Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dhea Pranita

NIM : 1509065018

Tugas : PraRancangan Pabrik Kimia

PT. SARIWANGI AGRICULTURAL ESTATE AGENCY (SAEA)

Berdasarkan artikel TRIBUNKALTIM.CO - Berita perusahaan teh raksasa Indonesia, PT


Sariwangi Agricultural Estate Agency, dinyatakan pailit atau bangkrut cukup menyentak
publik Tanah Air.

Perusahaan teh PT Sariwangi Agricultural Estate Agency berdiri sejak tahun 1962. Kantornya
berada di Gunung Putri Bogor Jawa Barat. Tahun 1970-an, Sariwangi kemudian
memperkenalkan revolusi minum teh lewat produk teh celup. Saat diluncurkan, produk teh
yang sukses luar biasa hingga kini ini kemudian diberi merek Teh Celup Sariwangi. PT
Sariwangi Agricultural Estate Agency bersama perusahaan afiliasinya, PT Maskapai
Perkebunan Indorub Sumber Wadung, didera kesulitan. Dua perusahaan tersebut terjerat
utang hingga Rp1,5 triliun ke sejumlah kreditur.

Produk ini kemudian diakuisisi oleh Unilever pada 1989. Unilever bahkan sudah
memproduksi sendiri produk ini. Setelah produk Teh Celup Sariwangi diakuisisi, PT
Sariwangi tetap melanjutkan bisnisnya sebagai perusahaan yang bergerak di bidang trading,
produksi, dan pengemasan teh.

PT Sariwangi Agricultural Estate Agency kemudian mencoba berinvestasi di penggunaan


teknologi untuk meningkatkan produksi perkebunan. Perusahaan ini mengembangkan sistem
drainase atau teknologi penyiraman air dan telah mengeluarkan uang secara besar-besaran.

Presiden Direktur Sariwangi, Andrew Supit. Perusahaan teh Sariwangi dinyatakan bangkrut
atau pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat setelah dinyatakan tak mampu
mengembalikan utang sebesar Rp 1 triliun. Namun hasil yang didapat tidak seperti yang
diharapkan. Sudah terlanjur utang besar, tapi pendapatan tak sesuai prediksi. Ujung-
ujungnya, pembayaran cicilan utang tersendat. Sejumlah kreditur mulai mengajukan tagihan.
Masalah keuangan PT Sariwangi Agricultural Estate Agency bersama perusahaan afiliasinya
PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung, mulai terendus pada tahun 2015. Dua
perusahaan ini ternyata terjerat utang hingga Rp 1,5 triliun ke sejumlah kreditur.

Tercatat, ada lima bank yang mengajukan tagihan pada tahun itu, yakni PT HSBC Indonesia,
PT Bank ICBC Indonesia, PT Bank Rabobank International Indonesia, PT Bank Panin
Indonesia Tbk, dan PT Bank Commonwealth.

Sariwangi sempat mengajukan perdamaian. Dua perusahaan itu mengajukan Penundaan


Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) kepada para kreditur. Meski sudah diberi penundaan
kewajiban pembayaran utang, namun hingga 2018, Sariwangi dan Maskapai Perkebunan
Indorub tetap tak bisa menjalankan janjinya.

Pada Rabu (17/10/2018), Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengabulkan
permohonan pembatalan homologasi dari salah satu kreditur yakni PT Bank ICBC Indonesia
terhadap Sariwangi Agricultural Estate Agency, dan Maskapai Perkebunan Indorub Sumber
Wadung. Seiring dengan keputusan tersebut, dua perusahaan perkebunan teh ini resmi
menyandang status pailit.

http://kaltim.tribunnews.com/2018/10/18/perusahaan-teh-sariwangi-bangkrut-kronologis-
dibalik-bangkrutnya-pelopor-teh-celup-di-indonesia?page=4.
Tanggapan :

Pengertian dari bangkrut atau pailit menurut Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan
antara lain, keadaan dimana seseorang yang oleh suatu pengadilan dinyatakan bankrupt dan
yang aktivanya atau warisannya telah diperuntukkan untuk membayar utang-utangnya.
Sedangkan, kepailitan menurut UU Kepailitan diartikan sebagai sita umum atas semua
kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di
bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Peraturan mengenai kepailitan telah ada sejak masa lampau, dimana para kreditor
menggunakan pailit untuk mengancam debitor agar segera melunasi hutangnya. Semakin
pesatnya perkembangan ekonomi menimbulkan semakin banyaknya permasalahan utang-
piutang di masyarakat. Di Indonesia, peraturan mengenai kepailitan telah ada sejak tahun
1905. Saat ini, Undang-Undang yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
kepailitan adalah Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (“UU Kepailitan”)
(http://www.hukumkepailitan.com/pengertian-kepailitan/pengertian-dan-syarat-kepailitan/).

Dari kutipan artikel di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab PT Sariwangi Agricultural
Estate Agency (SAEA) dinyatakan pailit dikarenakan gagalnya investasi untuk meningkatkan
perkebunan, dengan mengeluarkan dana yang sangat besar. Target produksi yang diinginkan
tidak sesuai, sehingga keuntungan penjualan tidak mencapai target, hal ini menyebabkan
perusahaan pailid dan harus membayar hutang yang sangat besar kepada bank.

Dalam hal ini seharusnya setiap perusahaan terutama perusahaan besar dapat
mempertimbangkan secara matang lagi untuk melakukan setiap hal yang menyangkut
usahanya, dengan memiliki beberapa planning. Perusahaan juga harus memprediksi segala
dampak positif dan dampak negatif yang akan terjadi, kemudian apabila terjadi hal yang tidak
diinginkan, maka dapat di antisipasi dengan planning lainnya. Sehingga hasil yang diinginkan
dapat tercapai.
Jika ditinju dari segi ekonomi, seharusnya perusahaan dapat memperhitungkan secara matang
mengenai pengeluaran untuk mengembangkan usahanya serta kebutuhan akan produk dan
hasil produksinya, sehingga strategi investasi dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai