Anda di halaman 1dari 10

JURNAL INKUIRI

ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 1 2013 (hal 66-75)


http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES


TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU
DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN
GAYA BELAJAR SISWA
Wahdah Rochmawati 1, Widha Sunarno 2, Suparmi 3
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
wahdah_rochmawati@smubatik1-slo.sch.id
2
Dosen Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
widhasunarno@gmail.com
3
Dosen Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
suparmiuns@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran menggunakan TGT
melalui teka teki silang dan kartu, kemampuan verbal dan gaya belajar terhadap prestasi belajar
fisika dan interaksinya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasinya terdiri dari
siswa kelas XII SMAN Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Sampel yang diambil adalah
2 kelas yaitu Kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2 dengan menggunakan teknik cluster random
sampling. Teknik pengumpulan data kemampuan verbal dan prestasi kognitif digunakan metode
tes. Untuk data gaya belajar dan prestasi afektif digunakan metode angket. Teknik analisis data
menggunakan analisis variansi tiga jalan desain faktorial 2x2x2 dengan sel tak sama. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan TGT melalui
teka teki silang dan kartu terhadap prestasi kognitif namun tidak terdapat pengaruh pembelajaran
menggunakan TGT melalui teka teki silang dan kartu terhadap prestasi afektif ; 2) terdapat
pengaruh kemampuan verbal tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif maupun afektif; 3) tidak
terdapat pengaruh gaya belajar kinestetik dan visual terhadap prestasi kognitif maupun afektif; 4)
tidak terdapat interaksi pembelajaran menggunakan TGT melalui teka teki silang dan kartu dengan
kemampuan verbal terhadap prestasi kognitif maupun afektif; 5) tidak terdapat interaksi
pembelajaran menggunakan TGT melalui teka teki silang dan kartu dengan gaya belajar terhadap
prestasi kognitif maupun afektif; 6) tidak terdapat interaksi kemampuan verbal dengan gaya
belajar terhadap prestasi kognitif maupun afektif; 7) tidak terdapat interaksi pembelajaran
menggunakan TGT melalui teka teki silang dan kartu, kemampuan verbal, gaya belajar siswa
terhadap prestasi kognitif maupun afektif.

Kata kunci : teams games tournament, teka teki silang, kartu, kemampuan verbal, gaya belajar

Pendahuluan pengetahuan dan teknologi. Salah satu


Seiring dengan pesatnya upaya untuk mencapai tujuan adalah
perkembangan ilmu pengetahuan dan dengan peningkatan kualitas pendidikan
teknologi, setiap negara dituntut untuk yang ada. Oleh karena itu pembangunan
menciptakan sumber daya manusia yang pendidikan diarahkan pada peningkatan
berkualitas, yaitu manusia yang proses pembelajaran dan sarana prasarana
mempunyai kesiapan mental dan mampu yang diperlukan.
berpartisipasi mengembangkan ilmu

66
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 1 2013 (hal 66-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Kurikulum Berbasis Kompetensi siswa, model pembelajaran yang
(KBK) dikembangkan untuk mengatasi diterapkan, motivasi, kemampuan awal,
masalah yang terjadi di dunia pendidikan cara belajar yang diinginkan siswa,
Indonesia, yaitu lemahnya proses belajar aktifitas belajar dll.
dan pelaksanaan pembelajaran yang masih Fisika sebagai salah satu bagian
didominasi oleh guru (teacher dari Ilmu Pengetahuan Alam yang
centred). Kurikulum Tingkat Satuan menjelaskan gejala-gejala alam yang
Pendidikan (KTSP) adalah KBK yang teramati di sekitar lingkungan hidup siswa
dikembangkan yang pelaksanaannya baik pengamatan langsung maupun tidak
disesuaikan oleh sekolah masing-masing. langsung. Maka perlu pembelajaran fisika
Guru sebagai fasilitator, bertugas yang sesuai. Pembelajaran ini dengan
menyiapkan perangkat pembelajaran. pengamatan tak langsung bisa dibantu
Pembelajaran dengan KTSP menuntut dengan media. Pendidikan IPA diarahkan
guru untuk terlibat aktif dan menyiapkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga
pembelajaran agar siswa terlibat aktif. dapat membantu siswa untuk memperoleh
Kurikulum ini menuntut adanya partisipasi pemahaman yang lebih mendalam tentang
aktif dari seluruh siswa dalam konsep dan proses sains. Ketrampilan
pembelajarannya. Jadi kegiatan belajar proses ini meliputi keterampilan
berpusat pada siswa (student centred), mengamati, mengajukan hipotesis,
guru sebagai motivator dan fasilitator di menggunakan alat dan bahan secara baik
dalamnya agar suasana kelas terasa aktif dan benar dengan selalu
dan menyenangkan bagi siswa. Terbitnya mempertimbangkan keamanan dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional keselamatan kerja, mengajukan
No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pertanyaan, menggolongkan dan
menjadikan guru harus mampu menafsirkan data serta
menggunakan model pembelajaran yang mengkomunikasikan hasil temuan secara
tepat bagi ketercapaian pelaksanaan lisan dan tertulis, menggali dan memilih
pembelajaran di kelas dan ketercapaian informasi faktual yang relevan untuk
kompetensi lulusan. Dalam KTSP guru menguji gagasan-gagasan atau
lebih leluasa merancang, melaksanakan memecahkan masalah sehari-hari. Namun
dan pengawasan serta penilaian demikian tidak semua materi fisika dapat
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dipelajari dengan pengamatan langsung,
sesuai dengan satuan pendidikan, seperti halnya materi fisika atom, karena
karakteristik sekolah maupun karakteristik bendanya sangat kecil tidak dapat diamati
siswa. langsung dengan panca indera dan
Rancangan pelaksanaan materinya bersifat abstrak. Sehingga perlu
pembelajaran yang baik dan ketepatan cara lain untuk menyampaikan materi baik
dalam pemilihan metode ataupun model pada penggunaan media, metode maupun
pembelajaran sangat diperlukan agar hasil model pembelajaran.
yang diperoleh dapat optimal. Kenyataan Model pembelajaran yang ada
yang tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang ini merupakan hasil
banyak siswa mengatakan mata pelajaran pengembangan para peneliti pendidikan.
fisika itu sulit, banyak hitungan Salah satu tujuan para peneliti pendidikan
matematisnya, banyak rumus, monoton, tentunya agar proses pembelajaran di kelas
membosankan, kurang memberi tantangan lebih maksimal dan tidak membosankan.
dan tidak menarik, sehingga banyak siswa Ada model yang mempunyai keunggulan
yang tidak menyukai fisika. Hal ini dalam memecahkan masalah pembelajaran
dibuktikan bahwa rata-rata hasil prestasi dan membawa siswa untuk lebih efektif
belajar fisika masih rendah. Faktor-faktor dalam belajar. Salah satu model
yang mempengaruhi prestasi belajar fisika pembelajaran yang perlu dipertimbangkan
antara lain adalah pemahaman konsep, adalah pembelajaran kooperatif
sarana dan prasarana pendidikan, guru, (cooperative learning). Dalam

