Anda di halaman 1dari 23

Unsur-unsur dalam Karya Sastra

Ada dua unsur utama dalam karya sastra, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur
ekstrinsik berupa segala sesuatu yang menginspirasi penulisan karya sastra dan
mempengaruhi karya sastra secara keseluruhan. Unsur ekstrinsik ini meliputi: latar
belakang kehidupan penulis, keyakinan dan pandangan hidup penulis, adat istiadat yang
berlaku pada saat itu, situasi politik (persoalan sejarah), ekonomi, dsb. Sementara unsur
intrinsik terdiri atas:

a.Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita
novel (Drs. Rustamaji.M pd. Agus priantoro. S.pd)

b.Karakter/perwatakan
Tokoh dalam cerita. Karakter dapat berupa manusia, tumbuhan maupun benda
Karekter dapat dibagi menjadi:

 Karakter utama: tokoh yang membawakan tema dan memegang banyak peranan
dalam cerita
 Karakter pembantu: tokoh yang mendampingi karakter utama

 Protagonis : karakter/tokoh yang mengangkat tema


 Antagonis : karakter/tokoh yang memberi konflik pada tema dan biasanya
berlawanan dengan karakter protagonis. (Ingat, tokoh antagonis belum tentu
jahat)

 Karakter statis (Flat/static character) : karakter yang tidak mengalami


perubahan kepribadian atau cara pandang dari awal sampai akhir cerita.
 Karakter dinamis (Round/ dynamic character): karakter yang mengalami
perubahan kepribadian dan cara pandang. Karakter ini biasanya dibuat semirip
mungkin dengan manusia sesungguhnya, terdiri atas sifat dan kepribadian yang
kompleks.

Catatan: karakter pembantu biasanya adalah karakter statis karena tidak digambarkan
secara detail oleh penulis sehingga perubahan kepribadian dan cara pandangnya tidak
pernah terlihat secara jelas.

Karakterisasi :
Cara penulis menggambarkan karakter. Ada banyak cara untuk menggali
penggambaran karakter, secara garis besar karakterisasi ditinjau melalui dua cara yaitu
secara naratif dan dramatik. Teknik naratif berarti karakterisasi dari tokoh dituliskan
langsung oleh penulis atau narator. Teknik dramatik dipakai ketika karakterisasi tokoh
terlihat dari antara lain: penampilan fisik karakter, cara berpakaian, kata-kata yang
diucapkannya, dialognya dengan karakter lain, pendapat karakter lain, dsb.

c. Konflik
Konflik adalah pergumulan yang dialami oleh karakter dalam cerita dan . Konflik ini
merupakan inti dari sebuah karya sastra yang pada akhirnya membentuk plot. Ada
empat macam konflik, yang dibagi dalam dua garis besar:
1.Konflik internal
Individu-diri sendiri: Konflik ini tidak melibatkan orang lain, konflik ini ditandai dengan
gejolak yang timbul dalam diri sendiri mengenai beberapa hal seperti nilai-nilai.
Kekuatan karakter akan terlihat dalam usahanya menghadapi gejolak tersebut

2.Konflik eksternal
Individu – Individu: konflik yang dialami seseorang dengan orang lain
Individu – alam: Konflik yang dialami individu dengan alam. Konflik ini menggambarkan
perjuangan individu dalam usahanya untuk mempertahankan diri dalam kebesaran
alam.
Individu- Lingkungan/ masyarakat : Konflik yang dialami individu dengan masyarakat
atau lingkungan hidupnya.

d. amanat
yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Pesan dalam karya sastra
bisa berupa kritik. Harapan, asal, dan sebagainya, Amanat menurut Amanat menurut
Siswandarti (2009: 44) adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui
cerita, baik tersurat maupun tersirat. Amanat terdiri atas 4 macam, yakni amanat tersurat
( diceritakan langsung oleh penulis), amanat tersirat ( dapat disimpulkan sendiri oleh
pembaca ), amanat terseret (merupakan terpengaruhnya emosi pembaca), dan amanat
tersorot ( berupa peniruan perilaku tokoh oleh pembaca).

e. setting / latar
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita setting ini
meliputi waktu, tempat, sosial budaya ( Drs, rustamaji, M.Pd, agus priantoro,S.Pd)

1.latar tempat
Latar tempat adalah suatu unsur latar yang mengarah pada lokasi dan menjelaskan
dimana peristiwa itu terjadi. Bila latar tersebut termasuk latar tipikal, akan disebutkan
nama dari tempat tersebut. Bisa berupa nama terang seperti Yogyakarta, Jakarta,
Madiun, atau nama inisial seperti, Y, J, M.

2. Latar Waktu
Latar waktu merupakan unsur latar yang mengarah pada kapan terjadinya suatu
peristiwa-peristiwa waktu dalam hitungan detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, dan lain
sebagainya. Memahami latar waktu harus di dalam sebuahcerita fiksi (Nurgiyantoro:
2009: 230). Waktu dalam latar dapat berupa masa terjadinya peristiwa tersebut
dikisahkan, dikaitkan dengan unsur latar yang lain, karena sudah menjadi syarat utama
bagi karya fiksi memiliki sifat yang padu.

3. Latar Sosial
Latar sosial adalah latar yang menjelaskan tata cara kehidupan sosial masyarakat
yang meliputi masalah-masalah dan kebiasan-kebiasaan pada masyarakat tersebut.
Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, cara
berpikir, dan lain sebagainya (Nurgiyantoro, 2009: 233). Penggunaan bahasa dan nama-
nama tokoh juga dapat diidentifikasi menjadi latar sosial.
f.Sudut Pandang
Sudut pandang dijelaskan perry lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction
( Lubbock, 1968).

Menurut Harry Show (1971 : 293 ) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama,
mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri
dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati
dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti
orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar
cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam
pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.

Adapun Menurut Nurgiyantoro sudut pandang dibedakan menjadi sebagi berikut :


1) Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia
Penceritaan dengan menggunakan sudut pandang persona ketiga adalah penceritaan
yang meletakkan posisi pengarang sebagai narator dengan menyebutkan nama-nama
tokoh atau menggunakan kata ganti ia, dia, dan mereka. Sudut pandang persona ketiga
dapat dibedakan lagi menjadi dua, yaitu “dia” mahatahu dan “dia” terbatas, “dia” sebagai
pengamat. Berikut penjabaran tentang sudut pandang-sudut pandang tersebut .
a. “Dia” Mahatahu
Pada sudut pandang persona ketiga “dia” mahatahu pengarang menjadi narator dan
dapat menceritakan hal apa saja yang menyangkut tokoh “dia”. Narator mengetahui
berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, sampai pada latar belakang
tindakan tersebut dilakukan. Narator menguasai semua hal tentang tokoh-tokoh “dia”
baik yang sudah berwujud tindakan maupun baru berupa pikiran (Abrams, 1981:
143 via Nurgiyantoro, 2009: 258).

