Anda di halaman 1dari 17

FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

Umur : 10 bulan
ANAMNESIS Nama : An. G. E. H
Ruang : Melati
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kelas : II

Nama Lengkap : An. G. E. H. Jenis Kelamin : Laki-laki


Tempat dan Tanggal Lahir : Karanganyar, 2/03/2013 Umur : 10 bulan
Nama Ayah : Tn. T Umur : 35 tahun
Pekerjaan Ayah : Karyawan Pabrik Pendidikan Ayah : SMA
Nama Ibu : Ny. S Umur : 30 tahun
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Pendidikan Ibu : SMP
Alamat : Karangtengah 1 / 2 Pablengan Matesih
Tanggal Masuk RS : 24 Januari 2014 Jam 09.30
Diagnosis masuk : Kejang Demam Kompleks

Dokter yang merawat : dr. Elief Rohana, Sp.A Ko Asisten : Lina Ikramina S.Ked

Tanggal : 24 Januari 2014 (Autoanamnesis dan Alloanamnesis) di Bangsal Melati


KELUHAN UTAMA : Kejang disertai demam
KELUHAN TAMBAHAN : BAB cair.
1. Riwayat penyakit sekarang
2 HSMRS
Pasien dengan keluhan demam. Demam terjadi sumer-sumer, dan terus menerus.
Keluhan lain seperti muntah (-), batuk (-), pilek (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien
beristirahat dirumah.
1 HSMRS
Pasien masih demam, dan disertai dengan muntah 1x setelah minum obat penurun
panas. Pasien mengaku BAB lancar, berwarna kuning, dengan konsistensi lembek sebanyak
1x, dan BAK lancar berwarna kuning, frekuensi buang air kecil normal seperti biasa.
HMRS
Pasien dibawa ke IGD RSUD karanganyar dengan keluhan demam tinggi disertai
kejang seluruh tubuh dengan mulut pasien mengatup, mata melirik keatas serta tangan dan kaki
gemetaran. Kejang terjadi satu kali dan berlangsung ± 20 menit. Pasien langsung dibawa ke

1
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

RSUD Karanganyar, saat di IGD RSUD Karanganyar suhu pasien 40,2°C dan pasien masih
kaku pada mulutnya, dengan gigi mengerat. Setelah kejang pasien tertidur. Setibanya di
bangsal pasien masih demam (suhu 38,1°C) tetapi sudah tidak kejang, dan gigi sudah tidak
mengerat, serta didapatkan BAB cair sebanyak 2x kira-kira ¼ gelas belimbing, lendir (-), darah
(-). BAK lancar, berwarna kuning jernih dengan frekuensi normal seperti biasanya.
Kesan :
a. Kejang terjadi disertai dengan demam 1x dan berlangsung selama ± 20 menit, kejang
seluruh tubuh, setelah terjadi kejang pasien tertidur.
b. Terdapat BAB cair (+) sebanyak 2x
2. Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakit kejang disertai demam : disangkal
• Riwayat penyakit kejang tanpa demam : disangkal
• Riwayat batuk lama : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
Kesan :
Tidak terdapat faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit sekarang.
3. Riwayat penyakit pada keluarga
• Riwayat penyakit kejang disertai demam : diakui, ayah pasien
• Riwayat penyakit kejang tanpa demam : disangkal
• Riwayat batuk pilek : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
Kesan :
Terdapat penyakit keluarga yang diturunkan yang berhubungan dengan penyakit pasien
sekarang.

2
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

4. Pohon keluarga

Kesan : Terdapat riwayat penyakit yang sama pada keluarga yaitu pada ayah pasien

RIWAYAT PRIBADI
1. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Riwayat kehamilan ibu pasien
Ibu G2P1A0 Hamil saat usia 29 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya rutin ke bidan desa
dekat rumah, Ibu tidak pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada riwayat trauma
maupun infeksi saat hamil, sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil
(-). Ibu hanya minum obat penambah darah dan vitamin dari bidan. Tekanan darah ibu
dinyatakan normal. Berat badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat
badan selama kehamilan. Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.
b. Riwayat persalinan ibu pasien
Ibu melahirkan pasien dibantu oleh bidan, umur kehamilan 9 bulan, persalinan normal,
presentasi kepala, bayi langsung menangis dengan berat lahir 3200 gram dan panjang
badan 46 cm, tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir.
c. Riwayat paska lahir pasien
Bayi laki-laki BB 3200 gram, setelah lahir langsung menangis, gerak aktif, warna kulit
kemerahan, tidak ada demam atau kejang. ASI keluar hari ke-2, setelah ASI keluar bayi
langsung dilatih menetek.
Kesan:
Riwayat ANC baik, riwayat persalinan baik, riwayat PNC baik.

