BAB I
menentukan nilai sesuatu dalam skup kependidikan atau segala sesuatu yang ada
Dalam kegiatan evaluasi ini ada dua kegiatan pokok yang tidak dapat
kita ingin mengetahui apakah daya serap siswa terhadap bidang studi tertentu baik
atau buruk, maka jelas harus diadakan pengukuran melalui tes. Dari hasil
pengukuran tersebutlah baru bisa diramalkan bahwa daya serap siswa terhadap
yang paedagogis. Dalam kegitan tersebut sudah tentu dituntut adanya suatu
merupakan bagian yang integral, yang tak terpisahkan, dari proses belajar
b. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh atau dicapai dalam
dalam masyarakat
BAB II
MENYUSUNITEM TES
1. Pengertian Tes
Tes adalah suatu cara untuk menadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau kelompok,
sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak yang
perintah.
2. Jenis Tes
Tes sebagai alat ukur mempunyai bentuk atau jenis yang berbeda-beda.
1. Tes individual, yaitu tes yang diberikan hanya pada seorang anak.
1. Tes buatan guru, yaitu tes yang disusun sendiri oleh guru bidang studi
yang bersangkutan.
5
2. Tes verbal, yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh peserta
1. Tes obyektif
2. Tes essay
Dalam uraian berikut ini akan dibicarakan jenis tes diihat dari bentuk
Tes Obyektif
Jenis tes ini sering disebut tes jawaban pendek (short answer), karena tiap-
berbentuk alternatif-alternatif.
Tipe tes ini terdiri dari statement – statement, dimana sebagian dari
statement ada yang benar adapula yang tidak benar. Siswa disuruh memilih
mana statement yang benar dan tidak benar. Misalnya : Berilah tanda silang
(x) pada huruf (B) jika pertanyaan benar pada (S) jika pernyataan salah.
Tipe tes ini terdiri dari statement yang belum lengkap (Stem). Untuk
dua yaitu ; option kunci dan option pengecoh (distraktor). Tugas siswa adalah
Misalnya : Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dari option yang
tersedia dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, … pada lembar
jawaban. Bentuk atau tipe tes pilihan ganda ini dapat dikembangkan dengan
berbagai variasi (variasi bentuk tes ini dibicarakan pada BAB berikutnya).
3. Matching (Menjodohkan)
Matching adalah tipe tes yang terdiri dari dua kolom yang paralel,
statemen soal sedangkan kolom sebelah kanan berisi statemen jawaban. Tugas
salah satu statement yang paling benar yang terdapat disebelah kanan.
4. Completion (melengkapi)
Item tes ini terdiri dari statement atau pernyataan yang belum lenkgap
supaya menjadi lengkap. Pernyataan atau soal dari tipe ini dapat berbentuk
………………………………………………………………………………
Tes Essay
Berbeda dengan bentuk tes obyektif, dimana tes obyektif terdiri dari
beberapa tipe tes, sedangkan tes essay hanya satu bentuk. Tes essay adalah suatu
bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suruhan yang memerlukan
jawaban panjang. Sehingga tes ini sering disebut (long answer) atau tes subyektif,
Meminta penjelasan
Mencari perbedaan
Mencari hubungan
Mengintepretasikan / menafsirkan
Menyimpulkan
Dalam tulisan ini hanya akan disajikan langkah-langkah penyusunan tes objektif.
Kegiatan menyiapkan tes objektif secara garis besarnya dapat digambarkan dalam
a. Blue Print
Blue print juga disebut tabel spesifikasi atau tabel kisi-kisi. Blue print
berisi tentang informasi tentang tes yang akan ditulis. Misalnya menunjukkan
bagian mata pelajaran yang akan diukur, taraf kompetensi yang akan diukur,
banyaknya soal untuk masing-masing kompetensi dan untuk seluruh satu mata uji,
taraf kesukaran masing-masing mata soal dan jenis / bentuk tes yang akan
digunakan.
yang lebih kecil. Bisa juga diperinci melalui bab per bab sampai pada sub masing-
masing bab. Namun suatu hal yang tak boleh dilupakan bahwa arah materi yang
kognitif siswa / mahasiswa itu, yaitu sejauh mana siswa / mahasiswa menguasai
(hierchical).
Taraf tersebut dari yang paling rendah sampai ke yang paling tinggi
adalah;
9
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
4. Analisis
5. Sintesis dan
6. Evaluasi
jangan lupa bahwa mengukur semua kompetensi di atas bukanlah mudah, kadang-
kadang tidak semua, kadang-kadang tidak semua pelajran dapat diukur dengan
kemampuan yang ada, fasilitas, waktu serta tujuan yang ingin dicapai.
Untuk jelasnya berikut ini diberikan tabel Blue-print atau tabel kisi-kisi.
Contoh : I
Bab : 10%
ganda)
- Pemahaman = 25%
10
- Aplikasi = 25%
- Analisis = 1-%
- Sintesis = 5%
- Evaluasi = 5%
Total = 100%
Tabel 01.
TABEL KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER V
BIDANG STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Contoh II
- Bab II = 32%
- Bab IV = 21%
Total = 100%
- Pemahaman
- Aplikasi
- Multiple choice
- Matching
Tabel 02
Pemahaman 1 1 2 4
Aplikasi 1 1 - 2
Total 100% - 10 15 15 40
Contoh III.
TABEL KISI-KISI (BLUE PRINT)
Soal ditulis berdasarkan blue print yang telah disusun. Jumlah soal
hendaknya selalu memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dan tujuan evaluasi.
Soal hendaknya ditata sedemiian rupa agar dari segi strutkur dapat memberi kesan
psikologis yang menyenangkan bagi peserta tes. Struktur soal dapat diatur sebagai
berikut.
13
1. Pola pertama: soal disusun mulai dari yang paling sukar dan berakhir dari
2. Pola kedua: soal disusun dari yang paling mudah dan berakhir dari yang
paling sukar.
3. Pola ketiga: mulai dari soal yang mudah, menuju soal yang lebih sukar sampai
yang paling sukar, kemudian secara teratur berakhir pada yang mudah lagi.
tentang Kaedah Bahasa Indonesia Dalam Penulisan Soal Tes Prestasi Belajar.
