Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AUDITING 2

BAB 22 “MENYELESAIKAN AUDIT”

DOSEN PENGAMPU

DR.AFRIZAL.

DISUSUN OLEH

PANCA NANDA

C1C016066

KELAS L R012

UNIVERSITAS JAMBI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI S1 AKUNTANSI

2018/2019
DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................................

Daftar isi.....................................................................................................................

BAB 1 Pendahuluan...................................................................................................1

A. Latar belakang................................................................................................
B. Rumusan masalah..........................................................................................
C. Tujuan penulisan............................................................................................
D. Manfaat penulisan.........................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................

A. Penerapan pengujian tambahan atas penyajian dan pengungkapan............


B. Telaaah atas kewajiban kontinjensi dan komitmen......................................
C. Telaaah kejadian setelah tanggal neraca.......................................................
D. Akumulasi bukti akhir...................................................................................
E. Evaluasi hasil.................................................................................................
F. Penerbitan laporan audit..............................................................................
G. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen.................................
H. Penemuan fakta setelah tanggal neraca.......................................................

BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................

Daftar pustaka...........................................................................................................

Lampiran...................................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat, sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakn sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam kegiatan pembeljaran di kelas maupun
lainnya.

Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan dan kritik yang membangun untuk perbaikan makalah ini. Terima kasih.

Jambi, September 2018

Penyusun
BAB 2

PENDAHULUAN

A. Penerapan pengujian tambahan atas penyajian dan pengungkapan

Pendekatan auditor dalam memperoleh bukti sehubungan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan konsisten dengan pendekatan dalam memperoleh bukti yang berkaitan
dengan transaksi dan saldo.

• melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian untuk tujuan


penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko.

• melakukan pengujian pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan saat


penilaian awal risiko pengendalian berada dibawah maksimum.

•melakukan prosedur substantif untuk mmemperoleh keyakinan bahwa seluruh tujuan


audit dilkukan untuk mendapatkan informasi dan jumlahnya disajikan dan diungkapkan
dalam laporan keuangan.

Salah satu perhatian utama auditor sehubungan dengan tujuan pengungkapan dan
pengungkapan dalam laporan keuangan adalah mennetukan apakah manajemen sudah
mengungkapkan seluruh informasi yang diperlukan (tujuan kelengkapan untuk penyajian
dan pengungkapan). Untuk menilai risiko yang tidak dapat memenuhi tujuan penyajian dan
pengungkapan, auditor harus mempertimbangkan informasi yang diperoleh selama tiga
tahap pertama dalam pengujian audit untuk menentukan apakah sudah cukup menjelaskan
fakta dan keadaan yang harus diungkapkan.

B. Telaaah atas kewajiban kontinjensi dan komitmen

Kewajiban kontinjensi adalah potensi utang di masa depan kepada pihak luar atas jumlah
yang belum dapat ditentukan yang dihasilkan dari aktivitas yang telah dilakukan. Kewajiban
kontinjensi yang berjumlah material harus diungkapkan dalam catatan penjelasan
tambahan. Terdapat 3 kondisi yang diperlukan atas munculnya kewajiban kontinjensi yaitu :

1. terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau penurunan nilai
aset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.

2. terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di masa mendatang.


3. hasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang.

Contohnya adalah tuntutan hukum yang sidangnya sedang berjalan, namun belum
mmenuhi tiga kondisi tersebut diatas.

Auditor akan lebih fokus mengenai kewajiban kontinjensi tertentu, seperti :

• litigasi yang belum final untuk pelanggaran paten, produk, atau tindakan lainnya

• sengketa atas pajak penghasilan

• waran produk

• diskonto piutang dagang

• jaminan terhadap kewajiban lainnya

• saldo tak terpakai dari perjanjian kredit(letter of credit) yang beredar.

