Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan
puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, inayah-NyA, serta izin-Nya.
Sehingga Makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar para pembaca dapat mengaplikasikan isi
makalah ini dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar isi
HALAMAN
Kata Pengantar …………………………………………………………………………… i
Daftar Isi …………………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang …………………………………………………………………… 1
B. Rumusan masalah ………………………………………………………………. 2
C. Maksud dan tujuan …………………………………………………………….... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ideologi …………………………………………………………….. 4
B. Pengertian asal mula Pancasila ………………………………………………… 5
C. Kedudukan dan fungsi Pancasila ……………………………………………….. 6
D. Pancasila sebagai ideology nasional …………………………………………….. 7
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………. 8
B. Saran ……………………………………………………………………………... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang atau kelompok orang
sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-
istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan kata lain unsur-unsur yang
merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal bahan) Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri
negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara
Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar
pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi
dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari
seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan
Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya
untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif. Oleh karena ciri khas
Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Ideologi ?
2. Apa Pengertian dari Asal Mula Pancasila ?
3. Apa Kedudukan dan Fungsi Pancasila ?
4. Apa yang dimaksud Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

C. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui Pengertian dari Ideologi
2. Mengetahui Pengertian dari Asal Mula Pancasila
3. Mengetahui Kedudukan dan Fungsi Pancasila
4. Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
BAB II
TAMBAHAN
A. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata kerja
Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang berasal dari bahasa
Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan
tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang
pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian seharihari menurut Kaelan ‘idea’
disamakan artinya dengan cita-cita. Dalam perkembangannya terdapat pengertian, Ideologi
yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh
Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796.
Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan
dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis. Ramlan Surbakti
mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara fungsional dan Ideologi
secara struktural.
Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama
atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi secara fungsional
ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang
pragmatis. Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam
Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh
aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan
Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi tersebut
tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umum hanya
prinsipprinsipnya, dan Ideologi itu disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan
keluarga, system pendidikan, system ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik.
Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat partai atau aparat
pemerintah melainkan dengan pengaturan pelembagaan (internalization), contohnya
individualisme atau liberalisme. Ideologi secara struktural diartikan sebagai system
pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang
diambil oleh penguasa1.
Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah
kumpulan gagasan- gagasan, ide-ide, keyakinankeyakinan yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Kaelan mengemukakan,
bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi
suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada
hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:
a. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan
b. dan kenegaraan.
c. Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman
d. hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan,
e. dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan
f. dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

1. Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara


Jika menengok sejarah kemerdekaan negaranegara dunia ketiga, baik yang ada di
Asia, Afrika maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama berada di bawah
cengkeraman penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan,
cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang
nyata. Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu
membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia
beserta isinya, serta menanamkan semangat dalam Perjuangan masyarakat untuk bergerak
melawan penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan penyelenggaraan
negara.
Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri.
Adapun fungsi ideology adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa.
Ideologi memiliki kecenderungan untuk “memisahkan” kita dari mereka. Ideologi
berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama
berfungsi juga mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai
ideologi. Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu
ideology juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan
sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan)
dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi. Fungsi
pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan keseragaman ataupun keanekaragaman,
misqalnya dengan memakai semboyan “kesatuan dalam perbedaan” dan “perbedaan dalam
kesatuan”.