b. “Dia” Terbatas, “Dia” sebagai pengamat


“Dia” terbatas merupakan sudut pandang yang menempatkan pengarang sebagai
narator yang mengetahui apa yang dilihat, didengar, dipikir, dan dirasakan terbatas pada
satu orang tokoh “dia” (Stanton, 1965: 26 via Nurgiyantoro, 2009: 259). Karena fokus
dari pengarang hanya pada satu tokoh “dia”, maka selanjutnya pengarang akan menjadi
pengamat bagi tokoh lain. Pengarang yang bertindak sebagai narator akan
menceritakan apa yang bisa ditangkap oleh idera penglihat dan indera pendengar saja.
Narator dalam cerita ketika menggunakan sudut pandang ini hanya akan menjadi
perekam dari kegiatan-kegiatan tokoh-tokoh lain selain tokoh “dia” yang menjadi fokus
perhatian.
2) Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
Sudut pandang persona pertama “aku” merupakan sudut pandang yang menempatkan
pengarang sebagai “aku” yang ikut dalam cerita. Kata ganti “dia” pada sudut pandang ini
adalah “aku” sang pengarang. Pada sudut pandang ini kemahatahuan pengarang
terbatas. Pengarang sebagai “aku” hanya dapat mengetahui sebatas apa yang bisa dia
lihat, dengar, dan rasakan berdasarkan rangsangan peristiwa maupun tokoh lain
(Nurgiyantoro, 2009: 262).
Menurut Nurgiyantoro (2009: 263) sudut pandang persona “aku” dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu sudut pandang “aku” tokoh utama dan sudut pandang “aku” tokoh
tambahan. Berikut ulasan tentang dua sudut pandang tersebut.

a) “Aku” Tokoh Utama”


Dalam sudut pandang “aku” tokoh utama, pengarang bertindak sebagai pelaku utama
dalam cerita serta praktis menjadi pusat kesadaran dan penceritaan. ”Aku” tokoh utama
merupakan tokoh protagonis dan memiliki pengetahuan terbatas terhadap apa yang ada
di luar dirinya (Nurgiyantoro, 2009: 263).

b) “Aku” Tokoh Tambahan


“Aku” tokoh tambahan merupakan sudut pandang yang menempatkan pengarang
sebagai tokoh “aku” dalam cerita sebagai tokoh tambahan. Tokoh tambahan ini akan
bercerita dan mendampingi tokoh utama menceritakan berbagai pengalamannya,
setelah cerita tokoh utama selesai, tokoh tambahan kembali melanjutkan kisahnya
(Nurgiyantoro, 2009: 264).

c) Kriteria Plot Berdasarkan Tingkat Kepadatan


Plot ini merupakan plot yang menjelaskan sebuah karya fiksi tentang bagaimana tingkat
kepadatan atau keterjalinan cerita dalam sebuah karya fiksi. Pada kriteria plot
berdasarkan kepadatannya, plot dibagi menjadi dua, tingkat kepadatan/ kerapatan dan
longgar/ renggang. Berikut ulasan tentang plot berdasarkan tingkat kepadatannya.

Plot padat atau rapat adalah plot yang menyajikan peristiwa secara cepat dan bersifat
fungsional. Peristiwa-peristiwa yang terjalin dalam plot ini tidak dapat dipenggal atau
dihilangkan karena sifatnya yang fungsional tinggi, sehingga jika satu peristiwa saja
dihilangkan, pembaca akan kehilangan cerita, tidak memahami sebab akibat, bahkan
tidak dapat mengerti isi keseluruhan cerita (Nurgiyantoro, 2009: 159).

Plot longgar atau renggang adalah plot yang menyajikan pergantian peristiwa dengan
lambat dan memiliki hubungan antar peristiwa yang tidak erat. Plot longgar ditandai
dengan adanya sela pada keterjalinan peristiwa sehingga dapat disisipi oleh peristiwa
tambahan.
TAHAP-TAHAP ALUR
a. Tahap Eksposisi / Perkenalan
Dalam tahap ini, pengarang memperkenalkan para tokoh dan memberikan gambaran
peristiwa yang akan terjadi. Eksposisi sering disebut sbagai Paparan. Eksposisi adalah
bagian karya sastra drama yang berisi keterangan mengenai tokoh serta latar. Biasanya
eksposisi terletak pada bagian awal.

b. Tahap Konflik Awal (awal dimana masalah mulai muncul)


Pada tahap ini, tokoh mulai terlibat persoalan dengan tokoh lain, baik secara individu
maupun kelompok, Biasanya konflik ini merupakan titik tolak untuk membangun konflik lain
yang lebik panas.

c. Tahap Komplikasi (konflik mulai menajam dan permasalahan mulai lebih serius)
Pada tahap ini tokoh terlibat persoalan yang lebih serius, baik dengan tokoh yang telah
berkonflik sebelumnya, atau dengan orang lain, sehingga konflik smakin menajam. Masing-
masing tokoh makin memperlihatkan keinginan atau tujuan yang hendak dicapai.

d. Tahap Klimaks, (puncak dari permasalahan)


konflik menajam bergerak ke arah puncak. Masing-masing tokoh memberikan pilihan atau
tawaran jalan keluar. Tokoh jahat dan tokoh baik sama-sama berusaha menanggapi
keinginannya. Untuk itu, masing-masing tokohdapat memanfaatkan tokoh lain memihak
padanya. Tokoh baik lebih menyukai jalan keluar yang memenangkan tujuannya. Sebaiknya
tokoh jahat akan memilih penyelesaian yang sesuai keinginanan dirinya sendiri.

e. Tahap Anti Klimaks / Penurunan laku (konflik mulai menurun)


Pada tahap ini konflik mulai mereda. Masing-masing tokoh menempuh penyelesaian yang
diputuskan masing-masing dengan atau tanpa kesepakatan.

f. Tahap Penyelesaian / Ending (pertentangan antarkekuatan telah berakhir. )


Jika penulis naskah menghendaki tema untuk mengedepankan kebaikan, lazimnya tokoh
antagonis akan mengalami kekalahan. Akan tetapi, jika pengarang ingin menunjukkan
bahwa sebuah kebaikan itu mudah diraih, maka biasanya tokoh baik diletakkan pada posisi
menang.

f. Gaya bahas
merupakan gaya yang dominan dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus
Priantoro, S.Pd)

g. Simbol
simbol digunakn untuk mewakili sesuatu yang abstrak.contoh : burung gagak
(kematian)

cara mengidentifikasi unsur instrinsik:


1. Tema dapat didentifikasi dengan cara menulis hal –hal yang dibicarakan dalam
cerita,baik secara tersirat maupun tersurat. Hal yang paling penting banyak
dibicarakan itulah yang biasanya yang menjadi pokok bahasan atau tema cerita.
2. Amanat dapat ditangkap dari sebab akibat perbuatan para tokohnya jika tokoh
adalah orang yang jujur dalam cerita tersebut ia menjadi orang yang berhasil
dalam hidupnya. Berarti cerita tersebut mengandung pesan tentang kejujuran.
3. Alur dapat didentifikasi dengan kapan cerita itu dimula dan diakhir. Jika cerita
diawali dari waktu lalu menuju waktu sekarang, berarti cerita tersebut beralur
maju,demikian sebaliknya jika beralur mundur.
4. Untuk menentukan tokoh utama adalah dengan menghitung beberapa banyak
tokoh tersebut tampil dan beberapa banyak dibicarakan. Tokoh yang paling
banyak tampil dan dibicarakan adalah tokoh utama dalam cerita.
5. Latar sangat mudah didentifikasi,yaitu dengan memperhatikan kapan dan di
mana cerita itu berlangsung
6. Sudut pandang berkaitan dnegan gaya penceritaan penulis. Jika pengarang
menggunakan kata aku untuk mewakili dirinya, berarti penulis ikut terlibat dalam
cerita ditulisnya.
2.3.2 unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur pembentuk karya sastra di luar karya sastra,
meliputi: latar belakang kehidupan penulis, keyakinan dan pandangan hidup penulis,
adat istiadat yang berlaku pada saat itu, situasi politik (persoalan sejarah), ekonomi,
dsb. Unsur-unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi
secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra.
Secara lebih khusus lagi ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi
bangun cerita sebuah karya sastra, tetapi tidak menjadi bagian di dalamnya. Walaupun
demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang
dihasilkannya.
Pemahaman unsur ekstrinsik suatu karya sastra, bagaimanapun, akan membantu
dalam hal pemahaman makna karya itu mengingat bahwa karya sastra tak muncul dari
situasi kekosongan budaya. Bentuk penyampaian moral dalam karya fiksi mungkin
bersifat langsung atau tidak langsung.

2.4 unsur kebahasaan

2.4.1 majas
Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian
ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya
sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas
dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Majas digunakan dalam penulisan karya sastra, termasuk di


dalamnya puisi dan prosa. Umumnya puisi dapat mempergunakan lebih banyak majas
dibandingkan dengan prosa.

Macam –macam majas dan contohnya


Majas Perbandingan
Majas perbandingan sesuai namanya, majas ini menyatakan perbandingan untuk
meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya terhadap pendengar dan pembaca. Berikut
dibawah ini macam-macam dan contoh majas perbandingan.

majas perbandingan
1. Majas Perumpamaan (Asosiasi) dan Contoh Kalimatnya
Majas perumpamaan atau asosiasi dalah majas yang membandingkan sesuatu dengan
keadaan lainnya di karenakan persamaan sifat. atau sederhananya majas yang
membandingkan dua hal berbeda namun dianggap sama.

Ciri majas Asosiasi ini adalah adanya kata penghubung: ibarat, bagai, laksana,
seumpama, bagaikan, bak dan lain sejenisnya. Majas yang sering disebut majas
asosiasi ini seringkali digunakan dalam obrolan, maupun dalam penulisan. Berikut
contoh kalimat majas perumpamaan (Asosiasi):

 Semangatnya begitu keras bagaikan batu


 Tangisan anak itu bagai suara kaset kusut.
 Senyumnya manis bagai gula jawa
 Matamu bagai bintang kejora
 Otaknya encer seperti air
 Biacaranya seperti tong kosong
 Muka saudaranya bagai pinang dibelah dua
 Luar biasa larinya laksana busur lepas dari panah

 Keras suaranya seperti glegar petir


 Kemana mana berdua seperti perangko
 Kecepatan menghitung seperti kalkulator
 Bak mesin, dia tak pernah merasa capek
 Rambutnya bak mayang yang terurai
2. Majas Personifikasi dan Contoh Kalimatnya
Majas Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda mati seperti
seolah-olah memiliki sifat manusia. Majas ini membuat benda mati seperti dapat
melakukan sesuatu seperti yang dilakukan makhluk hidup. Berikut contoh kalimat majas
personifikasi

 Suara sirine ambulan meraung-raung membangunkan warga yang tengah


tertidur
 Dedaunan melambai-lambai tertiup angin
 Peluit sang wasit menjerit panjang pertanda berakhirnya pertandingan
 Panas matahari mulai membakar kulit penonton
 Tanaman rambat itu melahap habis pagar depan rumah kami
 Pagar tembok itu menghalangi lari para pencuri
 Lampu jalanan mengawasi setiap langkahku
 Laptop ini menjadi saksi bisu jalanku menuju kesuksesan
 Nyanyian handphone mengagetkanku
 Rumput sintetis itu masih tetap bergoyang meski bola yang mengenainya sudah
lama lewat.
 Suasana senja membawaku ke lamunan masa laluku
 Terlihat di langit biru layangan terbang bebas
 Pepohonan bambu saling berbisik menambah suasana seram malam itu
 Sepatu ini selalu menemaniku kemanapun aku pergi
3. Majas Metafora dan Contoh Kalimatnya
Majas metafora ialah majas ayang mengungkapkan perbandingan analogis antara dua
hal yang berbeda. Bisa juga diartikan sebagai suatu majas yang dibuat dengan frasa
secara Implisit tidak berarti namun secara eksplisit dapat mewakili suatu maksud lain
berdasarkan pada persamaan ataupun perbandingan. Atau mudahnya majas ini
digunakan sebagai bentuk kata kiasan untuk mengungkapkan sesuatu. Langsung saja
berikut contoh kalimat majas metafora :

 Perasaanku sejernih embun pagi


 Dia adalah lelaki terkutuk
 Di desa ini bersih dari sampah masyarakat
 Dewi malam menunjukkan sinar cerahnya malam ini
 Doni sedang melihat video Raja hutan bertarung melawan ular besar
 Biasanya akhir tahun harga bahan pokok melambung tinggi
 Di hari yang sama, dua tahun lalu pasar klewer dilalap habis si raja merah.
 Sejak kelas satu dia menjadi bintang kelas yang tak terkalahkan
 Dia menjadi anak emas di kelas kami
 Jangan sampai kita berurusan dengan para lintah darat
 Tikus berdasi mulai kebakaran jenggot karena kroninya ada yang tertangkap
 Buah hati kami lahir 2 minggu lalu.
 Reni bersahabat karib dengan si kutu buku itu
 Politikus satu ini menjadi kutu loncat mencari dukungan partai
 Wahai para pelajar, jangan pernah sekalipun menyentuh pil setan apalagi
mengkonsumsinya
4. Majas Simbolik dan Contoh Kalimatnya
Majas simbolik berarti majas yang digunakan untuk melukiskan sesuatu dengan
menggunakan binatang, benda atau tumbuhan sebagai simbol. Umumnya simbol yang
dipakai dalam majas ini sudah dengan mudah dipahami banyak orang. berikut contoh
kalimat majas simbolik.

contoh-kalimat-majas-simbolik
 Pemerintah tidak mau dijadikan kambing hitam atas aksi demo 4 november
kemarin
 Penyebab utama demo 4 november tidak dimeja hijaukan oleh pemerintah.
 Memang kelakuan para hidung belang yang pandai memelintir kata untuk
menipu.
 Ingatlah, jaga baik kata katamu! mulutmu adalah harimaumu!
 Berpura pura meminta maaf seperti bunglon mencari celah melakukan
kamuflase
 Perkataan dan perbuatannya menyerupai iblis.
 Ketika hari H, massa memburunya, tapi sang tersangka seperti kancil, licik,
cerdas dan sulit ditangkap.
5. Majas Alegori dan Contoh Kalimatnya
Majas alegori adalah majas yang digunakan untuk menjelaskan maksud tertentu secara
tidak langsung (non harfiah) namun masih saling berkaitan. Majas ini menjelaskan suatu
hal secara tersirat menggunakan perbandingan hal lain. Mirip dengan majas metafora
tetapi membandingkan secara keseluruhan / utuh. berikut majas alegori dan contoh
kalimatnya

 Berumah tangga itu diumpamakan seperti mengarungi samudra dengan bahtera,


terkadang dijumpai indahnya panorama yang begitu mempesona tapi tidak
jarang terkena hantaman ombak dan badai menerpa, membuat guncangan
dahsyat ke kita.
 Dunia ini bagaikan tumbuhan hijau yang mampu menyihir mata setiap manusia
yang memandangnya. Sangat menakjubkan dan begitu indah. Tapi lambat laun
ia akan menguning kering yang pada akhirnya musnah
 Otak manusia laksana mata pisau, semakin dipakai semakin tajam dan
membuatnya semakin disegani manusia. Namun jika dibiarkan tergeletak begitu
saja, lambat laun akan tumpul, mengarat dan tidak lagi menyilaukan.
6. Majas Simile dan Contoh Kalimatnya
Majas simile adalah majas yang membandingkan secara eksplisit (jelas) antara dua hal
dengan menggunakan kata penghubung,layaknya, ibarat, umpama, bak, bagai dan lain
sebagainya. Dilihat sekilas majas ini mirip dengan majas perumpamaan / asosiasi.
Berikut contoh kalimat majas simile.

 Senyumanmu sungguh indah bagaikan bunga-bunga yang bermekaran


 Wanita itu begitu cantik bak bidadari yang baru turun dari khayangan
 Pendengaran anak itu sangat tajam seperti pendengaran kelinci.
 Sejuknya perkataan ibu bagaikan embun di pagi hari.
 Kau dan aku laksana minyak dan air. kita tak mungkin bisa bersatu
 Mereka bagaikan keyboard dan mouse yang tidak bisa dipisahkan
 Memberi nasihat kepada anak kecil tak ubahnya seperti mengukir diatas batu,
akan selalu di ingat selamanya.
7. Majas Metonimia dan Contoh Kalimatnya
Majas metonimia yaitu majas yang digunakan untuk menyebutkan satu kata dengan
kata lainnya yang masih berhubungan erat. Penjelasan mudahnya seperti menggunakan
merk atau nama khusus suatu benda sebagai pengganti benda lain yang lebih umum.
Lebih mudahnya kita lihat contoh kalimat majas metonimia berikut ini.

 Perjalanan solo ke jakarta menggunakan garuda akan terasa lebih cepat


(pesawat terbang)
 Abang OB membawakan 5 gelas aqua untuk para tamu yang sedang menunggu
(air minum)
 Rojolele makin hari semakin mahal padahal upah buruh tak kunjung naik (beras)
8. Majas Sinekdoke dan Contoh Kalimatnya
Majas sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan bagian untuk menggantikan
keseluruhan atau sebaliknya menyebutkan keseluruhan untuk suatu bagian. Terdapat
dua jenis majas ini, yaitu majas sinekdoke pars pro toto dan sinekdoke totem pro parte.
berikut penjelasan dan contoh kalimatnya

Majas Sinekdo pars pro toto, atau diartikan majas yang menyatakan suatu bagian
untuk keseluruhan. contoh kalimatnya yaitu
 Perkepala diharuskan membayar Rp. 25.000 untuk bisa masuk ke bioskop
tersebut
 Hingga detik ini belum terlihat batang hidung anak itu.
Majas Sinekdoke totem pro parte, kebalikan dari majas sebelumnya. menggambarkan
keseluruhan untuk suatu bagian hal. berikut contoh kalimatnya.
 Dalam pertandingan bulutangkis yang digelar semalam, Indonesia sukses bisa
memenangi laga bergengsi tersebut.
 Solo akhirnya menjuarai cabang olahraga atletik di PON tahun ini.
Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah majas yang biasa digunakan untuk menyatakan suatu hal
yang sebenarnya dengan istilah yang berlawanan. Penggunaan majas pertentangan
ditujukan untuk mendapatkan kesan yang diterima oleh pembaca atau pendengar
tentang hal yang disampaikan. Berikut ini macam macam majas pertentangan

majas-pertentangan
1. Majas Paradoks dan Contoh Kalimatnya
Majas paradoks yaitu gaya bahasa yang menyajikan pertentangan antara pernyataan
dengan fakta yang ada. Diantara sekian majas, majas paradoks cukup sering dijumpai
dalam sebuah roman atau novel. Berikut beberapa contoh kalimat majas paradoks.

 Entahlah, dia selalu merasa sendirian ditengah kebisingan kota jakarta ini.
 Ketegangan membuat semua orang kepanasan di ruang ber AC ini
 Ditengah keributan yang ditimbulkan provokator selalu ada orang yang tetap
tenang berkepala dingin.
 Tubuh tua kakek selalu dipenuhi dengan semangat jiwa muda yang terus
membara.
 Saking tampannya anak ini, sampai sampai tidak ada satupun gadis yang
menyukainya.
 Soal ujian ini terlalu mudah hingga tak ada satu pun yang bisa mengerjakannya
2. Majas Antitesis dan Contoh Kalimatnya
Majas antitesis adalah majas yang menyajikan pasangan kata berlawanan makna.
Pasangan kata ini disajikan secara berurutan. Berikut contoh kalimat majas antitesis.

contoh-majas-antitesis

 Malam ini baik tua muda, orang dewasa maupun anak -anak semuanya larut
dalam suasana gembira menyambut 17 Agustus
 Jaminan masuk surga bukan karena miskin kaya
 Besar kecil penghasilan kita jangan lupa untuk tetap bersedekah.
3. Majas Litotes dan Contoh Kalimatnya
Majas litotes adalah gaya bahasa dengan ungkapan yang dikecilkan atau direndahkan
daripada kenyataannya. Tujuan penggunaan majas ini adalah cara untuk merendahkan
diri dihadapan pembaca atau pendengarnya. berikut ini contoh kalimat dengan majas
litotes.

 Mengapa kamu bertanya kepada orang dungu seperti aku ini?


 Mampirlah sebentar di gubuk kami ini
 Makanlah seadanya, sekedar penghilang lapar
 Tolong terimalah pemberian yang tidak berharga ini
 Aku tinggal di sebuah rumah yang hanya beralaskan tanah dan beratapkan langit
 Ayahku akan mengadakan perayaan kecil-kecilan untuk memperingati kelahiran
adikku
 Tubuh renta ini tidak pantas mendapatkan penghargaan sebagai orang terkuat.
 Kami hidup dari usaha kecil kecilan yang dijalankan satu keluarga.
 Aku hanya peria kecil dengan impian dan harapan besar.
 Jika dia memiliki harta yang melimpah, apalah dayaku yang hanya punya cinta
dan kasih sayang.
4. Majas Hiperbola dan Contoh Kalimatnya
Majas Hiperbola adalah gaya bahasa dengan ungkapan yang melebih-lebihkan dari
kenyataan aslinya. Majas ini membuat akan meninggalkan kesan kuat pada pembaca
dan pendengarnya sehingga dapat menarik perhatian. Berikut ini contoh kalimat majas
hiperbola

 Ini adalah daftar karya-karya anak negeri yang mampu mengguncang dunia
 Suara deru langkah para prajurit mengalahkan kebisingan suara kereta api ini.
 Andi berlari pulang secepat kilat ketika mendengar kabar ayahnya pulang dari
Australia.
 Luasnya samudera akan ku selami demi mencari keberadaan dirimu
 Di Dubai gedung gedung dibangun hingga mencapai langit tertinggi.
 Perasaanku teriris-iris oleh sembilu ketika melihat ibuku harus bekerja keras
demi sesuap nasi untuk menghidupi kita.
 Akhirnya setelah setengah mati berjuang, soal matematika ini selesai juga
 Puluhan bahkan ratusan juta miliar pun tak akan sanggup membeli kebahagiaan
sederhana ini.
 Jeritan hati ini terdengar hingga langit ke tujuh.
Majas Penegasan
Majas Penegasan adalah majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal secara
tegas guna meningkatkan pemahaman dan kesan bagi para pembaca dan pendengar.
berikut macam macam majas penegasan dan contoh kalimatnya.

majas-penegasan
1. Majas Pleonasme dan Contoh Kalimatnya
Majas Pleonasme adalah majas yang digunakan dengan menyatakan suatu hal yang
sudah jelas tetapi tetap di beri tambahan kata lain untuk mempertegas maksudnya.
Contoh kalimat majas pleonasme

 Lekas turun ke bawah, jika kau masih ingin mendapatkan jatah makan (turun ke
bawah)
 Para pelajar yang tengah melakukan tawuran langsung mundur kebelakang
ketika polisi datang (mundur ke belakang)
 Mendadak kelas menjadi sunyi senyap, saat mendengar langkah guru mendekat.
 Aku menyaksikan kejadian itu dengan mata kepalaku sendiri
 Friska riang gembira ketika kekasihnya datang melamar dirinya.
 Dewi berkunjung ke tempat wisata di Solo, seperti Keraton Kasunanan, Pasar
Klewer, Kampung batik, Masjid Agung Solo dan masih banyak lagi.
 Kakek datang dari desa membawa beraneka ragam macam buah.
2. Majas Repetisi dan Contoh Kalimatnya
Majas Repetisi adalah majas pengulangan suatu kata dalam beberapa frasa dengan
tujuan menegaskan suatu maksud. Berikut contoh kalimat majas repetisi.

 Dialah satu-satunya yang ku nanti, satu-satunya yang ku tunggu, satu-satunya


yang kuharap datang untuk menghiburku
 Cinta itu seru, cinta itu asik, cinta itu rumit tapi cinta juga bisa memabukkan jadi
berhati hatilah jika sudah mengenal cinta
 Main game, main game, main game hanya itu saja yang kamu lakukan sehari
hari. Sana keluar cari angin biar sehat.
 Dia, dia dan dia saja yang ada dalam pikiranku saat ini.
 Siti terus belajar, belajar dan belajar hanya untuk mengejar beasiswa untuk
siswa berperstasi
3. Majas Tautologi dan Contoh Kalimatnya
Majas Tautologi adalah gaya bahasa dengan mengulang kata dalam sebuah kalimat
untuk beberapa kali dengan tujuan sebagai penegasan maksud. Berikut contoh kalimat
yang menggunkaan majas Tautologi

 Hancur-luluh hatiku, ketika enkau putuskan semua jalinan cinta kita


 Betapa sepi malam ini, betapa sunyi pengharapan ini.
 Tetap bersamamu di dalam suka di dalam duka, waktu bahagia, waktu merana,
masa tertawa masa kecewa
 Kau memang kuat. Kau memang kekar. Kau memang kuasa.
 Betapa sepi malam ini, betapa sunyi pengharapan ini
4. Majas Retorik dan Contoh Kalimatnya
Majas retorika adalah gaya bahasa yang berupa kalimaat tanya tetapi sebetulnya tak
perlu untuk dijawab. Majas ini berfungsi untuk penegasan sekaligus Sindiran. Berikut
contoh kalimat menggunakan majas retorik
contoh kalimat majas-retorik
 Sholat jum’at dilakukan hari apa?
 Apa ini orang yang selalu kamu sebut sebut itu?
 Waktu kemarin jatuh dari atap apakah itu sakit?
 Siapa yang bilang cita cita bisa digapai cukup dengan sekolah saja?
 Benar begitu? kamu tidak perlu uang ini padahal kebutuhanmu masih banyak?
5. Majas paralelisme dan Contoh Kalimatnya
Makas paralelisme adalah bentuk majas perulangan yang biasanya hanya digunakan
untuk penegasan makna frase dalam sebuah puisi. Berikut ini contoh kalimat majas
paralelisme

Sungguh aku mendengar

Sungguh aku melihat

Sungguh aku merasakan

Sungguh aku merinduimu

Sungguh aku mencintaimu


6. Majas Klimaks dan Contoh Kalimatnya
Majas Klimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan lebih dari dua hal secara
berurutan dengan tingkatan semakin lama semakin meningkat. Berikut ini contoh kalimat
menggunakan majas klimaks.

 Hari itu semua orang mulai dari bayi, anak anak, remaja, orang dewasa hingga
orang tua ikut turun ke jalan melakukan aksi demo menuntut seorang penista
agama yang notabene seorang gubernur
 Kepala desa, camat, bupati, walikota, gubernur, sampai presiden harusnya dipilih
berdasar kemampuannya.
 Dari mulai rakyat jelata, orang biasa, polisi, tentara, tokoh masyarakat sampai
para ulama memberikan pernyataan atas apa yang dikatakan sang gubernur.
 Di toko itu tersedia barang dengan harga bervariasi mulai dari Rp 25.000 sampai
yang harga Rp 2.500.000

7. Majas Antiklimaks dan Contoh Kalimatnya


Majas antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan lebih dari 2 hal secara
berturut-turut dengan tingkatan yang semakin lama semakin menurun. berikut contoh
kalimat majas antiklimaks

 Setiap senin, kepala sekolah, guru, staf dan para siswa di SMK N 2 Surakarta
rutin melakukan upacara bendera di pagi hari
 Tersedia ukuran baju dari mulai XXL, XL, L, M sampai yang terkecil S
 Segenap jajaran dari yang paling atas, kepala sekolah, guru, wali murid, siswa
hadir di perpisahan minggu kemarin.
 Tak peduli kamu tua, muda atau masih anak-anak, merokok itu tidak baik untuk
kesehatan.
Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas yang ditujukan untuk menyatakan sindiran pada pendengar
atau pembacanya. Majas ini bertujuan untuk merubah perilaku seseorang.Majas ini
dibagi menjadi tiga. Berikut ini macam macam majas sindiran beserta contoh
kalimatnya.

majas-sindiran-jempolkaki-com
1. Majas Ironi dan Contoh Kalimatnya
Majas ironi yaitu majas yang digunakan dengan menyatakan sesuatu hal secara
bertentangan dengan kenyataan. Majas ini ketika diungkapkan terdengar seperti pujian
tetapi sebetulnya bermakna negatif/sindiran. Berikut contoh kalimat majas ironi

 Bau badanmu harum sekali, sampai sampai aku tak tahan.


 Wah tulisanmu terlalu indah hinga tidak ada seorangpun bisa membacanya
kecuali dia
 Dia memang anak yang rajin, tugas dari guru menggunung tak tersentuh
 Ini baru namanya siswa teladan, jarang masuk, sekalinya masuk selalu
terlambat.
 Bagus sekali kata katamu. sampai sampai siapapun yang mendengarnya
merasa sakit hati
 Kamu memang hebat, sungguh keren layak diagungkan, kamu bisa menipu
seluruh rakyatmu dan menganggapmu sebagai dewa
 Kamu anak yang beruntung setiap hari kedua orangtuamu menghajar dirimu
2. Majas Sarkasme dan Contoh Kalimatnya
Majas sarkasme adalah majas sindiran yang disampaikan dengan konotasi paling kasar.
majas ini lazimnya hanya diucapkan oleh orang yang sedang marah besar. Berikut
contoh kalimat bermajas sarkasme

contoh kalimat bermajas-sarkasme


 Sikapmu membuatku muntah. Pergi Kau!
 Dasar Bodoh! kerja beginian saja kau tak becus!
 Kau lelaki kere! menyesal aku pernah mengenalmu!
3. Majas Sinisme dan Contoh Kalimatnya
Majas sinisme adalah majas yang dipakai dengan menyatakan sindiran secara tidak
langsung atau implisit. berikut contoh kalimat bermajas implisit

 Sungguh tidak pantas kata kata seperti itu diucapkan oleh orang terpelajar
sepertimu
 Lama kelamaan aku bisa gila bila terus melihat tingkah lakumu yang memuakkan
itu.
 Kan sudah aku bilang jangan mencari hanya dari kecantikan, sekarang baru
ketahuan kan yang kau pilih itu transgender
 Aku bangga mendapatkan nilai 8 dari jerih payah sendiri daripada kamu
mendapat nilai sempurna dengan cara curang
2.4.2 ungkapan
Ungkapan merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak
ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya. Idiom atau disebut juga dengan
ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti baru dimana tidak berhubungan
dengan kata pembentuk dasarnya.
Ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang digunakan seseorang dalam
situasi tertentu untuk mengkiaskan suatu hal. Ungkapan terbentuk dari gabungan dua
kata atau lebih. Gabungan kata ini jika tidak ada konteks yang menyertainya memiliki
dua kemungkinan makna, yaitu makna sebenarnya (denotasi) dan makna tidak
sebenarnya (makna kias atau konotasi). Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah
gabungan kata itu termasuk ungkapan atau tidak, harus ada konteks kalimat yang
menyertainya. Untuk lebih jelasnya kita ambil sebuah contoh
Membanting tulang
Gabungan kata di atas tidak dapat langsung kita katakan termasuk ungkapan. Hal ini
dikarenakan konteks kalimat yang menyertai gabungan kata tersebut belum jelas.
Gabungan kata di atas masih mempunyai dua kemungkinan makna sesuai konteks
kalimatnya.