3
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

2. Riwayat makanan
0 - 6 bulan : ASI
6 bulan - sekarang : ASI, susu formula, bubur susu, buah (pisang), diselingi nasi tim kuah
sayur.
Kesan :
Pasien mendapat ASI eksklusif, kualitas makanan baik, kuantitas makan cukup.

3. Riwayat perkembangan dan kepandaian


Motorik Kasar Motorik Halus Bahasa Personal Sosial
Menoleh ke
Tengkurap Memegang Tersenyum
sumber suara
(4 bulan) benda (4 bulan) (2 bulan)
(5 bulan)

Duduk sendiri Bermain sendiri


(9 bulan) (9 bulan)

Kesan :
Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial baik

4. Riwayat Vaksinasi
Vaksin I II III IV V VI
Hepatitis B 0 hari 2 bulan 4 bulan 6 bulan - -
BCG 1 bulan - - - - -
DPT combo 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
(DPT +
hepatitis B)
Polio 1 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan
Campak 9 bulan - - - - -
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai dengan PPI.

4
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

5. Sosial, ekonomi, dan lingkungan


a. Sosial ekonomi
Ayah (35 tahun, pekerja pabrik) dan ibu (30 tahun, ibu rumah tangga) penghasilan
keluarga ± Rp.2.500.000,00/bulan dan keluarga merasa cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari).
b. Lingkungan
Rumah terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, dan satu dapur
dengan disertai 1 kamar mandi yang berada diluar rumah. Rumah berlantai ubin
dengan ventilassi yang cukup (terdapat 1 jendela tiap ruangan) . Rumah ditempati oleh
ayah, ibu, kakak pasien serta pasien.
6. Anamnesis sistem
Cerebrospinal : kejang (+), delirium (-)
Kardiovaskuler : sianosis (-), keringat dingin (-)
Respiratori : batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), sesak nafas (-)
Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), BAB (+) encer 1x.
Urogenital : BAK lancar (+), nyeri berkemih (-)
Muskuloskeletal : deformitas (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-), bengkak (-)
Integumentum : bintik merah (-), ikterik (-)
Otonom : demam (+)
Kesan :
Terdapat masalah pada sistem serebrospinal, otonom dan gastrointestinal yaitu kejang
disertai dengan demam dan BAB cair.

5
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

Umur : 10 bulan
PEMERIKSAAN Nama : An. G. E. H.
Ruang : Melati
JASMANI Jenis Kelamin : Laki-laki
Kelas : II
PEMERIKSAAN OLEH Lina Ikramina, S.Ked 24 Januari 2014 Jam 06.00
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: compos mentis
Vital Sign
Nadi : 116 x / menit
RR : 24 / menit
Suhu : 38,1ºC
Status Gizi
BB/TB : 8,9 kg / 70 cm
BMI : 18,36 kg/m2
Z scores : 0 – 1 (gizi baik)
Kesimpulan : Status gizi pasien baik menurut WHO
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kulit : warna sawo matang, petechie (-), turgor kulit baik
Kepala : ukuran normocephal, rambut warna hitam, lurus, jumlah cukup
Mata : mata cowong (-/-), ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor
Hidung : sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
Leher : pembesaran limfonodi leher (-), massa (-), kaku kuduk (-)
Kesan : Pemeriksaan dalam batas normal.
Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
Cor
a. Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
b. Palpasi : ictus cordis kuat angkat
c. Perkusi : batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
batas kiri bawah : SIC V linea midclavicula sinistra
d. Auskultasi: BJ I-II normal reguler (+), bising jantung (-)

