Ada dua unsur utama dalam karya sastra, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur
ekstrinsik berupa segala sesuatu yang menginspirasi penulisan karya sastra dan
mempengaruhi karya sastra secara keseluruhan. Unsur ekstrinsik ini meliputi: latar
belakang kehidupan penulis, keyakinan dan pandangan hidup penulis, adat istiadat yang
berlaku pada saat itu, situasi politik (persoalan sejarah), ekonomi, dsb. Sementara unsur
intrinsik terdiri atas:
a.Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita
novel (Drs. Rustamaji.M pd. Agus priantoro. S.pd)
b.Karakter/perwatakan
Tokoh dalam cerita. Karakter dapat berupa manusia, tumbuhan maupun benda
Karekter dapat dibagi menjadi:
Karakter utama: tokoh yang membawakan tema dan memegang banyak peranan
dalam cerita
Karakter pembantu: tokoh yang mendampingi karakter utama
Catatan: karakter pembantu biasanya adalah karakter statis karena tidak digambarkan
secara detail oleh penulis sehingga perubahan kepribadian dan cara pandangnya tidak
pernah terlihat secara jelas.
Karakterisasi :
Cara penulis menggambarkan karakter. Ada banyak cara untuk menggali
penggambaran karakter, secara garis besar karakterisasi ditinjau melalui dua cara yaitu
secara naratif dan dramatik. Teknik naratif berarti karakterisasi dari tokoh dituliskan
langsung oleh penulis atau narator. Teknik dramatik dipakai ketika karakterisasi tokoh
terlihat dari antara lain: penampilan fisik karakter, cara berpakaian, kata-kata yang
diucapkannya, dialognya dengan karakter lain, pendapat karakter lain, dsb.
c. Konflik
Konflik adalah pergumulan yang dialami oleh karakter dalam cerita dan . Konflik ini
merupakan inti dari sebuah karya sastra yang pada akhirnya membentuk plot. Ada
empat macam konflik, yang dibagi dalam dua garis besar:
1.Konflik internal
Individu-diri sendiri: Konflik ini tidak melibatkan orang lain, konflik ini ditandai dengan
gejolak yang timbul dalam diri sendiri mengenai beberapa hal seperti nilai-nilai.
Kekuatan karakter akan terlihat dalam usahanya menghadapi gejolak tersebut
2.Konflik eksternal
Individu – Individu: konflik yang dialami seseorang dengan orang lain
Individu – alam: Konflik yang dialami individu dengan alam. Konflik ini menggambarkan
perjuangan individu dalam usahanya untuk mempertahankan diri dalam kebesaran
alam.
Individu- Lingkungan/ masyarakat : Konflik yang dialami individu dengan masyarakat
atau lingkungan hidupnya.
d. amanat
yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Pesan dalam karya sastra
bisa berupa kritik. Harapan, asal, dan sebagainya, Amanat menurut Amanat menurut
Siswandarti (2009: 44) adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui
cerita, baik tersurat maupun tersirat. Amanat terdiri atas 4 macam, yakni amanat tersurat
( diceritakan langsung oleh penulis), amanat tersirat ( dapat disimpulkan sendiri oleh
pembaca ), amanat terseret (merupakan terpengaruhnya emosi pembaca), dan amanat
tersorot ( berupa peniruan perilaku tokoh oleh pembaca).
e. setting / latar
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita setting ini
meliputi waktu, tempat, sosial budaya ( Drs, rustamaji, M.Pd, agus priantoro,S.Pd)
1.latar tempat
Latar tempat adalah suatu unsur latar yang mengarah pada lokasi dan menjelaskan
dimana peristiwa itu terjadi. Bila latar tersebut termasuk latar tipikal, akan disebutkan
nama dari tempat tersebut. Bisa berupa nama terang seperti Yogyakarta, Jakarta,
Madiun, atau nama inisial seperti, Y, J, M.
2. Latar Waktu
Latar waktu merupakan unsur latar yang mengarah pada kapan terjadinya suatu
peristiwa-peristiwa waktu dalam hitungan detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, dan lain
sebagainya. Memahami latar waktu harus di dalam sebuahcerita fiksi (Nurgiyantoro:
2009: 230). Waktu dalam latar dapat berupa masa terjadinya peristiwa tersebut
dikisahkan, dikaitkan dengan unsur latar yang lain, karena sudah menjadi syarat utama
bagi karya fiksi memiliki sifat yang padu.