1. Andi membanting tulang di sampingnya sebagai luapan kemarahannya.


2. Andi membanting tulang untuk menghidupi keluarganya.

Dua kalimat di atas memberikan konteks (situasi) pada gabungan kata “membanting
tulang.” Kalimat (a) membantuk makna denotasi atau makna sebenarnya pada
gabungan kata “membanting tulang.” Makna denotasi tersbut adalah kegiatan
membanting tulang. Kalimat (b) membentuk makna konotasi atau makna kias pada kata
“membanting tulang.” Makna kias tersebut adalah bekerja keras. Makna kedua inilah
membuat gabungan kata di atas disebut ungkapan.
Berikut adalah contoh ungkapan :

 banting tulang : kerja keras


 gulung tikar : bangkrut
 angkat kaki : pergi
 naik pitam : marah
 buah bibir : topik pembicaraan
 angkat tangan : menyerah
 meja hijau : pengadilan
 buah tangan : oleh-oleh
 kutu buku : orang yg suka baca buku
 kepala dingin : tenang
 jago merah : api kebakaran
 bunga tidur : mimpi
 bunga desa : gadis desa
 panjang tangan : suka mencuri
 tinggi hati : sombong

Contoh kalimat dengan:

1. Mereka sudah banyak makan garam dalam hal itu. (banyak pengalaman)
2. Hati-hati terhadapnya, ia terkenal si panjang tangan. (suka mencuri)
3. Jeng Sri memang tinggi hati.(sombong)
4. Karena ucapan orang itu, Waluyo naik darah.(marah)
5. Itulah akibatnya kalau menjadi anak yang berkepala batu. (tidak mau menurut)
6. Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (suka membual)
7. Merah telinganya ketika ia dituduh sebagai koruptor. (marah)
8. Karena gelap mata, dia mengamuk di kantor. (hilang kesabaran)
9. Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini. (mati)
10.Ketika kutinggalkan dulu engkau masih merah, sekarang sudah seorang jejaka.
(masih bayi)
11. Selama pertandingan sepak bola itu, benar-benar dia menjadi bintang lapangan.
(pemain yang baik)
12.Pidatonya digaraminya dengan lelucon sehingga menarik para pendengarnya.
(dibumbui; dihiasi)
13.Lagi-lagi aku yang dikambing hitamkan bila timbul keributan di kelas. (orang
yang dipersalahkan)
14.Maaf, aku tak sudi kaujadikan aku sebagai kuda tunggangmu. (kausuruh-suruh
untuk kepentinganmu)
15.Kalau rasa permusuhan itu tidak dicabut sampai akar-akarnya, hubungan kalian
tak pernah baik. (dihilangkan benar-benar)
16.“Gema Tanah Air” sebuah bunga rampai yang disusun oleh H.B. Jassin. (buku
yang berisi kumpulan karangan beberapa orang)
17.Kalau bekerja dengan setengah hati, hasilnya kurang memuaskan.(tidak
sungguh-sungguh)

2.5 sudut pandang


Berbeda dengan sudut pandang pada unsur intrinsik,sudut pandang ini
adalah bagaimana penulis melahirkan cerita baik itu dikenakan hobi,
pelampiasan emosi latar belakang, sosial dan ekonomi.

2.6 nilai-nilai dlam satra


Dengan membaca karya sastra, kita akan memperoleh "sesuatu" yang dapat
memperkaya wawasan
dan/atau meningkatkan harkat hidup. Dengan kata lain, dalam karya sastra ada sesuatu
yang bermanfaat bagi kehidupan.
Karya sastra (yang baik) senantiasa mengandung nilai (value). Nilai itu dikemas dalam
wujud struktur karya sastra, yang secara implisit terdapat dalam alur, latar, tokoh, tema, dan
amanat atau di dalam larik, kuplet, rima, dan irama. Nilai yang terkandung dalam karya
sastra itu, antara lain, adalah sebagai berikut:
(1) nilai hedonik (hedonic value), yaitu nilai yang dapat memberikan kesenangan secara
langsung kepada pembaca;
(2) nilai artistik (artistic value), yaitu nilai yang dapat memanifestasikan suatu seni atau
keterampilan dalam melakukan suatu pekerjaan;
(3) nilai kultural (cultural value), yaitu nilai yang dapat memberikan atau mengandung
hubungan yang mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan;
(4) nilai etis, moral, agama (ethical, moral, religious value), yaitu nilai yang dapat mem-
berikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika, moral, atau
agama;
(5) nilai praktis (practical value), yaitu nilai yang mengandung hal-hal praktis yang dapat
diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

2.7 teks ekplanansi


a. pengertian teks ekplanansi
Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses ‘mengapa’ dan
‘bagaiman’ kejadian-kejadia alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat
terjadi. Suatu kejadian baik kejadian alam maupun kejadian seosial yang terjadi di
sekitar kita, selalu memiliki hubungan sebab akibat dan memiliki proses. Suatu kejadian
yang terjadi di sekitar kita, tidak hanya untuk kita amati dan rasakan saja, tetapi juga
untuk kita pelajari. Kita dapat mempelajari kejadian tersebut, misalnya dari segi
mengapa dan bagaimana bisa terjadi.
b.Struktur Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki memiliki struktur yang terdiri dari pernyataan umum,
dilanjutkan dengan urutan sebab akibat, dan diakhiri dengan interpretasi. Untuk lebih
memahami lagi mengenai struktur tersebut silahkan disimak dibawah ini.
1. Pernyataan umum, berisi statemen atau penyataan umum tentang suatu topik
yang akan dijelaskan proses keberadaanya, proses terjadinya, atau proses
terbentuknya.
2. Urutan Sebab Akibat, berisikan tentang detail penjelasan proses keberadaan
atau proses terjadinya yang disajikan secara urut atau bertahap dari yang paling
awal hingga yang paling akhir.
3. Interpretasi, berisi tentang kesimpulan atau pernyataan tentang topik atau
proses yang dijelaskan.

c.Ciri-Ciri Teks Eksplanasi


Teks eksplanasi memiliki 3 ciri-ciri yang dapat memudahkan kita untuk membedakan
antara teks eksplanasi dengan teks yang lainnya. Berikut akan saya jelaskan 3 ciri-ciri
teks eksplanasi.
1. Strukturnya terdiri dari penyataan umum, urutan sebab akibat, dan interpretasi
seperti yang telah saya jelaskan diatas tadi.
2. Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual).
3. Faktualnya itu memuat informasi yang bersifat ilmiah atau keilmuan seperti sains
dan yang lainnya.