67
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 1 2013 (hal 66-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
pembelajaran kooperatif, para siswa akan kelompok kecil yang terdiri dua sampai
duduk bersama dalam kelompok enam orang anggota. Kelompok ini
beranggotakan empat orang untuk kemudian memilih topik-topik dari unit
menguasai materi pelajaran yang yang telah dipelajari oleh seluruh kelas,
diberikan oleh guru (Slavin, 2008:8). membagi topik-topik ini menjadi tugas-
Slavin dalam Wina Sanjaya (2008:242) tugas pribadi dan melakukan kegiatan
mengemukakan dua alasan yaitu, ”pertama yang diperlukan untuk mempersiapkan
beberapa hasil penelitian membuktikan laporan kelompok. Tiap kelompok lalu
bahwa penggunaan metode pembelajaran mempresentasikan atau menampilkan
kooperatif dapat meningkatkan prestasi penemuan mereka di hadapan seluruh
belajar siswa sekaligus dapat kelas.
meningkatkan hubungan soaial dan kedua, Model kooperatif yang lain yaitu
dapat mengintegrasikan pengetahuan Jigsaw, pada model ini siswa bekerja
dengan pengalaman”. Namun dalam tim yang heterogen kemudian diberi
kenyataannya model pembelajaran tugas untuk membaca beberapa bab dan
kooperatif belum banyak diaplikasikan diberikan lembar ahli yang terdiri atas
dalam pembelajaran. topik-topik yang berbeda yang harus
Model pembelajaran kooperatif menjadi fokus perhatian masing-masing
antara lain STAD, GI, Jigsaw, TGT. anggota tim saat membaca. Setelah
Dengan model ini siswa akan lebih mudah membaca, siswa dari tim yang berbeda
menemukan konsep-konsep materi fisika, tetapi mempunyai topik yang sama
menyelesaikan soal, melakukan bertemu dalam kelompok ahli untuk
eksperimen dan saling mendiskusikan mendiskusikan topik yang dipelajari
masalah-masalah yang dihadapi siswa. dalam waktu tertentu. Para ahli kemudian
Siswa yang berdiskusi akan saling tukar kembali ke tim semula dan secara
menukar pengalaman, pikiran serta saling bergantian mengajari teman satu tim
mengisi kekurangan-kekurangannya. mengenai topik masing-masing. Setelah
Dalam Student Team Achiviemnet semua topik dipelajari kemudian para
Division (STAD), para siswa dibagi dalam siswa akan menerima penilaian yang
tim belajar yang terdiri atas empat orang mencakup seluruh topik.
yang berbeda-beda tingkat kemampuan, Pada penelitian ini menggunakan
jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. model yang sesuai dengan kemampuan
Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa siswa dan karakteristik materi yang
bekerja dalam tim mereka untuk disampaikan yaitu model TGT, supaya
memastikan bahwa semua anggota tim pembelajaran lebih efektif, siswa lebih
telah menguasai pelajaran. Selanjutnya senang, termotivasi dan tertarik. Model
semua siswa mengerjakan kuis mengenai kooperatif tipe TGT (Teams Games
materi secara sendiri-sendiri, saat itu juga Tournaments) bermaksud untuk: 1)
semua siswa tidak diperbolehkan untuk mengurangi sifat egosentris dan
saling membantu. Skor kuis para siswa individualistis siswa; 2) belajar dengan
dibandingkan dengan rata-rata pencapaian melakukan kerjasama dalam kelompok-
mereka sebelumnya, dan kepada masing- kelompok belajar; 3) mengembangkan
masing tim akan diberikan poin ketrampilan social dan komunikasi siswa;
berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih 4) meningkatkan aktivitas belajar siswa;
siswa dibandingkan hasil yang dicapai 5) meningkatkan motivasi belajar siswa;
sebelumnya. Poin ini kemudian 6) meningkatkan keberagaman; 7)
dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, meningkatkan prestasi belajar siswa.
dan tim yang berhasil memenuhi kriteria Pelaksanaan pembelajaran kooperatif akan
tertentu akan mendapatkan sertifikat atau berhasil, apabila masing-masing siswa
penghargaan lainnya. telah menguasai ketrampilan kooperatif
Sedangkan Group Investigation yang merupakan aktivitas belajar dalam
(GI), siswa dibebaskan membentuk kelompok kerja.

68
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 1 2013 (hal 66-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Materi Fisika Atom merupakan pemahaman siswa. Kedua faktor tersebut
materi yang sangat penting, karena atom sangat berpengaruh dalam pencapaian
merupakan penyusun materi yang ada di tinggi dan rendahnya prestasi yang akan
alam semesta. Dengan memahami atom diraih oleh siswa dalam pembelajaran.
dapat mempelajari bagaimana satu atom Berdasarkan uraian di atas maka
dengan yang lain berinteraksi, mengetahui akan dilaksanakan penelitian menerapkan
sifat-sifat atom, dan sebagainya sehingga pembelajaran fisika menggunakan TGT
dapat memanfaatkan alam semesta untuk melalui teka teki silang dan kartu ditinjau
kepentingan umat manusia. Materi Fisika dari kemampuan verbal dan gaya belajar
Atom merupakan materi yang sulit bagi siswa. Adapun tujuan dalam penelitian ini
siswa. Hal ini terlihat dari persentase adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh
penguasaan materi soal fisika ujian pembelajaran TGT melalui teka-teki
nasional paket A 42,47 dan paket B 77,78. silang dan kartu terhadap prestasi belajar
Sehingga perlu dilakukan variasi model fisika, (2) pengaruh tingkat kemampuan
pembelajaran yang dapat meningkatkan verbal siswa, tinggi, dan rendah terhadap
keaktifan siswa dan agar siswa tidak prestasi belajar fisika, (3) pengaruh gaya
merasa jenuh atau bosan dalam kegiatan belajar siswa, kinestetik dan visual
belajarnya. terhadap prestasi belajar fisika, (4)
Kegiatan belajar mengajar mata interaksi antara pembelajaran TGT
pelajaran Fisika di SMA Batik 1 surakarta melalui teka-teki silang, kartu dan
khususnya materi Fisika Atom, guru kemampuan verbal siswa terhadap prestasi
masih menggunakan model konvensional belajar fisika, (5) interaksi antara
yakni ceramah, walaupun menggunakan pembelajaran TGT melalui teka-teki
LCD ternyata hanya untuk memudahkan silang, kartu dan gaya belajar siswa
guru dalam penulisan di papan tulis saja. terhadap prestasi belajar fisika, (6)
Siswa kurang dilibatkan dalam proses interaksi antara kemampuan verbal dan
pembelajaran, akibatnya pencapaian nilai gaya belajar siswa terhadap prestasi
Fisika belum maksimal belajar fisika, (7) interaksi antara
Pencapaian prestasi belajar siswa pembelajaran TGT, kemampuan verbal
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dan gaya belajar terhadap prestasi belajar
internal dan faktor eksternal. Faktor fisika.
internal merupakan faktor yang berasal
dari diri siswa seperti kemampuan awal, Metode Penelitian
sikap ilmiah, aktivitas, motivasi,
kreativitas, kemampuan verbal, gaya
Penelitian dilaksanakan di SMA
belajar, interaksi sosial, bakat dan lain
Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran
sebagainya. Namun kenyataan masih
2011/2012 yang beralamat di Jln. Slamet
kurang perhatian guru terhadap faktor-
Riyadi No. 445 Kecamatan Laweyan,
faktor tersebut. Oleh karena itu yang
Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.
terkait dengan karakteristik materi Fisika
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini
Atom perlu memperhatikan kemampuan
mulai dari penyusunan proposal hingga
verbal dan gaya belajar siswa.
pembuatan laporan penelitian dimulai
Faktor eksternal merupakan faktor
bulan September tahun 2011 sampai
yang berasal dari luar siswa, seperti model
dengan tahun Nopember 2012. Penelitian
pembelajaran, lingkungan tempat tinggal,
ini adalah penelitian kuasi eksperimen.
sarana prasarana, media pembelajaran.
Kelompok eksperimen I belajar dengan
Media pembelajaran yang dapat
TGT menggunakan media teka teki silang
digunakan dalam pembelajaran Fisika
dan kelompok eksperimen II dengan TGT
Atom diantaranya Teka-Teki Silang dan
menggunakan media kartu.
Kartu. Karena materi fisika atom tidak
Rancangan penelitian dalam
dapat diamati secara langsung, maka
penelitian ini disusun sesuai dengan
membutuhkan media untuk mempermudah
variabel-variabel yang terlibat. Variabel-