3. Latar Sosial
Latar sosial adalah latar yang menjelaskan tata cara kehidupan sosial masyarakat
yang meliputi masalah-masalah dan kebiasan-kebiasaan pada masyarakat tersebut.
Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, cara
berpikir, dan lain sebagainya (Nurgiyantoro, 2009: 233). Penggunaan bahasa dan nama-
nama tokoh juga dapat diidentifikasi menjadi latar sosial.
f.Sudut Pandang
Sudut pandang dijelaskan perry lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction
( Lubbock, 1968).
Menurut Harry Show (1971 : 293 ) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama,
mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri
dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati
dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti
orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar
cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam
pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
Plot padat atau rapat adalah plot yang menyajikan peristiwa secara cepat dan bersifat
fungsional. Peristiwa-peristiwa yang terjalin dalam plot ini tidak dapat dipenggal atau
dihilangkan karena sifatnya yang fungsional tinggi, sehingga jika satu peristiwa saja
dihilangkan, pembaca akan kehilangan cerita, tidak memahami sebab akibat, bahkan
tidak dapat mengerti isi keseluruhan cerita (Nurgiyantoro, 2009: 159).
Plot longgar atau renggang adalah plot yang menyajikan pergantian peristiwa dengan
lambat dan memiliki hubungan antar peristiwa yang tidak erat. Plot longgar ditandai
dengan adanya sela pada keterjalinan peristiwa sehingga dapat disisipi oleh peristiwa
tambahan.
TAHAP-TAHAP ALUR
a. Tahap Eksposisi / Perkenalan
Dalam tahap ini, pengarang memperkenalkan para tokoh dan memberikan gambaran
peristiwa yang akan terjadi. Eksposisi sering disebut sbagai Paparan. Eksposisi adalah
bagian karya sastra drama yang berisi keterangan mengenai tokoh serta latar. Biasanya
eksposisi terletak pada bagian awal.
c. Tahap Komplikasi (konflik mulai menajam dan permasalahan mulai lebih serius)
Pada tahap ini tokoh terlibat persoalan yang lebih serius, baik dengan tokoh yang telah
berkonflik sebelumnya, atau dengan orang lain, sehingga konflik smakin menajam. Masing-
masing tokoh makin memperlihatkan keinginan atau tujuan yang hendak dicapai.
f. Gaya bahas
merupakan gaya yang dominan dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus
Priantoro, S.Pd)
g. Simbol
simbol digunakn untuk mewakili sesuatu yang abstrak.contoh : burung gagak
(kematian)
2.4.1 majas
Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian
ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya
sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas
dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
majas perbandingan
1. Majas Perumpamaan (Asosiasi) dan Contoh Kalimatnya
Majas perumpamaan atau asosiasi dalah majas yang membandingkan sesuatu dengan
keadaan lainnya di karenakan persamaan sifat. atau sederhananya majas yang
membandingkan dua hal berbeda namun dianggap sama.
Ciri majas Asosiasi ini adalah adanya kata penghubung: ibarat, bagai, laksana,
seumpama, bagaikan, bak dan lain sejenisnya. Majas yang sering disebut majas
asosiasi ini seringkali digunakan dalam obrolan, maupun dalam penulisan. Berikut
contoh kalimat majas perumpamaan (Asosiasi):
contoh-kalimat-majas-simbolik
Pemerintah tidak mau dijadikan kambing hitam atas aksi demo 4 november
kemarin
Penyebab utama demo 4 november tidak dimeja hijaukan oleh pemerintah.
Memang kelakuan para hidung belang yang pandai memelintir kata untuk
menipu.
Ingatlah, jaga baik kata katamu! mulutmu adalah harimaumu!
Berpura pura meminta maaf seperti bunglon mencari celah melakukan
kamuflase
Perkataan dan perbuatannya menyerupai iblis.
Ketika hari H, massa memburunya, tapi sang tersangka seperti kancil, licik,
cerdas dan sulit ditangkap.