I. Penulisan Huruf
A. Huruf Besar
Stem diakhiri dengan tanda tanya (?) atau tanda seru (!)
Penulisan huruf besar yang lainnya dapat dilihat pada ejaan yang
disempurnakan.
B. Huruf Kecil
14
Huruf kecil selalu dipakai diawal option, kecuali pada ketentuan A diatas.
a. Psikolog
b. Conselor
c. Psikiater
d. Evaluator
1. Tanda tanya dipakai pada akhir stem atau option yang berbentuk
pertanyaan.
2. Setelah tanda tanya (?) atau tanda seru (!) diperkenankan memberi
tanda tiitk.
1. Jumlah titik pada akhir stem yang tidak diakhiri dengan tanda tanya
atau tanda seru adalah empat titik (tiga titik untuk elips dan satu titik
a. Pancasila
b. UUD 1945
c. Burung Garuda
konseling.
b. Option berpribahasa
4. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
Contoh:
Bhagawad Gita
Kunjungan Mendikbud
C. Garis Bawah
1. Garis bawah dipaka untuk nama buku, majalah dan surat kabar yang
dikutip.
a. 10 c. 11
b. 9 d. 12
16
3. Kata tidak atau bukan ditulis bergaris bawah pada pernyataan soal
berbentuk nefatif.
a. kepribadian
b. sikap sosial
c. intelektual
d. lingkungan
4. Kata kecuali dalam stem ditulis dengan huruf kecil, dan bergaris
bawah.
a. keadilan Ilahi
5. Kata sebab (dalam bentuk soal hubungan antar hal), ditulis dengan
huruf kecil dan bergaris bawah. Pada pernyataan kedua (setelah kata
sebab) dimulai dengan huruf kecil dan diakhiri dengan tanda titik pada
akhir kalimat.
Contoh: Sinonim kata evaluasi yang tepat pada kalimat “Evaluasi Belajar
a. penilaian
b. penapsiran
c. pengira-ngiraan
d. pendugaan
d. Penggunaan nama orang, nama tempat harus yang sudah dikenal umum
1. Kata depan di, ke, dari harus ditulis terpisah dari kata yang
2. di, ke, dan dari selalu ditulis seringkali pada kata pendeta, daripada,
kemari.
18
Penyusunan item tes yang dibicarakan di bawah ini terbatas pada syarat
penyusunan item tes obyektif. Dalam menyusun item tes obyektif akan
a) Petunjuk Umum
2. Jangan menggunakan kalimat yang langsung diambil dari buku / teks book,
3. Apabila suatu item didasarkan atas suatu pendapat tertentu, harus disebutkan
4. Item suatu tes hendaknya jangan memberikan petunjuk terhadap jawaban item
yang lain
berikutnya.
b) Petunjuk khusus
Petunjuk khsuus adalah suatu pedoman untuk menyusun item tes dalam
a. Item benar salah hendaknya ditulis secara jelas dan difinitif, sehingga tidak
meragukan.
e. Hindari penentuan jawaban yang hanya tergantung kepada satu huruf saja,
d. Stem ditulis disebelah kiri dengan nomor urut, dan option disebelah kanan
jawaban.
sebagai berikut :
1. ____________________________________
2. ____________________________________
3. ____________________________________
4. ____________________________________dst.
Dalam prakteknya, tipe tes pilihan ganda merupakan bentuk yang palig
banyak digunakan oleh seorang pendidik / guru. Sebab dengan variasi bentuk
tes ini, dapat melatih kemampuan kognitif dalam taraf tinggi seperti : aplikasi,
tentang :
3. Melengkapi berganda
5. Analisa khusus
21
Bentuk ini tediri dari stem yang merupakan suatu pernyataan yang
benar/paling benar.
Contoh :
a. Variasi ke-1
a. motoris
b. visualis
c. ouditif
d. komplektif
b. Variasi ke-2
kecuali…
a. prestasi belajar
c. intelegensi (iq)
c. Variasi ke-3
22
a. materi pengajaran
c. kemampuan siswa
Soal ini terdiri dari dua pernyataan. Dari kedua pernaytaan itu dapat
Contoh :
hubungan sebab-akibat.
sebab-akiabt.
Contoh soal :
Sebab
23
pertama hanya ada satu jawaban benar, tetapi dalam bentuk ini jawaban
Contoh :
Contoh soal :
4. kemampuan guru
Contoh :
Gambar Sosiogram :
7 4
1 5 2
3 9 8
10 13
11 12
Soal :
Dalam gambar hubungan analisa sosial di atas, anak yang terisolir adalah:
a. 1 d. 4
b. 2 e. 7
25
c. 3
5. Analisa Kasus
sebenarnya.
Contoh :
Soal :
Sebuah benda digantung dengan pegas, dengan H0 adalah tinggi benda dari
benda akan berayun naik turun secara harmonis dengan frekwensi ayunan
per detik.
Sebelum dijelaskan beberapa syarat penulisan item tes ini, maka perlu
tanya, kalimat suruh, kalimat utuh (pernyataan) dan kalimat tidak utuh.
Contoh :
tanya)
2. Option; ialah suatu kata atau kalimat yang merupakan kelengkapan dari
(dstractions).
Contohsoal :
a. satu bagian
Setelah kita kenal bentuk tes seperti di atas, maka barulah kita
membicarakan syarat penyusun tes pilihan ganda yang berlaku untuk semua
variasinya.
yang layak dikemukakan sebagai suatu stem atau soal, bukan hanya
sekedar deretan kata atau kalimat yang tidak bernilai sebagai suatu soalan.
tata kalimat yang benar, dan tidak mengundang maksud untuk menjebak
katanya.
7. Untuk setiap soal hanya terdapat satu jawaban benar atau hanya satu
8. Usahakan agar umpan (distractor) mirip betul dengan kunci (key) sehingga
ujian.
13. Perhatikan taraf isi soal, hendaknya cocok seperti tabel kisi-kisi yang
15. Sedapat mungkin hindari penggunaan “semua di atas benar” atau “semua
16. Jumlah option masing-masing soal dari satu ungkapan soal hendaknya
sama.
17. Hindari penulisan soal yang terpisah atau terpotong kehalaman berikutnya.
29
BAB III
1. Tes Essay
Pemberian skor tes essay dapat ditempuh dua cara yaitu : a) dengan
method).