Standar audit mensyaratlkan bahwa manjemen,bukan auditor bertanggungjawab untuk


identiifkasi dan penentuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiabn kontinjensi.
Dalam sebagian besar audit, pengungkapan atas kontinjensi akan lebih sulit dilakukan tanpa
kerja sama dari manajemen. Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban
kontinjensi adalah :

• mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontijensi yang diketahui untuk


menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar (tujuan
penyajian dan pengungkapan untuk klasifikasi).

• mengidentifikasi praktik kontijensi yang belum diidentifikasi manajemen (tujuan penyajian


dan pengungkapan untuk kelengkapan).

Komitmen sangat berkaitan erat dengan kewajiban kontinjensi. Komitmen meliputi hal-hal
seperti perjanjian untuk membeli bahan baku atau melakukan sewa guna usaha suatu
fasilitas pada harga tertentu dan penjualan barang dagangan pada harga yang sudah
ditentukan, juga rencana pemberian bonus, bagi hasil dan dana pensiun, dan perjanjian
royalti. Karakateristik yang paling penting dari komitmen adalah perusahaan setuju untuk
berada dalam kondisi tertentu di masa mendatang, tanpa memperhatikan apa yang terjadi
dengan laba atau perekonomian keseluruhan. Akan sangat baik jika perusahaan menyetujui
komitmen untuk kepentingan perusahaan, namun komitmen tersebut bisa membawa
perusahaan ke kondisi lebih buruk dari sebelumnya. Perusahaan biasanya menjelaskan
seluruh komitmen, baik dalam penjelasan tambahan terpisah maupun digabungkan, dengan
sebuah catatan mengenai kontijensi.
Prosedur audit untuk menemukan kontijensi

Langkah pertama audit kontinjensi adalah menentukan apakah terdapat kontijensi (tujuan
penyajian dan pengungkapan atas keterjadian). Seperti yang anda ketahui dari studi terhadp
area audit lainnya, lebih sulit menemukan transaksi atau kejadian yang tidak tercatat dari
pada melakukan verifikasi atas informnasi yang tercatat. Saat auditor mengetahui ada
kontijensi, maka perlu mengevaluasi materialitas dan pengungkapannya di penjelasan
tambahan.

Berikut ini adalah prosedur audit yang biasa digunakan untuk mencari kewajiban
kontinjensi,tetapi tidak semua dapat diterapkan untuk setiap audit :

• melakukan tanya jawab dengan manajemen (langsung atau tertulis) tentang kemungkinan
tidak tercatatnya kontijensi. Dalam tanya jawab tersebut, auditor harus secara spesifik
menjelaskan perbedaan kontijensi yang memerlukan adanya pengungkapan sebagai
peringatan kepada manajemen yang tidak memahami hal ini. Jika manajemen tidak melihat
kondisi kontijensi atau tidak memenuhi sepenuhnya persyaratan pengungkapan akuntansi,
maka tanya jawab tersebut dapat membantu mengidentifikasi pengungkapan yang
diperlukan. Pada saat penyelesaian audit, auditor akan meminta manajemen untuk
membuat pernyataan tertulis sebagai bagian dari surat representasi yang menyatakan
bahwa tidak terdapat kewajiban kontijensi yang tidak diungkapkan. Biasanya, tanya jawab
dengan manajemen tidak dapat menemukan pengungkapan kontijensi yang sengaja
disembunyikan.

•menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan tahun-tahun
sebelumnya atas penemuan pajak penghasilan. Laporan bisa saja menunjukkan area atau
tahun dimana ada perbedaan yang belum diselesaikan. Jika telaah tersebut memerlukan
waktu yang lama, maka kemungkinan telah terjadi sengketa pajak.

•menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada indikasi tuntutan
hukum atau kontinjensi lainnya.

•menganalisis biaya hukum untuk peiode audit dan menelaah tagihan dan pernyataan dari
penasihat hukum bila terdapat indikasi adanya kewajiban kontinjensi,terutama tuntutan
hukum dan pengenaan pajak yang masih tertunda.

•memperoleh surat dari penasihat hukum yang diberikan kepada klien berkenan dengan
status litigasi yang tertunda atau kewajiban kontijensin lainnya. Prosedur ini diperiksa lebih
seksama.
•menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang mengindikasikan terjadinya
kontijensi. Misalnya,konfirmasi bank bisa jadi mengindikasikan diskonto piutang wesel atau
jaminan utang.

•memeriksa perjanjian kredit pada tanggal neraca dan meminta konfirmasin saldo yang
terpakai atau pun tidak.

Evaluasi kewajiban kontijensi yang telah diketahui

Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi, maka mereka harus
mengevaluasi signifikansi potensi utang dan signifikansi potensi utang dan sifat
pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti atas
keterjadian dan hak dan kewajiban dalam tujian penyajian dan pengungkapan. Dalam
beberapa hal, diketahui bahwa potensi terjadinya utang cukup memadai untuk dimasukkan
dalam laporan keuangan sebagai kewajiban aktual. Dalam kondisi lain, pengungkapan
mungkin tidak diperlukan jika kontijensi tersebut sidatnya lemah atau tidak material. KAP
sering melakukann evaluasi terpisah atas potensi utang dari penasihat hukumnya sendiri,
terutama untuk yang material, dan tidak mengandalkan penilaian manajemen atau
pengacara klien.

Prosedur audit untuk menemukan komitmen

Pencarian komitmena yang tidak diketahui biasa dilakukan sebgai bagaian audit dalam
setiap audit area. Misalnya, dalam verifikasi transaksi penjualan,auditor harus berhati-hati
dengan komitmen penjualan. Sama halnya dengan komitmen pembelian bahan baku atau
peralatan, yang dapat diidentifikasi sebagai bagian audit untuk masing-masing akun
tersebut. Auditor juga perlu berhati-hati dengan kemungkinan adanya komitmen saat
membaca notulensi pertemuan manajemen,kontrak dan berkas korespondensi.

Tanya jawab dengan pengacara klien

Tanya jawab dengan pengacara klien merupakan prosedur utama yang diandalkan auditor
dalam mengevaluasi proses hukum yang ada atau tuntutan lain atas klien dan
mengidentifikasikan bila ada masalah lainnya. Auditor mengandalkan keahlian dan
pengetahuan pengacara dalam menyediakan opini profesional tentang hasil yang
diharapkan dari suatu tuntutan hukum atau kemungkinan terjadinya kewajiban termasuk
biaya pengadilan. Pengacara biasanya juga mengetahui adanya proses pengadilan yang
tertunda dan tuntutan yang diabaikan manajemen.
Banyak KAP menganalisis biaya hukum selama tahun berjalan dan meminta klien
mengirimkan surat tanya jawab standar kepada setiap pengacaranya selama tahun berjalan
atau tahun sebelumnya,dan pengacara lain yang kadang-kadang melayani perusahaan. Pada
beberapa kasus, hal tersebut melibatkan banyak pengacara, termasuk beberapa yang
mengurusi aspek legal yang tidak berkaitan dengan potensi tuntutan hukum.

C. Telaaah kejadian setelah tanggal neraca

Auditor harus menelaaah transkasi dan kewajiban yang muncul setelah tanggal neraca
untuk menenetukan apakah terdapat transaksi atau kejadian yang akan mempengrahu
penyajian dan pengungkapan pada laporan periode berjalan. Prosedur audit yang
diiisyratakan PSA 46(SA 560) dalam verifikasi transaksi dan kejadian biasa disebut telaaah
kejadian setelah tanggal neraca

Tanggungjaab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca biasnanya terbatas pada
periode awal, yaitu pada tanggal neraca dan berakhir pada tanggal laporan auditor. Oleh
karena pada tanggal laporan auditor merupakan saat penyelesaian prosedur audit yang
penting di kantor klien, maka telaah kejadian setelah tanggal neraca harus diselesaikan
mendekati akhir audit.