6
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

Paru
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Simetris Simetris
Ketinggalan gerak (-) Ketinggalan gerak (-)
Depan Retraksi dinding dada (-) Retraksi dinding dada (-)
Palpasi Fremitus (n) massa (-) Fremitus (n) massa (-)
Perkusi Sonor (+) Sonor (+)
Auskultasi SDV (+), Rh (-), Wh (-) SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Inspeksi Simetris Simetris
Ketinggalan gerak (-) Ketinggalan gerak (-)
Belakang Palpasi Fremitus (n) Fremitus (n)
massa (-) massa (-)
Perkusi Sonor (+) Sonor (+)
Auskultasi SDV (+), Rh (-), Wh (-) SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Kesan :
Thoraks dalam batas normal
Abdomen
a. Inspeksi : distended (-), sikatrik (-), purpura (-)
b. Auskultasi : peristaltik dbn
c. Perkusi : timpani (+)
d. Palpasi : turgor kulit baik (normal)
e. Hepar : tidak teraba membesar
f. Lien : tidak teraba membesar
g. Anogenital : tidak ada kelainan
Kesan : Abdomen dalam batas normal
Ekstremitas : akral hangat (+), deformitas (-), kaku sendi (-),sianosis (-), edema (-)
Tungkai Lengan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan : bebas bebas bebas bebas
Tonus : normal normal normal normal
Trofi : eutrofi eutrofi eutrofi eutrofi
Klonus Tungkai : (-) (-) (-) (-)
7
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

Reflek fisiologis : biceps (+) normal, triceps (+) normal, reflek brachioradialis (+) normal,
reflek patella (+) normal, reflek achiles (+) normal
Refleks patologis : babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-), rosolimo (-)
Meningeal Sign : kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), brudzinski III (-)
brudzinski IV (-)
Sensibilitas : dalam batas normal
Kesan:
Extremitas superior et inferior dalam batas normal

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN


(24 Januari 2014)
No Parameter Jumlah Satuan Nilai Rujukan
1. Leukosit 5300 uL 5000-10000 /uL
2. Eritrosit 4.700.000 uL 4,0-5,5 / uL
3. Hemoglobin 11,8 gr/dl 11,5-13,5 g/dl
4. Hematokrit 26,6 % 40-48%
5. MCV 89,9 femtoliter 82-92 fl
6. MCH 29,1 pikograms 27-31 pg
7. MCHC 32,3 g/dl 32-36 g/dl
8. Trombosit 139.000 uL 150.000-400.000/uL
9. Limfosit 30,8 % 20-40%
10. Monosit 8,2 % 2-8%
11 Segmen 60,9 % 50-70%
Kesan :
Pemeriksaan laboratoris dalam batas normal

8
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

RINGKASAN ANAMNESIS
 Pasien laki-laki usia 10 bulan, datang ke IGD RSUD Karanganyar dengan keluhan kejang
disertai dengan demam, kejang dialami 1x berlangsung selama ± 20 menit. Setelah kejang
pasien tertidur, saat di IGD suhu pasien 40,2°C dan pasien masih kaku pada mulutnya, dengan
gigi mengerat. Setelah kejang pasien tertidur. Setibanya di bangsal pasien masih demam (suhu
38,1°C) tetapi sudah tidak kejang, dan gigi sudah tidak mengerat, serta didapatkan BAB cair
sebanyak 2x kira-kira ¼ gelas belimbing, BAB berwarna kuning, lendir (-), darah (-). BAK
lancar, berwarna kuning jernih dengan frekuensi normal seperti biasanya.
 Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang.
 Terdapat riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan pada pasien.
 Riwayat ANC baik, riwayat persalinan baik dan riwayat PNC baik.
 Pasien mendapatkan ASI eksklusif dan sampai sekarang kualitas makanan baik.
 Imunisasi dasar lengkap berdasarkan PPI, sesuai usia pasien saat ini.
 Perkembangan baik.
 Keadaan sosial ekonomi cukup & kondisi lingkungan rumah cukup.

RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK


 KU: CM
 Vital sign
N : 116 x / menit
RR : 24 x / menit
S : 38,1°C
 Status gizi baik
 Kulit : petechie (-), turgor kulit baik
 Kepala : ca (-/-), si (-/-),
 Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
 Thorax : tidak terdapat suara tambahan pada kedua lapang paru, cor dbn
 Abdomen : nyeri tekan (-), pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-)
 Extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normal
 Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal

9
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIF


Aktif
 Kejang dengan demam 1x dalam 24 jam dengan lama ± 20 menit
 BAB cair 2x

Inaktif
 Tidak didapatkan

Diagnosa Kerja
Kejang Demam Kompleks ec gasroenteritis akut

RENCANA PENGELOLAAN
Rencana Tindakan
- Nilai dan perbaiki Airway, Breating, Circulation
- Obsevasi keadaan umum dan vital sign
- Pemeliharaan hidrasi dan nutrisi
- Beri oksigen 1-2 liter / menit jika pasien sesak
Rencana Terapi
- Infus KAEN 3A 12 tpm makro
- Inj Amoksan 250 mg / 8 jam
- Inj Dexametason 2 mg / 12 jam
- Ottopan sirup 3 x 1 cth
- Diazepam tab 2 mg ( bila panas )
- Zinc tab 2 x 10 mg
Rencana Edukasi
- Menjelaskan kepada orangtua pasien mengenai penyakit yang diderita pasien.
- Memberitahu cara pencegahan kejang dengan selalu sedia obat penurun panas.
- Kompres air hangat atau berikan obat penurun panas setiap anak panas
- Tidak memberikan makanan atau minuman apapun saat kejang dan segera bawa ke rumah
sakit

10
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam

FOLLOW UP

Tgl S O A P

24/1/14 Pasien demam (+), kejang (+), BAB Umur : 10 bulan, BB : 8,9 kg KDK O
cair seperti air 1x , berwarna kuning, HR: 116, RR : 24 , S : 38,1°C Gizi baik I
lendir (-), darah (-), muntah (-), batuk Status gizi : gizi baik I
(-), pilek (-), BAK lancar (+). Status generalisata O
Kepala : ukuran normocephal
Mata : Ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+)
Leher : PKGB (-), kaku kuduk (-)
Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan
gerak (-), BJ I-II normal reguler, SDV (+/+)
Rh (-/-) Wz (-/-)
Abd : dbn
Extremitas : extremitas superior et
inferior dalam batas normal

25/1/14 Pasien masih demam (+) tapi sudah HR : 108 RR : 26 S: 37,3 °C KDK
turun, kejang (-), BAB sudah lembek Status gizi : gizi baik
Gizi baik
sebanyak 1x, berwarna kuning, lendir Status Generalisata
(-), darah (-), batuk (-), pilek (-), sesak Kepala : ukuran normocephal
(-), minum (+), muntah (-), BAK (+) Mata : Ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+)
lancar. Leher : PKGB (-), kaku kuduk (-)
Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan
gerak (-), BJ I-II normal reguler, SDV (+/+)
Rh (-/-) Wz (-/-)
Abd : dbn
Extremitas : extremitas superior et

11
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

inferior dalam batas normal

26/1/14 Pasien sudah tidak demam, kejang (-), HR : 106 RR : 24 S: 36,7 °C KDK
BAB sudah normal seperti biasanya, Status gizi : gizi baik
Gizi baik
sebanyak 1x, berwarna kuning, lendir Status Generalisata
(-), darah (-), batuk (-), pilek (-), sesak Kepala : ukuran normocephal
(-), minum (+), muntah (-), BAK (+) Mata : Ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+)
lancar. Leher : PKGB (-), kaku kuduk (-)
Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan
gerak (-), BJ I-II normal reguler, SDV (+/+)
Rh (-/-) Wz (-/-)
Abd : dbn
Extremitas : extremitas superior et
inferior dalam batas normal

27/1/14 Pasien demam lagi (+), kejang (-), HR : 122 RR : 24 S : 38,8 °C KDK
batuk (-), pilek (-), muntah (-), diare (- Status gizi : gizi baik
), BAB dan BAK dbn Status Generalisata Gizi baik

