Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1

NAMA
1. Blessa Adhy Nugraha
2. Teguh Tri Prakoso
3. Anita Istifaizah
4. Elsa Hariyani
5. Lailatus Syarifah
6. Ni Wayan Ida Purnami
7. Nurul Suhaela
8. Rina Setiyowati
9. Ana Lestari
10. Indah Septiani

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda
kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti
berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari
keadekuatan system persarafan dan muskuloskeletel.
Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang saling
berhubungan dengan kebutuhan dasar dan tidur, dan saling mempengaruhi
manusia yang lain seperti istirahat.
Aktivitas sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan
sehat. Seseorang dalam rentang sehat dilihat dari bagaimana kemampuannya
dalam melakukan berbagai aktivitas seperti misalnya berdiri, berjalan dan
bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang itu tidak terlepas dari keadekuatan
system persarafan dan musculoskeletal.
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana
manusia memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Konsep Dasar
Fisiologi Pergerakan
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara system
musculoskeletal dan system persarafan.
1. Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai :
a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh
b. Melindungi bagian tubuh tetentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru
c. Tempat melekatnya otot dan tendon
d. Sumber mineral seperti garam dan posfat
e. Tempat produksinya sel darah
2. Sistem Otot Berfungsi Sebagai :
a. Pergerakan
b. Membentuk postur
c. Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi

C. Nilai Nilai Normal


Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tingkat Aktivitas / Mobilisasi Kategori
Mampu merawat diri sendiri secara
Tingkat 0
penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaaan alat
Memerlukan bantuan atau
Tingkat 2
pengawasan orang lain
Memerlukan bantuan, pengawasan
Tingkat 3
orang lain dan peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat
Tingkat 4 melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan

D. Rentang Gerak Sendi


Gerak Sendi Derajat Rentang yang Normal
Bahu :
Aberhubungan denganuksi 180
Siku :
Fleksi 150
Pergelangan Tangan :
Fleksi 80 – 90
Ekstensi 80 – 90
Hiperekstensi 70 – 90
Aberhubungan denganuksi 0 – 20
Adduksi 30 – 50
Tangan Dan Jari :
Fleksi 90
Ekstensi 90
Hiperekstensi 30
Aberhubungan denganuksi 20
Adduksi 20

Keterangan :
Fleksi ; Menekuk persendian
Ekstensi : Meluruskan persendia berhubungan dengan
Aduksi : Gerakkan anggota tubuh ke arah atas
Adduksi : Gerkana anggota tubuh menjauhi aksis
Rotasi : Memutar atau menggerakkan suatu bagian melingkar aksis
Pronasi : Memutar ke bawah
Supinasi : Memutar ke atas
Infers : Menggerakkan ke dalam
Efersi : Menggerakkan ke luar

E. Derajat Kekuatan Otot


Untuk mengetahui seberapa derajat kekuatan otot dapat digunakan
dengan sekala sebagai berikut :
Kekuatan
Skala Keterangan
Otot (%)
0 0 Paralisis sempurna
Tidak ada gerakkan, kontraksi otot dapat
1 10
dipalpasi atau dilihat
Gerakkan otot penuh melawan gravitasi
2 25
dengan topangan
Gerakkan yang normal melawan
3 50
gravitasi
Gerakkan penuh yang normal melawan
4 75
gravitasi dan melawan tahanan minimal
Kekuatan normal, gerkkan penh yang
5 100 normal melawan gravitasi dan melawan
tahanan penuh

F. Postur Tubuh (Body Aligment)


Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh
yang berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur
tubuh adalah persendian,, tendon, ligamen, dan otot. Apabila keempat bagian
tersebut digunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat
menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dala posisi duduk, berdiri dan
berbaring yang benar.
Potur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik,
mengurangi jumlah energy yang digunakan, memperthaankan keseimbangan,
mengurangi kecelakaan, memperluas ekspansi paru dan menigkatkan sirkulasi
renal dan gastrointestinal. Untuk mendapatkan postur tubuh yang benar,
terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya :
1. Keseimbangan dapar dipertahankan jika garis gravitasi (line og gravy –
garis imajiner vertical) melewati pusat gravitasi (center of gravity – titik
yang berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of support
– posisi menyangga atau menopang tubuh)
2. Jikia daerah tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan
dan keseimbangan akan lebih besar.
3. Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, enegi akan lebih banya
digunakan untuk memperthanakan keseimabangan.
4. Dasar tumpuan yang luas dan bagian – bagian dari postur tubuh yang baik
akan menghemat energy dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidak nyamanan otot.
6. Mempertkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot
dan ligament.
7. Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan otot
dan mencegah kelelahan.
8. Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.
9. Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk
mencegah beban belakang.
10. Postur yang buru dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri,
kelelahan otot, dan kontraktur.