Jenis-jenis kejadian setelah tanggal neraca

Kejadian yang berdampak langsung pada laporan keuangan dan membutuhkan


penyesuaian

Kejadian setelah tanggal neraca seperti di bawah ini menerlulan penyesuaian atas
saldo akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material :

• pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dangang yang beredar karena
kondisi keuangan pelanggan memburuk

• penetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan pada
pembukuan

• penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai dibawah nilai buku

•penjualkan investasi pada harga doi bawah harga perolehan.

Kejadian yang tidak berdampak langsung pada laporan keuangan tetapi membutuhkan
pengungkapan
Kejadian atau transaksi yang terjadi seteelah tanggal neraca yang memerlukan
pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan meliputi :

• penurunan nilai pasar atas sekurits milik perusahaan untuk investasi sementara atau akan
dijual kembali

•penerbitan obligasi atau sekritas ekuitas

•penurunan nilai pasar atas persediaaan sebagai dampak dari tindakan pemerintah yang
membatasi penjualan produk

•kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran

•penggabungan usaha atau akuisisi

Pengujian audit

Prodeur audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi dalam dua kategori :

1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir
tahun
2. Prosedur yang dilakukan khusunya untuk menemukan kejadian atau transaksi yang
harus diakui sebagai kejadian setelah tanggal neraca.

Kategori pertama meliputi pengujian pisah batas dan penilaiain dialkukan sebagai bagian
dari pengujian rincian saldo. Misalnya,auditor memeriksa transkaksi penjualan dan
pembelian setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pisah batasnya akurat. Auditor
juga menguji tertaguihnya piutang dagang dengabn mennelaah penerimaan kas peiode
setelah tanggal neraca untuk mengevaluasi penilaian cadangan piutang tak tertagih.
Kategori kedua adalah pengujian yang khusus menyediakan indormasi untuk mengyuji saldo
akun tahun berjalan atau penjelasan tambahan sebagai pengujian kjelengkapan untuk
tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut dilakukan dengan melalui hal-hal
berikut :

•tanya jawab dengan manajemen

•koresponensi dengan pengacara

•telaaah atas laporan internal yang dibuat setelah tanggal neraca

•telaah atas pencatatan yang dibuat seteelah tanggal neraca

•pemeriksaan notulensi petemua dewan direksi setelah tanggal neraca


•permintaan surat representasi

Penetapan tanggal ganda

Auditor memiliki dua pilihan atas perluasan pengujian kejadian setelah tanggal neraca yaitu:

1. Memperluas seluruh kejadian setelah tanggal neraca ke batas tanggal yang baru
2. Membatasi telaah kejadian setelah tanggal neraca sehubungan dengan kejadian
baru setelah tanggal neraca.

Untuk opsi pertama, auditor dengan mudah mengubnah tangggal laporan audit ke tangggal
baru. Untuk opsi kedua, auditor menerbitkn laporan audit bertangggal ganda, yang artinya
laporan audit memaukkan dua tanggal : tanggal pertama atas penyelesiaan pekerjan
lapangan dan tanggal kedua, yang lebih belakajngan adalah tanggal pengecualian.

D. Akumulasi bukti akhir


Sebagai tambahan atas telaaah ekjadian tanggal neraca, auditor memiliki bebrapa
akumulasi pertanggunggjawaban bukti akhir yang berlaku untuk seluruh siklus. Lima jenis
akumulasi bukti akhir yaitu : melakuka prosedur ananlistis akhir, megevaluasi asumsi
kelangsungan usaha,menperoleh surat represntasi manajemen,mempertimbangklan
informasin pendukung laporan keuangan dasar,dan membaca informasi lain dalam laporan
tahunan. Masing-masing dilakukan pada masa akhir audit.

Melakukan prosedur analistis akhir

Saat melakukan prsoedur ananlitis selaama tahap akhir,yanmg diisyratkan dalam standar
audit,rekanan biasanya membaca laporan keunagn,termasuk penjelasan tambahan dan
mempertimbnagkan hal berikut :
1. kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak
diharapakan atau hubungtan yang teridentifkasi sealam prencanaan atau palksanaan audit
2. saldo akun yang tidak lazim atau tidak dihrapkan atyau hubungan yang tidak teridnetifkasi
sebelumnya.

