Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol 3 No 2 September 2017 ,ISSN : 2528-3022

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN OBESITAS PADA REMAJA SMP


SEDERJAT

(The Correlation Of Lifestyle With The Obesity For The Teenagers Of Junior High
School )

Astri Putri Pratiwi, Budi Nugroho, Pawiono


STIKES PEMKAB JOMBANG
E-mail : astrijoe776@gmail.com
ABSTRAK

Pendahuluan: Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang mempunyai dampak
yang cukup besar. Terjadinya obesitas secara umum berkaitan dengan keseimbangan energi di dalam
tubuh yang dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam tubuh ataupun dari luar tubuh yang berkaitan
dengan gaya hidup seperti perubahan pola makan dan rendahnya aktifitas fisik yang kemudian membuat
semakin banyak penduduk golongan tertentu yang mengalami masalah gizi berlebih. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan obesitas pada remaja SMP sederajat di wilayah
kerja Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang. Metode: Desain penelitian ini adalah analitik
korelasional dengan pendekatan cross sectional dengan populasi semua remaja obesitas di SMP Sederajat
kelas VII di wilayah kerja Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang sejumlah 34 responden. Teknik
sampling penelitian ini adalah total sampling. Variabel independen adalah gaya hidup dan variabel
dependen adalah obesitas pada remaja SMP Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 dan 25 April
2017. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner kemudian diolah dengan uji
statistik chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (55,9%) responden
mempunyai gaya hidup negatif sebanyak 19 orang, dan sebagian besar (61,8%) responden memiliki obes
2 sebanyak 21 orang. Dari hasil uji korelasi menunjukkan nilai ρ value = 0,02 < α 0,05 yang berarti ada
hubungan antara gaya hidup dengan obesitas pada remaja SMP sederajat di wilayah kerja Puskesmas Pulo
Lor Kabupaten Jombang. Pembahasan: Dengan penelitian ini diharapkan responden mampu mengatur
atau mengontrol gaya hidup dengan menjaga pola makan dan aktifitas fisik sehingga obesitas yang
dialami dapat berkurang.

Kata Kunci : Gaya Hidup, Obesitas, Remaja

ABSTRACT

Introduction: Obesity is one of the public health problems that has big enough impact. The occurrence
of obesity in general is related to the balance of energy in the body that is influenced by factors that are
derived from inside the body or outside the body that associate with lifestyle such as dietary habit
changes and low physical activity which then makes more population of certain groups who experience
excess nutritional problems. This research aimed to determine the correlation of lifestyle with the obesity
for the teenagers of junior high school and the like at working area of PUSKESMAS Pulo Lor in
Jombang District. Method: The design of this research was correlation analytic with cross sectional
approach with population of all obese teenagers of Junior High School and the like, at class VII in
working area of PUSKESMAS Pulo Lor in Jombang District. as many as 34 respondents. The sampling
technique of this research was total sampling. Independent variable was lifestyle and dependent variable
was obesity for teenagers of Junior High School This research was conducted on April 22nd and 25th
2017. Data collection in this research used questionnaire then it was processed by chi-square statistical
test. Result: The result of research showed that the most of respondents (55.9%) had negative lifestyle
as many as 19 people, and the most of respondents (61.8%) had obesity 2 as many as 21 people. From the
results of correlation test showed ρ value = 0.02 < α 0.05, which meant there was a correlation of
lifestyle with the obesity for the teenagers of Junior High School and the like at working area of
PUSKESMAS Pulo Lor in Jombang District. Discussion: With this research it is expected that
respondents are able to manage or control the lifestyle by maintaining dietary habit and physical activity
so that obesity that they experience can be reduced.