G. Body Mechanic
Mekanika adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai
fungsinya. Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan
meningkatkan kesehatan.
Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur
tubuh seperti pada orang yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest
lama akan menurunkan tonus otot.
Perlu dipahami tentang body aligment, keseimbangan dan kooerdinasi.
1. Body aligment/postur
Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara
benar. Misalnya pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda, dll.
2. Keseimbangan
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan
sentralnya adalah gravitasi.
3. Koordinasi pergerakan tubuh
Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti
kemampuan mengangkat benda, maksimal 57 % dari berat badan.

H. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Postur Tubuh Dan Pergerakkan


1. Tingkat perkembangan tubuh
Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan neorumuskuler dan
tubuh secara proporsional, postur, pergerakan dan refleks akan berfungsi
secara optimal.
2. Kesehatan fisik
Penyakit, cacat tubuh dan immobilisasi akan mempengaruhi
pergerakan tubuh
3. Keadaan nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan obesitas
dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas
4. Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh
seseorang. Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat yang
kemudian sering dimanifestasikan dengan kurangnya aktivitas
5. Kelemahan neorumuskel dan skeletal
Adanya abnormal postur seperti scoliosis, lordosis dan kiposis dapat
berpengaruh terhadap pergerakan
6. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja dikantor kurang melakukan aktivitas bila
dibandingkan dengan petani atau buruh.
7. Status kesehatan
8. Gaya hidup
9. Perilaku dan nilai

I. Mobilisasi
1. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan
kegiatan dengan bebas (Kosier, 1989)
2. Tujuan dai mobilisasi antara lain :
a. Memnuhi kebutuhan dasar manusia
b. Mencegah terjadinya trauma
c. Mempertahankan tingkat kesehatan
d. Memperrthanakan interaksi social dan peran sehari – hari
e. Mencegah hilangnya kamampuan funsi tubuh.
3. Faktor yang mempengaruhi mobilisasi :
a. Gaya hidup
b. Proses penyakit dan injuri
c. Kebudayaan
d. Tingkat energy
e. Usia dan statusperkembangan
J. Imobilisasi
Imobilisasi adalah ketidakmamapuan untuk bergerak secara aktif akibat
berbagai penyakit atau impairment (gangguan pada alat / organ tubuh) yang
bersifat fisik atau mental. Imobilisasi juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan
tidak bergerak/tirah baring yang terus – menerus selama 5 hari akibat
perubahan fungdi fisiolog
(Lindgren et al, 2004)

K. Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Pergerakan Atau Imobilisasi


1. Gangguan musculoskeletal
a. Osteoporosis
b. Atropi
c. Kontraktur
d. Kekakuan dan sakit sendi
2. Gangguan kardiovaskuler
a. Postural hipotensi
b. Vasodilatasi vena
c. Peningkatan penggunaan valsava maneuver
3. Gangguan system respirasi
a. Penurunan gerak pernafasan
b. Bertambahnya sekresi paru
c. Atelektasis
d. Hipotesis pneumonia

L. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Toleransi Aktivitas


1. Faktor fisiologis
a. Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan
b. Tipe penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir
c. Status kardiopulmonar ( mis. Dispneu, nyeri dada )
d. Status musculoskeletal ( mis. Penurunan massa otot )
e. Pola tidur
f. Keberadaan nyeri, pengontrolan nyeri
g. Tanda-tanda vital: frekuensi pernapasan dan nadi kembali ke tingkat
istirahat dalam 5 menit setelah latihan, tekanan darah kembali seperti
semula dalam 5-10 menit setelah latihan
h. Tipe dan frekuensi aktivitas latihan
i. Kelainan hasil laboratorium seperti penurunan konsentrasi O2 arteri,
penurunan kadar hemoglobin, kadar elektrolit yang tidak normal
2. Faktor emosional
a. Suasasana hati (mood), depresi, cemas
b. Motivasi
c. Ketergantungan zat kimia (mis. Obat-obatan, alcohol, nikotin )
d. Gambaran diri
3. Faktor Perkembangan
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Kehamilan
d. Perubahan massa otot karena perubahan perkembangan
e. Perubahan system skeletal karena perubahan perkembangan.