Mengevaluasi asumsi kelangsungan usaha

Peniolaiain akhir atasa kelanmgsungan usaha entitas dipertimbangkan setelah seluruh bukti
dikumpulkan dan rencana penyesuaian audit diajukan ke dalam laporan keuangan. Saat
auditor menetepkan assumsi kelangsungan usaha, mereka harus mengevaluasi rencana
manajemen dalam menghindari kebangkrutan den mnegevaluasi kelayakn dalam realisasi
rencana tersebut.

Memperoleh surat representasi manajemen


Tiga tujuan surat representasi manajmen yaitu :
1. Menekanjkan kepada manajemen bahwa mereka bertanggungjawab ats penilaian laproan
keuangan
2. Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasuukkan dalam
laporan keuangan
3. Mendokumetasikan jawbn dari manajemen ats tanya jawab megenai bebgagai aspke dalam
audit.

Mempertimbangakan informasi yang menyertai laporan keuangan dasar

Auditor harus jelas memishakan audit dan tanggungjawab pelapoorn atas laporna
nkeuangam utama dan utnutk informasi tambahan. Biasanya,auditor tidak melakukan audit
terperinci yang memadai untuk menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam
kondisi tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersbut disajikan secara
wajar. Standar pealporan profesi mensyartakan auditor untuk membuta pernytaan yang
jueals mengheniaa tingkat tanggung jawab yang diambil ats informasi tambahan ini. Dua
jenis opini yang dioperbolehkan : opini positif yang mendiskasikan tingkat klepastian yang
tinggi atau tidak memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak ada kepastian.

Membaca informasi lain dalam laporan tahunan

E. Evaluasi hasil
Setelah melaksanaka seluruh prosuder audir dala setiap area audit, auditor
harusnmengintegrasikan hasil ini ek dalam satu kesimpulan keseluruhn laporan keunangan.
Pada akhuirnya, auditor harus memtuuskan apakah bujti audit sudah emmdai dan tepat
untuk daikumulaiskan untuk menjamin kesimupulaan bahwa laporan keuangan sidajikan
sesuai dengan prinsinp akuntansi yang berlaku umum dan diaplikasikan seacra konsisten
dengan tahun sebelumnya.

Bukti yang tepat dan memadai


Untuk ,,e,buat evakuasi akhir apakah bukti usdah diakumulasikan dengan tepat dan
memadai , aduitor menelaaah dokumentasi audit keselutuhan unutk memnentukan apakah
seluiruh hal material dari tranaskasi,akun dan pengungkapan sudah diuji seacra
memadai,dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Untuk membantu
mengungkapkan apakah bukti audit sudah memadai,auditpr sering

meggunakan daftar pembanding peneylesian audit,sebagai pengingat bila ada ynag


terlewatkan.

Bukti pendukung opini auditor


Sebagai tambahan atas masinmg-masinmg salah saji material, ada bebrapa salah bsaji yang
tidak material,tetapi tidak disesuaikan oleh klien. Auditor harus meggabuingkan salah saji
yang tidak material untuk meilihat apkah hasil gabungan ntersbeut aka material. Mereka
dapat mencatat salah saji ini dan meggabungkannya dengan berbagai cara.

Pengungkapan laporan keuangan

Sebagai bagian dari telaah akhir dalam pengungkapan lamporann keunagn, banyak KAP
mensyartakn adanya penyelesiaan daftar pembangding pengungkapan laporan keuangan
untukj setiap audit. Biasanya sebiah daftar pembanding tidak memedai utnutk
menggantikan pengetahuan auditor atas penerapa akuntansi yang tepat terhadap setidap
kondisi audit.

Telaah dokumentasi audit

Ada 3 alasan mengapa harus melakukan telaaah dokumenasi audit pada saaat penyelesaian
audit :

1. Untuk mengevcakluasi kinerja karuawban yang belum berpengalaman


2. Memastikan bahwa proses audit memnuhi standar kinerja KAP
3. Meghilangkan keracuan yang sring timbul dalam penilaiaj auditor.

