260 596 1 PB PDF
260 596 1 PB PDF
I (2017) 67-73 | 67
Abstract
Early Initiation of Breastfeeding or abbreviated as IMD is a program that is being aggressively
encouraged the government that is by putting a newborn baby in its mother's breast and let the baby is
creeping to find the mother's nipple to suckle. The risk of not doing Early Initiation of Breastfeeding in
infants is the occurrence of death in the first hour of his birth because the baby can not adapt to the
surrounding environment. In women, it does not affect the Early Initiation of Breastfeeding prolong third
stage of labor so it is possible the risk of bleeding, bowel disorders and others - others. The purpose of
this study was to determine the mean time early initiation of breastfeeding, the mean duration of labor in
the third stage, and the relationship between early initiation of breastfeeding with long third stage of
labor. Respondents in this study were all women giving birth in health centers Kalibagor with accidental
sampling method. This study using univariate analysis and chi square. The result of this research is the
average length of the implementation of the IMD is 16.53, the average length of third stage of labor was
11.43, there is a relationship between the old IMD with long third stage of labor (p = 0.047)
Keywords: early breastfeeding initiation, duration of third stage of labor
Pada kala III persalinan, pengisapan bayi terjadinya resiko perdarahan, kelainan
pada payudara ibu merangsang pelepasan mengejan dan lain – lain.
hormon oksitosin sehingga membantu Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
involusi uterus dan membantu mengetahui rerata lama pelaksanaan IMD,
mengendalikan perdarahan dan membantu mengetahui rerata lama persalinan kala III
percepatan kala III (Wardani, 2010). Data dan menganalisis hubungan antara lama
WHO 2009 menunjukkan bahwa pada tiap 5 pelaksanaan IMD dengan lama persalinan
ibu bersalin terdapat 4 ibu yang tidak kala III
melakukan inisiasi menyusui dini mengalami
prolong kala III persalinan (Efendi, 2010). Di II. LANDASAN TEORI
Indonesia, kala III persalinan sering menjadi A. Inisiasi menyusui dini
momok tersendiri. Pada tahun 2009 Terdapat Definisi
74 kasus dari tiap 100 kasus persalinan Ketika bayi sehat diletakkan di atas
dengan prolong kala III persalinan. Rata – perut atau dada ibu segera setelah lahir
rata kasus tersebut disebabkan karena ibu dan terjadi kontak kulit (skin to skin
bersalin tidak melakukan Inisiasi Menyusui contact) merupakan pertunjukan yang
Dini. menakjubkan, bayi akan bereaksi oleh
Menurut Suari (2010) pada bayi sehat, karena rangsangan sentuhan ibu, dia akan
langkah awal yang dilakukan setelah proses bergerak di atas perut ibu dan
persalinan berlangsung adalah inisiasi menjangkau payudara. bayi menunjukan
menyusu dini dengan cara mengeringkan dan kesiapan untuk menyusui 30-40 menit
membersihkan tubuh bayi dan kemudian setelah lahir (Roesli, 2008).
meletakkannya di atas tubuh ibu. Kontak Prinsip dasar IMD adalah tanpa harus
yang sesegera mungkin akan mengurangi dibersihkan terlebih dahulu, bayi
perdarahan pada ibu dan menstabilkan suhu diletakkan di dada ibunya dan secara
bayi. Dengan memposisikan bayi di perut ibu, naluriah bayi akan mencari payudara ibu,
bayi yang sehat akan segera merayap ke atas kemudian mulai menyusui (Rosita, 2008).
menuju puting payudara itu. Inisiasi
Kesimpulan dari pendapat di atas,
Menyusui Dini pada kala tiga persalinan
prinsip IMD adalah cukup mengeringkan
dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
tubuh bayi yang baru lahir dengan kain
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban
atau handuk tanpa harus memandikan,
(Wordpress, 2010).
tidak membungkus (bedong) kemudian
Pada kala III persalinan pengisapan bayi meletakkannya ke dada ibu dalam
pada payudara merangsang pelepasan keadaan tengkurap sehingga ada kontak
hormon oksitosin sehingga membantu kulit dengan ibu, selanjutnya beri
involusi uterus, membantu mengendalikan kesempatan bayi untuk menyusui sendiri
perdarahan sehingga mempercepat selesainya pada ibu pada satu jam pertama kelahiran.
kala III persalinan (Wardani, 2010). Dampak
Manfaat Inisiasi Menyusui Dini
tidak dilakukannya Inisiasi Menyusui Dini
Kontak kulit dengan kulit segera lahir
pada bayi adalah terjadinya kegagalan
dan menyusui sendiri 1 jam pertama
menyusui sehingga bayi tidak mendapatkan
kelahiran sangat penting.
kolostrum yang bermanfaat untuk
menurunkan angka kematian bayi. a. Bagi Bayi :
Disamping itu risiko tidak dilakukannya 1) Makanan dengan kualitas dan
Inisiasi Menyusui Dini pada bayi adalah kuantitas yang optimal agar
terjadinya kematian di jam pertama kolostrum segera keluar yang
kelahirannya karena bayi tidak bisa disesuaikan dengan kebutuhan
menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. bayi.
