DAN
PENGUKURAN EROSI
PERHITUNGAN EROSI
DENGAN
0, 47
Rm 6,119( Rain) 1, 21
m x( Days) m x( MaxP) 0,53
m
Keterangan :
Rm = Erosivitas curah hujan bulanan rata-rata (EI30
(mj.cm/ha/jam/bulan)
(Rain)m = Curah hujan rata-rata bulanan (cm)
(Days)m = Jumlah hari hujan rata-rata bulanan (hari)
(MaxP)m = Curah hujan harian rata-rata maksimal (cm)
Dan ;
12
R ( Rm ) Keterangan : R = Erosivitas hujan tahunan
m 1 rata-rata = jumlah Rm selama 12 bulan.
2) Erodibilitas Tanah (K)
Keterangan :
K = Erodibilitas tanah
M= % debu + % pasir sngt halus x (100 - % liat)
A = Kandungan bahan organik (%)
persen unsur organik (= C organik x 1,724)
B = Nilai struktur tanah
C = Nilai permeabilitas tanah
Hardjiowigeno, 1987, menyatakan bhw Nilai erodibilitas (K) : kepekaan
tanah thdp erosi, makin tinggi nilai K berarti tanah makin peka thdp
erosi.
Nilai erodibilitas (K) untuk bbrpa jenis tanah di Indonesia dpt dilihat
pada Tabel 4.
100(n 1)Ci
S (100)
1,4142 Sk / 100
Keterangan :
N = Jlh grs kontur yg mmotong diagonal jari-jari
Ci = Interval kontur (m)
Sk= Skala peta
1,4142 = Konstanta
Setelah slope ditemukan kemudian dikelompokkan untuk
menentukan kelas kelerengan yang dinyatakan dalam satuan
persen (%). Pada setiap unit lahan diukur jarak datar (jarak pada
peta) dari tempat tertinggi sampai ke tempat yang terendah
sebanyak 10 kali pengukuran kemudian dimasukan kedalam
persamaan menurut Dephut (1985), yaitu :
10
LP 1
L 1
x
10 Cos
Keterangan :
L = Panjang lereng (m)
LP = Jarak datar di peta (cm)
Cos α= Cosinus derajat kelerengan ( o )
Menurut Dephut (1985), bahwa setelah kemiringan
lereng (S) dan panjang lereng (L) ditemukan, maka
faktor kelerengan dihitung menurut persamaan :
Keterangan :
m = 0,2 untuk S < 1%
m = 0,4 untuk S = 3,4 – 4,5 %
m = 0,3 untuk S = 1 – 3,3 %
m = 0,5 untuk S > 5%
Jadi nilai indek panjang dan kemiringan lereng adalah hasil perkalian
antara nilai faktor panjang lereng (L) dengan nilai faktor kemiringan
lereng (S)
Unit lahan yang penutupan lahannya lebih dari satu jenis, rata-rata nilai
faktor CP setiap unit lahan dihitung dengan menggunakan persamaan
menurut Sub BRLKT wilayah IV (1998), sebagai berikut :
(CP)1.a1 + (CP) 2. a2 + ……………………..+ (CP)n. an
CP rata-rata =
A
Keterangan :
(CP)1, (CP) 2, ….(CP)n = Panjang lereng (m)
a1, a2, …………….an = Kemiringan lereng
A = Luas unit lahan (=jumlah a1 + a2 + …….. an).
Tabel 6. Kriteria Tingkat Bahaya Erosi
Kelas bahaya erosi
Solum I II III IV V
Tanah
(cm) Erosi (ton/ha/tahun)
< 15 15 - < 60 60 - < 180 180 - 480 > 480
Dalam (>90) 0-SR I-R II-S III-B IV-SB
Sedang R S B SB SB
> 60 – 90 I II III IV IV
Dangkal S B SB SB SB
30 – 60 II III IV IV IV
Sangat dangkal B SB SB SB SB
< 30 III IV IV IV IV
Keterangan :
0 - SR = sangat ringan, I - R = ringan, II - S = sedang,
III - B = berat IV - SB = sangat berat.
PENGUKURAN
EROSI DENGAN
MENGGUNAKAN PLOT UKUR
1. DAS Barito Kalimantan Selatan
Sub DAS/ Luas (ha) Letak Erosi SDR WR
Sub Sub DAS (kabupaten) (ton/ha/t (%)
hn
S.DAS Barito Hilir 189.186,44 Btla, Banjar & Bjm 5,134319 8,23 5,221
S.DAS Barito 110.264,61 Btla,HSS,HSU, 4,115916 8,35 7,313
Tngah Tpn
S.DAS Mtpura 466.157,77
S.S.DAS Alalak 88.292,83 Btola, Tpn dan 17,28381 8,38 7,889
S.S.DAS R.Kanan 164,768,25 Bjm 66,60984 8,27 13,939
S.S.DAS R Kiwa 213.096,68 Bjr,Bjb dan Bjm 44,66274 8,21 14.205
Tpn, Bjm dan Bjr
S.DAS Negara 1.097.754,4
S.S.DAS Tapin 8 Btla,HSS danTpn 67,8408 8,28 5,146
S.S.DAS Amandit 158.790,15 HSS dan HST 54,99066 8,35 12,400
S.S.DAS Btng Alai 117.921,26 HST,HSU & HSS 50,61741 8,31 10,458
S.S.DAS 136.082,15 Blng,HST dan 81,74741 8,26 10,986
Balangan 202.661,11 HSU 1,633852 8,26 10,483
S.S.DAS Tb 173.969,57 Tabalong & HSU 2,810335 8,27 8,307
Kanan 164.431,93 Tabalong & Barsel 116,6922 8,37 7,819
S.S.DAS Tb kiwa 94.155,01 HSU.HSS,Tbl,Bsel 121,9933 8,43 9,516
S.S.DAS Dn 49.743,30 Btla, HSS &Tpn