sifat dan komposisi bervariasi dalam arah axial (arah
aliran)
Reaktor dapat dioperasikan steady state maupun unsteady state
Reaktor dapat dilengkapi dengan alat penukar panas
(Levenspiel, 1999)
(Levenspiel, 1999)
2. Kondisi Operasi Sistem Non Adiabatis
Sedangkan kondisi non-adiabatis merupakan kondisi proses
yang berlangsung dengan adanya pertukaran panas antara sistem dan
lingkungannya (Q ≠ 0) sehingga reaktor dengan kondisi ini biasanya
mempunyai jaket yang menyelimuti reaktor sebagai alat penukar
panas.
Neraca energi reaktor batch sistem non-adiabatis:
2. Reaksi Eksotermis
Sedangkan reaksi eksotermis adalah reaksi yang melepaskan
panas, karena menyebabkan adanya transfer kalor dari sistem ke
lingkungan. Reaksi eksotermis selalu ditandai dengan adanya
kenaikan suhu sistem saat reaksi berlangsung, dengan nilai entalpi
bertanda negatif (∆H < 0) dikarenakan energi yang dilepaskan lebih
besar daripada energi yang digunakan untuk reaksi. Contoh reaksi
eksotermis antara lainyaitu reaksi pembakaran, reaksi netralisasi
asam basa, reaksi korosi seperti oksidasi logam, reaksi polimerisasi,
dan reaksi respirasi.
Reaksi pembakaran metana:
C2H4 + 2O2 CO2 + 2H2O
2.1.4 Jenis Reaksi
1. Reaksi Seri
Reaksi seri atau reaksi konsekutif yaitu dari reaktan terbentuk
produk antara yang aktif kemudian lebih lanjut berubah menjadi
produk lain yang stabil. Contoh reaksi seri adalah sebagai berikut:
k1 k2
A R S
Reaksi seri pada skala industri adalah reaksi antara etilen-oksida
dan ammonia berurutan terbentuk mono-etanol-amin, kemudian
reaksi berlanjut terbentuk dietanol-amin dan produk akhir adalah tri-
etanol-amin (Harsanti, 2012).
2. Reaksi Paralel
Reaksi paralel atau reaksi samping (competitive reaction) yaitu
dari reaktan yang sama dihasilkan produk yang berbeda melalui jalur
reaksi yang berbeda pula. Contoh reaksi paralel adalah sebagai
berikut:
Contoh reaksi paralel pada skala industri adalah reaksi oksidasi
terhadap etilen yang akan menghasilkan produk etilen oksida. Selama
reaksi oksidasi berlangsung, sebagian etilen terbakar sempurna dan
menghasilkan produk samping yang tidak diinginkan, yaitu uap air
dan karbon dioksida (Harsanti, 2012).
2.1.5 Jenis Proses Reaksi
1. Reaksi Monomolekuler
Di dalam reaksi unimolekuler atau reaksi monomolekuler,
molekul reaktan tunggal terisomerisasi atau terdekomposisi untuk
2. Reaksi Bimolekuler
Reaksi bimolekular adalah satu reaksi dimana dua molekul
pereaksi yang sama atau tidak bergabung menghasilkan satu atau
sejumlah molekul produk. Contoh reaksi bimolekuler adalah reaksi-
reaksi asosiasi (kebalikan reaksi dekomposisi) seperti berikut ini:
2. Reaksi diesterifikasi
Monoester yang terbentuk kemudian bereaksi dengan 2-EH dengan
bantuan katalis tetra butoxytitanate:
b. Kemurnian : 50 %
c. Impuritas (H2O) : 50 %
Spesifikasi produk
1. Dioctyl phthalate (DOP)
a. Bentuk : oily liquid
b. Kemurnian : 99,21 %
c. Impuritas :
- 2-Ethyl hexanol : 0,22 %
Suhu : 373 K
Tekanan : 1 atm
SENYAWA A B C 𝛥H(kj/kmol)
2-EH -315,247 -1,98E-01 9,96E-05 -3,75E+02
MOP 0,999996367 2,00E+00 -1,42E-02 -1,23E+03
DOP -853,426 -4,49E-01 2,27E-04 -9,89E+02
Reaksi di Reaktor :
k
1. PA + 2-EH 1 MOP
reaksi berlangsung sangat cepat
k
2. MOP + 2-EH 2 DOP + H2O
berlangsung lambat dan membutuhkan katalis (menentukan jalannya reaksi)
(WWW.Dupont.Com)
dapat ditulis :
1. A + B → C
2 C + B → D + E k2 = 5,1652.103.exp (-8.737,7762/R.T) L/kmol.s
(Marshall Sittig p.227)
= 0,0392