B. Pengertian Asal Mula Pancasila


Kemajuan alam pikir manusia sebagai individu maupun kelompok telah melahirkan
persamaan pemikiran dan pemahaman ke arah perbaikan nilai-nilai hidup manusia itu
sendiri. Paham yang mendasar dan konseptual mengenai cita-cita hidup manusia merupakan
hakikat ideologi. Dijadikannya manusia bersuku-suku dan berbangsabangsa di dunia
ternyata membawa dampak kepada ideologi yang berbeda-beda sesuai dengan pemikiran,
budaya, adat-istiadat dan nilainilai yang melekat dalam kehidupan masyarakat tersebut.
Indonesia terlahir melalui perjalanan yang sangat panjang mulai dari masa kerajaan
Kutai sampai masa keemasan kerajaan Majapahit serta munculnya kerajaan-kerajaan Islam.
Kemudian mengalami masa penjajahan Belanda dan Jepang. Kondisi ini telah menimbulkan
semangat berbangsa yang satu, bertanah air satu dan berbahasa satu yaitu Indonesia.
Semangat ini akhirnya menjadi latar belakang para pemimpin yang mewakili atas nama
bangsa Indonesia memandang pentingnya dasar filsafat negara sebagai simbol nasionalisme.
Oleh karena itu secara musyawarah mufakat berdasarkan moral yang luhur, antara lain dalam
sidang-sidang BPUPKI pertama, Sidang Panitia Sembilan yang kemudian menghasilkan
Piagam Jakarta dan di dalamnya memuat Pancasila untuk pertama kali, kemudian dibahas
lagi dalam sidang BPUPKI kedua. Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang resmi
PPKI Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara dibahas serta disempurnakan kembali dan
akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 disyahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat negara
Republik Indonesia. Kajian pengetahuan proses terjadinya Pancasila dapat ditinjau dari
aspek kausalitasnya dan tinjauan perspektifnya. Dari aspek kausalitasnya dapat dibedakan
menjadi dua yaitu : aspek asal mula langsung dan aspek asal mula tidak langsung.
1. Asal Mula Langsung
a. Asal Mula Bahan atau Kausa Materialis adalah bahwa Pancasila bersumber dari nilai-
nilai adat istiadat, budaya dan nilai religius yang ada dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia.
b. Asal Mula Bentuk atau Kausa Formalis adalah kaitan asal mula bentuk, rumusan dan nama
Pancasila sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakan pemikiran
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan para anggota BPUPKI.
c. Asal Mula Karya atau Kausa Effisien adalah penetapan Pancasila sebagai calon dasar
negara menjadi dasar negara yang sah oleh PPKI.
d. Asal Mula Tujuan atau Kausa Finalis adalah tujuan yang diinginkan BPUPKI, PPKI
termasuk di dalamnya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dari rumusan Pancasila sebelum
disahkan oleh PPKI menjadi Dasar Negara yang sah.
2. Asal Mula Tak Langsung
Jauh sebelum proklamasi kemerdekaan, masyarakat Indonesia telah hidup dalam
tatanan kehidupan yang penuh dengan :
a. Nilai-nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai Kerakyatan dan Nilai
Keadilan.
b. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang memaknai adat istiadat, kebudayaan serta
nilai religius dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
c. Oleh karena itu secara tidak langsung Pancasila merupakan penjelmaan atau perwujudan
Bangsa Indonesia itu sendiri karena apa yang terkandung dalam Pancasila merupakan
kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia seperti yang dilukiskan oleh Ir.
Soekarno dalam tulisannya “Pancasila adalah lima mutiara galian dari ribuan tahun sap-
sapnya sejarah bangsa sendiri”.
3. Bangsa Indonesia Ber-Pancasila dalam Tri Prakara
Dengan nilai adat-istiadat, nilai budaya dan nilai religius yang telah digali dan
diwujudkan dalam rumusan Pancasila yang kemudian disahkan sebagai dasar negara
tersebut pada hakikatnya telah menjadikan bangsa Indonesia ber-Pancasila dalam tiga
prakara atau tiga asas :
a. Asas Kebudayaan
Secara yuridis Pancasila telah dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam hal adat- istiadat
dan kebudayaan.
b. Asas Religius
Toleransi beragama yang didasarkan pada nilai-nilai religius telah mengakar kuat dalam
sehari-hari kehidupan masyarakat Indonesia.
c. Asas Kenegaraan
Karena Pancasila merupakan Jati Diri bangsa dan disahkan menjadi Dasar Negara maka
secara langsung Pancasila sebagai asas kenegaraan.