d.Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi


Teks eksplanasi pada umumnya memiliki ciri bahasa sebagai berikut.
1. Fokus pada hal umum (generic), bukan partisipan manusia (nonhuman
participants), misalnya gempa bumi, banjir, hujan, dan udara.
2. Dimungkinkan menggunakan istilah ilmiah.
3. Lebih banyak menggunakan kata kerja material dan relasional (kata kerja aktif).
4. Menggunakan konjungsi waktu dan kausal, misalnya jika, bila, sehingga,
sebelum, pertama, dan kemudian.
5. Menggunakan kalimat pasif.
6. Eksplanasi ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan
secara kausal itu benar adanya.
Bab III
pembahasan

3.1 Sinopsis
Sinopsis novel adalah ringkasan cerita novel. Ringkasan novel adalah
bentuk pemendekan dari sebuah novel dengan tetap memperhatikan unsur-
unsur intrinsik tersebut novel terebut. Membuat sinopsis merupakan suatu cara
yang efektif untuk meyajikan karangan (novel) yang panjang dalam bentuk yang
singkat. Dalam synopsis keindahan gaya bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-
penjelasan dihilangkan, tetapi tetap mempertahankan isi dan gagasan umum
pengarangnya.

Gajah Mada merupakan sosok kontroversial. Orang tua, tempat lahir,


wafat, kehidupan percintaan, bahkan sepak terjang Gajah Mada merupakan
hal yang masih misterius. Terlepas dari segala kontroversi yang menyelingkupi
kehidupan Gajah Mada, nyatanya nusantara dan Majapahit makmur pada
zamannya. Bahkan, adanya Indonesia ini juga berkat Sumpah Palapa yang ia
ucapkan untuk menyatukan nusantara. Lalu, bagaimanakah sebenarnya sepak
terjang Gajah Mada semasa hidupnya hingga menjadi tokoh legendaris? Buku
inilah yang akan menjawab pertanyaan tersebut. Dengan berbagai sudut
pandang, buku ini menyuguhkan semua informasi yang berkaitan dengan
kehidupan Gajah Mada, mulai dari lahirnya, kiprahnya di dunia politik,
kisah percintaannya, hingga meninggalnya. Plusnya, buku ini juga
menguraikan makna-makna yang terkandung dalam jiwa kepahlawanan
Gajah Mada agar penerus bangsa ini mampu menghayatinya.

Asal Usul Gajah Mada

Gajah mada merupakan punggawa kerajaan majapahit yang gagah perkasa.


Fisiknya digambarkan tinggi dan besar wajahnya menyiratkan sosok manusia
yang mempunyai prinsip yang kuat tentunnya ia juga manusia yang kuat secara
lahir dan batin . gajah mada pernah menjalani hubungan cinta dengan dyah
pitaloka , gajah mada berupaya mengagalkan pernikahan Dyah Pitaloka dengan
Hayam Wuruk . pengagalan pernikahan ini berbuah peristiwa tragis – Perang
Bubat – Yang kontroversial.kisah cinta Gajah Mada dengan Dyah Pitaloka kisah
ini terputus karena bekel dipa mengabdi kekerajaan majapahit sebagai pengawal
raja Jaya Negara bahkan , kelak dikemudian hari bekel dipa berhasil menjadi
mahapati di majapahit dengan nama Gajah Mada
Gajah Mada merupakan salah satu tokoh sentral di Kerajaan Majapahit saat
mencapai masa kejayaannya dengan pusat pemerintahan di Wilwatikta atau
sekarang dikenal Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Dinasti yang didirikan oleh
Raden Wijaya (wafat tahun 1309) berdarah bangsawan Jawa dan Sunda ini
mencapai puncak kejayaan di era Raja Hayam Wuruk.
Masa kejayaan Majapahit tidak lepas dari figur Gajah Mada, termasuk segudang
kontroversi cerita yang hingga kini masih berselimut gelap. Karir militernya di
Majapahit mulai menanjak setelah dia berhasil menyelamatkan Jayanegara, raja
kedua Majapahit dalam peristiwa pemberontakan Ra Kuti tahun 1319.

Memang setelah meninggalnya Raden Wijaya, Majapahit disibukkan oleh


pemberontakan di sana sini dari pada ekspansi militer atau ekonomi ke wilayah
baru. Umumnya pemberontakan terjadi untuk mengambil alih kekuasaan yang
dilakukan oleh orang-orang bekas istana, maupun daerah-daerah yang ingin
melepas diri dari Majapahit.

Dalam kitab Pararaton diceritakan, pemberontakan di zaman Jayanegara


dilakukan oleh para Dharmaputra yang tak lain loyalis Raden Wijaya.
Pemberontakan ini terjadi karena raja kedua Majapahit ini berdarah campuran
Jawa dan etnis Melayu, bukan asli keturunan Kertanagara. Seperti diketahui,
bahwa Jayanegara merupakan anak hasil perkawinan antara Raden Wijaya
dengan Dara Petak.

Pemberontakan ini dipimpin oleh Ra Kuti, seorang perwira Majapahit dari daerah
Pajarakan (sekarang Probolinggo, Jawa Timur). Dalam pemberontakan Ra Kuti,
Majapahit berhasil direbut dari tangan Jayanegara.

Karena kondisi kerajaan sudah tidak kondusif, komandan pasukan


Bhayangkara Gajah Mada akhirnya melarikan raja muda bernama lain Raden
Kalagemet (jahat dan lemah) ini ke wilayah Badander. Di Jawa Timur saat ini,
nama Badander mengacu pada dua daerah; pertama Desa Dander yang masuk
di administrasi Kabupaten Bojonegoro, dan Desa Bedander masuk wilayah
Jombang.
Setelah kondisi dirasa cukup aman, Gajah Mada kemudian kembali ke Majapahit
untuk menggalang kekuatan dari rakyat jelata hingga para loyalis Jayanegara di
kerajaan. Pada akhirnya Ra Kuti bersama pemberontak lainnya bisa dikalahkan.
Karena jasa besarnya tersebut, Gajah Mada diangkat sebagai patih Majapahit.
Dari sini, karir militer Gajah Mada semakin moncer. Di hari-hari berikutnya,
dipercaya untuk menumpas para pembelot kerajaan. Tercatat karena jasanya itu,
dia pernah diangkat sebagai Patih Doha (Kediri) dan Patih Kahuripan (sekarang
Sidoarjo).

Di masa pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi,


posisi Gajah Mada diangkat lebih tinggi menjadi mahapatih setelah berhasil
menumpas pemberontakan di Sadeng dan Keta (masuk Kabupaten Situbondo).
Pada periode inilah Gajah Madamelakukan ekspansi besar-besaran kerajaan
Majapahit ke segala penjuru. Banyak kerajaan penting berhasil direbut
Majapahit, seperti Kerajaan Pejeng (Bali), sisa-sisa kerajaan Sriwijaya dan
Malayu.
Puncaknya, Gajah Mada diangkat sebagai Patih Amangkubumi dan kembali
menjadi tokoh sentral kemajuan Majapahit di zaman Hayam Wuruk, termasuk
salah satu peristiwa penting dan kontroversi hingga kini masih simpang siur yaitu
Sumpah Palapa.
Dalam Kakawin Nagarakertagama karya Empu Prapanca, kekuasaan Majapahit
yang didapat dari peperangan maupun monopoli dagang terbentang dari Papua,
Sumatera, Tumasik (sekarang disebut Singapura), hingga sebagian pulau di
Filipina. Semua terbingkai dalam peta Nusantara.