Kepala : ukuran normocephal


Mata : Ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+)
Leher : PKGB (-), kaku kuduk (-)
Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan
gerak (-), BJ I-II normal reguler, SDV (+/+)
Rh (-/-) Wz (-/-)
Abd : dbn
Extremitas : extremitas superior et
inferior dalam batas normal

12
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

PEMBAHASAN

Diagnosis pada pasien ini adalah kejang demam kompleks. Kejang demam adalah
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rectal diatas 38°C ) yang
disebabkan oleh suatu proses ektrakranium. Kejang demam biasa terjadi pada anak yang
berumur antara 6 bulan dan 5 tahun. Dari anamnesis di dapatkan anak laki-laki usia 10 bulan
dibawa ke IGD RSUD Karanganyar karena demam tinggi (saat di IGD suhu 40,2°C), pada saat
demam pasien kejang 1x, kejang bersifat umum dan terjadi pada seluruh tubuh, kemudian
diikuti dengan kejang fokal, kejang berlangsung selama ± 20 menit, setelah kejang pasien
tertidur. Sehingga dari gejala klinis yang didapatkan tersebut mengarah pada kejang demam,
karena kejang nya berlangsung lebih dari 15 menit yaitu pada anak ini berlangsung ± 20 menit,
berbentuk umum (tonik maupun klonik) dengan gerakan fokal yaitu gigi mengerat.
Terdapat kriteria Kejang Demam Kompleks menurut ILAE, Commision on
Epidemiology and Prognosis, yaitu:
a. Kejang pada anak umur 6 bulan - 5 tahun
b. Kejang berlangsung lama, lebih dari 15 menit
c. Kejang bersifat fokal atau parsial satu sistim atau kejang umum didahului kejang
parsial
d. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
Kejang demam yang tidak memenuhi salah satu atau lebih dari kriteria di atas
digolongkan pada epilepsi yang diprovokasi oleh demam. Dari anamnesis diatas pada pasien
ini mengarah ke kriteria kejang demam kompleks.
Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi berumur kurang dari 4 minggu tidak
termasuk dalam definisi kejang demam.. Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu
epilepsy yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam.

Kejang demam dibagi menjadi kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks.
Kejang demam sederhana adalah kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15
menit, umumnya akan berhenti sendiri, kejang berbentuk umu (tonik maupun klonik) tanpa
gerakan fokal, kejang tidak berulang dalam 24 jam. Sedangkan kejang demam kompleks adalah
kejang demam yang lebih lama dari 15 menit, fokal, dan biasanya kejang terjadi lebih dari 1x
dalam waktu 24 jam.

13
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

Faktor pentig pada kejang demam adalah demam, umur, genetik, prenatal dan perinatal.
Demam sering disebabkan oleh infeksi, beberapa diantaranya infeksi saluran pernafasan atas
(ISPA), otitis media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih.

Patofisiologi
Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa. Sifat prosesnya
adalah oksidasi dimana oksigen disediakan dengan perantara fungsi paru-paru dan diteruskan
ke otak melalui sistem kardiovaskuler. Jadi sumber energy otak adalah glukosa yang melalui
proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.
Sel dikelilingi suatu membrane yang terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid dan
permukaan luar adalah ionic. Dalam keadaan normal memmbran sel neuron dapat dilalui
dengan mudah oleh ion kalium dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium dan elektrolit lainnya.
Kecuali klorida. Akibatnya konsentrasi kalium dalam sel neuron tinggi dan natrium rendah.
Karena perbedaan konsentrasi dan jenis ion dalam dan luar sel maka terdapat perbedaan
potensial membrane dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membrane ini
diperlukan energy dan bantuan enzim Na-K- ATPase.
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1 ºC akan mengakibatkan kenaikan metabolisme
basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada keadaan peningkatan suhu
tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam
waktu yang singkat terjadi difusi dari ion Kalium maupun Natrium melalui membran akibatnya
terjadinya lepas muatan listrik (Lepas aliran listrik ini demikian besarnya sehingga dapat
meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut
neurotransmitter dan terjadilah kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan
tergantung dari tinggi rendahnya ambang kejang seseorang anak yang menderita kejang pada
kenaikan suhu tertentu.