69
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 1 2013 (hal 66-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
variabel terlibat dalam penelitian ini Hasil Penelitian Dan Pembahasan
merupakan cerminan dari data-data yang
akan diperoleh setelah perlakuan terhadap Deskripsi data kemampuan verbal siswa
sampel penelitian yang dilakukan. Data untuk kedua kelas eksperimen tersebut
yang diperoleh kemudian dianalisis dapat dilihat pada Tabel 1
menggunakan uji manova. Teknik
Tabel 1. Deskripsi Data Prestasi Belajar Ditinjau
pengambilan sampel menggunakan teknik Dari Kemampuan Verbal Siswa
cluster random sampling. Sampel yang Jumlah
digunakan dalam penelitian ini ada 2 Kelompo Siswa Rata-
kSiswa rata SD
kelas, yaitu kelas XII IPA 1 sebagai kelas TTS Kartu
eksperimen pertama diberi perlakuan K. Verbal
20 24 84.02 8.33
menggunakan TGT melalui media teka Kognitif
Tinggi
K. Verbal
teki silang dan kelas XII IPA 2 sebagai Rendah
18 14 74.59 9.34
kelas eksperimen kedua menggunakan K. Verbal
20 24 80.55 7.54
TGT melalui media kartu. Afektif
Tinggi
K. Verbal
Teknik pengumpulan data dalam Rendah
18 14 74.19 7.85
penelitian ini menggunakan: (1) metode
Tes untuk mengetahui prestasi belajar Pada Tabel 1 diperlihatkan nilai
siswa dalam ranah kognitif dan juga untuk rata-rata prestasi belajar kognitif dan
mengetahui kemampuan verbal siswa; (2) afektif siswa dengan kemampuan verbal
metode angket digunakan untuk tinggi lebih tinggi dan memiliki standar
mengetahui gaya belajar dan prestasi deviasi yang lebih kecil dibandingkan
afektif siswa; (3) metode observasi siswa dengan kemampuan verbal rendah.
dilakukan untuk mendapatkan kumpulan Dengan standar deviasi yang kecil pada
data dari aktivitas belajar siswa pada saat kemampuan verbal tinggi menunjukkan
melakukan kegiatan turnamen dan untuk bahwa data mengumpul. Data mengumpul
pengamatan perilaku penilaian prestasi menunjukkan data nilai siswa yang baik
belajar ranah afektif. untuk prestasi belajar kognitif, dan afektif
Instrumen pelaksanaan penelitian dengan kemampuan verbal tinggi.
dalam penelitian ini berupa silabus, Sedangkan standar deviasi yang besar
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kemampuan verbal rendah
dan Lembar Kerja Siswa (LKS). menunjukkan data menyebar. Jadi, siswa
Instrumen pengambilan data digunakan yang memiliki kemampuan verbal tinggi
tes, angket dan observasi. Tes digunakan menunjukkan nilai siswa lebih baik
untuk mengukur prestasi belajar kognitif daripada siswa yang memiliki kemampuan
siswa dan mengukur kemampuan verbal verbal rendah.
siswa. Angket digunakan untuk mengukur
gaya belajar dan prestasi belajar ranah
afektif. Observasi untuk mengukur Tabel 2. Deskripsi Data Prestasi Belajar
penilaian prestasi belajar ranah afektif. Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa
Uji normalitas data menggunakan Jumlah
Kelompok Siswa Rata-
uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Siswa rata SD
TTS Kartu
homogenitas menggunakan Levene’s test
yang terdapat pada software SPSS 18. GB Visual 21 18 82.61 10.48
Pengujian hipotesis pada penelitian ini Kognitif
GB Kinestetik 17 20 77.35 8.54
menggunakan uji parametrik. Uji
GB Visual 21 18 79.13 8.10
parametrik yang digunakan adalah anava Afektif
tiga jalan dengan General Linier Model GB Kinestetik 17 20 76.54 8.30
(GLM) dan melalui program SPSS versi
18. Uji lanjut anava yang digunakan adalah Pada Tabel 2 diperlihatkan nilai
metode Scheffe. rata-rata prestasi belajar kognitif dan
afektif siswa dengan gaya belajar visual