C. Kedudukan dan Fungsi Pancasila


Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama bangsa
Indonesia sekaligus penggerak perjuangan bangsa pada masa kolonialisme. Hal ini
sekaligus menjadi warna dan sikap serta pandangan hidup bangsa Indonesia hingga secara
formal pada tanggal 18 Agustus 1945 sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
disahkan menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.
1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Pandangan hidup terdiri atas kesatuan
rangkaian nilai-nilai luhur merupakan suatu wawasan yang menyeluruh terhadap
kehidupan itu sendiri. Dan pandangan hidup ini berfungsi sebagai :
a. Kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi
antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.
b. Penuntun dan penunjuk arah bagi bangsa Indonesia dalam semua kegiatan dan aktivitas
hidup serta kehidupan disegala bidang. Oleh karena itu dalam menempatkan Pancasila
sebagai pandangan hidupnya maka masyarakat Indonesia yang ber-Pancasila selalu
mengembangkan potensi kemanusiaannya sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial dalam rangka mewujudkan kehidupan bersama menuju satu pandangan hidup
bangsa dan satu pandangan hidup Negara yaitu Pancasila.
2. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara memberikan arti bahwa segala sesuatu yang
berhubungan dengan kehidupan ketatanegaraan Republik Indonesia harus berdasarkan
Pancasila. Juga berarti bahwa semua peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia
harus bersumber pada Pancasila atau dengan kata lain, Pancasila adalah sumber dari segala
sumber hukum. Oleh karena itu semua tindakan kekuasaan atau kekuatan dalam
masyarakat harus berdasarkan peraturan hukum dan hukum pulalah yang berlaku sebagai
norma di dalam negara. Sehingga negara Indonesia harus dibangun menjadi sebuah negara
hukum. Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum maka
Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari
UUD 1945, serta hukum positif lainnya. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat
dirinci sebagai berikut :
a. Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum
(sumber tertib hukum) Indonesia.
b. Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan
UUD 1945 dijabarkan dalam empat pokok pikiran.
c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis.
d. Pancasila mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara termasuk para
penyelenggara partai dan golongan fungsional memegang teguh cita-cita moral rakyat
yang luhur.Pancasila merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, Penelenggara
Negara, Pelaksana Pemerintah termasuk penyelenggara partai dan golongan fungsional.

Latar Belakang Pancasila sebagai Ideologi Negara


Ideologi dan dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila.
Kelima sila itu adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
5. Permusyawaratan/Perwakilan
6. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada tanggal 1 Juni 1945,
Bung Karno mengajukan usul mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung Karno
mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan
Dan Kelima sila tersebut digunakan oleh bangsa Indonesia sebagai dasar negara
karena Pancasila dipandang cocok bagi bangsa Indonesia. Oleh karena Pancasila
dipandang baik dan cocok bagi bangsa Indonesia, maka kita perlu mempertahankannya
melalui pengamalan dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang pemerintahan,
kehidupan masyarakat dan bidang pendidikan.
D. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
Pancasila sebagai ideologi nasional yang artinya Pancasila merupakan kumpulan
atau seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia
dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk menata/mengatur masyarakat Indonesia atau
berwujud Ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah dan rakyat) indonesia secara
keseluruhan, bukan milik perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat tertentu
saja, namun milik bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melalui :
1. Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi mengandung di
dalamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Nilai-nilai
itu akan merupakan cita-cita yang memberi arah terhadap perjuangan bangsa dan
negara.
2. Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya dengan berbagai
pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan menjadi kesepakatan bersama dari
suatu bangsa.
3. Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus dan
menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan para pendiri negara
(the fouding father).
4. Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk melalui
pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama, sehingga memberi
kekuatan motivasional untuk tunduk pada cita-cita bersama.
5. Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar negara dan
sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pancasila ideologi nasional dipahami dalam
perspektif kebudayaan bangsa dan bukan dalam perpektif kekuasaan, sehingga bukan
sebagai alat kekuasaan.
Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :
a) Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan dan cita-
cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai masyarakat.
b) Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya bersumber dari
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya, yang menjadi milik mereka
bersama dan yang tak asing bagi mereka.
c) Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat mengikat
masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-aturan yang harus dipatuhi atau
ditaati yang sifatnya positif.
d) Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti perkembangan jaman,
dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman, dapat mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi, bersifat terbuka dan demokratis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Makalah ini kami susun untuk membantu kita untuk mengetahui dan memahami lebih dalam
tentang pancasia sebagai ideologi nasional. Mohon permakluman dari semuanya jika dalam makalah
kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun pemahaman. Karena tiadalah sesuatu
yang sempurna yang bisa manusia ciptakan.

SUMBER
https://repository.unikom.ac.id/37221/1/%28Pertemuan%20III%29%20Pancasila%20sebagai%2
0Ideologi%20Nasional.pdf
http://ida_sanjaya.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/48970/BAB+5+PANCASILA+SBG+I
DEOLOGI+NASIONAL.pdf
http://fitridwilestari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/53320/4.+Pancasila+Sebagai+Ideolo
gi+Nasional.pdf
https://bisikankalbu.files.wordpress.com/2008/11/5-pancasila-sebagai-ideologi-nasional.pdf

Anda mungkin juga menyukai