M. Stroke
Stroke (Penyakit Serebrovaskuler) adalah kematian jaringan otak
(infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke
otak.
Stroke bisa berupa iskemik maupun perdarahan (hemoragik).
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau
bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah.
Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran
darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan
merusaknya.
1. Penyebab
Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur
arteri yang menuju ke otak. Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa
terbentuk di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya
aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam
keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak
juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian
menyumbat arteri yang lebih kecil.
Arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga
tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain,
misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut
emboli serebral, yang paling sering terjadi pada penderita yang baru
menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau
gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium). Emboli lemak jarang
menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum
tulang yan gpecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung
di dalam sebuah arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi
menyebabkan menyempitnya pembuluh darah yang menuju ke otak.
Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit
pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke. Penurunan tekanan darah
yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang
biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan
darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang
mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan,
serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.

2. Gejala
Sebagian besar kasus terjadi secara mendadak, sangat cepat dan
menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke).
Stroke bisa menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari
akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution).
Perkembangan penyakit bisasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan
periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau
tejadi beberapa perbaikan.
Gejala yang terjadi tergantung kepada daerah otak yang terkena:
1. Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai
atau salah satu sisi tubuh
2. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
3. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
4. Penglihatan ganda
5. Pusing
6. Bicara tidak jelas (rero)
7. Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
8. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
9. Pergerakan yang tidak biasa
10. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
11. Ketidakseimbangan dan terjatuh
12. Pingsan
ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

A. Pengkajian
Tanggal Masuk :
Jam :
No. CM :
Tanggal Pengkajian :
Jam :
Diagnosa Medis :
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjan :
Suku / Bangsa :
Status :
No. CM :
Alamat :
b. Identitas penanggung jawab
Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku / Bangsa :
Status :
Alamat :
Hub.dg klien :
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan aktivitas dan
latihan adalah rasa nyeri, lemas, pusing, mengeluh sakit kepala berat,
badan terasa lelah, muntah tidak ada, mual ada, bab belum lancar
terdapat warna kehitaman dan merah segar hari belum bab, urine keruh
kemerahan, parese pada ekstermitas kanan ataupun fraktur.
Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung lamanya serangan.
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien
digunakan:
1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
presipitasi nyeri.
2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau
menusuk.
3) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan
seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah
buruk pada malam hari atau siang hari.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
nyeri/fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat rencana
tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya
nyeri/fraktur tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang
terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan
mengetahui mekanisme terjadinya nyeri bisa diketahui nyeri yang lain.
1) Waktu terjadinya sakit
Kapan mulai terjadi nyeri dan seberapa sering atau frekuensi nyeri
yang dirasakan, apakah hilang timbul, sering, dan sebagainya.
2) Proses terjadinya sakit
Perlu dikaji bagaiamana proses dapat terjadinya sakit, kapan.
3) Upaya yang telah dilakukan selama sakit
4) Hasil pemeriksaan sementara / sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu.
Ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang mengalami
hipertensi apakah sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit
seperti saat ini.
d. Riwayat kesehatan keluarga.
Perlu dikaji penyakit riwayat keluarga yang berhubungan dengan
penyakit tulang atau tidak. Penyakit tulang merupakan salah satu faktor
predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang
sering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker tulang yang
cenderung diturunkan secara genetik
(Ignatavicius, Donna D)
e. Riwayat kesehatan lingkungan klien
f. Genogram
Adalah gambar bagan riwayat keturunan atau struktur anggota
keluarga dari atas hingga ke bawah yang didasarkan atas tiga generasi
sebelum pasien. Berikan keterangan manakah simbol pria, wanita,
keterangan tinggal serumah, yang sudah meninggal dunia serta pasien
yang sakit.
3. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)
a. Persepsi Terhadap Kesehatan – Manajemen Kesehatan
1) Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit meliputi sebelum sakit
dan selam sakit
2) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan meliputi sebelum sakit
dan selam sakit
3) Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan
b. Pola Aktivitas Dan Latihan
Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian,
eliminasi, mobilisaasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik
tangga, serta berikan keterangan skala dari 0 – 4 yaitu :
0 : Mandiri
1 : Di bantu sebagian
2 : Di bantu orang lain
3 : Di bantu orang dan peralatan
4 : Ketergantungan / tidak mampu
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan √
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi ditempat tidur √
Berpindah √
Ambulansi √
Naik tangga √

c. Pola Istirahat Tidur


Ditanyakan :
1) Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur
2) Sonambolisme
3) Kualitas dan kuantitas jam tidur
d. Pola Nutrisi - Metabolic
Ditanyakan :
1) Berapa kali makan sehari
2) Makanan kesukaan
3) Berat badan sebelum dan sesudah sakit
4) Frekuensi dan kuantitas minum sehari
e. Pola Eliminasi
1) Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
2) Nyeri
3) Kuantitas
f. Pola Kognitif Perceptual
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra)
g. Pola Konsep Diri
1) Gambaran diri
2) Identitas diri
3) Peran diri
4) Ideal diri
5) Harga diri
h. Pola Koping
Cara pemecahan dan penyelesaian masalah
i. Pola Seksual – Reproduksi
Ditanyakan : adakah gangguan pada alat kelaminya.
j. Pola Peran Hubungan
1) Hubungan dengan anggota keluarga
2) Dukungan keluarga
3) Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
k. Pola Nilai Dan Kepercayaan
1) Persepsi keyakinan
2) Tindakan berdasarkan keyakinan
4. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum
Keadaan penyakit berat, keadaan umum tampak lemah, kesadaran
compos mentis mengarah apatis, Tekanan darah mmHg, suhu tubuh
…O◦C, pernapasan ..x/menit, nadi ..x/menit (regular), GCS : E=..
M=… V=.., BB ( sakit ), BB ( Sblm Sakit ), hasil pengukuran lainnya,
seperti LL dll.
b. Sistem integument
Tidak tampak ikterus, permukaan kulit kering, tekstur kasar, rambut
hitam dan berminyak , tidak botak, perubahan warna kulit; muka
tampak pucat.
c. Kepala
Normo cephalic, simetris, nyeri kepala/sakit kepala, benjolan tidak ada.
d. Muka
Asimetris, odema , otot muka dan rahang kekuatan lemah , sianosis
tidak ada
e. Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupil isokor,
sclera ikterus (-/ -), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan tidak dapat
dievalusai, mata tampak cowong.
f. Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas normal
g. Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping
hidung tidak ada.
h. Mulut dan faring
Bau mulut , stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, lidah merah
merah mudah, kelainan lidah tidak ada. Terpasang NGT
i. Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, vena jugularis 5 + 2cm H2O. tidak ada
benjolan limphe nodul.
j. Thoraks
Gerakan dada simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-),
perkusi resonan, rhonchi -/- pada basal paru, wheezing -/-, vocal
fremitus tidak teridentifikasi.
k. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan
ics 2 sternal kanan dan ics 5 mid axilla kanan.perkusi dullness. Bunyi
S1 dan S2 tunggal; dalam batas normal, gallop(-), mumur (-). capillary
refill 2 – 3 detik .

l. Abdomen
Bising usus; hiperperistaltik, bunyi bruit sangat jelasa, tidak ada
benjolan, nyeri tekan tidak ada, perabaan massa tidak ada, hepar tidak
teraba, asites (-).
m. Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limfe
tidak ada., tidak ada hemoroid, terpasang kateter hr.III
n. Ekstrimitas
Akral hangat, edema -/-, kekuatan 2/2, gerak yang tidak disadari -/-,
atropi -/-, capillary refill 3 detik, atropi -/-. Perifer tampak pucat.
o. Tulang belakang
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap(18–11–2007) Albumin : 3.50 (3.40-
Hb : 9.3 (13-16) 4.80)
Hematokrit : 28,2 (40-48) Kolesterol total: 140 (120-200)
Eritrosit : 3.15 (4.50- Trigliserida : 139 (50-150)
5.50) Kolesterol HDL: 34 (40-55)
MCV :89.5 (82 – 92) Kolesterol LDL : 85.00 (50.00-
MCH : 29.5 (27 – 31) 130.00)
MCHC : 33.0 (32 – 36) Natrium darah : 138 (135-147)
Leukosit :10.400 (5–10x 103 ) Kalium darah : 5.04 (3.50-
Trombosit :208.000 (15-40x104) 5.50)
Klorida darah : 113.0 (100.0-
Darah Lengkap (19-11-2007,jam 106.0)
09) Ureum darah :119 (10-50)
LED : 20.0 (0.0-10.0) Kreatinin darah :4.5 (0.5-1.5)
Hb : 8.0 (13-16) Glukosa darah : 132 (70-110)
Hematokrit : 23,3 (40-48) Glukosa 2 jam PP : 149 (70-
Eritrosit : 2.58 (4.50-5.50) 140)
MCV :90.3 (82 – 92)
MCH : 31.0 (27 – 31) Urinalisa
MCHC : 34.3 (32 – 36) - Warna : kuning
Leukosit :9.200 (5–10x 103 ) - Kejernihan : jernih
Trombosit :206.000 (15-40x104) Sedimen:
- sel epitel :+
Hitung Jenis - Leukosit : 5- 6
Basofil : 0.0 (0.0-1.0) - eritrosit : 0-1
Eosinofil : 0.0 (1.0-3.0) - Silinder : +, koral 0-1
Neutrofil : 88 (52-76) - Kristal :-
Limfosit : 9.1 (20.0-40.0) - Bakteri :-
Monosit :3.3 (2.0-8.0) - BJ : 1.015
PT : 13.2 (11.0-14.0) - PH : 5.5
PT control : 12.3 - Protein : 2+
APTT : 27.0 (27.3-37.6) - Keton : Trace
APTT control : 31.7 - Glukosa : Negative
Kadar fibrinogen : 268.3 (200.0-
400.0) Analisa Gas Darah
D Dimer Kuantitatif:100.00 (0.00- - PH : 7.369
300.00) - PCO2 : 23,0
- PO2 : 133
Kimia Darah - HCO3 : 12,9
Billirubin : Negative - tCO2 ; 17.6
Urobilinogen : 3.2 (3.2) - ABE ; - 10,9
Nitrit : Negative - SBE ; - 11,4
Esterase leukosit : Trace - SBC ; 15,8
SGOT/AST : 16 (10-35) - tHB ; 9,0 g/dl
SGPT/ALT : 15 ( 10-36) - O2 Sat : 98.1%
- Na/K/Cl : 139/4,6/99

a. Hasil CT Scan ;Perdarahan pada basal ganglia dan Thalamus kiri kurang
lebih p: 5,2x5.0 mm banyaknya perdarahan 23 cc
b. Hasil Foto rongen; gambaran infiltrate minimal, CTR >50%
c. Hasil ECG; SR;92x/mnt, MI lead I, AVL,V5-V6 poor r, saran konsul
kardiologi konsul gastro dan ginjal, echokardiograf, tranfusi PRC..
d. Hasil konsul dengan IPD, gastroenterology prinsipnya sama terapi
dilanjutkan dan rencanakan USG ginjal, dan Koloscopy setelah HB >10
gr/dl
6. TERAPI
Obat-obatan (17–11–2007)

Efek Samping (evaluasi


Nama obat Dosis Pemakaian
perawat )
Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral
yang tidak adequat
IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi
Captopril 3 x 12,5 mg Oral Hipotensi
Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer
ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah
O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2

Obat-obatan (20–11–2007)
Efek Samping (evaluasi
Nama obat Dosis Pemakaian
perawat )
Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral
yang tidak adequat
IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi
Captopril 3 x 12,5 mg Oral Hipotensi
Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer
ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah
O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2
Adalat 1x3 mg oral hipotensi
B6,12,Asam folat 2 x 1 tb oral Meningginya fungsi hati
Transmin 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan darah secara
sistemik
Vit K 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan darah secara
sistemik
Cefriaxon 2 x 1 gr injeksi Alergi sistemik
HCT 1 x 25 mg oral Output cairan
berlebih/tidak terkontrol
laculac 3 x 1 sdk Oral (sirup)
a. Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan :
Pengkajian keperawatan dilihat dari dua bagian,
Mobilisasi dan Imobilisasi. Kedua area ini biasa dikaji selama
pemeriksaan fisik lengkap.
1) Mobilisasi
Pengkajian mobilisasi klien berfokus pada rentang gerak , gaya
berjalan, latihan dan toleransi aktivitas serta kesejajaran tubuh.
a) Rentang gerak
Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan
yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu potongan tubuh :
Sagital, Frontal, Transversal.
Potongan frontal adalah garis yang melewati tubuh dari sisi ke
sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang.
Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke
belakang membagi tubuh kanan dan kiri
Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi
tubuh menjadi bagian atas dan bawah
b) Gaya Berjalan
Digunakan menggambarkan cara utama atau gaya ketika
berjalan. Siklus gaya berjalan dimulai dengan tumit mengangkat
satu tungkai dan berlanjut dengan tumit mengangkat tungkai
yang sama
c) Latihan dan Toleransi aktivitas
Latihan adalah aktivitas fisik untuk membuat kondisi
tubuh meningkatkan kesehatan dan menmpertahankan
kesehatan jasmani. Toleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah
latihan atau kerja yang dapat dilakukan seseorang. Pengkajian
toleransi aktivitas meliputi data fisiologis, emosional dan tingkat
perkembangan.
d) Kesejajaran tubuh
Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada pasien
yang berdiri tegak, duduk atau berbaring. Langkah pertama
dalam mengkaji kesejajaran tubuh adalah menempatkan klien
dalam posisi istirahat sehingga tidak kaku.
a) Berdiri
Kepala tegak
Bahu dan panggul sejajar pada arah posterior
Tulang belakang lurus pada arah posterior
Dari arah lateral : kepala tegak, garis tulang belakang digaris
dalam pola S terbalik
Dari arah anterior : tulang belakang adalah cembung, tulang
belakang torakal pada arah posterior cembung
Tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung.
Arah lateral : perut berlipat kebagian dalam dengan nyaman dan
lutut dengan pergelangan kaki agak melengkung.
Lengan klien nyaman disamping
Kaki sedikit berjauhan sebagai dasar penopang, jari kaki di
depan
Dari arah anterior dilihat pusat gravitasi berada ditengah tubuh,
garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai
titik tengah antara kedua kaki.
b) Duduk
Kepala tegak, leher dan tulang belakang sejajar
Berat badan rata pada bokong dan paha
Paha sejajar pada potongan horizontal
Kedua kaki ditopang ke lantai
Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang
popliteal pada permukaan lutut bagian posterior
Lengan bawah klien ditopang pada pegangan tangan,
dipangkuan atau diatas meja depan kursi
c) Berbaring
Pada orang sadar akan mempunyai control otot volunteer dan
persepsi normal terhadap tekanan
Pengkajian dengan posisi berbaring membutuhkan posisi lateral
pada klien dengan satu bantal dan tanpa penopang.
2) Imobilisasi
Melakukan pengkajian fisik dari ujung kepala sampai ujung
kaki, selain itu berfokus pada area fisiologis, seperti aspek
psikososial dan perkembangan klien.
a) Faktor Fisiologis
b) Sistem Metabolik
Evaluasi atrofi otot
Evaluasi status cairan
Elektrolit atau kadar serum protein
Penyembuhan luka untuk perubahan transport nutrient
Mengkaji asupan makanan
Pola eliminasi
Ada tidaknya dehidrasi atau edema
Ada tidaknya anoreksia
c) Sistem Respirasi yang perlu dikaji
Inspeksi pergerakan dada ( dinding dada ) selama siklus
inspirasi – ekspirasi jika klien mempunyai area atelektasis maka
gerakan dada asimetris
Auskultasi area paru-paru untuk mengidentifikasi gangguan
suara napas, crakles atau mengi
d) Sistem kardiovaskuler
Kaji TD
Kaji nadi apeks atau nadi perifer
Abservasi tanda-tanda statis vena ( edema & penyembuhan luka
buruk )
e) Sistem Muskuloskeletal
Kaji penurunan tonus otot
Kaji kehilangan masa otot dan kontraktur
Kaji rentang gerak
f) Sistem integument
Mengkaji tanda-tanda kerusakan
Kaji kebersihan kulit
g) Sistem Eliminasi
Kaji asupan jumlah dan jenis cairan melalui oral atau parenteral
Kaji adanya dehidrasi
Kaji ada tidaknya konstipasi
b. Pengkajian Pada Lansia
Faktor Psikososial
Perubahan status psikososial klien biasa terjadi lambat dan sering
diabaikan tenaga kesehatan.
Observasi perubahan tingkah laku
Menentukan penyebab perubahan tingkah laku / psikososial untuk
mengidentifikasi terapi keperawatan
Observasi pola tidur klien
Observasi perubahan mekanisme koping klien
Observasi dasar perilaku klien sehari-hari

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas

C. INTERVENSI
No Diagnosa NOC NIC
1. (00092) Intoleransi (0001) Daya Tahan (0180)Manajemen Energi
Aktivitas Definisi: Kemampuan untuk
Definisi: Ketidakcukupan mempertahankan aktivitas.
energi psikologis atau
fisiologis untuk Kriteria hasil yang diharapkan atau 1. Kaji status fisiologis pasien
mempertahankan atau skala target outcome: dipertahankan yang menyebabkan
menyelesaikan aktivitas pada..................ditingkatkan
ke.................... kelelahan
kehidupan sehari hari
Skala1–5(Sangat 2. Monitor intake/asupan
yang harus atau yang terganggu,banyak,cukup,sedikit,tida
ingin dilakukan. nutrisi unt mengetahui
k)
Batasan karakteristik : sumber energi yang
 (000101) Melakukan aktivitas
Data subyektif:  (000102) Aktivitas fisik adekuat
........................................  (000103) Konsentrasi 3. Anjurkan pasien
Data obyektif:  (000104) Daya tahan otot mengungkapkan perasaan
 Dipsnea setelah  (000113) Haemoglobin mengenai keterbatasan
beraktivitas  (000118) Kelelahan
4. Perbaiki defisit secara
 Keletihan  ...................................................
fisiologis
 Ketidaknyamanan .....
setelah beraktivitas (0005)Toleransi Terhadap 5. Instruksikan pasien/orang
Aktivitas terdekat terkait kelelahan
 Perubahan EKG Definisi: Respon fisiologis terhadap
 Respon frekuensi pergerakan yang memerlukan energi
6. Pilih intervensi unt
jantung abnormal dalam aktivitas sehari2 mengurangi kelelahan baik
terhadap aktivitas Kriteria hasil yang diharapkan atau secara farmakologis
 Respons tekanan skala target outcome: dipertahankan maupun nn farmakologis.
darah abnormal pada..................ditingkatkan
ke.................... 7. …………………………
terhadap aktivitas
Skala1–5(Sangat …………………..
terganggu,banyak,cukup,sedikit,tida
Faktor yang k) (4046)Perawatan Jantung
Berhubungan  (000501) Saturasi O2 ketika 1. Monitor toleransi pasien
 Gaya hidup kurang beraktivitas
terhadap aktivitas
gerak  (000502) Frekuensi nadi ketika
 Imobilitas beraktivitas 2. Pertahankan jadwal
 Ketidak  (000503) Frekuensi bernafas ambulasi sesuai toleransi
seimbangan antara ketika aktivitas pasien
suplai dan  (000504) Tekanan darah sistol 3. Berikan dukungan dan
ketika beraktivitas
kebutuhan oksigen harapan yang realitas pada
 (000505) Tekanan darah diastol
 Tirah baring ketika beraktivitas pasien dan keluarga
 (000506) Temuan /Hasil EKG 4. Instruksikan pada pasien
 ……………………………… mengenai modifikasi faktor
………
(0006) Energi Psikomotor resiko jantung(mis berhenti
Dorongan dan energi personal unt merokok)
mempertahankan 5. Kolaborasi dengan ahli gizi
nutrisi,keamanan,dan aktivitas
dan fisiotherapi
hidup sehari hari
Kriteria hasil yang diharapkan atau
skala target outcome: dipertahankan
pada..................ditingkatkan
ke....................
Skala1–5(Tidak pernah
menunjukkan,jarang,kadang2,sering
,secara konsisten)
 (000602) Menjaga konsentrasi
 (000608)Menunjukkan tingkat
energi yang stabil
 (000609)Menunjukkan
kemampuan unt menyelesaikan
tugas sehari2
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC
Tarwoto-Martonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Edisi I. Jakarta : Salemba Medika
A. Aziz Alimul Hidayat. 2004.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta : EGC
Nanda NOC-NIC

Anda mungkin juga menyukai