BUPATI PATI
TENTANG
BUPATI PATI,
14. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 yang diubah dengan perpres
nomor 111 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan;
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
TUJUAN
Pasal 3
Tujuan adalah:
a untuk percepatan peningkatan derajat kesehatan masyarakat;
b untuk mendorong kemandirian penganggaran Puskesmas dan
jaringannya sebagai fasilitas kesehatan terdepan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara komprehensip
c untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara efektif dan
efisien; dan
d untuk memberikan nilai manfaat yang lebih luas terhadap program
kesehatan yang lain
BAB II
PENGANGGARAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
Bagian Kedua
Penganggaran
Pasal 5
BAB III
PENGELOLAAN
Bagian Kesatu
Penatausahaan Keuangan
Pasal 6
Bagian Kedua
Pencatatan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Pasal 7
(1) Bendahara Dana Kapitasi JKN mencatat pendapatan dan belanja pada
buku kas dan menyampaikan setiap bulan kepada kepala FKTP dengan
melampirkan bukti-bukti pendapatan dan belanja yang sah paling lambat
pada tanggal Akhir bulan pada bulan tersebut untuk pengesahan oleh
Kepala FKTP;
(2) Berdasarkan buku kas tersebut pada ayat (1), Bendahara Dana Kapitasi
JKN menyusun laporan realisasi pendapatan dan belanja FKTP,
selanjutnya Kepala FKTP menyampaikan laporan tersebut dengan
melampirkan Surat pernyataan Tanggung jawab Kepala FKTP setiap
bulan kepada Kepala SKPD Dinas Kesehatan paling lambat tanggal 1
bulan berikutnya;
(3) Berdasarkan laporan realisasi pendapatan dan belanja Kepala FKTP
tersebut dalam ayat (2) Kepala SKPD Dinas Kesehatan menyampaikan
surat permintaan pengesahan pendapatan belanja (SP3B) FKTP setiap
bulan kepada PPKD untuk penerbitan Surat Pengesahan Pendapatan
Belanja (SP2B) FKTP oleh PPKD selaku BUD;
(4) Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD Dinas Kesehatan dan PPKD
selaku BUD melakukan pembukuan atas pendapatan dan belanja FKTP
sesuai SP2B FKTP dengan mempedomani ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan;
BAB IV
PEMANFAATAN ANGGARAN
Pasal 8
(5) Pengadaan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dapat
dilakukan melalui SKPD Dinas Kesehatan, dengan
mempertimbangkan ketersediaan obat, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai yang dialokasikan oleh pemerintah dan pemerintah
daerah
Pasal 9
PROPORSI ANGGARAN
Pasal 10
Bupati.
BAB VI
JASA PELAYANAN
Pasal 11
b. kehadiran; dan
c. beban kerja.
(4) Variabel kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dinilai
sebagai berikut:
a. hadir setiap hari kerja, diberi nilai 1 poin per hari; dan
(5) Variabel Beban kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
dinilai sebagai berikut:
f. Lembur Piket diberi nilai 1 point/ hari (satu harinya min 7 jam)
Keterangan :
jumlah nilai diperoleh dari nilai variabel jenis ketenagaan dan/atau jabatan ditambah nilai
variabel kehadiran dan nilai variable beban kerja
(7) Jumlah ...
BAB VII
Pasal 12
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
Ditetapkan di Pati
pada tanggal
BUPATI PATI,
Diundangkan di Pati
pada tanggal
TENTANG
I. UMUM.
Kesehatan adalah hak dan investasi, dan semua warga
masyarakat berhak atas kesehatannya termasuk masyarakat miskin,
dengan demikian diperlukan sistem yang mengatur pelaksanaan upaya
pemenuhan hak warga untuk tetap hidup sehat, dengan mengutamakan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
Dalam rangka pemenuhan hak masyarakat miskin sebagaimana
diamanatkan Pasal 34 ayat (2) UUD 1945, Pemerintah mempunyai tugas
menggerakkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan
pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan fungsi sosial sehingga
pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap
terjamin.
Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan
termasuk pembiayaannya perlu digerakkan dan diarahkan sehingga
dapat berdayaguna dan berhasilguna, dengan memperhatikan fungsi
sosial dan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.
Fungsi sosial sarana kesehatan dalam arti bahwa dalam
menyelenggarakan kegiatan setiap sarana kesehatan baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat harus
memperhatikan kebutuhan pelayanan kesehatan golongan masyarakat
yang kurang mampu dan tidak semata-mata mencari keuntungan.
Pengembangan manfaat program jaminan kesehatan daerah
dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan kemampuan
Pemerintah Daerah dan daya beli masyarakat, berkelanjutan, kearah
manfaat program jaminan kesehatan daerah Kabupaten Pati yang
bersifat menyeluruh (komprehensif) yang meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif serta meliputi jaminan rawat jalan tingkat
pertama, rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap, gawat darurat dan
penunjang serta pelayanan persalinan dan ANC/PNC.
II. PASAL DEMI PASAL.
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud Kartu Jamkesda adalah kartu yang
diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten pati
berdasarkan data peserta yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.