Pada ibu, tidak dilakukannya Inisiasi 2) Memberikan kesehatan bayi
Menyusui Dini berdampak terhadap prolong dengan kekebalan pasif yang
kala III persalinan sehingga dimungkinkan segera kepada bayi, kolostrum
adalah imunisasi pertama bagi bayi.
Yuli Trisnawati / Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I (2017) 67-73 | 69
Dari hasil penelitian di peroleh diletakkan diatas perut atau dada ibu,
bahwa rata-rata lama pelaksanaan biarkan minimal 30 menit sampai 1
IMD adalah 16,53 ± 11,98. Hal ini jam, bayi akan merangkak sendiri
menggambarkan bahwa pelaksanaan mencari puting ibu untuk menyusu
IMD belum sesuai teori yang (Rulina, 2007).
seharusnya berlangsung selama 1 jam. Berdasarkan hasil penelitian ini di
Tabel. 1 Rerata lama Pelaksana IMD peroleh bahwa rata-rata lama
pelaksanaan IMD adalah 16,53 ±
Lama IMD 11,98. Hal ini menggambarkan bahwa
N 30 pelaksanaan IMD belum sesuai teori
Mean 16.53 yang seharusnya berlangsung selama 1
Std. Deviation 11.988 jam.
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat
2. Waktu lama persalinan kala III membantu dalam keberlangsungan
Dari hasil penelitian di peroleh pemberian ASI eksklusif (ASI saja)
bahwa rata-rata waktu yang dan lama menyusui. Dengan demikian,
dibutuhkan untuk proses kelahiran bayi akan terpenuhi kebutuhannya
plasenta (lama kala III) adalah 11,43 hingga usia 2 tahun, dan mencegah
± 5,9. Hal ini menggambarkan bahwa anak kurang gizi..
lama proses kelahiran plasenta sudah
berjalan dengan normal yaitu tidak 2. Waktu lama persalinan kala III
lebih dari 30 menit. Dari hasil penelitian di peroleh
bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan
Tabel.2 rerata lama pelaksanaan lama
kala III untuk proses kelahiran plasenta (lama
kala III) adalah 11,43 ± 5,9. Hal ini
Lama kala III menggambarkan bahwa lama proses
N 30 kelahiran plasenta sudah berjalan
Mean 11.43 dengan normal yaitu tidak lebih dari 30
Std. Deviation 5.900 menit.
Hal ini sesuai dengan teori yang
tercantum dalam Sondakh (2013) yang
3. Hubungan lama pelaksanaan IMD
menyatakan bahwa kala III yaitu
dengan lama persalinan kala III
dimulai dari lahirnya bayi sampai
Tabel 3. Hasil korelasi lama IMD dan dengan plasenta lahir dalam waktu
lama persalinan kala III kurang dari 30 menit. Apabila waktu
Lama Persalinan kala III kelahiran plasenta berlangsung ebih
Lama IMD r 0.4 dari 30 menit maka akan potensial
p- value p 0.047 menimbulkan perdarahan. Hal ini
N n 30 sesuai dengan teori bahwa Kala III
dimulai sejak bayi lahir sampai
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa lahirnya plasenta/uri. Rata-rata lama
terdapat hubungan yang bermakna antara kala III berkisar 15-30 menit, baik pada
lama pelaksanaan IMD dengan lama primipara maupun multipara. Risiko
persalinan kala III. Hal ini diketahui dari perdarahan meningkat apabila kala tiga
nilai p = 0,047 dengan kekuatan korelasi lebih dari 30 menit, terutama antara 30-
sedang (0,4)
60 menit. (Sumarah, 2009).