5. Majas Alegori dan Contoh Kalimatnya
Majas alegori adalah majas yang digunakan untuk menjelaskan maksud tertentu secara
tidak langsung (non harfiah) namun masih saling berkaitan. Majas ini menjelaskan suatu
hal secara tersirat menggunakan perbandingan hal lain. Mirip dengan majas metafora
tetapi membandingkan secara keseluruhan / utuh. berikut majas alegori dan contoh
kalimatnya
Majas Sinekdo pars pro toto, atau diartikan majas yang menyatakan suatu bagian
untuk keseluruhan. contoh kalimatnya yaitu
Perkepala diharuskan membayar Rp. 25.000 untuk bisa masuk ke bioskop
tersebut
Hingga detik ini belum terlihat batang hidung anak itu.
Majas Sinekdoke totem pro parte, kebalikan dari majas sebelumnya. menggambarkan
keseluruhan untuk suatu bagian hal. berikut contoh kalimatnya.
Dalam pertandingan bulutangkis yang digelar semalam, Indonesia sukses bisa
memenangi laga bergengsi tersebut.
Solo akhirnya menjuarai cabang olahraga atletik di PON tahun ini.
Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah majas yang biasa digunakan untuk menyatakan suatu hal
yang sebenarnya dengan istilah yang berlawanan. Penggunaan majas pertentangan
ditujukan untuk mendapatkan kesan yang diterima oleh pembaca atau pendengar
tentang hal yang disampaikan. Berikut ini macam macam majas pertentangan
majas-pertentangan
1. Majas Paradoks dan Contoh Kalimatnya
Majas paradoks yaitu gaya bahasa yang menyajikan pertentangan antara pernyataan
dengan fakta yang ada. Diantara sekian majas, majas paradoks cukup sering dijumpai
dalam sebuah roman atau novel. Berikut beberapa contoh kalimat majas paradoks.
Entahlah, dia selalu merasa sendirian ditengah kebisingan kota jakarta ini.
Ketegangan membuat semua orang kepanasan di ruang ber AC ini
Ditengah keributan yang ditimbulkan provokator selalu ada orang yang tetap
tenang berkepala dingin.
Tubuh tua kakek selalu dipenuhi dengan semangat jiwa muda yang terus
membara.
Saking tampannya anak ini, sampai sampai tidak ada satupun gadis yang
menyukainya.
Soal ujian ini terlalu mudah hingga tak ada satu pun yang bisa mengerjakannya
2. Majas Antitesis dan Contoh Kalimatnya
Majas antitesis adalah majas yang menyajikan pasangan kata berlawanan makna.
Pasangan kata ini disajikan secara berurutan. Berikut contoh kalimat majas antitesis.
contoh-majas-antitesis
Malam ini baik tua muda, orang dewasa maupun anak -anak semuanya larut
dalam suasana gembira menyambut 17 Agustus
Jaminan masuk surga bukan karena miskin kaya
Besar kecil penghasilan kita jangan lupa untuk tetap bersedekah.
3. Majas Litotes dan Contoh Kalimatnya
Majas litotes adalah gaya bahasa dengan ungkapan yang dikecilkan atau direndahkan
daripada kenyataannya. Tujuan penggunaan majas ini adalah cara untuk merendahkan
diri dihadapan pembaca atau pendengarnya. berikut ini contoh kalimat dengan majas
litotes.
Ini adalah daftar karya-karya anak negeri yang mampu mengguncang dunia
Suara deru langkah para prajurit mengalahkan kebisingan suara kereta api ini.
Andi berlari pulang secepat kilat ketika mendengar kabar ayahnya pulang dari
Australia.
Luasnya samudera akan ku selami demi mencari keberadaan dirimu
Di Dubai gedung gedung dibangun hingga mencapai langit tertinggi.
Perasaanku teriris-iris oleh sembilu ketika melihat ibuku harus bekerja keras
demi sesuap nasi untuk menghidupi kita.
Akhirnya setelah setengah mati berjuang, soal matematika ini selesai juga
Puluhan bahkan ratusan juta miliar pun tak akan sanggup membeli kebahagiaan
sederhana ini.
Jeritan hati ini terdengar hingga langit ke tujuh.
Majas Penegasan
Majas Penegasan adalah majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal secara
tegas guna meningkatkan pemahaman dan kesan bagi para pembaca dan pendengar.
berikut macam macam majas penegasan dan contoh kalimatnya.
majas-penegasan
1. Majas Pleonasme dan Contoh Kalimatnya
Majas Pleonasme adalah majas yang digunakan dengan menyatakan suatu hal yang
sudah jelas tetapi tetap di beri tambahan kata lain untuk mempertegas maksudnya.
Contoh kalimat majas pleonasme
Lekas turun ke bawah, jika kau masih ingin mendapatkan jatah makan (turun ke
bawah)
Para pelajar yang tengah melakukan tawuran langsung mundur kebelakang
ketika polisi datang (mundur ke belakang)
Mendadak kelas menjadi sunyi senyap, saat mendengar langkah guru mendekat.
Aku menyaksikan kejadian itu dengan mata kepalaku sendiri
Friska riang gembira ketika kekasihnya datang melamar dirinya.
Dewi berkunjung ke tempat wisata di Solo, seperti Keraton Kasunanan, Pasar
Klewer, Kampung batik, Masjid Agung Solo dan masih banyak lagi.
Kakek datang dari desa membawa beraneka ragam macam buah.
2. Majas Repetisi dan Contoh Kalimatnya
Majas Repetisi adalah majas pengulangan suatu kata dalam beberapa frasa dengan
tujuan menegaskan suatu maksud. Berikut contoh kalimat majas repetisi.
Hari itu semua orang mulai dari bayi, anak anak, remaja, orang dewasa hingga
orang tua ikut turun ke jalan melakukan aksi demo menuntut seorang penista
agama yang notabene seorang gubernur
Kepala desa, camat, bupati, walikota, gubernur, sampai presiden harusnya dipilih
berdasar kemampuannya.
Dari mulai rakyat jelata, orang biasa, polisi, tentara, tokoh masyarakat sampai
para ulama memberikan pernyataan atas apa yang dikatakan sang gubernur.
Di toko itu tersedia barang dengan harga bervariasi mulai dari Rp 25.000 sampai
yang harga Rp 2.500.000
Setiap senin, kepala sekolah, guru, staf dan para siswa di SMK N 2 Surakarta
rutin melakukan upacara bendera di pagi hari
Tersedia ukuran baju dari mulai XXL, XL, L, M sampai yang terkecil S
Segenap jajaran dari yang paling atas, kepala sekolah, guru, wali murid, siswa
hadir di perpisahan minggu kemarin.
Tak peduli kamu tua, muda atau masih anak-anak, merokok itu tidak baik untuk
kesehatan.
Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas yang ditujukan untuk menyatakan sindiran pada pendengar
atau pembacanya. Majas ini bertujuan untuk merubah perilaku seseorang.Majas ini
dibagi menjadi tiga. Berikut ini macam macam majas sindiran beserta contoh
kalimatnya.
majas-sindiran-jempolkaki-com
1. Majas Ironi dan Contoh Kalimatnya
Majas ironi yaitu majas yang digunakan dengan menyatakan sesuatu hal secara
bertentangan dengan kenyataan. Majas ini ketika diungkapkan terdengar seperti pujian
tetapi sebetulnya bermakna negatif/sindiran. Berikut contoh kalimat majas ironi
Sungguh tidak pantas kata kata seperti itu diucapkan oleh orang terpelajar
sepertimu
Lama kelamaan aku bisa gila bila terus melihat tingkah lakumu yang memuakkan
itu.
Kan sudah aku bilang jangan mencari hanya dari kecantikan, sekarang baru
ketahuan kan yang kau pilih itu transgender
Aku bangga mendapatkan nilai 8 dari jerih payah sendiri daripada kamu
mendapat nilai sempurna dengan cara curang
2.4.2 ungkapan
Ungkapan merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak
ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya. Idiom atau disebut juga dengan
ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti baru dimana tidak berhubungan
dengan kata pembentuk dasarnya.
Ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang digunakan seseorang dalam
situasi tertentu untuk mengkiaskan suatu hal. Ungkapan terbentuk dari gabungan dua
kata atau lebih. Gabungan kata ini jika tidak ada konteks yang menyertainya memiliki
dua kemungkinan makna, yaitu makna sebenarnya (denotasi) dan makna tidak
sebenarnya (makna kias atau konotasi). Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah
gabungan kata itu termasuk ungkapan atau tidak, harus ada konteks kalimat yang
menyertainya. Untuk lebih jelasnya kita ambil sebuah contoh
Membanting tulang
Gabungan kata di atas tidak dapat langsung kita katakan termasuk ungkapan. Hal ini
dikarenakan konteks kalimat yang menyertai gabungan kata tersebut belum jelas.
Gabungan kata di atas masih mempunyai dua kemungkinan makna sesuai konteks
kalimatnya.
Dua kalimat di atas memberikan konteks (situasi) pada gabungan kata “membanting
tulang.” Kalimat (a) membantuk makna denotasi atau makna sebenarnya pada
gabungan kata “membanting tulang.” Makna denotasi tersbut adalah kegiatan
membanting tulang. Kalimat (b) membentuk makna konotasi atau makna kias pada kata
“membanting tulang.” Makna kias tersebut adalah bekerja keras. Makna kedua inilah
membuat gabungan kata di atas disebut ungkapan.
Berikut adalah contoh ungkapan :
1. Mereka sudah banyak makan garam dalam hal itu. (banyak pengalaman)
2. Hati-hati terhadapnya, ia terkenal si panjang tangan. (suka mencuri)
3. Jeng Sri memang tinggi hati.(sombong)
4. Karena ucapan orang itu, Waluyo naik darah.(marah)
5. Itulah akibatnya kalau menjadi anak yang berkepala batu. (tidak mau menurut)
6. Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (suka membual)
7. Merah telinganya ketika ia dituduh sebagai koruptor. (marah)
8. Karena gelap mata, dia mengamuk di kantor. (hilang kesabaran)
9. Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini. (mati)
10.Ketika kutinggalkan dulu engkau masih merah, sekarang sudah seorang jejaka.
(masih bayi)
11. Selama pertandingan sepak bola itu, benar-benar dia menjadi bintang lapangan.
(pemain yang baik)
12.Pidatonya digaraminya dengan lelucon sehingga menarik para pendengarnya.
(dibumbui; dihiasi)
13.Lagi-lagi aku yang dikambing hitamkan bila timbul keributan di kelas. (orang
yang dipersalahkan)
14.Maaf, aku tak sudi kaujadikan aku sebagai kuda tunggangmu. (kausuruh-suruh
untuk kepentinganmu)
15.Kalau rasa permusuhan itu tidak dicabut sampai akar-akarnya, hubungan kalian
tak pernah baik. (dihilangkan benar-benar)
16.“Gema Tanah Air” sebuah bunga rampai yang disusun oleh H.B. Jassin. (buku
yang berisi kumpulan karangan beberapa orang)
17.Kalau bekerja dengan setengah hati, hasilnya kurang memuaskan.(tidak
sungguh-sungguh)
3.1 Sinopsis
Sinopsis novel adalah ringkasan cerita novel. Ringkasan novel adalah
bentuk pemendekan dari sebuah novel dengan tetap memperhatikan unsur-
unsur intrinsik tersebut novel terebut. Membuat sinopsis merupakan suatu cara
yang efektif untuk meyajikan karangan (novel) yang panjang dalam bentuk yang
singkat. Dalam synopsis keindahan gaya bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-
penjelasan dihilangkan, tetapi tetap mempertahankan isi dan gagasan umum
pengarangnya.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Ra Kuti, seorang perwira Majapahit dari daerah
Pajarakan (sekarang Probolinggo, Jawa Timur). Dalam pemberontakan Ra Kuti,
Majapahit berhasil direbut dari tangan Jayanegara.
3.2 Struktur
Struktur dari sejarah Asal Usul Gajah Mada karya Gesta bayuadhy adalah
sebgai berikut.
