disebut sebagai integrasi. Selanjutnya pendidikan yang terpadu/terintegrasi penuh disebut sebagai
inklusi. Debat antara segregasi dan integrasi di antara pakar pendidikan khusus sudah berlangsung sejak
lama karena masing-masing pihak mempunyai alasan yang kuat untuk mempertahankan pilihan.
Bentuk layanan pendidikan segregasi memisahkan ABK dari anak normal. Dengan demikian ABK
mempunyai sekolah sendiri, demikian pula anak normal mempunyai sekolah yang tidak ada kaitannya
dengan sekolah untuk ABK. Alasan para pendukung pelayanan terpisah ini antara lain sebagai berikut :
b. Dalam layanan segregasi, para ABK merasa senasib sehingga dapat bergaul akrab.
c. Keinginan untuk bersaing dalam pendidikan segregasi mungkin lebih tinggi karena ABK merasa
mempunyai kemampuan setara sehingga kesempatan untuk unggul akan semakin terbuka.
Kelemahan layanan segregasi yaitu : ABK hanya seolah-olah mempunyai dunia sendiri yang terisolasi dari
dunia luar, mereka juga tidak pernah mendapat tantangan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik
karena teman-teman mereka berkemampuan hampir sama, dan masyarakat luas tidak dapat mengenal
ABK secara benar sehingga mereka tidak dapat menghargao ABK.