B. Pembahasan
3. Hubungan lama pelaksanaan IMD
1. Waktu pelaksanaan inisiasi menyusui
dengan lama persalinan kala III
dini (IMD)
Penyebab terpisahnya plasenta dari
Inisiasi menyusu dini yaitu bayi
dinding uterus adalah kontraksi uterus
yang baru lahir, setelah tali pusat
yang muncul karena pengeluaran
dipotong, di bersihkan agar tidak
hormon oksitosin secara alami setelah
terlalu basah dengan cairan dan segera
72 | Yuli Trisnawati / Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I (2017) 67-73
kala dua selesai. Pada kala III, otot Rata-rata lama persalinan kala III adalah
uterus (miometrium) berkontraksi 11,43. Dan terdapat hubungan antara lama
mengikuti penyusutan volume rongga IMD dengan lama persalinan kala III
uterus setelah lahirnya bayi. (p=0.047)
Penyusutan ukuran ini menyebabkan Berdasarkan kesimpulan tersebut
berkurangnya ukuran tempat perlekatan diharapkan pelaksanaan inisiasi menyusui
plasenta. Karena tempat perlekatan dini dilaksanakan sesuai waktu yang
menjadi semakin kecil, sedangkan dianjurkan dalam APN yaitu 30 menit
ukuran plasenta tidak berubah maka sampai 1 jam.
plasenta akan terlipat, menebal dan
kemudian lepas dari dinding uterus. DAFTAR PUSTAKA
Setelah lepas, plasenta akan turun ke Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian:
bagian bawah uterus atau ke dalam suatu pendekatan praktek (Edisi
vagina. Setelah janin lahir, uterus kelima). Jakarta: Rineka Cipta.
mengadakan kontraksi yang Cunningham, M, D. (2007). Obstetri
mengakibatkan penciutan permukaan Williams, Jakarta : EGC
kavum uteri, tempat implantasi Depkes RI. (2004). Strategi Nasional
plasenta. Akibatnya, plasenta akan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu.
lepas dari tempat implantasinya. Kerjasama Departemen Dalam Negeri,
Pelepasan hormon oksitosin Departemen Kesehatan, Departemen
berlangsung secara alami, namun Tenaga Kerja dan Departemen
terdapat suatu cara untuk Transmigrasi. Jakarta.
mendorongnya lebih cepat. Depkes RI. (2008). Modul pelaksanaan IMD
Diantaranya, melalui proses Inisiasi dan ASI eksklusif . Kerjasama
Menyusu Dini (IMD). Meletakkan bayi Departemen Dalam Negeri, Departemen
di atas perut ibu, agar bayi mencari Kesehatan, Departemen Tenaga Kerja
payudara ibunya sendiri, dapat dan Departemen Transmigrasi. Jakarta.
merangsang pelepasan oksitosin. Evarini (2007). Tata laksana inisiasi
Sehingga, ibu bersalin disarankan menyusu dini. Available from :
untuk melakukannya secepat mungkin http:///www.kayliza.com diakses tanggal
setelah melahirkan, untuk membantu 21 November 2012.
keluarnya plasenta. Jika plasenta gagal Sondakh, J (2013) Asuhan kebidanan
keluar, ibu akan diberikan hormon persalinan dan bayi baru lahir, Jakarta :
sintetis yang mereplikasi efek oksitosin Erlangga
untuk membantu uterus berkontraksi. Mochtar, R. (2005). Sinopsis Obstetri :
Dengan melakukan Inisiasi Menyusu Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Dini (IMD) lama pengeluaran plasenta (edisi kedua). Jakarta : EGC
pada kala III menjadi lebih cepat Moehyi, Sjahmien. (2008). Bayi Sehat dan
dibandingkan dengan yang tidak Cerdas Melalui Gizi dan Makanan
dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Pilihan. Jakarta : Pustaka Mina.
Berdasarkan tabel 3 diketahui Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi
bahwa terdapat hubungan yang penelitian kesehatan (Edisi Revisi).
bermakna antara lama pelaksanaan Jakarta: Rineka Cipta.
IMD dengan lama persalinan kala III. Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan
Hal ini diketahui dari nilai p = 0,047 metodologi penelitian ilmu keperawatan:
dengan kekuatan korelasi sedang (0,4). pedoman skripsi, tesis, dan instrumen
Oleh karena itu dalam penelitian ini penelitian (Edisi pertama). Jakarta:
terdapat kesesuaian antara hasil Salemba Medika.
penelitian dan teori. Oxorn, Harry., Forte, W.R. (2003). Patologi
dan Fisiolagi (Edisi 2).
V. KESIMPULAN Yogyakarta : Yayasan Essentica Medika.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
rata-rata lama pelaksanaan IMD adalah 16,53.
Yuli Trisnawati / Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I (2017) 67-73 | 73
Roesli, U. (2007). Mengenal ASI eksklusif. Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif,
Jakarta: Trubus Agriwidya. kualitatif dan R & D . Bandung : Alfabeta
Roesli, U. (2008). Inisiasi menyusui dini.
Jakarta: Pustaka Bunda. Sastroasmoro.
(2008).