1. Orientasi
orientasi merupakan bagian penjelasan mengenai latar waktu dan
suasana terjadinya cerita,terkadang juga berupa pembahasan penokahan atau
perwatakan berikut adalah orientasi dari sejrah Asal Usul Gajah Mada karya
gesta bayuadhy
penulis menjelaskan mengenai di angkatnya gajah mada menjadi patih
kerajaan majapahit pada kutipan,”
secara tidak langsung penulis menggambarkan bahwa gajah mada
adalah pemuda yang bersungguh-sungguh untuk menepati janjinya dan
berusaha sebaik mungkin untuk melaksanakan tugasnya seperti yang di jelaskan
pada kutipan yang berbunyi:
2. komplikasi
komplikasi merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab
akibat, dimana setiap peritiwa terjadinya karna adanya sebab dan
mengakibatkan munculnya peristiwa lain. Berikut adalah komplikasi dari sejarah
Asal Usul Gajah Mada karya Gesta Bayuadhy:
urutan kejadian I : Diangkatnya Gajah Mada menjadi pati
“… pada masa diangkatnya Gajah Mada menjadi Mahapati Amangkubhumi,
sebagian wilayah yang disebutkan dalam sumpahnya itu belum dikuasai
kerajaan maja pahit .” (2015:40)
urutan kejadian II :
uratan kejadian III :
urutan kejadian IV :
urutan kejadian V :
urutan kejadian IV :
3. Reorientasi
a. tema
tema adalah ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan
cerita sejarah Asal Usul Gajah Mada karya gesta bayuadhy pertemakan
perperangan pada zaman kerajaan ( kolosal ). Ini diwakili dari kutikan, “
b. karakter dan perwatan
karakter atau tokoh adalah orang yang mejadi pelaku dlam
sejarah,sedangkan perwatakan atau pernokohan adalah cara penulis
menggabarkan tokoh-tokohnya. Sejarah Asal Usul Gajah Mada memiliki tokoh
dan penokohan sebagai berikut.
1. Protagonis
( tokoh yang dikagumi dan sering dijadikan pahlawan yang taat dengan
norma-norma, nilai-nilai sesuai dengan konvensi masyarakat) pada sejarah Asul
Gajah Mada karya Gesta bayuadhy adalah gajah mada, rakyanala,
c. latar
1) latar tempat
latar tempat adalah suatu unsur latar yang mengarah pada lokasi dan
menjeaskan dimana peristiwa itu terjadi. Berikut adalah latar tempat yang
digunakannpda sejarah Asal Usul Gajah Mada karya Gesta Bayuadhy
2) latar wktu
latar waktu adalah merukan unsur latar yang mengarah pada kapan
terjadinya suatu peristiwa-peristiwa didalam sebuh cerita fiksi.di bawah ini adalah
latar waktu yang digunakan pada sejarah Asal Usul Gajah Mada karya Gesta
bayuadhy .
3) latar sosial
latar sosial adalah latar yang menjelaskan tata cara kehidupan sosial
masyarakat yang meliputi maslah-maslah dan kebiasan-kebiasaan pada
masyarakat tersebut. Dibawah ini merupakan latar sosial yang digunakan pada
sejarah Asal Usul Gajah Mada karya Gesta Bayuadhy
d.Alur
alur atau plot merupakan rangkaian peristiwa dalam sejarah. Alur
dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu alur progresif (secra kronologi), alur
regresif( tidak diurutkan secara kronologi), dan alur campuran( disusun tidak
secara maju ataupun mundur, sesuai ingin keinginan penulis).
Adapun alur yang digunakan pada sejarah sejarah Asal Usul Gajah Mada karya
Gesta Bayuadhy adalah alur campuaran, karna diawali dengan pelantikah gajah
mada pada tahun 1336M lalu dilanjutkan dengan asal usul berdirinya majapahit
pada tahun 1263M, seperti pada kutikan berikut.
e. sudut pandang
sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan tokoh dlam ceritanya
sehingga tampak jelas gaya cerita yang di sajikan.ada pun sudut pandang yang
digunakan dalam sejarah Asal Usul Gajah Mada karya Gesta Bayuadhy adalah
sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat, karna penulis menjelaskan
kejadian dalam cerita tanpa menjadi tokoh pada cerita, seperti yang dapat dilihat
pada kutikan berikut.