Ialah suatu cara menilai dengan menyiapkan sebuah acuan atau model
tertentu dari tiap-tiap nomor soal atau jawaban. Tiap-tiap jawaban dianalisa
dengn skala tau norma yang digunakan. Kemudian jawaban anak dicocokkan
Misalnya :
Sebuah tes essay, dengan bobot lima (5) artinya jika tes tersebut dijawab
benar anak dapat skor = 5 (lima). Jawaban tes tersebut dianalisa menjadi lime
elemen yaitu I, II, III, IV, dan V. Kemudian jawaban anak dibandingkan dengan
elemen yang telah disiapkan. Jika jawaban anak hanya memuat 4 (empat) elemen
dan benar maka anak memperoleh skor untuk nomor tersebut 4 (empat). Demikian
Cara ini tidak diabgi menjadi beberapa elemen tetapi pemeriksa harus
memabca seluurh jawaban masing anak, setelah itu baru diletakkan pada masing-
masing klasifikasi,misal : sangat baik, baik, sedang, kurang, sangat kurang. Cara
31
seperti ini dikerjakan terus menerus sampai pada semua jawaban anak. Metode ini
akan lebih baik jika pemeriksa dapat mengulang atau mengecek kembali apakah
klasifikasi di atas tadi sudah tepat atau belum. Setelah itu barulah diberi skor
Skor yang diperoleh anak atas klasifikasi ini adalah skor dari seluruh tes.
Bilamana acuan norma yang digunakan adalah penilaian Acuan Patokan dengan
Jika kita ingin menggunakan penilaian acuan patokan dengan skor tertinggi adalah
10 (sepuluh), maka masing-masing klasifikasi di atas tadi dibagi dua lagi yaitu:
a = 10
SB
b=9
c=8
B
d=7
e=6
SD
f=5
---------5,5
g=4
KR
h=3
i=2
SK
j=1
32
2. Tes Obyektif
SK = (B – S) x Bt
Keterangan :
= Jumlah
Sk = Skor
B = Benar
S = Salah
Bt = Bobot
Sk = B x Bt
Keterangan :
Sk = Skor
B = Jumlah benar
Bt = Bobot
Sk = B x Bt
Sk = Skor
B = Jumlah benar
Bt = Bobot
(𝐵−𝑆)
Sk = 𝑥 𝑏𝑡
𝑛−1
33
Keterangan :
Sk = skor
n = jumlah option
1 = Bil. Tetap
Bt = Bobot
Rumus ini dapat digunakan untuk semua variasi tipe pilihan ganda.
34
BAB IV
Mengubah skor mentah menjadi skor standar yang dibicarakan berikut ini
terbatas untuk tipe tes obyektif. Sebab tes essay sesuai dengan fungsinya maka
akan lebih tepat diukur dengan menggunakan PAP, seperti telah diuraikan didepan
dengan variasi yang tidak terlalu banyak. Sedangkan dalam tipe tes obyektif
memiliki variasi skor yang sangat heterogen sebab masing-masing tipe memiliki
variasi tes obyektif serta jumlah soal yang relatif banyak. Dengan kemungkinan
itu sudah tentu diperoleh siswa. Dengan kata lain skor mentah perlu dianalisa,
Untuk mengubah skor mentah menjadi skor standar ada dua pendekatan
(PAN).
membandingkan skor yang dicapai anak atau siswa dengan nilai yang telah
b. Patokan yang disusun berdasarkan Mean ideal (Mi), dan Standar Deviasi ideal
(Sdi)
a. PAP dilihat dari prosentase tingkat penguasaan materi. Cara ini menggunakan
kelompok.
Dalam cotoh dibawah ini diuraikan PAP skala lima sebagai berikut:
Nilai
Tingkat penguasaan materi
Angka Huruf
90 % - 100 % 4 A
80 % - 89 % 3 B
65 % - 79 % 2 C
55 % - 64 % 1 D
0 % - 54 % 0 E
Contoh penggunaannya :
Tes evaluasi pendidikan terdiri dari ; 85 item, dengan demikian maka skor
maksimal ideal adalah 85 (bobot soal adalah 1). Erma mampu mengerjakan
Jawab :
80
Penguasaan 80 % = 100 x 85 = 68,00
65
Penguasaan 65 % = 100 x 85 = 55,25 (55)
36
55
Penguasaan 55 % = 100 x 85 = 46,75 (47)
Nilai
Tingkat penguasaan materi
Angka Huruf
71 - 85 4 A
68 - 70 3 B
55 - 67 2 C
47 - 54 1 D
0 - 46 0 E
Cara menyusun; baris disebelah kiri didapat dari perhitungan prosentase, yang
disebelah kanan dicari dengan cara: tuliskan skor maksimal idial paling atas
(85) selanjutnya mengurangi 1 angka disebelah kiri yang berada di atas kelas
Standar PAP dapat dirubah sesuai dengan tujuan evaluasi, materi yang diukur dan
pertimbangan lain yang berorientasi pada mutu atau kebermanfaatan untuk peserta
didik.
Nilai
Tingkat penguasaan materi
Angka Huruf
85 % - 100 % 4 A
75 % - 84 % 3 B
65 % - 74 % 2 C
55 % - 64 % 1 D
0 % - 54 % 0 E
37
adalah skala sebelas artinya skor tertinggi adalah 10 dan terendah adalah 0.
Sehubungan dengan hal itu, penulis mencoba memberikan acuan patokan yang
𝑋
ST = ∑ 𝑆𝑀𝐼 x 100 (untuk nilai puluhan)
𝑋
ST = ∑ x 10 (untuk nilai satuan)
𝑆𝑀𝐼
Keterangan :
ST = Skor standar
= Sigma / jumlah
dengan batas kelulusan pada PAP yaitu 65%. Semua siswa memperoleh skor (ST)
Contoh penggunannya :
Bidang studi yang dievaluasi adalah : PMP. Jumlah soal / item adalah 90.