70
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 1 2013 (hal 66-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
lebih tinggi dibandingkan siswa dengan Media * 0.654 Ho diterima 0.951 Ho diterima
GayaBelajar
gaya belajar kinestetik. Data Kemampuan 0.170 Ho diterima 0.455 Ho diterima
menunjukkan bahwa nilai siswa yang baik Verbal *
untuk prestasi belajar kognitif dan afektif GayaBelajar
Media * 0.990 Ho diterima 0.666 Ho diterima
dengan gaya belajar visual. Jadi, siswa Kemampuan
yang memiliki gaya belajar visual Verbal *
menunjukkan nilai siswa lebih baik GayaBelajar
daripada siswa dengan gaya belajar
kinestetik. Berdasarkan Tabel 4 dan kriteria
pengujian hipotesis pada uraian di atas,
Tabel 3. Deskripsi Data Prestasi Belajar maka kesimpulan dari pengujian hipotesis
Ditinjau dalam penelitian ini adalah sebagai
Dari Media Pembelajaran berikut.
Kelompok Jumlah Rata-
Siswa Siswa rata SD 1. Pengaruh pembelajaran TGT
Teka Teki
menggunakan teka teki silang dan
38 81.66 10.15
Kognitif
Silang kartu terhadap prestasi belajar.
Kartu 38 78.45 9.48 Pada penelitian ini, berdasarkan
Teka Teki
38 79.10 7.31 hasil pengujian hipotesis secara statistik
Silang
Afektif dinyatakan bahwa untuk prestasi belajar
Kartu 38 76.63 9.02 kognitif signifikansi sebesar 0,040
(signifikansi < 0,05), maka H0 ditolak dan
Pada Tabel 3 diperlihatkan nilai H1 diterima. Hal ini berarti ada pengaruh
rata-rata prestasi belajar kognitif dan pembelajaran fisika menggunakan TGT
afektif kelas yang belajar dengan media melalui teka teki silang dan kartu terhadap
teka teki silang lebih tinggi dibandingkan prestasi belajar kognitif siswa. Untuk
kelas yang belajar dengan media kartu. prestasi belajar afektif signifikansi sebesar
Data menunjukkan bahwa nilai siswa yang 0,070 (signifikansi > 0,05), maka H0
tinggi untuk prestasi belajar kognitif diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti
maupun afektif pada saat pembelajaran untuk prestasi belajar afektif secara
menggunakan media teka teki silang. Jadi statistik dinyatakan tidak ada pengaruh
pembelajaran menggunakan media teka pembelajaran fisika menggunakan TGT
teki silang menunjukkan nilai siswa lebih melalui teka teki silang dan kartu terhadap
baik daripada menggunakan media kartu. prestasi belajar afektif siswa. Hal ini
Setelah dilakukan uji hipotesis disebabkan media teka teki silang dan
menggunakan manova, baik prestasi kartu yang digunakan berisi latihan soal,
belajar kognitif maupun afektif dapat dan materi pelajaran yang sebagian besar
dirangkum dalam uji hipotesis penelitian memberikan informasi yang mendukung
prestasi belajar. Rangkuman uji hipotesis kemampuan kognitif siswa dalam
penelitian prestasi belajar dapat dilihat memahami materi Fisika Atom.
pada Tabel 4 berikut ini. Rerata kelas eksperimen I yang
diberi perlakuan pembelajaran dengan
media teka teki silang adalah 81.66
Tabel 4. Rangkuman Uji Hipotesis
Penelitian Prestasi Belajar sedangkan rerata kelas eksperimen II yang
Hipotesis Kognitif Afektif diberi perlakuan pembelajaran dengan
dengan
Sig. Keputusan Sig. Keputusan media kartu adalah 78.45. Dengan
ANAVA
Media 0.040 Ho ditolak 0.070 Ho diterima
demikian, maka dapat disimpulkan bahwa
Kemampuan 0.000 Ho ditolak 0.000 Ho ditolak pembelajaran menggunakan TGT melalui
Verbal teka teki silang menghasilkan prestasi
Gaya Belajar 0.057 Ho diterima 0.387 Ho diterima
Media * 0.387 Ho diterima 0.379 Ho diterima
belajar kognitif yang lebih baik daripada
Kemampuan pembelajaran menggunakan TGT melalui
Verbal kartu pada materi Fisika Atom. Walaupun

71
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 1 2013 (hal 66-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
secara statistik tidak ada pengaruh Hal ini dikarenakan, dengan
terhadap prestasi belajar afektif, namun kemampuan verbal yang baik, siswa dapat
demikian rerata kelas eksperimen I untuk mengkomunikasikan pengetahuan, ide,
prestasi belajar afektif sebesar 79,10 lebih gagasan, pendapat, pikiran, pengalaman,
tinggi dari kelas eksperimen II yang dan kecakapan yang dimiliki baik secara
memiliki rerata prestasi belajar afektif lisan maupun tulisan. Sebagai contoh,
sebesar 76,63. secara lisan siswa dapat
mengkomunikasikan pengetahuan,
2. Pengaruh kemampuan verbal pendapat, dan pemikiran melalui kegiatan
terhadap prestasi belajar. diskusi, bertanya kepada guru atau teman
Pada penelitian ini, berdasarkan serta menjawab pertanyaan guru atau
hasil pengujian hipotesis secara statistik teman secara lisan. Melalui tulisan siswa
dinyatakan bahwa untuk prestasi belajar dapat mengerjakan soal-soal yang
kognitif, dan afektif, mempunyai diberikan guru, dengan kemampuan verbal
signifikansi yang sama yaitu 0,000 yang dimiliki.
(signifikansi < 0,05), maka baik untuk
prestasi belajar kognitif,maupun afektif, 3. Pengaruh gaya belajar terhadap
H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti prestasi belajar.
ada pengaruh kemampuan verbal siswa Pada penelitian ini, berdasarkan
terhadap prestasi belajar siswa baik untuk hasil pengujian hipotesis secara statistik
prestasi belajar kognitif, maupun afektif. dinyatakan bahwa untuk prestasi belajar
Hal ini sejalan dengan penelitian dari kognitif, dan afektif, mempunyai
Muh. Miftah (2010) tentang “Keefektifan signifikansi secara berturut-turut yaitu
model pembelajaran langsung dan 0,057 dan 0,387 (signifikansi > 0,05),
pembelajaran kooperatif pada materi maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini
pokok himpunan kelas VII ditinjau dari berarti tidak ada pengaruh gaya belajar
kemampuan verbal siswa”. Pada penelitian siswa terhadap prestasi belajar siswa baik
tersebut dihasilkan bahwa terdapat prestasi belajar kognitif maupun afektif
pengaruh yang signifikan antara siswa siswa. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan kategori kemampuan verbal tinggi, dengan penelitian yang dilakukan Eko
sedang, dan rendah terhadap prestasi Sutrisno (2010) tentang “pembelajaran
belajar Matematika. fisika menggunakan group investigation
Rerata prestasi belajar kognitif dan jigsaw ditinjau dari gaya belajar dan
dan afektif siswa yang berkemampuan aktivitas belajar siswa”. Pada penelitian
verbal tinggi secara berturut-turut adalah tersebut diketahui bahwa ada pengaruh
84,02 dan 80,55 sedangkan rerata prestasi gaya belajar terhadap prestasi belajar
belajar kognitif,dan afektif siswa yang fisika. Perbedaan ini karena gaya belajar
berkemampuan verbal rendah secara siswa diketahui dari angket yang diisi
berturut-turut adalah 74,59 dan 74,19. siswa sehingga dapat dimungkinkan
Dengan demikian, maka dapat adanya ketidakkonsistenan siswa dalam
disimpulkan bahwa siswa yang menjawab angket tersebut atau
mempunyai kemampuan verbal tinggi dimungkinkan siswa mengisi dengan tidak
memperoleh prestasi belajar baik prestasi jujur. Selain itu pembatasan gaya belajar
belajar kognitif, maupun afektif yang lebih pada penelitihan dibatasi gaya belajar
baik dibandingkan dengan siswa yang visual dan kinestetik, padahal ada gaya
mempunyai kemampuan rendah. Dengan belajar yang lain yaitu audiotorial. Hal ini
kata lain, semakin tinggi kemampuan dapat mengakibatkan hasil angket tidak
verbal siswa maka makin tinggi pula sesuai dengan gaya belajar yang
prestasi belajar yang dicapai, sebaliknya sebenarnya dimiliki siswa.
semakin rendah kemampuan verbal siswa
maka makin rendah pula prestasi belajar Selain itu, keberhasilan kegiatan
yang dicapainya. belajar mengajar di sekolah dipengaruhi