Telaaah independen

Pada saat oenyelesaiajn audit yang lebih besar, baianaya terdapat teleaah untuk laporan
keuangan dan keseleuruhan berkas audit oleh penelaaah indpeeneden yang tidak terlibat
dalam audit,teteapi merupakakn staf kantor akuntan yang juga melakukan audit. Penelaaah
ini menempati posiis penting untuk memastikan bahw audit sudah dilakukan dengan
memadai.

Ringkasan evaluasi bukti

Audiotr megenvaluasi kecukupan dan kelayakan bukti pada saat mengevaluasi risiko audit,
ebrdasrkan akun dan siklus, dan kemudia mmebuat evcaklyasi yang sama unutk laorran
keuangan keseluruhan. Auditor juga menvalusi bykti pendukung atas opini audit dengan
mengestimasi salah saji dalam setiap akun kemudian unutk laporan keuangan keselruhan.
Dalam praktiknya,evaluasi risiko dan estimasi sakah saji dilakukan pada wktu bersmaaan.

Berdasrkan evaluasi tersebut,laporan audit diterbitkan untuk laporan keuangan.

F. Penerbitan laporan audit


Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan auadit yang memdai untuk
diterbiutkan sampai seluruh bukti siakumulasi dan dievaluasi,termasuk seluruh langkah
penyelesiaiann audit. Oleh karen alpaoran audit adlah satu-satunya yang dilihat oleh
sebagian besar penggguna dari keseleuruhan proses audit,semesntara konsekuensi dari
penerbitan laporna yang tidka benar sangat besar, maka laporan ini sangat penting.

G. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen

Pembahasan tentang kecurangan dan tindakan ilegal

Standar audit menmsyaratlkan agara auditor menyampaikan seliuruh kecuarnagn dan


tindkajn ilegal jepada komite audit dan n kleompok lain yang seejnis meskipun tidak
material.

Pembahasan tentang kurangnya pengendaliaj internal

Standara audit juga mensyaratka agara aduitr menyampakian perihla kurangnya


penegndalain internal dan kkelemahan material dalam desain atau pemngioperasian
internal secvara tertulis kepada pihak yang bertanggung jawbn atas tata kelola.

Pembahasan hal lainnya kepada komite audit

Tujuan dari penyampaian ini adalah agar komite audit dan pihak klain yang bertnaggungajab
aytaas tta kjelola megentahui informasi yang penti9ng dan relevan menegnai proses ;aporan
lkeuangan dan mnebriokan kesempatan kepada komite audit unutk membahas hal-hal
panting dengan auditor. Ada 4 tujuan dari penyampaian hal ini yaitu :

1. Meyampaikan pertangggungjawban atas audit laporan kauangan


2. Meyeddiakan telaah atas ruang lingkup dan waktu penerpan audit
3. Menginformasikaj temuan penting selama audit kepada pihak yang
bertangggungjawb atas tata kelola.
4. Meginformasikan hal-hal relevan dalam audit kepada pihak yang
bertangggungjawb atas tata kelola.

Surat manajemen

Surat manajemen ditujukajn untuk menginfomrasikan pihak klien mengenai rekomendasi


KAP guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya berfokus pada efisiensi
pengoperasian perusahaan. Kombinasi danatara pengalaman auditor dalam berbagai area
bisnis dan melalui pemnahaman yang diperoleh dalam melakukan aduit membuat auditor
dapat memberikan pengerahan kepada manajemen.

H. Penemuan fakta setelah tanggal neraca


Meskipun jarang terjadi, auditor kadang-kadang menemukan bahawa seteelah aduit
laprona keuangan diterbitkan, terjadi salah saji material dalamn laporan keuangan.
Contohnya adalah dimsukkannya penjualan yang tidak benar keberadaannya dan
jumlanya material, kesalahan dalam penghapubukuan persediaan yang usang, aytau
dimasukkannya poenjelasasn tambahan yang penting.
Jika auditor menemukan fakta bahwa terdapatr kekliruan dalam laporan
keuangan setelah diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah meminta klien
untuk menerbuitkan revisi laporan keuangan ytang mmeasukkan penjelasa atasa
alsaannya. Jika periode seteklah tanggal neraca atas laporan keuangn sudah selsai
sebeelum revisi diterbitkan, maka diperbolehkan mengingkapkan salkah saji tersebut

dalam laporan periode setela tanggaal neraca. Jika hal ini penting, maka klien
haru melaporkan kepada Bapepam-LK dan regulator lainnya atas salah saji laporan
keunagan tersebut. Auditor bertanggungjawab untuk memastikan bahwa klien
sudah melakukan langkah memadai dalam menginfoirmasikan hal ini kepada
pengguna laporan keuangan.
Jika klien menolak mengungkjapkajnn salah saji ini ke dalakm laporan, maka
aduitor harus meginformsikan kepada dewan direksi. Auditor juga harus
mengingtakann kepada regulator agar membatasi klien karena laporan keuangan
tidak lagi disajikan nwajar, dan bila memungkinkan, menyampaikan kepada smeua
p9ihak pengguna laporan keuangan. Jika saham perusahaan dijula ke publik, maka
auditor dapat meminta Bapepam-LK dan pihak pasar modal untuk mengingatkan
para pemegang saham mengenai hal ini.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penerapan pengujian tambahan atas penyajian dan pengungkapan

Pendekatan auditor dalam memperoleh bukti sehubungan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan konsisten dengan pendekatan dalam memperoleh bukti yang berkaitan
dengan transaksi dan saldo.

• melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian untuk tujuan


penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko.

• melakukan pengujian pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan saat


penilaian awal risiko pengendalian berada dibawah maksimum.

•melakukan prosedur substantif untuk mmemperoleh keyakinan bahwa seluruh tujuan


audit dilkukan untuk mendapatkan informasi dan jumlahnya disajikan dan diungkapkan
dalam laporan keuangan.

2. Telaaah atas kewajiban kontinjensi dan komitmen

Kewajiban kontinjensi adalah potensi utang di masa depan kepada pihak luar atas jumlah
yang belum dapat ditentukan yang dihasilkan dari aktivitas yang telah dilakukan. Kewajiban
kontinjensi yang berjumlah material harus diungkapkan dalam catatan penjelasan
tambahan. Terdapat 3 kondisi yang diperlukan atas munculnya kewajiban kontinjensi yaitu :

•terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau penurunan nilai
aset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.

•terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di masa mendatang.

•hasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang.

3. Telaaah kejadian setelah tanggal neraca

Auditor harus menelaaah transkasi dan kewajiban yang muncul setelah tanggal
neraca untuk menenetukan apakah terdapat transaksi atau kejadian yang akan
mempengrahu penyajian dan pengungkapan pada laporan periode berjalan. Prosedur
audit yang diiisyratakan PSA 46(SA 560) dalam verifikasi transaksi dan kejadian biasa
disebut telaaah kejadian setelah tanggal neraca
Tanggungjawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca biasnanya
terbatas pada periode awal, yaitu pada tanggal neraca dan berakhir pada tanggal
laporan auditor. Oleh karena pada tanggal laporan auditor merupakan saat
penyelesaian prosedur audit yang penting di kantor klien, maka telaah kejadian setelah
tanggal neraca harus diselesaikan mendekati akhir audit.

4. Akumulasi bukti akhir

Sebagai tambahan atas telaaah ekjadian tanggal neraca, auditor memiliki bebrapa
akumulasi pertanggunggjawaban bukti akhir yang berlaku untuk seluruh siklus. Lima
jenis akumulasi bukti akhir yaitu : melakuka prosedur ananlistis akhir, megevaluasi
asumsi kelangsungan usaha,menperoleh surat represntasi
manajemen,mempertimbangklan informasin pendukung laporan keuangan dasar,dan
membaca informasi lain dalam laporan tahunan.

5. Evaluasi hasil

Setelah melaksanakan seluruh prosuder audir dala setiap area audit, auditor
harusnmengintegrasikan hasil ini ek dalam satu kesimpulan keseluruhn laporan
keunangan. Pada akhuirnya, auditor harus memtuuskan apakah bujti audit sudah
emmdai dan tepat untuk daikumulaiskan untuk menjamin kesimupulaan bahwa laporan
keuangan sidajikan sesuai dengan prinsinp akuntansi yang berlaku umum dan
diaplikasikan seacra konsisten dengan tahun sebelumnya.

6. Penerbitan laporan audit

Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan auadit yang memdai untuk
diterbiutkan sampai seluruh bukti siakumulasi dan dievaluasi,termasuk seluruh langkah
penyelesiaiann audit. Oleh karen alpaoran audit adlah satu-satunya yang dilihat oleh
sebagian besar penggguna dari keseleuruhan proses audit,semesntara konsekuensi dari
penerbitan laporna yang tidka benar sangat besar, maka laporan ini sangat penting.

7. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen

Pembahasan tentang kecurangan dan tindakan ilegal

Standar audit menmsyaratlkan agara auditor menyampaikan seliuruh kecuarnagn


dan tindkajn ilegal jepada komite audit dan n kleompok lain yang seejnis meskipun
tidak material.

Pembahasan tentang kurangnya pengendaliaj internal

Standara audit juga mensyaratka agara aduitr menyampakian perihla kurangnya


penegndalain internal dan kkelemahan material dalam desain atau pemngioperasian
internal secvara tertulis kepada pihak yang bertanggung jawbn atas tata kelola.
Pembahasan hal lainnya kepada komite audit

Tujuan dari penyampaian ini adalah agar komite audit dan pihak klain yang
bertnaggungajab aytaas tta kjelola megentahui informasi yang penti9ng dan relevan
menegnai proses ;aporan lkeuangan dan mnebriokan kesempatan kepada komite
audit unutk membahas hal-hal panting dengan auditor.

8. Penemuan fakta setelah tanggal neraca


Meskipun jarang terjadi, auditor kadang-kadang menemukan bahawa
seteelah aduit laprona keuangan diterbitkan, terjadi salah saji material dalamn
laporan keuangan. Contohnya adalah dimsukkannya penjualan yang tidak benar
keberadaannya dan jumlanya material, kesalahan dalam penghapubukuan
persediaan yang usang, aytau dimasukkannya poenjelasasn tambahan yang penting.
Jika auditor menemukan fakta bahwa terdapatr kekliruan dalam laporan
keuangan setelah diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah meminta klien
untuk menerbuitkan revisi laporan keuangan ytang mmeasukkan penjelasa atasa
alsaannya. Jika periode seteklah tanggal neraca atas laporan keuangn sudah selsai
sebeelum revisi diterbitkan, maka diperbolehkan mengingkapkan salkah saji tersebut
dalam laporan periode setela tanggaal neraca. Jika hal ini penting, maka klien haru
melaporkan kepada Bapepam-LK dan regulator lainnya atas salah saji laporan
keunagan tersebut. Auditor bertanggungjawab untuk memastikan bahwa klien
sudah melakukan langkah memadai dalam menginfoirmasikan hal ini kepada
pengguna laporan keuangan.

Jika klien menolak mengungkjapkajnn salah saji ini ke dalakm laporan, maka
aduitor harus meginformsikan kepada dewan direksi. Auditor juga harus
mengingtakann kepada regulator agar membatasi klien karena laporan keuangan
tidak lagi disajikan nwajar, dan bila memungkinkan, menyampaikan kepada smeua
p9ihak pengguna laporan keuangan. Jika saham perusahaan dijula ke publik, maka
auditor dapat meminta Bapepam-LK dan pihak pasar modal untuk mengingatkan
para pemegang saham mengenai hal ini.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jadu dari sempurna, untuk itu penulis
akan lebih fokus
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai