(RPP)
Satuan Pendidikan : Smp N 34 Medan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/1
Materi Pokok : Teks Puisi
Alokasi Waktu : 9x40 ( 3 x pertemuan )
A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
MM
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Setelah mendengarkan atau membaca puisi, peserta didik dapat mengetahui struktur
pembangun puisi:
a. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan bunyi dalam puisi yang didengar dan yang dibaca
b. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat menentukan diksi dan
suasana dalam puisi yang didengar dan yang dibaca
c. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
mengungkapkan bahasa kiasan dalam puisi yang didengar dan yang dibaca
d. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan citraan dalam puisi yang didengar dan yang dibaca
e. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, Peserta didik dapat
menentukan tipografi dalam puisi yang didengar dan yang dibaca
Pertemuan Kedua
Setelah mendengarkan atau membaca puisi pesreta didik dapat
a. Menyimpulkan tema
b. Menyimpulkan rasa
c. Menyimpulkan nada
d. Menyimpulkan amanat
e. Menyimpulkan makna atau isi puisi berdasarkan tema, rasa,nada puisi, dan
amanat puisi
(2) Konsep
Pengertian puisi
Pengertian tema
Pengertian nada dan suasana
Pengertian rasa
Pengertian amanat
(3) Prosedur
Pertemuan Kedua
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Cara menyimpulkan unsur puisi
b. Cara menyimpulkan makna isi puisi
E. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Diskusi
3. Penugasan
4. Demonstrasi
F. Media Pembelajaran
1. Contoh beberapa teks puisi
2. Video
3. Internet
G. Sumber Belajar
Deti. Auliya, Ani. 2016. Bahasa Indonesia Kelas VIII. Bandung: Yrama Widya
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2JP)
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Peserta didik menjawab salam, dan berdoa untuk mengawali pembelajaran
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik
c. Guru menanyakan pemahaman materi sebelumnya.
d. Guru membangun konteks dengan mengajak peserta didik bernyanyi yang syairnya
berbentuk puisi
e. Guru mengajak seluruh peserta didik bernyanyi dengan bimbingan lirik lagu dari guru
dengan syair lagu berbentuk puisi
f. Mengungkapkan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai.
g. Membentuk kelompok antara 4-5 Peserta didik, dengan Peserta didik yang pandai menjadi
kelompok dan yang lainnya menjadi anggota.
I. Penilaian
Teknik Penilaian
a. Sikap (Observasi/jurnal)
b. Pengetahuan
- Tes tertulis
c. Keterampilan
- Produk
- Praktik
a.
b.
Skore maksimal = 22
1.
NO URAIKAN ISI YANG TERKANDUNG DIDALAM PUISI
1.
……………………………… ………………………………..
NIP ………………………… NIP …………………………..
Yang dimaksud dengan teks puisi ialah sebuah teks monolog yang isinya tidak merupakan
sebuah alur. Selain itu, teks puisi bercirikan penyajian tipografik tertentu (Luxemburg, 1984).
Namun, dalam perkembangannya, perbedaan antara bahasa dan bentuk naratif dan puisi
memang tidak selalu tegas. Beberapa pandangan lain mengenai puisi: a) puisi juga
merupakan ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat (James Reevas). b) puisi
merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal (Thomas Carlye). c) puisi merupakan
rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang
paling berkesan (Pradopo). d) puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat
emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan (Herbert Spencer)
Unsur diksi adalah pilihan kata atau frase dalam karya sastra (Abrams, 1981). Setiap penyair
akan memilih kata-kata yang tepat, sesuai dengan maksud yang ingin diungkapkan dan efek
puitis yang ingin dicapai. Diksi juga sering menjadi ciri khas seorang penyair atau zaman
tertentu. Aspek leksikan sangatlah penting dalam karya sastra. Aspek leksikal adalah satuan
bentuk terkecil dalam konteks struktur sintaksis dan wacana (Nurgiyantoro, 2014: 172).
Aspek leksikal ini sama pengertiannya dengan diksi. Diksi merupakan pilihan kata yang tepat
dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu seperti yang diharapkan (KBBI, 2005: 264). Aspek leksikal dalam karya sastra dapat
berupa penggunaan bahasa lain atau percampuran bahasa, kolokial, munculnya bentuk baru,
makna khusus, ragam kata, kata menyimpang, dan lain sebagainya.
3. Bahasa Kiasan/ figuratif
Bahasa kias atau figurative language merupakan penyimpangan dari pemakaian bahasa yang
biasa, yang makna katannya atau rangkaian katannya digunakan dengan tujuan untuk
mencapai efek tertentu (Abrams, 1981). Bahasa kias memiliki beberapa jenis yaitu
personifikasi, metafora, perumpamaan, simile, metonimia, sinekdoki, dan alegori (Pradopo,
1978).
a. Hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebih-lebihan. Gaya ini biasanya
dipakai jika seseorang bermaksud melebihkan sesuatu yang dimaksudkan dibandingkan
keadaan yang sebenarnya dengan maksud untuk menekankan penuturannya. (Nurgiyantoro,
2014:261).
Contoh hiperbola: Darah mulai mengucur membanjiri lengannya.
b. Ironi adalah pernyataan yang mengandung makna bertentangan dengan apa yang dinyatakannya.
Gaya ini juga menampilkan stile yang bermakna kontras. Penggunaan gaya ini dimaksudkan
untuk menyindir, mengritik, mengecam, atau sejenisnya. Gaya ironi biasanya tingkat
intensitas sindirannya rendah, sedangkan sindiran yang tajam biasanya memakai gaya
sarkasme. (Nurgiyantoro, 2014:270).
Contoh ironi: Sebenarnya aku benci rumah yang memberiku kerinduan untuk pulang.
c. Ambiguitas adalah pernyataan yang mengandung makna ganda
Contoh ambiguitas: Mayat diloncati oleh kucing hidup.
d. Paradoks merupakan pernyataan yang memiliki makna yang bertentangan dengan apa yang
dinyatakan.
Contoh paradoks: Tidak setiap derita/ jadi luka/ tidak setiap sepi/jadi duri.
e. Litotes adalah pernyataan yang menganggap sesuatu lebih kecil dari realitas yang ada. Lilotes
berkebalikan dengan hiperbola. Apabila gaya hiperbola menekankan dengan cara melebih-
lebihkan, gaya litotes justru dengan cara mengecilkan fakta dari keadaan sesungguhnya.
(Nurgiyantoro, 2014:265).
Contoh litotes: Mampirlah ke gubuku sejenak.
f. Elipsis merupakan pernyataan yang tidak diselesaikan tetapi ditandai dengan .....(titik-titik)
Contoh elipsis: Wahai angin...sampaikan salamku padanya.
4. Citraan Puisi
Citraan merupakan suatu bentuk penggunaan bahasa yang mampu membangkitkan kesan
yang konkret terhadap suatu objek, pemandangan, aksi, tindakan, atau pernyataan yang dapat
membedakannya dengan pernyataan atau ekspositori yang abstrak dan biasanya ada
kaitannya dengan simbolisme (Baldic, via Nurgiyantoro, 2014:276). Unsur ciraan
merupakan gambaran-gambaran angan dalam puisi yang ditimbulkan melalui kata-kata
(Pradopo, 1978). Ada berbagai macam jenis citraan diantarannya:
a. citraan penglihatan (visual imagery)
Citraan visual adalah citraan yang terkait dengan pengonkretan objek yang dapat dilihat oleh
mata, dapat dilihat secara visual.
b. citraan pendengaran (auditory imagery)
Citraan pendengaran (auditif) adalah pengonkretan objek bunyi yang didengar oleh telinga.
(Nurgiyantoro, 2014:281).
c. citraan rabaan (thermal imagery)
Citraan gerak (kinestetik) adalah citraan yang terkait dengan pengonkretan objek gerak yang
dapat dilihat oleh mata. (Nurgiyantoro, 2014:282).
d. citraan pengecapan (tactile imagery)
Citraan rabaan (taktil termal) menunjuk pada pelukisan rabaan secara konkret walau hanya
terjadi di rongga imajinasi pembaca. (Nurgiyantoro, 2014:283).
e. citraan penciuman (olfactory imagery)
Citraan penciuman (olfaktori) menunjuk pada pelukisan penciuman secara konkret walau
hanya terjadi di rongga imajinasi pembaca. (Nurgiyantoro, 2014:283).
5. Bentuk Visual Puisi (tipografi)
Bentuk visual merupakan salah satu unsur yang paling mudah dikenal. Bentuk ini meliputi
penggunaan tipografi dan susunan baris.
contoh puisi dengan bentuk visual zigzag
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
6. Verifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum.
Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima
mencakup:
Onomatope adalah kata tiruan bunyi, msl "kokok" merupakan tiruan bunyi ayam, "cicit"
merupakan tiruan bunyi tikus.
Bentuk intern pola bunyi yang terdiri dari aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan
awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya.
Pengulangan kata/ungkapan.
Ritma (ritme; irama) adalah alunan yg terjadi krn perulangan dan pergantian kesatuan bunyi
dl arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada; ritme
Metrum adalah ukuran irama yg ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan suku kata dl
setiap baris; pergantian naik turun suara secara teratur, dng pembagian suku kata yg
ditentukan oleh golongan sintaksis
Struktur batin puisi adalah unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung dalam
penulisan kata-katanya. Struktur batin puisi dapat dikelompokkan sebagai berikut: