Anda di halaman 1dari 2

[ini post tentang budaya literasi tapi siapa yang mau baca ya?

kan minat membacanya pada


rendah hmm]

Sering sekali kita mendengar mengenai budaya literasi. Nah, sebenarnya literasi itu apa sih?

Education Development Center (EDC) menyatakan bahwa literasi lebih dari sekedar kemampuan
baca tulis. Melainkan, literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi
dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Dengan pemahaman bahwa literasi mencakup
kemampuan membaca kata dan membaca dunia. Saat ini, istilah literasi sudah mulai digunakan
dalam arti yang lebih luas, seperti literasi informasi, literasi komputer, dan literasi sains yang
kesemuanya itu merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang lebih dari kemampuan baca-
tulis. Hanya saja, memang pemahaman yang paling umum mengenai literasi yaitu kemampuan
membaca dan menulis.

Literasi memang tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan
literasi apabila ia telah memperoleh kemampuan dasar berbahasa yaitu membaca dan menulis.
Jadi, kemampuan membaca dan menulis merupakan pintu utama bagi pengembangan makna
literasi secara lebih luas. Dan cara yang digunakan untuk memperoleh literasi adalah melalui
pendidikan.

Ingatkah kalian bahwa sewaktu tk hal pertama kali yang diajarkan kepada kita yaitu membaca
dan menulis?

“B..A.. ba… B..O…Bo.. bo”


“I-ni Bu-Di”

Pendidikan dan kemampuan literasi adalah dua hal yang sangat penting dalam hidup kita.
Karena semakin banyak ia membaca maka semakin melek pikirannya akan dunia ini, dan dari
situ akan timbul pemikiran-pemikiran atau ide-ide yang baru dan sudut pandang yang berbeda
Sebab hanya dengan membaca dan menulislah, Kartini bisa menjadi seperti apa adanya dia saat
itu. Membaca adalah jendela kita melihat dunia, dan menulis adalah alat kita ‘menguasai’
dunia. Bagi Kartini membaca dan menulis adalah ‘alat’ dan ‘senjata’ dia dalam menampung
pesan, juga dalam menyampaikan pesan atau buah-buah pikiran. Karena ada kemauan besar
dalam dirinya untuk melakukan perubahan besar.
Membaca bukanlah hanya sekedar membaca buku-buku pelajaran di sekolah saja, tetapi kita
juga tidak boleh mengabaikan hal-hal yang terjadi disekitar kita, permasalahan apa yang terjadi,
apa yang masyarakat butuhkan, sebagai seorang rekayasawan atau engineer kita wajib peka
terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi khususnya di Indonesia.

Siapapun kita dan sebagai apapun posisi kita, maka semangat membaca dan menulis tidak akan
pernah lekang dimakan zaman. Apalagi saat ini dengan teknologi yang sebegitu majunya, maka
membaca dan menulis dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. No barriers for reading
and writing.

Anda mungkin juga menyukai