14
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

Klasifikasi
a. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure)
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umum tonik dan atau
klonik, umumnya akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau berulang dalam waktu 24
jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% diantara seluruh kejang demam.
b. Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure)
Kejang lama > 15 menit, kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial, berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi untuk mencari penyebab kejang
demam. Pemeriksaan dapat meliputi darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit, kalsium
serum, urinalisis, dan biakan darah, urin atau feses.
Pungsi lumbal sangat dianjurkan pada anak berusia di bawah 12 bulan, dianjurkan pada
anak berusia 12-18 bulan, dan dipertimbangkan pada anak berusia di atas 18 bulan yang
dicurigai menderita meningitis.
Pemeriksaan imaging (CT scan atau MRI) dapat diindikasikan pada keadaan (1) adanya
riwayat dan tanda klinis trauma kepala, (2) kemungkinan adanya lesi struktural di otak
(mikrosefali, spastik), dan (3) adanya tanda peningkatan tekanan intrakranial (kesadaran
menurun, muntah berulang, fontanel anterior membonjol, paresis saraf otak VI, edema papil)..
Elektroensefalografi dipertimbangkan pada kejang demam kompleks.

Penatalaksanaan
Dalam penanggulangan kejang demam ada faktor yang perlu dikerjakan, yaitu :
- Mengatasi kejang secepat mungkin
- Pengobatan Akut
- Memberikan pengobatan rumat
- Mencari dan mengobati penyebab
- Mencegah terjadinya kejang dengan cara anak jangan sampai panas

15
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

a. Mengatasi kejang secepat mungkin


Kepala dimiringkan untuk mencegah aspirasi isi lambung. Penting sekali mengusahakan
jalan nafas yang bebas agar oksigenasi terjamin. Dan bisa juga diberikan sesuatu benda yang
bisa digigit seperti kain, sendok balut kain yang berguna mencegah tergigitnya lidah atau
tertutupnya jalan nafas.Pengobatan fase akut

b. Pengobatan akut
Biasanya kejang berlangsung singkat, apabila pasien kejang. Obat yang paling cepat
menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan iv atau intrarektal. Dosis diazepam iv
0,3-0,5 mg/kgbb/kali dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan
dosis maksimal 20 mg.Bila kejang berhenti sebelum diazepam habis hentikan penyuntikan
tunggu sebentar dan bila tidak timbul kejangjarum dicabut. Bila iv tidak ada berikan
diazepam intrarektal 0,5- 0,75 mg/kgBB atau 5mg (BB<10kg) atau 10(BB>10kg). Bila
kejang tidak berhenti dapat diulang selama 5 menit kemudian. Bila tidak berhenti lagi berikan
fenitoin dengan dosis awal 10-20 mg/kgbb secara iv dengan kecepatan 1mg/kg/menit atau
kurang dari 50mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya dalah 4-8mg/kg/hari dimulai
12 jam setelah dosis awal.

c. Pengobatan rumatan

Pemberian fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan risiko
berulangnya kejang. Dosis asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis, fenobarbital
3-4 mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis. Pengobatan rumatan diberikan selama 1 tahun bebas
kejang, kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan.

d. Mencari penyebab kejang demam


Dengan penelusuran sebab kejang dan factor resiko terjadinya kejang dan dilakukan
pengobatan sesuai penyebab.

e. Mencegah kejang demam dengan cara mencegah anak agar tidak panas
Pemberian antibiotic yang sesuai apapila anak mengalami infeksi.

16
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
NO RM : 00256999
SURAKARTA KESEHATAN ANAK

Bersamaan dengan mengatasi kejang dilakukan:


a. Bebaskan jalan nafas, pakaian penderita dilonggarkan kalau perlu dilepaskan
b. Tidurkan penderita pada posisi terlentang, hindari dari trauma. Cegah trauma pada
bibir dan lidah dengan pemberian spatel lidah atau sapu tangan diantara gigi
c. Pemberian oksigen untuk mencegah kerusakan otak karena hipoksia
d. Segera turunkan suhu badan dengan pemberian antipiretika (asetaminofen /
parasetamol) atau dapat diberikan kompres.
e. Cari penyebab kenaikan suhu badan dan berikan antibiotic yang sesuai

17

Anda mungkin juga menyukai