3.2 Struktur
Struktur dari sejarah Asal Usul Gajah Mada karya Gesta bayuadhy adalah
sebgai berikut.
1. Orientasi
orientasi merupakan bagian penjelasan mengenai latar waktu dan
suasana terjadinya cerita,terkadang juga berupa pembahasan penokahan atau
perwatakan berikut adalah orientasi dari sejrah Asal Usul Gajah Mada karya
gesta bayuadhy
penulis menjelaskan mengenai di angkatnya gajah mada menjadi patih
kerajaan majapahit pada kutipan,”
secara tidak langsung penulis menggambarkan bahwa gajah mada
adalah pemuda yang bersungguh-sungguh untuk menepati janjinya dan
berusaha sebaik mungkin untuk melaksanakan tugasnya seperti yang di jelaskan
pada kutipan yang berbunyi:

2. komplikasi
komplikasi merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab
akibat, dimana setiap peritiwa terjadinya karna adanya sebab dan
mengakibatkan munculnya peristiwa lain. Berikut adalah komplikasi dari sejarah
Asal Usul Gajah Mada karya Gesta Bayuadhy:
urutan kejadian I : Diangkatnya Gajah Mada menjadi pati
“… pada masa diangkatnya Gajah Mada menjadi Mahapati Amangkubhumi,
sebagian wilayah yang disebutkan dalam sumpahnya itu belum dikuasai
kerajaan maja pahit .” (2015:40)
urutan kejadian II :
uratan kejadian III :
urutan kejadian IV :
urutan kejadian V :
urutan kejadian IV :
3. Reorientasi

reorientasi adalah berisi komentar pribadi penulisan tentang peristiwa


atau kejadian sejarah yang diceritan.
3.3 unsur intrinsik dan ektrinsik
3.3.1 unsur intrinsik
unsur intrinsik merupakan unsur pembangunan karya sastra yang berasal
dari dalam karya itu sendiri, berupa tema, plot, penokohan, latar, sudut
pandah,gaya bahasa,dan amanat. Sejarah Asal Usul Gajah Mada karya gesta
bayuadhy memiliki unsur intrinsik sebagai berikut.

a. tema
tema adalah ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan
cerita sejarah Asal Usul Gajah Mada karya gesta bayuadhy pertemakan
perperangan pada zaman kerajaan ( kolosal ). Ini diwakili dari kutikan, “
b. karakter dan perwatan
karakter atau tokoh adalah orang yang mejadi pelaku dlam
sejarah,sedangkan perwatakan atau pernokohan adalah cara penulis
menggabarkan tokoh-tokohnya. Sejarah Asal Usul Gajah Mada memiliki tokoh
dan penokohan sebagai berikut.
1. Protagonis
( tokoh yang dikagumi dan sering dijadikan pahlawan yang taat dengan
norma-norma, nilai-nilai sesuai dengan konvensi masyarakat) pada sejarah Asul
Gajah Mada karya Gesta bayuadhy adalah gajah mada, rakyanala,

c. latar
1) latar tempat
latar tempat adalah suatu unsur latar yang mengarah pada lokasi dan
menjeaskan dimana peristiwa itu terjadi. Berikut adalah latar tempat yang
digunakannpda sejarah Asal Usul Gajah Mada karya Gesta Bayuadhy

2) latar wktu
latar waktu adalah merukan unsur latar yang mengarah pada kapan
terjadinya suatu peristiwa-peristiwa didalam sebuh cerita fiksi.di bawah ini adalah
latar waktu yang digunakan pada sejarah Asal Usul Gajah Mada karya Gesta
bayuadhy .

3) latar sosial
latar sosial adalah latar yang menjelaskan tata cara kehidupan sosial
masyarakat yang meliputi maslah-maslah dan kebiasan-kebiasaan pada
masyarakat tersebut. Dibawah ini merupakan latar sosial yang digunakan pada
sejarah Asal Usul Gajah Mada karya Gesta Bayuadhy

d.Alur
alur atau plot merupakan rangkaian peristiwa dalam sejarah. Alur
dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu alur progresif (secra kronologi), alur
regresif( tidak diurutkan secara kronologi), dan alur campuran( disusun tidak
secara maju ataupun mundur, sesuai ingin keinginan penulis).
Adapun alur yang digunakan pada sejarah sejarah Asal Usul Gajah Mada karya
Gesta Bayuadhy adalah alur campuaran, karna diawali dengan pelantikah gajah
mada pada tahun 1336M lalu dilanjutkan dengan asal usul berdirinya majapahit
pada tahun 1263M, seperti pada kutikan berikut.

e. sudut pandang
sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan tokoh dlam ceritanya
sehingga tampak jelas gaya cerita yang di sajikan.ada pun sudut pandang yang
digunakan dalam sejarah Asal Usul Gajah Mada karya Gesta Bayuadhy adalah
sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat, karna penulis menjelaskan
kejadian dalam cerita tanpa menjadi tokoh pada cerita, seperti yang dapat dilihat
pada kutikan berikut.

f. gaya bahasa majas


majas adalah pemanfaatkan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu
untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra
semakin hidup pada sejarah Asal Usul Gajah Mada karya Gesta Bayuadhy
terdapat beberapa majas, yaitu sebagai berikut
1. majas personifikasi
majas personifikasi adlah majas perbandingan yang melukiskan suatu
benda mati seolah-olah hidup. Misalnya, terlihat pada kutikan berikut”
2. Majas Litotes
majas litotes adlah majas yang mengandung pernyataan yang dikecil-
kecilkan, dikurangi dari pernyataan yang sebernarnya. misalnya, terlihat dalam
kutikan dibawah ini:
3. Majas ritorik
majas ritorik adalah majas penegsan yang berupa kalimat tanya namun
tak memerlukan jawaban. Misalnya pada kutikan:
4. Majas hiperbolah
majas hiperbolah adalah pernyataaan yang berlebihan yang
melampauih kenyataan sebenarnya dengan maksud memberikan kesan
mendalam atau mencuri perhatian. Misalnya, terlihat pada kutikan berikut”
5. majas metapora
majas metapora adalah gaya bahasa yang mengungkapan secara
langung berupa perbandingan analogi Misalnya sebagai berikut, terlihat pada
kutikan berikut”
6.majas Anti-klimaks
anti klimas adalah kabalikan majas klimaks. Majas inimnyatakan
beberapa hal secara berturut-turut yang semakin lama semkain menurun seperi
pada Misalnya, terlihat pada kutikan berikut”
7. Majas paralelisme
majas para lelisma adalah biasa digunakan untuk menunjukkan pada
suatu titik kesamaan kedudukan sesuatu yang sering dianggap sebagi suatu
yang memilki jarak karena memiliki karakteristik yang berbeda. Atau dapat juga
paralelisme digunakan untuk mengungkapkan dengan kata yang diulang-ulang
untuk menggambarkan makna yang ingin diutaran sama dengan deskripsi dari
kata yang diulang-ulang tersebut Misalnya, seperti pada kutikan berikut”
8. majas sinekdot totem pro parte
sinekdot adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan
benda secra keselurahan untuk sebagian misalnya terlihat pada kutikan berikut”
9. majas asosiasi
majas asosiasiatau perumpamaan adalah perbadingan terhadap dua
hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja diangggap sama, seperti pada
terlihat pada kutikan berikut
10. Majas ironi
majas ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan
dengan maksud untuk menyindir seseorang, seperti pada kutikan berikut”

Anda mungkin juga menyukai