72
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 1 2013 (hal 66-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
oleh beberapa faktor baik faktor internal terhadap prestasi belajar kognitif dan
maupun faktor eksternal. Faktor internal afektif siswa merupakan pengaruh yang
adalah faktor yang berasal dari dalam diri berdiri sendiri dan tidak berhubungan
siswa, misalnya: minat, perhatian, dengan kemampuan verbal siswa. Begitu
kebiasaan, usaha, motivasi belajar, pula sebaliknya, pengaruh yang diberikan
kemampuan berpikir, kemampuan analisis, kemampuan verbal siswa terhadap prestasi
kemampuan menggunakan alat ukur, belajar kognitif dan afektif merupakan
kemampuan verbal, sikap ilmiah, dan gaya pengaruh yang berdiri sendiri dan tidak
belajar siswa. Sedangkan faktor eksternal berhubungan dengan media teka teki
adalah faktor yang berasal dari luar diri silang dan kartu.
siswa. Berasal dari lingkungan sekitar, Pada prestasi belajar kognitif dan
baik lingkungan keluarga, sekolah, afektif, dua variabel bebas tersebut yaitu
maupun masyarakat. Menurut Nana media pembelajaran dan kemampuan
Sudjana (1996: 6): ”Faktor yang verbal tidak menghasilkan kombinasi efek
mempengaruhi keberhasilan kegiatan yang signifikan. Oleh karena itu dapat
belajar-mengajar di lingkungan sekolah disimpulkan tidak ada interaksi antara
antara lain guru, sarana belajar, pembelajaran fisika menggunakan TGT
kurikulum, teman sekelas, disiplin, dan melalui teka teki silang dan kartu dan
sebagainya”. Kutipan tersebut kemampuan verbal siswa terhadap prestasi
menjelaskan bahwa guru, fasilitas belajar, belajar siswa baik prestasi belajar kognitif
kurikulum, teman sekelas, dan sikap maupun afektif siswa.
disiplin siswa mempengaruhi keberhasilan 5. Interaksi pembelajaran TGT
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dari dengan gaya belajar terhadap prestasi
uraian di atas diduga bahwa gaya belajar belajar.
bukan satu-satunya faktor yang Pada penelitian ini, berdasarkan
menentukan prestasi belajar siswa. hasil pengujian hipotesis secara statistik
dinyatakan bahwa untuk prestasi belajar
4. Interaksi antara pembelajaran TGT kognitif, dan afektif, mempunyai
dengan kemampuan verbal terhadap signifikansi secara berturut-turut yaitu
prestasi belajar. 0,654 dan 0,951 (signifikansi > 0,05),
Pada penelitian ini, berdasarkan maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini
hasil pengujian hipotesis secara statistik berarti tidak ada interaksi antara
dinyatakan bahwa untuk prestasi belajar pembelajaran fisika menggunakan TGT
kognitif signifikansi adalah 0,387 melalui teka teki silang dan kartu dan gaya
(signifikansi > 0,05) dan prestasi belajar belajar siswa terhadap prestasi belajar
afektif signifikansi adalah 0,379 siswa baik prestasi belajar kognitif
(signifikansi > 0,05), maka H0 diterima maupun afektif siswa.
dan H1 ditolak. Hal ini berarti untuk Pada prestasi belajar kognitif
prestasi belajar kognitif dan afektif secara maupun afektif, tidak ditemukan
statistik dinyatakan tidak ada interaksi pengaruh bersama yang signifikan antara
antara pembelajaran fisika menggunakan media pembelajaran dengan gaya belajar
teams games tournament melalui teka teki siswa terhadap prestasi belajar kognitif
silang dan kartu dan kemampuan verbal maupun afektif siswa. Pengaruh yang
siswa terhadap prestasi belajar siswa baik diberikan media teka teki silang dan kartu
prestasi belajar kognitif maupun afektif. terhadap prestasi belajar kognitif dan
Pada prestasi belajar kognitif dan afektif siswa merupakan pengaruh yang
afektif, tidak ditemukan pengaruh bersama berdiri sendiri dan tidak berhubungan
yang signifikan antara media dengan gaya belajar siswa. Begitu pula
pembelajaran dengan kemampuan verbal sebaliknya, pengaruh yang diberikan gaya
siswa terhadap prestasi belajar kognitif belajar siswa terhadap prestasi belajar
dan afektif siswa. Pengaruh yang kognitif dan afektif merupakan pengaruh
diberikan media teka teki silang dan kartu yang berdiri sendiri dan tidak

73
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 1 2013 (hal 66-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
berhubungan dengan media teka teki (signifikansi > 0,05) dan prestasi belajar
silang dan kartu. afektif signifikansi sebesar 0,666
Pada prestasi belajar kognitif dan (signifikansi > 0,05), maka H0 diterima
afektif, dua variabel bebas tersebut yaitu dan H1 ditolak. Hal ini berarti tidak ada
media pembelajaran dan gaya belajar tidak interaksi antara pembelajaran fisika
menghasilkan kombinasi efek yang menggunakan teams games tournament
signifikan. Oleh karena itu dapat melalui teka teki silang dan kartu,
disimpulkan tidak ada interaksi antara kemampuan verbal, dan gaya belajar siswa
pembelajaran fisika menggunakan TGT terhadap prestasi belajar siswa baik
melalui teka teki silang dan kartu dan gaya prestasi belajar kognitif maupun afektif
belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.
siswa baik prestasi belajar kognitif Pada prestasi belajar kognitif dan
maupun afektif siswa. afektif, tidak ditemukan pengaruh bersama
yang signifikan antara media, kemampuan
6. Interaksi antara kemampuan verbal verbal, dan gaya belajar siswa terhadap
dengan gaya belajar terhadap prestasi prestasi belajar kognitif dan afektif. Siswa
belajar. yang diberi pembelajaran menggunakan
media teka teki silang memiliki rata-rata
Pada penelitian ini, berdasarkan hasil
yang lebih baik daripada siswa yang diberi
pengujian hipotesis secara statistik
pembelajaran menggunakan media kartu,
dinyatakan bahwa untuk prestasi belajar
siswa dengan kemampuan verbal tinggi
kognitif signifikansi sebesar 0,170
memiliki rata-rata lebih baik daripada
(signifikansi < 0,05) dan prestasi belajar
siswa dengan kemampuan verbal rendah,
afektif signifikansi sebesar 0,455
siswa dengan gaya belajar yang tepat
(signifikansi < 0,05), maka H0 diterima
memiliki rata-rata lebih baik. Hal tersebut
dan H1 ditolak. Hal ini berarti tidak ada
karena keberhasilan belajar mengajar
interaksi antara kemampuan verbal dan
gaya belajar siswa terhadap prestasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
faktor internal maupun faktor eksternal
belajar siswa baik prestasi belajar kognitif
siswa. Faktor-faktor tersebut tidak
maupun afektif siswa.
sepenuhnya dapat diperhatikan dan
Dalam penelitian ini untuk prestasi
dikontrol oleh guru. Selain itu siswa tidak
belajar kognitif maupun efektif tidak
hanya belajar di sekolah saja tetapi dapat
ditemukan pengaruh bersama yang
juga belajar di luar sekolah.
signifikan antara kemampuan verbal dan
gaya belajar siswa. Pengaruh yang
diberikan kemampuan verbal siswa Kesimpulan Dan Rekomendasi
terhadap prestasi belajar kognitif dan
Hasil penelitian ini dapat
afektif siswa merupakan pengaruh yang
berdiri sendiri dan tidak berhubungan disimpulkan sebagai berikut:
dengan gaya belajar siswa. Oleh karena itu 1. Ada pengaruh pembelajaran fisika
dapat disimpulkan tidak ada interaksi menggunakan teams games tournament
antara kemampuan verbal dan gaya belajar melalui teka teki silang dan kartu
terhadap prestasi belajar kognitif maupun terhadap prestasi belajar siswa pada
afektif siswa. aspek kognitif, namun tidak ada
pengaruh pada aspek afektif.
2. Ada pengaruh kemampuan verbal tinggi
7. Interaksi antara pembelajaran TGT,
dengan rendah terhadap prestasi belajar
kemampuan verbal, gaya belajar siswa pada aspek kognitif maupun
terhadap prestasi belajar . afektif.
Pada penelitian ini, berdasarkan 3. Tidak ada pengaruh gaya belajar visual,
hasil pengujian hipotesis secara statistik maupun kinestetik terhadap prestasi
dinyatakan bahwa untuk prestasi belajar belajar siswa pada aspek kognitif dan
kognitif signifikansi sebesar 0,990 afektif.

74
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 1 2013 (hal 66-75)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
4. Tidak ada interaksi antara pembelajaran Daftar Pustaka
fisika menggunakan teams games
tournament melalui teka teki silang dan Eko Sutrisno. (2010). PembelajaranFisika
kartu dengan kemampuan verbal siswa model Group Investigation (GI) dan
terhadap prestasi belajar siswa pada Jigsaw ditinjau dari Gaya Belajar
dan Aktivitas Belajar Siswa.Tesis
aspek kognitif maupun pada aspek
Muh. Miftah. (2010). Keefektifan Model
afektif. Pembelajaran Langsung dan
5. Tidak ada interaksi antara pembelajaran Pembelajaran Kooperatif pada
fisika menggunakan teams games Materi Pokok Himpunan Kelas VII
tournament melalui teka teki silang dan Ditinjau dari Kemampuan Verbal
kartu dengan gaya belajar siswa Siswa. Tesis.
terhadap prestasi belajar siswa pada Nana Sudjana. (2009). Dasar-dasar Proses
aspek kognitif maupun afektif. Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
6. Tidak ada interaksi antara kemampuan Baru Algresindo.
verbal dengan gaya belajar siswa Slavin, Robert E. (2008). Cooperative
Learning. Teori, Riset dan
terhadap prestasi belajar siswa pada Praktek.Terjemah Nurulita. Bandung:
aspek kognitif maupun afektif. Nusa Media.
7. Tidak ada interaksi antara pembelajaran
fisika menggunakan teams games
tournamens melalui teka teki silang dan
kartu, kemampuan verbal, gaya belajar
terhadap prestasi belajar siswa pada
aspek kognitif maupun aspek afektif.
Hasil penelitian ini memberikan
gambaran yang jelas tentang penerapan
pembelajaran fisika menggunakan teams
games tournament melalui teka teki silang
dan kartu ditinjau dari kemampuan verbal
dan gaya belajar siswa pada materi Fisika
Atom.
Rekomendasi yang dapat
dikemukakan berdasarkan kesimpulan
penelitian ini antara lain:
a. Dalam skenario pembelajaran guru
sebaiknya memperhatikan gaya belajar
siswa karena setiap siswa memiliki gaya
belajar yang berbeda-beda diantaranya
gaya belajar terbagi atas: auditorial,
visual dan kinestetik.
b. Guru sebaiknya menggunakan teams
games tournament melalui teka teki
silang dalam melaksanakan
pembelajaran fisika khususnya pada
materi Fisika Atom, dalam hal ini guru
sebagai fasilitator dan siswa secara aktif
terlibat dalam proses belajar mandiri.
c. Dalam pembelajaran menggunakan
media, guru sebaiknya mempersiapkan
strategi dan perlengkapan yang
diperlukan, agar proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan lancar dan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

75

Anda mungkin juga menyukai