Keywords: Lifestyle, Obesity, Teenager


PENDAHULUAN Prevalensi obesitas anak usia 6-11
tahun di Amerika Serikat meningkat dari
Obesitas yaitu kegemukan atau 7% pada tahun 1980 menjadi 18% pada
kelebihan berat badan yang melampaui tahun 2010. Demikian pula, prevalensi
berat badan normal, merupakan salah satu obesitas remaja usia 12-19 tahun meningkat
problem kesehatan masyarakat yang dari 5% pada tahun 1980 menjadi 18% pada
mempunyai dampak yang cukup besar dari tahun 2010. Pada tahun 2010, lebih dari
orang-orang tertentu yang mengalaminya, sepertiga dari anak-anak dan remaja di
baik dari segi kosmetika, estetika, yang Amerika Serikat yang mengalami kelebihan
lebih banyak dikaitkan dengan penampilan berat badan (CDC, 2013 dalam Marfuah,
seseorang (Misnadiarly, 2007). Obesitas 2015).
bisa terjadi pada semua kalangan, yang dulu Dari hasil Riskesdas 2007 (Depkes
menimpa orang tua sudah mulai dialami RI, 2008) menunjukkan prevalensi obesitas
anak. Anak-anak yang mengalami obesitas secara nasional adalah sebesar 19,1%.
berada dalam kondisi berbahaya, kelebihan Prevalensi nasional obesitas pada laki-laki
berat badan akan sangat mengganggu lebih rendah dari pada perempuan, secara
kesehatan (Novia, 2011). Dari segi medis, berturut-turut sebesar 13,9% dan 23,8%. Di
obesitas menjadi salah satu faktor risiko daerah perkotaan prevalensi obesitas lebih
bagi timbulnya beberapa penyakit tertentu tinggi dari pada di pedesaan, masing-
yang kadang-kadang berakibat fatal jika masing sebesar 23,8% dan 16,3%
tidak ditanggulangi secara dini (Almatsier, 2011 dalam Novitasary, 2013).
(Misnadiarly, 2007). Beberapa penyakit Di Jawa Timur sendiri, prevalensi balita
yang di timbulkan pada anak dengan obesitas mencapai angka yang cukup tinggi
obesiatas diantaranya diabetes melitus tipe yaitu sebesar 17,1% (Dinas Kesehatan Kota
2, kolesterol yang tinggi, penyakit jantung Surabaya, 2010). Di Kabupaten Jombang
koroner, serangan stroke, tekanan darah tahun 2014 dari jumlah yang dilakukan
tinggi, gangguan pernafasan, dan pemeriksaan obesitas ini, yang dinyatakan
sebagainya (Novia, 2011). Tingginya obesitas sebesar 2.452 laki-laki dan 3.068
prevalensi obesitas akan berkaitan dengan perempuan (Dinas Kesehatan, 2014).
tingginya resiko untuk mendapat berbagai Sedangkan berdasarkan data dari Dinas
penyakit tersebut (Soegih dan Kabupaten Jombang tahun 2015 dari
Wiramihardja, 2009). jumlah yang dilakukan pemeriksaan
Menurut pakar Amerika naiknya obesitas ini, yang dinyatakan obesitas
angka-angka tersebut di negaranya adalah sebesar 10.304 (16,94%), terdiri dari 4.941
karena gaya hidup (lifestyle) laki-laki dan 5.363 perempuan (Dinkes
masyarakatnya. Gaya hidup masyarakat Kabupaten Jombang, 2015). Di Kota
tercermin antara lain, oleh perilaku makan Jombang jumlah laki-laki dan perempuan
dan aktivitas fisik masyarakat sehari-hari. yang mengalami obesitas terbanyak yaitu di
Kehidupan modern yang menjadi ciri wilayah kerja Puskesmas Pulolor sebanyak
kehidupan masyarakat Amerika itu 161 orang (Dinkes Kabupaten Jombang,
mengimbas masyarakat negara kita, 2015).
terutama di kota besar (Soegih dan Terjadinya obesitas secara umum
Wiramihardja, 2009). Dalam masyarakat berkaitan dengan keseimbangan energi di
yang mengalami transisi dari masyarakat dalam tubuh. Keseimbangan energi di
tradisional menuju masyarakat modern, dalam tubuh dipengaruhi oleh berbagai
akan terjadi perubahan gaya hidup pada faktor baik yang berasal dari dalam tubuh
masyarakat tersebut yang akan yaitu regulasi fisiologi dan metabolisme
mempengaruhi derajat kesehatan. Kondisi ataupun dari luar tubuh yang berkaitan
ini dapat beresiko mengakibatkan obesitas dengan gaya hidup (lingkungan) yang akan
pada masyarakat modern karena kurang mempengaruhi kebiasaan makan dan
berolah raga ditambah lagi kebiasaan aktivitas fisik (Soegih dan Wiramihardja,
masyarakat modern mengkonsumsi 2009). Keseimbangan energi ini dapat
makanan cepat saji yang kurang dicapai bila energi yang masuk ke dalam
mengandung serat (Pontoh, 2013). tubuh melalui makanan sama dengan energi
yang digunakan (Khasanah, 2012).
Bila mengetahui seseorang berbakat pengukuran IMT menggunakan timbangan
menjadi gemuk, lebih baik waspada untuk (neraca) dan stature meter (meteran).
mencegah terjadinya obesitas. Namun, jika Analisis data menggunakan
kelebihan makanan dan kurangnya aktivitas penyajian analisis bivariat. Analisa bivariat
fisik menjadi penyebab utama terjadinya berfungsi untuk mengetahui hubungan antar
obesitas tersebut, maka kombinasi diet dan variabel (Sujarweni, 2014). Untuk menguji
olah raga merupakan langkah yang tepat hubungan dua variabel yang ditelliti dalam
untuk menanggulangi obesitas penelitian ini, peneliti menggunakan uji
(Misnadiarly, 2007). korelasi Chi-Square.
Berdasarkan hasil penelitian yang Penelitian ini dilaksanakan di
dilakukan oleh Wulandari, dkk (2016) MTsN Denanyar dan SMPN 4 Jombang
menunjukkan bahwa ada hubungan yang Jombang wilayah kerja Puskesmas Pulo
bermakna secara statistik antara pola Lor Kabupaten Jombang pada tanggal 22
makan dengan obesitas dan aktifitas fisik dan 5 April 2017.
dengan obesitas. Penelitian lain yang
mendukung adalah penelitian yang HASIL PENELITIAN
dilakukan oleh Pramono (2014)
menunjukkan bahwa kontribusi energi Hasil penelitian akan membahas
makanan jajanan lokal > 300 kkal dan tentang data umum dan data khusus. Data
tingkat aktivitas fisik ringan beresiko 3,2 umum menampilkan karakteristik
kali dan 5,1 kali sebabkan obesitas pada responden berdasarkan umur dan lama jenis
remaja. kelamin. Sedangkan data khusus berkaitan
Berdasarkan uraian diatas, maka dengan gaya hidup, obesitas serta hubungan
penulis tertarik untuk melakukan penelitian gaya hidup dengan obesitas pada remaja
Hubungan Gaya Hidup Dengan Obesitas SMP sederajat di wilayah kerja Puskesmas
Pada Remaja SMP Sederajat di Wilayah Pulo Lor Kabupaten Jombang
Kerja Puskesmas Pulolor Kabupaten Tabel 1 menunjukkan bahwa hampir
Jombang. seluruhnya (79,4%) responden berumur 13-
14 tahun sebanyak 27 orang dan sebagian
METODE PENELITIAN besar (67,6%) responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 23 orang.
Desain yang digunakan dalam penelitian Tabel 2 menunjukkan bahwa
ini adalah korelasional yakni mengkaji sebagian besar (55,9%) responden
hubungan antara variabel dengan mempunyai gaya hidup negatif sebanyak 19
pendekatan cross sectional. Populasi dalam orang. Tabel 3 menunjukkan bahwa
penelitian ini adalah remaja obesitas di sebagian besar (61,8%) responden memiliki
SMP sederajat kelas VII di wilayah kerja obes 2 sebanyak 21 orang.
Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang Tabel 4 menunjukkan bahwa hampir
yang berjumlah 34 orang. Jumlah sample seluruhnya (78,9%) responden memiliki
dalam semua remaja obesitas di SMP gaya hidup negatif dan memiliki obes 2
sederajat kelas VII di wilayah kerja sebanyak 15 orang.
Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang Dari hasil uji Chi- Square diperoleh
yang berjumlah 34 orang. angka signifikan atau nilai probalitas
Teknik pengambilan sampel adalah (0,02), yang berarti lebih kecil dari 0,05,
dengan cara menggunakan total maka data Ho ditolak dan Ha diterima yang
sampling karena sampel yang diambil berarti ada hubungan gaya hidup dengan
meliputi keseluruhan unsur populasi . obesitas pada remaja SMP Sederajat di
Variabel independen dalam penelitian ini wilayah kerja Puskesmas Pulo Lor
adalah gaya hidup dan Variabel dependen Kabupaten Jombang. Dari hasil uji tersebut
dalam penelitian ini adalah obesitas pada tingkat hubungan antara dua variabel
remaja SMP. Instrumen yang digunakan dengan ditunjukkan nilai korelasi 0,370
dalam pengumpulan data gaya hidup adalah yang terletak antara 0,200-0,399 dengan
dengan menggunakan kuesioner dan kategori rendah
instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data obesitas dengan
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas Pulo Lor
Kabupaten Jombang tahun 2017

No. Data Umum Frekuensi Presentase (%)


1 Umur
< 13 tahun 7 20,6
13 – 14 tahun 27 79,4
2 Jenis Kelamin
Laki – laki 11 32,4
Perempuan 23 67,6
Sumber : Data Primer 2017

Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan gaya hidup di wilayah kerja Puskesmas
Pulo Lor Kabupaten Jombang tahun 2017

No. Gaya Hidup Frekuensi Presentase (%)


1 Positif 15 44,1
2 Negatif 19 55,9
Total 34 100
Sumber : Data Primer 2017

Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan obesitas di wilayah kerja Puskesmas Pulo
Lor Kabupaten Jombang tahun 2017

No. Obesitas Frekuensi Presentase (%)


1 Obes 1 13 38,2
2 Obes 2 21 61,8
Total 34 100
Sumber : Data Primer 2017

Tabel 4 Tabulasi silang gaya hidup dengan obesitas pada remaja SMP Sederajat di wilayah kerja
Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang tahun 2017

Obesitas
Total
Gaya Hidup Obes 1 Obes 2
f % f % f %
Positif 9 60,0 6 40,0 15 100
Negatif 4 21,1 15 78,9 19 100
Total 13 38,2 21 61,8 34 100
Uji Chi-Square ρ = 0,02 < 0,05
Sumber : Data Primer 2017

PEMBAHASAN diartikan sebagai suatu gaya hidup yang


dikenali dengan bagaimana orang
Gaya Hidup pada remaja SMP Sederajat menghabiskan waktunya (aktivitas), apa
yang penting orang pertimbangkan pada
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan lingkungan (minat), dan apa yang orang
bahwa sebagian besar (55,9%) responden pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di
mempunyai gaya hidup negatif sebanyak 19 sekitar (opini) (Proverawati dan
orang. Rahmawati, 2012).
Gaya hidup menurut Kotler Menurut pendapat Amstrong (dalam
(2002:192) adalah pola hidup seseorang di Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang
dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan
minat, dan opininya. Secara umum dapat oleh individu seperti kegiatan-kegiatan
untuk mendapatkan atau mempergunakan disfungsi (gangguan) salah satu bagian
barang-barang dan jasa, termasuk otak, pola makan yang berlebih, kurang
didalamnya proses pengambilan keputusan gerak/ olah raga, pengaruh emosional, dan
pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. faktor lingkungan (Cahyono, 2012).
Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, Berdasarkan tabel dan teori diatas
2003), menyatakan bahwa faktor-faktor dapat diketahui bahwa kegemukan atau
yang mempengaruhi gaya hidup seseorang obesitas dapat dipengaruhi oleh berbagai
ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari faktor. Keadaan ini di mungkinkan bahwa
dalam diri individu (internal) antara lain obesitas bisa terjadi karena berlebihnya
sikap, pengalaman, dan pengamatan, jumlah makanan yang diasumsi oleh
kepribadian, konsep diri, motif, dan seseorang selain itu obesitas terjadi akibat
persepsi. Adapun faktor yang berasal dari mengkonsumsi kalori lebih banyak dari
luar (eksternal) antara lain kelompok pada yang diperlukan oleh tubuh.
referensi, keluarga dan kelas Sosial Faktor pertama yang mempengaruhi
(Ramadhani, 2011). Komponen gaya hidup obesitas adalah usia. Pada penelitian ini
terdiri dari pola makan dan aktivitas fisik didapatkan sebagian besar (63,0%)
(Soegih dan Wiramihardja, 2009). responden umur 13-14 tahun mengalami
Berdasarkan tabel dan teori diatas obes 2 sebanyak 17 orang.
dapat diketahui bahwa dari 19 responden Obesitas dapat terjadi pada semua
mempunyai gaya hidup negatif dapat dilihat golongan umur, akan tetapi pada anak
dari pola makan yang buruk seperti sering biasanya timbul menjelang remaja dan
mengkonsumsi gorengan, makanan dan dalam masa remaja terutama anak wanita,
minuman yang manis, mie instan, ngemil, selain berat badan meningkat dengan pesat,
jarang mengkonsumsi sayur dan buah, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih
jarang sarapan pagi, dan makan tidak tepat cepat, sehingga pada akhirnya remaja yang
waktu. Selain itu juga dilihat dari aktivitas cepat tumbuh dan matang itu akan
fisik yang rendah seperti jarang olahraga, mempunyai tinggi badan yang relative
sering menonton televisi dan bermain rendah di bandingkan dengan anak yang
game, dan jarang bersepeda. Hal ini sebayanya (Hasdianah dan Suprapto, 2014).
dimungkinkan karena faktor eksternal yaitu Berdasarkan penelitian yang
kelompok referensi dimana kelompok dilakukan oleh peneliti dapat diketahui
referensi yang memberikan pengaruh bahwa pada remaja berat badan meningkat
langsung atau tidak langsung terhadap di mungkinkan karena menjelang remaja
perilaku dan gaya hidup seseorang seperti dan dalam masa remaja mengalami
teman atau kelompok bermain. Selain itu ketidakstabilan sebagai dampak dari
keluarga terutama orang tua secara tidak perubahan-perubahan biologis dan
langsung juga dapat mempengaruhi gaya meningkatnya kadar lemak dalam tubuh.
hidup seseorang. Faktor kedua yang mempengaruhi
obesitas adalah jenis kelamin. Pada
Obesitas pada remaja SMP Sederajat penelitian ini didapatkan bahwa sebagian
besar (65,2%) responden dengan jenis
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan kelamin perempuan memiliki obes 2
bahwa sebagian besar (61,8%) responden sebanyak 15 orang.
memiliki obes 2 sebanyak 21 orang. Pada wanita kurangnya aktivitas fisik
Obesitas adalah suatu keadaan di sangat mempengaruhi kesehatanya, apalagi
mana terjadi penumpukan lemak tubuh jika aktivitasnya kurang namun asupan
yang berlebih, sehingga berat badan makan lebih banyak masuk maka akan
seseorang jauh di atas normal (Khasanah, menyebabkan penimbunan lemak yang
2012). Sedangkan obesitas atau kegemukan akan mengakibatkan obesitas (Nurmalina
oleh world health organization (WHO) di dalam Novitasary dkk, 2013).
definisikan sebagai akumulasi lemak Berdasarkan penelitian yang
abnormal atau berlebihan yang dapat dilakukan oleh peneliti dapat diketahui
mengganggu kesehatan (Destyana, 2012). bahwa dari 15 responden yang berjenis
Overweight dan obesitas terjadi karena kelamin perempuan memiliki obesitas lebih
banyak faktor, antara lain faktor genetik, tinggi. Keadaan ini di mungkinkan karena
anak perempuan memiliki aktifitas fisik lemak yang tersebar di bagian-bagian
rendah. tertentu, seperti pinggang, perut, lengan
bagian atas, dan bagian tubuh lainnya
Hubungan Gaya Hidup dengan Obesitas (Cahyono, 2012).
pada remaja SMP Sederajat di wilayah Aktivitas fisik merupakan salah satu
kerja Puskesmas Pulo Lor Kabupaten faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan
Jombang energi (energy expenditure), sehingga
apabila aktivitas fisik rendah maka
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat kemungkinan terjadinya obesitas akan
bahwa hampir seluruhnya (78,9%) meningkat. Berbagai penelitian
responden memiliki gaya hidup negatif dan menunjukkan bahwa lamanya kebiasaan
memiliki obes 2 sebanyak 15 orang. menonton televisi (inaktivitas) berhubungan
Dari hasil uji Chi- Square diperoleh dengan peningkatan prevalensi obesitas.
angka signifikan atau nilai probalitas Sedangkan aktivitas fisik yang sedang
(0,02), yang berarti lebih kecil dari 0,05, hingga tinggi akan mengurangi
maka data Ho ditolak dan Ha diterima yang kemungkinan terjadinya obesitas (Soegih
berarti ada hubungan gaya hidup dengan dan Wiramihardja, 2009).
obesitas pada remaja SMP Sederajat di Berdasarkan tabel dan teori diatas
wilayah kerja Puskesmas Pulo Lor dapat diketahui bahwa dari 15 responden
Kabupaten Jombang. Dari hasil uji tersebut mempunyai gaya hidup negatif dan
tingkat hubungan antara dua variabel mengalami obes 2. Gaya hidup negatif
dengan ditunjukkan nilai korelasi 0,370 dapat dilihat dari perubahan pola makan
yang terletak antara 0,200-0,399 kategori dan rendahnya aktifitas fisik. Perubahan
rendah, hal ini dikarenakan obesitas dapat pola makan seperti sering mengkonsumsi
dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor gorengan, makanan dan minuman yang
genetik, faktor pelayanan kesehatan, dan manis, mie instan, ngemil, jarang
faktor lingkungan. mengkonsumsi sayur dan buah, jarang
Gaya hidup seperti perubahan pola sarapan pagi, dan makan tidak tepat waktu.
makan dan rendahnya aktifitas fisik inilah Sedangkan aktivitas fisik yang rendah
yang kemudian membuat semakin banyak seperti jarang olahraga, sering menonton
penduduk golongan tertentu yang televisi dan bermain game, dan jarang
mengalami masalah gizi berlebih. Pola bersepeda. Hal inilah yang di mungkinkan
makan yang tidak baik adalah kemudian membuat masalah gizi berlebih
mengonsumsi makanan tinggi lemak, tinggi (obesitas).
garam, tinggi gula, tetapi rendah serat dan
vitamin. Makanan yang kurang bergizi ini KESIMPULAN DAN SARAN
sering disebut dengan istilah junk food.
(Khasanah, 2012). Kesimpulan
Orang yang kegemukan lebih
Berdasarkan hasil penelitian dapat
responsif dibandingkan dengan berberat
badan normal terhadap isyarat lapar disimpulkan sebagai bahwa:
eksternal, seperti rasa dan bau makanan, 1. Gaya hidup remaja SMP Sederajat di
atau saatnya waktu makan. Orang yang wilayah kerja Puskesmas Pulo Lor
gemuk cenderung makan bila ia merasa Kabupaten Jombang sebagian besar
ingin makan, bukan makan pada saat ia responden memiliki gaya hidup negatif
merasa lapar. Makan menjadi kebiasaan, sejumlah 19 responden (55,9%).
bukan lagi kebutuhan (Cahyono, 2012). 2. Obesitas remaja SMP Sederajat di
Pola makan berlebih inilah yang wilayah kerja Puskesmas Pulo Lor
menyebabkan mereka sulit untuk keluar Kabupaten Jombang sebagian besar
dari kegemukan jika orang tersebuk tidak responden mengalami obes 2 sejumlah
memiliki kontrol diri dan motivasi yang 21 responden (61,8%).
kuat untuk mengurangi berat badan. 3. Ada hubungan gaya hidup dengan
Dengan asupan kalori yang melebihi jumlah obesitas pada remaja SMP Sederajat
kalori yang keluar, maka kelebihannya diperoleh  = 0,02 < α 0,05.
disimpan dalam tubuh menjadi timbunan
Saran anak sekolah dasar di yogyakarta.
Onlinehttp://www.e-jurnal.com/
Bagi peneliti, diharapan dapat Diakses pada tanggal 08 Januari
memberikan pengalaman melalakukan 2017
penelitian serta dapat menambah ilmu Misnadiarly. 2007. Obesitas Sebagai
pengetahuan mengenai obesitas. Faktor Resiko Beberapa Penyakit.
Bagi masyarakat, diharapkan mampu Jakarta : Pustaka Obor Populer
mengatur atau mengontrol gaya hidup Novia, Rina. 2011. Obesitas : Gejala,
dengan mejaga pola makan, dan aktifitas Bahaya, dan Terapinya. Jakarta :
fisik sehingga obesitas yang dialami dapat Bestari Kids
dicegah. Novitasary, Meiriyani Deliana dkk. 2013.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan Hubungan antara aktivitas fisik
dapat melanjutkan penelitian ini dengan dengan obesitas pada wanita usia
menghubungkan obesitas dengan faktor- subur peserta jamkesmas di
faktor lainnya. puskesmas wawonasa kecamatan
Bagi pelayanan kesehatan khususnya singkil manado. Online
pemegang program obesitas, diharapkan http://ejournal.unsrat.ac.id/ Diakses
memberikan penyuluhan pada remaja pada tanggal 19 Januari 2017
obesitas tentang gaya hidup yang baik atau Nugrahaeni, Dyan Kunthi. 2011. Konsep
positif sehingga dapat meningkatan kualitas Dasar Epidemiologi. Jakarta : EGC
hidup sehat. Nursalam. 2016. Metode Penelitian Ilmu
Bagi institusi pendidikan diharapkan, Keperawatan. Jakarta : Salemba
dapat terus mengembangkan materi Medika
pembelajaran tentang gaya hidup dengan Pramono, Adriyan dan Muchammad
obesitas. Sulchan. 2014. Kontribusi makanan
jajanan dan aktifitas fisik terhadap
DAFTAR PUSTAKA kejadian obesitas pada remaja di kota
semarang.Online
Cahyono, J. B. Suharjo B. (ed.). 2012. http://www.ejournal.undip.ac.id/
Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Diakses pada tanggal 09 Januari
Yogyakarta : Kanisius 2017
Destyana, Tuegeh dkk. 2012. Hubungan Pontoh, Idham. 2013. Dasar-Dasar Ilmu
obesitas dengan gaya hidup pada Kesehatan Masyarakat. Jakarta : In
pasien rawat jalan di BLU RSU Prof. Media
Dr. R.D. kandou manado. Online Proverawati, Atikah dan Eni Rahmawati.
http://ejournal.unsrat.ac.id/ Diakses 2012. Perilaku Hidup Bersih dan
pada tanggal 16 Januari 2017 Sehat (PHBS). Yogyakarta : Nuha
Dinkes Kab Surabaya. 2011. Dinas Medika
kesehatan surabaya. Online Ramadhani, Afnidar. 2011. Gambaran gaya
http://dinkes.surabaya.go.id/ Diakses hidup (life style) beresiko di
pada tanggal 16 Januari 2017 kalangan kaum homoseksual (gay) di
Dinkes Kab Jombang. 2014. Profil kota medan.Online
kesehatan 2014. Jombang : Dinkes http://id.123dok.com/ Diakses pada
Jombang tanggal 30 Januari 2017
Dinkes Kab Jombang. 2015. Profil Soegih, Rachmad dan Kunkun K
kesehatan 2015. Jombang : Dinkes Wiramihardja (ed). 2009. Obesitas
Jombang Permasalahan dan Terapi Praktis.
Hasdianah, HR dan Sentot Imam Suprapto. Jakarta : Sagung Seto
2014. Patologi dan Patofisiologi Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi
Penyakit. Yogyakarta : Nuha Medika Penelitian Keperawatan. Yogyakarta
Khasanah, Nur. 2012. Waspadai Beragam : Gava Media
Penyakit Degeneratif Akibat Pola Wulandari, Syamsinar dkk. 2016. Faktor
Makan. Jakarta : Laksana yang berhubungan dengan kejadian
Marfuah, Dewi. 2015. Kualitas tidur
hubungannya dengan obesitas pada obesitas pada remaja di sma negeri 4
kendari tahun 2016. Online
http://ojs.uho.ac.id/index.php/
Diakses pada tanggal 08 Januari
2017

Anda mungkin juga menyukai