Peserta testing adalah : Erma, Era, Eka, Edi, dan Eva. Setelah diperiksa ternyata
Erma = 70 Eka = 50
Era = 65 Edi = 85
Eva = 80
Jawab :
Jumlah item = 90
Bobot soal =1
SMI = 90 x 1
= 90
70
Skor standar Erma = 90 x 100 = 77,8 (78)
65
Skor standar Era = x 100 = 72,2 (72)
90
50
Skor standar Eka = 90 x 100 = 55,5 (56)
85
Skor standar Edi = 90 x 100 = 94,4 (94)
80
Skor standar Eva = 90 x 100 = 88,8 (89)
Melihat dari skor standar di atas, maka Eka tidak lulus karena ST-nya masih di
b. Nilai Patokan Yang Disusun Berdasarkan Mean Ideal (Mi) dan Standar
Deviasi (SDi)
Norma ini juga didasarkan atas penguasaan kompetensi yang diajarkan. Norma
yang disusun sangat erat hubungannya dengan jumlah item dan bobot untuk tiap-
tiap item. Berdasarkan atas jumlah item dan bobot itu akan diperoleh skor yang
39
1. Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI), adalah suatu skor yang diperoleh
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa SMI adalah penjumlahan hasil kali
berikut :
Mi = ½ x SMI
------ 10
M + 2,25 SD
------ 9
M + 1,75 SD
------ 8
M + 1,25 SD
------ 7
M + 0,75 SD
------ 6
M + 0,25 SD
------ 5
M - 0,25 SD
------ 4
M - 0,75 SD
------ 3
M - 1,25 SD
------ 2
M - 1,75 SD
------ 1
M - 2,25 SD
40
------ 0
Contoh penggunaannya :
Jika salah seorang peserta tes memperoleh skor 85, berapakah skor
sntadarnya?
Jawab :
b. Menentukan Mi = ½ x SMI
Mi = ½ x 100
= 50
1
c. Menentukan SDi = x Mi
3
1
= 3 x 50
41
= 16,67
88-… = 10
79-87 = 9
71-78 = 8
63-70 = 7
54-62 = 6
46-53 = 5
42
38-45 = 4
29-37 = 3
21-28 = 2
12-20 = 1
0-11 = 0
Jadi siswa yang mendapat skor 85, memperoleh skor standar = 9.
membandingkan skor yang diperoleh siswa dengan skor rata-rata yang dicapai
oleh kelompoknya.
b. Menyusun tabel kerja untuk mencari Mean (M) dan Standar Deviasi
(SD)
Contoh penggunaannya :
14 Sariati 35 30 Toni 53
15 Puspa 28 31 Erda 44
16 Sutarmi 31 32 Erma 38
R = 58,5 – 3,5
= 45
𝑅
i maksimum =7
45
= 7
= 6,43
𝑅
i minimum = 15
45
= 15
= 3,0
Kls
X f fX X1 fX1,2
Interval
57 – 59 58 1 58 21,66 469,16
54 – 56 55 0 0 18,66 0
51 – 53 52 2 104 15,66 490,47
48 – 50 49 2 98 12,66 320,50
45 – 47 46 2 92 9,66 186,63
42 – 44 43 3 129 6,66 133,07
39 – 41 40 3 120 3,66 40,19
36 – 38 37 4 148 0,66 1,74
33 – 35 34 4 136 -2,34 21,90
30 – 32 31 4 124 -5,34 144,06
44
27 – 29 28 2 56 -8,34 139,11
24 – 26 25 2 50 -11,34 257,19
21 – 23 22 0 0 -14,34 0
18 – 20 19 1 19 -17,34 100,68
15 – 17 16 1 16 -20,34 413,72
12 – 14 13 1 13 -23,34 544,76
- - N = 32 1163 - 3464,23
fX fX1,2
∑ 𝑓𝑋
M = 𝑁
1163
= 32
= 36,34
∑ 𝑓𝑋 1.2
SD =√ 𝑁
3464,23
=√ 𝑁32
= √108,25718
= 10,40
-----10
M + 2,25 SD = 36,34 + (2,25 x 10,40) = 36,34 + 23,40 = 59,74
-----9
M + 1,75 SD = 36,34 + (1,75 x 10,40) = 36,34 + 18,20 = 54,54
-----8
M + 1,25 SD = 36,34 + (1,25 x 10,40) = 36,34 + 13,00 = 49,34
-----7
M + 0,75 SD = 36,34 + (0,75 x 10,40) = 36,34 + 7,80 = 44,14
45
-----6
M + 0,25 SD = 36,34 + (0,25 x 10,40) = 36,34 + 2,60 = 38,94
-----5
M - 0,25 SD = 36,34 - (0,25 x 10,40) = 36,34 – 2,60 = 33,74
-----4
M - 0,75 SD = 36,34 - (0,75 x 10,40) = 36,34 – 7,80 = 28,54
-----3
M - 1,25 SD = 36,34 - (1,25 x 10,40) = 36,34 – 13,00 = 23,24
-----2
M - 1,75 SD = 36,34 - (1,75 x 10,40) = 36,34 – 18,20 = 18,14
-----1
M - 2,25 SD = 36,34 - (2,25 x 10,40) = 36,34 – 23,40 = 12,94
-----0
Berdasarkan tabel konversi di atas dapat dibandingkan skor yang
diperoleh siswa dengan skor standar norma. Siswa yang dinyatakan lulus adalah
tidaklah berhenti sampai disana. Skor yang diperoleh dalam bentuk angka atau
kwanitas itu perlu diinterpretasikan dalam penilaian yang berifat kwalitas. Sebab
tentu akan menuntut berbagai jawaban antara lain : siswa itu pintar, siswa itu
Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam sistem perpencaran skor
standard deviation
commulative 0,13% 2,14% 13,59% 34,13% 34,13% 13,59% 2,14%0,13%
percentages
rounded -4σ -3σ -2σ -1σ σ +1σ +2σ +3σ
Percentile
equivalents
1 5 10 203040 50 60 70 80 90 95 99
typical standard
scores
z – scores -40 -30 -20 -10 0 +10 +20 +30
T – scores 20 30 40 50 60 70 80
Stanine 123456789
Keterangan
0 = titik tengah (Mean) daerah kurva normal
σ = standard deviasi (SD)
+ = daerah positif kurva normal (0 s/d + 40)
47
Dari kurva normal diatas kita bisa menyusun pedoman konversi dari skor
kwantitas kepada skor kwalitas kepada skor kwalitas diketaui -40 dan + 40
merupakan daerah kurva yang terlalu jauh dari kenormalan. Karena itu dalam
M + 2 SD ≤ N M + 3 SD = sangat baik
M + 1 SD ≤ N < M + 2 SD = baik
M – 1 SD ≤ N < M + 1 SD = sedang
M – 2 SD ≤ N < M – 1 SD = kurang
Contoh penggunaannya :
Diketahui : M = 36,34
SD = 10,40
berikut:
M + 2 SD ≤ N M + 3 SD
M + 1 SD ≤ N < M + 2 SD
M – 1 SD ≤ N < M + 1 SD
M – 2 SD ≤ N < M – 1 SD
M – 3 SD N < M – 2 SD
48
M + 1 SD ≤ N M + 3 SD = baik
M – 1 SD ≤ N < M + 1 SD = sedang
M – 3 SD N < M – 1 SD = kurang
M ≤ N M + 3 SD = baik
M – 3 SD N < M = kurang
standar lainnya seperti Z-skor, T-skor, berdasarkan pencaran skor – skor standar
normal.
𝑐𝑓𝑏+1/2𝑓𝑝
P= 𝑥 100
𝑁
Keterangan :
P = Persentil
Cfb = Cumulatif frekwensi below, yaitu jumlah frekwensi yang mendapat skor
N = Jumlah subyek
Contoh :
10 1 6 6 10
9 9 9 9 7
8 8 8 8 7
7 7 7 7 7
6 6 6 6 6
5 5 5 5 5
4 4 4 4 4
4 4 4 4 2
3 3 3 3 2
50
5 5 5 5 5
Berapakah persentil skor 8?
X C Cf
10 2 50
9 4 48
8 4 44
7 7 40
6 7 33
5 10 26
4 9 16
3 4 7
2 2 3
1 1 1
Total 50 -
1
40+ (4)
2
P = 𝑥 100
50𝑁
40+2
P = 𝑥 100
50
42
P = 50 𝑥 100
P = 84
Jadi persentil skor 8 adalah 84. P = 84, maka Z-skornya kurang lebih =
+1,0 sedangkan T-skornya kurang lebh = 60. (Perhatikan pencaran skor standar
BAB V
mempunyai makna yang sangat penting baik dari segiguru yang mengajar, anak
atau siswa yang bersangkutan serta lembaga pengelola pendidikan. Agar skor
yang diperoleh siswa itu bermakna secara tepat, maka salah satu faktor yang perlu
membedakan antara anak yang pandai dengan anak yang tidak pandai, anak yang
siap dalam pelajaran tertentu dengan anak yang tidak siap. Mengingat bahwa
pelaksanaan pembakuan tes adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah, sehingga
sebagai berikut :
tabel tersebut telah tersusun rencana atau materi yang akan diukur.
3. Teknik pembakuan tes dapat dipilih satu dari yang dianjurkan, serta dipilih
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh dalam pembakuan tes ini adalah :
5. Validitas tes
Item tes tidak boleh terlalu sukar dan tidak boleh terlalu mudah. Sebuah
item yang terlalu mudah memungkinkan semua anak dapat menjawab dengan
benar. Item seperti itu bukanlah suatu item yang baik. Jadi item yang baik adalah
Angka tersebut diatas dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
∑(𝑊𝐿 + 𝑊𝐻 )
DK = x 100%
𝑁
Keterangan :
DK = Derajat kesukaran
53
Langkah-langkah Mencari DK
1. Buatlah tabel data, yang memuat semua skor dari hasil testing dan disusun
berurutan dari skor tertinggi sampai skor terendah. Tabel dapat memuat
27% dari jumlah peserta tes atau 27% dari N. Sedangkan yang 46% ditengah-
tengah dibuang, dalam arti tidak dipersoalkan dalam analisis karena tidak
No item WL WH WL + WH WL + WH
Dst
54
Contoh penggunaannya :
Suatu tes hasil belajar terdiri dari 15 item dalam bentuk tes obyektif masing-
Hasilnya ditabulasikan dalam tabel 01. Carilah derajat kesukaran (DK) masing-
masing itemnya!
Jawab
Item Tes
No Nama NRP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
1 Agung 215 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
2 Mahmud 221 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 13
3 Bakri 230 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 13
4 Rusmini 225 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 11
5 Yusuf 212 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 10
6 Idrus 218 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 10
7 Bagus Mas 227 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 9
8 Indrawati 219 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 8
9 Aminah 223 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 8
10 Amir 213 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7
11 Anwar 214 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 7
55
12 Sunadi 231 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 7
13 Abdulah 211 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
14 Gandri 216 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 6
15 Suryadi 224 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 6
16 Yasa Wibawa 228 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6
17 Jayarsa 220 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5
18 Saminah 226 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4
19 Niraini 229 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 4
20 Hermin 217 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
21 Ahmad 222 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
N W WH 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 2 3 6 5
WL 1 2 2 3 5 4 6 5 6 6 6 6 5 3 6
27 617
N = 21, maka : 100 x 21 = 100 x 6,17 = 6
No Item WL WH WL + WH WL - WH
1 1 0 1 1
2 2 0 2 2
3 2 0 2 2
4 3 0 3 3
5 5 0 5 5
6 4 2 6 2
7 6 0 6 6
8 5 0 5 5
9 6 0 6 6
10 6 0 6 6
11 6 1 7 5
12 6 2 8 4
13 5 3 8 2
14 3 6 9 3
15 6 5 11 1
- - - - -
∑ 𝑊𝐿 + 𝑊𝐻
DK = x 100%
𝑁
Keterangan :
Suatu tes hendaknya mampu membedakan anak yang satu dengan yang
lainnya. Jika tidak, maka tes itu bukanlah tes yang baik. Misalnya dari 21 orang
Untuk mengatasi hal seperti itu perlu diketahui daya beda suatu tes, artinya
menyebutkan bahwa daya beda (DB) yang baik adalah 0,40 ke atas dan 0,20 ke
belajar.
2. Bobot mata kuliah / bidang studi yang ditentukan oleh besarnya angka
kredit.
semester (ulangan umum) untuk bidang studi mayor dengan kredit 4 maka daya
∑(𝑊𝐿 − 𝑊𝐻 )
DB = 𝑁
DB = Daya Beda
Daya beda (DB) dari masing-masing item dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut :
𝑊𝐿 − 𝑊𝐻
DB = 𝑁
memenuhi syarat dan item mana yang tidak memenuhi syarat. Item yang tidak
memenuhi syarat berarti perlu diadakan perbaikan atau revisi. Salah satu hal yang
masing-masing option.
Option
Kelompok
A B C D E
Atas
Bawah
a. Option Kunci
1. Jumlah pemilih kelompok atas dan bawah tidak kurang dari 25% tetapi
Jumlah pemilih kelompok atas dan bawah minimal 25% kali satu
perdua kali jumlah option pengecoh, kali jumlah kelompok atas ditambah
kelompok bawah.
62
1
PKA + PKB ≥ { 0,25 x 2𝑥 x (n1 + n2) }
Keterangan :
0,25 = 255
Contoh soal :
Misalnya murid yang dites sebanyak 50 orang, dengan bentuk tes piilhan
Setelah ditabulasi ke dalam tabel data, kemudian ditentukan 27% (0,27) kelompok
Option a = 3 orang
Option b = 8 orang
Option c = 3 orang
Option d = 0 orang
Option e = 0 orang
63
Option a = 5 orang
Option b = 3 orang
Option c = 4 orang
Option d = 2 orang
Option e = 0 orang
Option
Kelompok
A B C D E
Atas 3 8 3 0 0
Bawah 5 3 4 2 0
11
= x 100 %
28
= 39%
Disamping itu jumlah pilihan kelompok atas lebih besar dari kelompok bawah
b. Option Pengecoh
1. Option a
1
PKA + PKB ≥ {0,25 x 2𝑋 x (n1 + n2)}
1
3 + 5 ≥ {0,25 x 2𝑋4 x (14 + 14)}
1
8 ≥ {0,25 x 8 x 28}
8 > 0,875
2. Option c
7 > 0,85
3. Option d
Data yang diperoleh adalah 2 > 0,875 sehingga option d adalah efektif.
4. Option e
4. Validitas Tes
Suatu tes dapat dikatakan valid jika tes tersebut betul-betul mengukur apa
yang hendak diukur. Apabila tes tersebut tidak mengukur apa yang hendak diukur
dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Ada dua jenis
validitas yaitu validitas logis (logical validity) dan validitas emperik (empirical
telah dirancang dengan baik dengan mengikuti teori dan ketentuan lain seperti
atas hasil uji-coba (try out) terhadap responden. Jumlah responden yang
sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Sedangkan Nunnally
times as many persons as items otherwise the results will be misleading. Jumlah
sampel yang besar antara 300 sampai 400 orang atau sedikitnya lima kali jumlah
butir dari suatu alat ukur akan memberi peluang yang lebih besar item atau butir
tersebut valid dan reliabel, dan sebaliknya sampel yang kecil kemungkinan
Suatu tes dikatakan memiliki validitas isi apabila isi tes (soalan)
mencakup seluruh isi mata pelajaran yang akan diujikan. Salah satu cara yang
dapat ditempuh dengan cara ini adalah menyusun tabel kisi-kisi soal
dengan alat pengukur lain yang dipandang sebagai kreteria atau pedoman
Dilihat dari kreteria yang diguankan maka creterion related ini dapat
Yaitu suatu validitas yang dapat dilihat dari hasil korelasi antara
dua buah tes yaitu tes yang dicari validitasnya dengan tes yang telah
dimiliki kriteria validitas yang diberikan kepada testee dalam waktu yang
bersaman (perbedaan waktu pelaksanaan tes tidak boleh terlalu jauh atau
lama) misalnya : tes yang dibuat oleh guru kelas, sedangkan kreteria
Kemudian kedua tes tersebut dalam waktu bersamaan atau berselang satu
untuk yang akan datang, misalnya alat ukurnya adalah tes seleksi masuk
empiris.
Skema Validitas
a. content validity
Nomor Butir
Rpdn Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
6 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7
7 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7
8 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6
9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
68
10 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 6
11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
12 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6
13 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 5
14 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 4
15 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 3
16 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 5
17 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 6
18 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 5
19 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 5
20 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 4
pi 0.750 0.700 0.600 0.700 0.600 0.700 0.700 0.800 0.650 0.300
qi 0.250 0.300 0.400 0.300 0.400 0.300 0.300 0.200 0.350 0.700
Mi 7.067 7.286 7.417 6.929 7.250 7.000 6.500 6.625 7.308 7.500
Mt 6.500 6.500 6.500 6.500 6.500 6.500 6.500 6.500 6.500 6.500
SD 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933 1.933
r-pbi 0.508 0.621 0.581 0.339 0.475 0.395 0.000 0.129 0.569 0.339
r-t 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
St btr Valid Valid Valid drop Valid drop drop drop Valid drop
tekan enter
2. Mencari proporsi butir ke-i (pi) yaitu butir yang dijawab benar:
tekan enter
Tekan enter
Tekan Ctrl-R
=SUMIF(B3:B22,">0",$L$3:$L$22)/SUMIF(B3:B22,">0")
Tekan enter
Tekan Ctrl-R
=AVERAGE($L$3:$L$22)
Tekan enter
Tekan Ctrl-R
=STDEV($L$3:$L$22)
Tekan enter
Tekan Ctrl-R
=((B25-B26)/B27)*(SQRT(B23/B24))
Tekan enter
Tekan Ctrl-R
Cari r-kritis pada table r-product moment dengan N = 20. Ada dua
Pilih salah satu, yang 5% lebih rendah dari 1%. Berikut dipilih 5%
maka diperoleh r-t sebesar 0,444 kemudian ketik pada cel B29
Tekan Ctrl-R
=IF(B28>B29,"Valid","drop")
Pertanyaan:
1. Sebutkan butir/item tes yang valid dan drop!
2. Mengapa item/butir tes tersebut valid atau drop?
3. Apa tindakan kita terhadap butir/item yang drop?
71
Tugas
1. Buatlah 25 tes prestasi belajar objektif dengan 5 option dan bobot masing-
masing 1 (satu).
2. Analisislah validitas item-itemnya!
4. Reliabilitas Tes
artinya jika instrument/tes tersebut diteskan terhadap suatu objek yang sama pada
waktu yang berbeda maka hasilnya akan tetap sama (ini disebut konsiten).
dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrument sebagai alau ukur,
sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Dwi Endra Suanthara (2009:60)
1. Sebagai kemantapan hasil mengukur ulangan dengan tes yang sama, yang
2. Sebagai kemantapan hasil mengukur dengan dua tes yang paralel, yang
konsistensi internal.
Reliabel sering disebut “dapat dipercaya” atau ajeg atau sama dengan
teks adalah sama yang digunakan dalam waktu yang berbeda, atau antara alat
72
pengukur yang setara, atau antar bagian-bagian alat ukur yang sama yang
menjadi tiga macam yaitu : 1) metode tes ulang, 2) metode bentuk sejajar, 3)
Dalam metode ini tes yang sama diberikan kepada suatu kelompok yang
sama dalam dua kesempatan yang berlainan. Misalnya : minggu pertama tes
diberikan tes pertama dikorelasikan dengan hasil tes kedua. Koefisien korelasi
Dalam metode ini digunakan dua tes yang sejenis atau equivalen, baik dari
segi isi, bentuk (form) maupun aspek-aspek lainnya. Kedua tes ini diberikan
kepada kelompok subyek tanpa adanya tenggang waktu (waktu bersamaan). Skor
Metode ini sebenarnya metode satu kali tes. Sebab metode belah dua berasal
dari satu tes yang dibelah dua. Sehingga tes yang diteliti reliabilitasnya dianggap
dua tes.
73
a. Cara nomor ganjil dan genap, artinya item yang bernomor ganjil
Setelah tes terbelah dua dengan menggunakan salah satu cara di atas
setengah tes. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes dapat digunakan rumus
𝑁.𝑟
1.2
rn1+(𝑁−1)𝑟
1.2
Keterangan :
dikorelasikan.
R1.2 = koefisien korelasi antara sebagian tes dengan bagian tes lainnya.
Contoh :
kelompok atau belahan pertama dan 30 item berikutnya sebagai belahan kedua.
𝑁.𝑟
1.2
Rn = 1+(𝑁−1)𝑟
1.2
60⁄
= 1+ (60⁄30 −1)
𝑥 0,996
30 𝑥 0,996
1,992
= 1,996
= 0,998
Nilai rn = 0,998 kita uji, sedangkan N yang diperhitungkan adalah N dari masing-
2. Isi soal mungkin tidak seimbang antara belahan pertama dengan belahan
kedua
yang bersangkutan.
𝑛 𝑆𝐷12 − ∑ 𝑝.𝑞
r – KR – 20 = 𝑛−1 𝑥 𝑆𝐷12
75
Keterangan :
p = propoinsi individu peserta tes yang menjawab benar atau untuk setiap
soal, dicari dengan jumlah penjawab benar dibagi jumlah peserta tes atau
p)
Misalkan suatu evaluasi belajar yang terdiri dari 60 soal, diberikan kepada
siswa SPG Negeri Singaraja kelas III sebanyak 85 orang, setelah diperiksa dengan
Pq = 12,34
SDt = 8,50
𝑛 𝑆𝐷12 − ∑ 𝑝.𝑞
R – KR – 20 = 𝑥
𝑛−1 𝑆𝐷12
60 (8,50)2 − 12,34
= 𝑥
60−1 (8,50)2
60 72,25−12,34
= 59 𝑥 72,25
60 59,91
= 59 𝑥 72,25
= 1,017 x 0,829
= 0,843
pq, sebab setiapitem kita harus mencari p dan q. terlebih-lebih bila item tes dan
76
peserta tes terlalu banyak. Sehubungan denan hal itu digunakan rumus lain yang
𝑛.𝑆𝐷𝑡2 − 𝑋𝑡 (𝑛−𝑋𝑡 )
r. est . KR – 20 = 𝑆𝐷𝑡2 (𝑛−1)
Keterangan :
(Baca pengukuran dan penilaian pendidikan oleh T. Raka Joni, hal 95, th. 1977)
Misalkan soal dalam contoh di atas tadi, setelah dicari SDt dan Xt diperoleh data
SDt = 8,50
𝑛.𝑆𝐷𝑡2 − 𝑋𝑡 (𝑛−𝑋𝑡 )
r. est . KR – 20 = 𝑆𝐷𝑡2 (𝑛−1)
60(72,25)− 26,70(33,33)
= (72,25)(59)
4335−889,11
= 4262,75
Dalam analisis reliabilitas menggunakan excel kita harus menyiapkan data yang
diperoleh dari hasil uji coba tes (sama dengan uji validitas di atas). Perhatikan
Nomor Butir
Resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 0 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 0 1 1 1 1 1
6 1 1 0 1 1 1 1 1 1
7 1 0 0 0 1 1 1 1 1
8 1 1 1 0 1 1 1 1 1
9 1 1 1 0 1 1 1 1 1
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1
11 1 0 0 0 1 1 1 1 1
12 1 0 0 0 1 1 1 1 1
13 1 1 1 0 1 1 1 1 1
14 1 1 1 0 1 1 1 1 0
15 0 0 1 1 1 0 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 0 1 1 1 1 1
18 1 0 0 0 1 1 1 1 0
19 1 1 1 0 1 1 1 1 0
20 1 1 0 0 1 1 1 1 1
21 0 1 1 0 0 0 0 0 1
22 1 1 0 1 0 1 0 0 1
k 10
vartot 2.73593
p 0.90909 0.72727 0.68182 0.36364 0.9091 0.90909 0.9091 0.90909 0.8636
q 0.09091 0.27273 0.31818 0.63636 0.0909 0.09091 0.0909 0.09091 0.1363
78
Tekan enter
2. Tuliskan k pada cel A25 kemudian ketik jumlah item/butir pada cel B25
Tekan enter
sampel/responden.
Tekan Ctrl-R
5. Menghitung q:
Tekan enter
Tekan Ctrl-R
Tekan enter
Tekan Ctrl-R
7. Menghitung sigma pq
Tekan enter
Tekan Ctrl-R
Tekan enter
Tugas
Buat perangkat tes prestasi belajar dengan jenis tes objektif sebanyak 25 item
dengan option adalah 5 (a,b,c,d,e) dan bobot masing-masing item adalah 1.
SPSS
Statistical Product and Service Solution (SPSS). Program ini terus mengalami
perubahan nama seperti SPSS for Windows 10.0, berubah menjadi SPSS for
Windows 11,0, SPSS for Windows 12,0 dan setrusnya sekarang sudah SPSS for
pengoprasiannya.
1. Siapkan program SPSS pada layar computer anda dengan tampilan sbb.
81
2. Kelik variable view kemudian tuliskan nama butir atau item semua
variable isikan data yang diambil dari table kerja validitas atau reliabilitas
tampilan berikut.
Masukkan semua item yang ada pada kotak sebelah kiri ke dalam kotak
5. Pilih menu statistic, beri tanda chek (√) pada kotak dialog: Item, Scale,
Output:
Output SPSS
6. Uji Validitas
83
a. Jika koefisien r-hitung (rh) > dari nilai r-tabel (rt) maka item tersebut
dinyatakan valid.
b. Jika koefisien r-hitung (rh) < dari nilai r-tabel (rt) maka item tersebut
dinyatakan drop (tidak valid), item seperti ini tidak dapat digunakan
a. Validitas
Rekap hasil analisis validitas dengan bantuan program SPSS dapat ditulis
b. Reliabilitas
adlah:
84
PENILAIAN PENDIDIKAN
kemampuan ini bisa bersifat potensial atau aktual, bersifat keturunan maupun
bidang sebagai hasil proses belajar yang spesifik yang disengaja, biasanya
5. Ceiling : Batas ata (plafond) daripada kemampuan yang terukur oleh sesuatu
tes.
jauh dua variabel atau lebih berubah, baik searah maupun berlawanan,
tentang tes.
dinyatakan dalam % - tase testee yang menjawab item tersebut dengan benar
delta ( )
berprestasi tinggi dari yang berprestasi rendah, biasa dinyatakan dalam bentuk
bawah yang benar menjawab item tersebut, biasa disimpulkan D. Cara linnya
tinggi sampai dengan yang rendah atau sebaliknya darimana bisa dilihat
12. Equivalent form : bentuk yang ekuivalent yaitu keparalelan dua atau lebih tes
dengan isi serta tingkatan kesukaran sama sehingga kalau diberikan kepada
13. Halo effect : pemihakan (bias) dalam penilaian yang disebabkan oleh karena
ikut dieprtimbangkan hal-hal lain yang tidak termasuk dalam acara penilaian
yang sebenarnya.
14. Item Analysis : proses penilaian soal-soal (items) secara individual atau satu
persatu, yaitu dalam arti menemukan bagaiamna sesuatu soal berfungsi ketika
15. Kuder-Richarson Formula (s) : Rumus untuk menghitung reliabilitas suatu tes
item dalam suatu soal, tidak cocok untuk tes yang “speeded”
memilih satu atau lebih dai kesemua alternatif jawaban yang disediakan untuk
masing-masing soal.
17. Normal distribution : suatu distribusi teoritis yang didasarkan kepada teori
18. Power Test : suatu tes untuk mengukur tingkatan kemampuan, bukan
memperoleh kesempatan yang sama besar dan tetap untuk terpilih sebagai
20. Range : Perbedaan antara score yang tertinggi dengan yang terendah dalam
suatu kelompok.
21. Reliability : kemantapan hasil mengukur suatu tes, besar kecilnya kesalhaan
22. Representative sample : sampel yang menyerupai populasi dalam ciri-ciri yang
akan diselidiki.
23. Practice effect : pengaruh pengalaman dengan suatu tes yang bersifat
menguntungkan testee dalam mengerjakan tes itu untuk kedua kalinya 9atau
individu serupa yang ada dan mungkin serta pernah ada, dalam penyelidikan
sampel untuk mewakili kelompok yang lebih besar yang dinamakan populasi.
reliability sesuatu tes dengan banyaknya item dalam tes tersebut, biasanya
splithalf.
26. Speed test : suatu tes dimana yang dipentingkan adalah kecepatan bekerja
biasanya diukur dalam bentuk banyaknya satuan tugas yang biasa diselesaikan
27. Split-half coeficient : koefisien reliabilitas yang diperoleh dengan membagi tes
menjadi dua sub tes yang diperkirakan pararel atau equivalent, biasanya
89
28. Standard deviation (SD) : Indeks yang menyatakan banyak sedikitnya score
29. Validity : ukuran sejauh mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur
31. Variable : sesuatu yang berubah, yaitu barang, faktor atau dimensi yang
diukur.
90
SOAL-SOAL
dengan baik, setelah diperiksa salah seorang siswa yaitu Arma memperoleh
Hitunglah : skor standar yang diperoleh Arma, jika digunakan PAP skala 11
dan 5
12 19 36 14 34
21 14 23 16 25
18 17 17 32 17
17 28 21 26 20
24 20 30 23 18
14 18 31 22 20
91
25 23 26 31 13
24 20 16 32 19
32 20 18 36 27
26 17 22 38 19
19 18 23 21 23
18 27 30 19 14
46 39 32 58 43
37 24 40 45 17
50 49 35 36 15
42 30 28 20 41
34 11 31 21 35
44 38 38 27 24
3. Hitunglah skor standar dengan PAN skala 11 dan 5, dan 2.a, kemudian
6. Ujilah validitas tes yang digunakan untuk mengumpulkan data (2.a dengan
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana, 2001. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Netra, Ida Bagus. 1979. Statistik Inferensial. Singaraja: Biro Penerbitan FIP
UNUD.
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang
Ada beberapa hal yang mendasar yang dapat mendorong kami untuk
Sampai saat ini literatur yang dapat dijadikan pedoman oleh mahasiswa
belajar dari catatan hasil kuliah. Sudah dapat dibayangkan jika catatan
kuliah mereka tidak teratur atau semrawut, maka mereka akan mengalami
kesulitan.
Bertitik tolak dari ketiga hal diatas kami membukukan materi perkuliahan
ini agar dapat dijadikan pedoman untuk mencapai tujuan minimal dalam
perkuliahan ini.
95
Kami menyadai bahwa keterbatasan selalu ada pada diri kami, sehingga
Terimakasih
Penyusun
96
DAFTAR ISI
Halaman
PENDIDIKAN
SOAL-SOAL ...................................................................................................